HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

DINAMIKA ORGANISASI KOPERASI SERBA USAHA Studi Kasus : Koperasi Serba Usaha Palano Jaya, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI PETERNAK SAPI DENGAN KINERJA PENYULUHAN (KASUS: DESA ARA CONDONG, KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT)

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM REHABILITASI MANGROVE DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGEMBANGAN AGRIBISNIS BERBASIS MASYARAKAT TESIS. Oleh

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TANAM LEGOWO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ICE CREAM DALAM WADAH BATOK KELAPA MUDA DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan daerah pertemuan antara ekosistem darat, ekosistem laut dan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN HASIL KAJIAN BPTP (BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN) DI SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

SIKAP IBU RUMAH TANGGA DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN TERHADAP KENAIKAN HARGA BERAS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

ABSTRACT. Keyword: Perception, Tanjung Rambutan Village, Ex quarry land (Quarri)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRAK

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

MOTIVATION LEVEL FISHERMEN DUANO TO FISHING ENTERPRISE TANJUNG PASIR VILLAGE OF RIAU PROVINCE. Abstract I. PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI PESISIR KECAMATAN MEDAN BELAWAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DAN PREDIKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabel 1.1 Luas Hutan Mangrove di Indonesia Tahun 2002 No Wilayah Luas (ha) Persen

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

Agus Purwoko Dosen Program Studi Kehutanan FP USU

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN BAKSO BAKAR (Studi Kasus : Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan) SKRIPSI

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

I. Pendahuluan. Yunilas 1

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PT EASTERN SUMATERA INDONESIA, KEBUN BUKIT MARADJA ESTATE (Kabupaten Simalungun)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Hal ini menunjukan ekosistem mangrove mengalami tekanan-tekanan

1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI CIHERANG DI DESA SUNGAI DURAIT TENGAH KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara)

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

PARTISIPASI KELOMPOK TANI MITRA REHABILITASI DI DESA CURAHNONGKO RESORT ANDONGREJO DALAM PROGRAM REHABILITASI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

Hubungan Pengetahuan Konservasi dengan Persepsi Nelayan tentang Kegiatan Penanaman Mangrove di Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

By: ABSTRACT. Kata Kunci : Attitude, Government assistance, Aquaculture.

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. kesempatan untuk tumbuhan mangrove beradaptasi (Noor dkk, 2006). Hutan

III. METODE PENELITIAN A.

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

Transkripsi:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Roganda Malau ¹), Hasman Hasyim ²), dan Emalisa 2 ) ¹) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU ²) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian; bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian; untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, lama bekerja dipembibitan, jumlah tanggungan dan upah/gaji atau pendapatan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja; dan untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan 1) peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi tanah ke dalam polybag 2) produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah 1100 unit (polybag)/hkp 3) umur, jumlah tanggungan dan pendapatan ibu rumah tangga memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, sedangkan pendidikan dan lama mengikuti pembibitan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove. Kata Kunci: Pembibitan Mangrove, Produktivitas Kerja, Ibu Rumah Tangga, Karakteristik Sosial Ekonomi ABSTRACT This research was conducted at Pantai Gading Village, Sub District of Secanggang, Langkat Regency. The objective to of this research is to know what the role of housewives in mangrove nurseries at the research area; how housewives productivity in mangrove nurseries at the research area; to determine the correlation between age, education, lenght of work at the nursery, number of dependents, and the income housewives made from the productivity; and to determine the contribution of housewives income to total family income. In analysing the data, methode used is descriptive and Spearman Rank correlation analysis. The results shows that 1) the role of the housewife at the mangrove nurseries is filling soil into polybag 2) the labor productivity housewife at mangrove nurseries is 1100 units (polybag)/hkp 3) age, number of dependents and housewives income have a significant correlation with labor productivity housewife at mangrove nurseries, while education and length of work at the nursery does not have a significant correlation with labor productivity housewives made at mangrove nurseries. Keywords: Mangrove Nursery, Labor Productivity, housewives, Socio-Economic Characteristics 1

PENDAHULUAN Mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk dari mangrove dapat dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya: kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas, kulit, obat-obatan dan perikanan. Melihat beragamnya manfaat mangrove, maka tingkat dan laju perekonomian perdesaan yang berada di kawasan pesisir seringkali sangat bergantung pada habitat mangrove yang ada di sekitarnya. Contohnya, perikanan pantai yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan mangrove, merupakan produk yang secara tidak langsung mempengaruhi taraf hidup dan perekonomian desa-desa nelayan (Noor, dkk, 2006). Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75 % dari luas ekosistem mangrove di Asia Tenggara. Sebaran ekosistem mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Luas sebaran ekosistem mangrove terus mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi 3,24 juta hektar (76%) pada tahun 1987, dan tinggal 2,50 juta hektar (59%) pada tahun 1990. Penurunan luasan ekosistem mangrove tersebut menunjukan bahwa degradasi kawasan mangrove cukup tinggi dengan laju 200 ribu hektar/tahun (4,7%) (Dahuri, 2003). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 43 tentang kehutanan bahwa dalam kaitan kondisi hutan mangrove yang rusak pada setiap orang yang memiliki, mengelola atau memanfaatkan hutan mangrove wajib melaksanakan rehabilitas untuk tujuan perlindungan konservasi. Salah satu cara melindungi hutan mangrove adalah dengan menunjuk suatu kawasan hutan mangrove sebagai kawasan konservasi, dan sebagai bentuk sabuk hijau di sepanjang pantai dan tepi sungai (Fadhlan, 2010). Keberadaan hutan mangrove mampu mengurangi dampak bencana alam seperti tsunami. Didukung dengan keberadaan kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLTL) yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Secanggang yang harus dipertahankan keberadaannya. Pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang sangat tergantung pada tenaga kerja dari masyarakat di sekitar pembibitan yang kebanyakan melibatkan tenaga ibu rumah tangga. Penggunaan tenaga kerja sangat berpengaruh pada jumlah produksi bibit yang dihasilkan. Adanya perbedaan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, membuat penulis merasa perlu untuk meneliti mengenai produktivitas kerja dari ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove dan factor social ekonomi yang mempengaruhi produktivitas kerja. 2

Identifikasi Masalah Penulis merumuskan masalah yaitu, sejauh mana peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove?, bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian?, apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, upah/pendapatan ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian?, besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, untuk mengetahui hubungan antara karasteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga. METODE PENELITIAN Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), dilaksanakan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Populasi yang digunakan adalah para ibu rumah tangga yang pernah ikut dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, penentuan sampel digunakan teknik pengambilan Quota Sampling, dengan total sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk identifikasi masalah (1) sejauh mana peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove? Dianalisis secara deskriptif berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Untuk identifikasi masalah (2) bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian? Dianalisis secara deskriptif dengan mengolah data yang diperoleh dari parameter yang akan ditentukan dalam kuesioner. Produktivitas Kerja = Total Produksi Tenaga Kerja HKP Untuk identifikasi masalah (3) apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, upah/pendapatan ibu rumah tangga) dengan produktivitasnya dalam pembibitan mangrove di 3

daerah penelitian? Dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman ( r s ) dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17. Funsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Rumus korelasi Rank Spearman ( r s ): Dimana: r s = Koefisien korelasi Rank Spearman. r s 6 n( n n i 1 1 2 d i = Perbedaan atau selisih faktor sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan skor tingkat produktivitasnya dalam pembibitan mangrove. n = sampel. d 2 i 1) Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus: t h n 2 rs (Supriana dan Lily, 2010). 1 r 2 s Maka hipotesis yang diajukan adalah: Jika t h t (α = 5%), berarti H 0 diterima; Tidak ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove. Jika t t h (α = 5%), berarti H 1 diterima; Ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove. Untuk identifikasi masalah (4) besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga dianalisis dengan metode deskriptif, jika nilai kontribusi lebih besar dari 50% berarti kontribusi ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga besar. Untuk mengetahui besar kontribusi ibu rumah tangga yang mengikuti pembibitan mangrove dihitung dengan: Kontribusi ibu rumah tangga = Pendapatan ibu rumah tangga x 100% Total pendapatan keluarga HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove Pembibitan mangrove terdiri dari persiapan lahan, pengumpulan benih (propagul), pengisian tanah ke polybag, penancapan benih (propagul) dan pemeliharaan. Persiapan lahan berupa penentuan lokasi kolam pembibitan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan 4

sampai bibit siap tanam dilakukan oleh laki-laki, pengumpulan benih (propagul) yang diperoleh dari sekitar kawasan desa Pantai Gading dilakukan laki-laki, penancapan propagul ke dalam polybag juga dilakukan laki-laki. Peran ibu rumah tangga adalah dalam proses pengisian tanah ke dalam polybag. 2. Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove Produktivitas yang dimaksud adalah perbandingan antara total hasil yang dicapai tenaga kerja dengan total tenaga yang dicurahkan. Produktivitas kerja dihitung dari total hari kerja per periode pembibitan, total jam kerja per hari dan jumlah total produksi (total polybag yang terisi dengan tanah). x Rumus HKP 0, 8 y dimana : x = Jam kerja 7 y = Hari kerja 5,73 HKP. rata rata 0,8 14,17 = 9,27 HKP 7 Rata-rata hari kerja ibu rumah tangga dalam satu periode pembibitan mangrove adalah 14,167 hari, rata-rata jam kerja per hari adalah 5,733 jam. Produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam mengikuti pembibitan mangrove di daerah penelitian berkisar antara 700-1514 unit/hkp. ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Produktivitas Kerja Produktivitas Kerja(Unit/HKP) (Orang) Persentase (%) < 1000 9 30 1000 1500 20 66,67 > 1500 1 3,33 Total 30 100 Rata-rata produksi (polybag yang berisi tanah) ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah 9813 unit/periode pembibitan dengan rata-rata produktivitas kerja 1100 unit/hkp. Berdasarkan Tabel 1 terdapat 9 orang ibu rumah tangga (30%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/hkp, 20 orang ibu rumah tangga (66,67%) dengan produktivitas antara 1000 1500 unit/hkp dan 1 orang (3,33%) dengan produktivitas diatas 1500 unit/hkp. 5

3. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove a. Hubungan antara Umur dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Kegiatan pembibitan di daerah penelitian banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga yang berasal dari berbagai tingkat umur. Untuk itu perlu diteliti apakah terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove. Hubungan umur dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hubungan Umur dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove No Umur Produktivitas Kerja (Unit/HKP) (Tahun) < 1000 1000 1500 > 1500 (Orang) 1 25-40 2 (6,67%) 12 (40%) 1 (3,33%) 15 (50%) 2 41-55 4 (13,33%) 8 (26,67%) 0 12 (40%) 3 56 3 (10%) 0 0 3 (10%) 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) diperoleh: r s = 0,53; t h = 3,31 Nilai r s = 0,53 ini berarti korelasinya sebesar 53% dan 47% diterangkan oleh faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,048. Dengan demikian t h (3,31) > t tabel (2,048) (Berarti Hı diterima dan H 0 tidak diterima), ini berartinya terdapat hubungan antara umur ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai r s maka tingkat kekuatan korelasi adalah sedang. b. Hubungan antara Pendidikan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Hubungan umur dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hubungan Pendidikan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Tingkat Produktivitas Kerja (Unit/HKP) No Pendidikian < 1000 1000 1500 > 1500 (Orang) (Tahun) 1 Tidak Sekolah 0 1 (3,33%) 0 1 (3,33%) 2 SD (6 tahun) 8 (26,67%) 17 (56,67%) 1 (3,33%) 26 (86,67%) 3 SMP (9 tahun) 1 (3,33%) 2 (6,67%) 0 3 (10%) 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) diperoleh, r s = 0,31; t h = 1,73 6

Nilai r s menyatakan korelasinya sebesar 31% dan 69% diterangkan oleh faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,048. Dengan demikian t h (0,31) < t tabel (2,048) (Berarti Hı tidak diterima dan H 0 diterima). Artinya tidak terdapat hungungan antara pendidikan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. c. Hubungan antara Tanggungan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Hubungan jumlah tanggungan dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Table 4. Tabel 4. No Hubungan Tanggungan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Produktivitas Kerja (Unit/HKP) < 1000 1000 1500 > 1500 (Orang) Tanggungan (Orang) 1 0 2 9 (30%) 10 (33,33%) 0 19 (63,33%) 2 3 5 0 10 (33,33%) 1 (3,33%) 11 (36,67%) 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) diperoleh, rs = 0,75; t h = 5,98 Nilai r s menyatakan korelasinya sebesar 75% dan 25% diterangkan oleh faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,048. Dengan demikian t h (5,98) > t tabel (2,048) (Berarti Hı diterima dan H 0 tidak diterima). Artinya terdapat hungungan antara jumlah tanggungan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai r s maka tingkat kekuatan korelasi adalah kuat. d. Hubungan antara Lama Bekerja di Pembibitan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Hubungan lama mengikuti pembibitan dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. No Hubungan Lama Bekerja di Pembibitan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Produktivitas Kerja (Unit/HKP) < 1000 1000 1500 > 1500 (Orang) Lama Mengikuti Pembibitan (Tahun) 1 1 2 6 (20%) 14 (46,67%) 1 (3,33%) 21 (70%) 2 3 4 3 (10%) 6 (20%) 0 9 (30%) 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) 7

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) diperoleh, rs = 0,08; t h = 0,43 Nilai r s menyatakan korelasinya sebesar 8% dan 92% diterangkan oleh faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,048. Dengan demikian t h (0,43) < t tabel (2,048) (Berarti Hı tidak diterima dan H 0 diterima). Artinya tidak terdapat hubungan antara lama bekerja di pembibitan (pengalaman pembibitan) ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. e. Hubungan antara Pendapatan Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Table 6. Tabel 6. No Pembibitan Mangrove Hubungan pendapatan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Hubungan Pendapatan Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Produktivitas Kerja (Unit/HKP) < 1000 1000 1500 > 1500 (Orang) Pendapatan Ibu Rumah Tangga / periode (Rp) 1 < 200.000 2 (6,67%) 0 0 2 (6,67%) 2 200.000-350.000 7 (23,33%) 12 (40%) 1 (3,33%) 20 (66.67%) 3 360.000 0 8 (26,67%) 0 8 (26.67%) 9 (30%) 20(66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) diperoleh, rs = 0,71; t h = 5,33 Nilai r s menyatakan korelasinya sebesar 71,1% dan 28,9% diterangkan oleh faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,048. Dengan demikian t h (5,33) > t tabel (2,048) (Berarti Hı diterima dan H 0 tidak diterima). Artinya terdapat hungungan antara pendapatan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai r s maka tingkat kekuatan korelasi adalah kuat. 4. Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total Pendapatan Keluarga Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga yang dimaksud adalah pendapatan ibu rumah tangga dibandingkan dengan total pendapatan keluarga per tahun dimana pendapatan ibu rumah tangga yang dimaksud adalah pendapatan per periode pembibitan mangrove (± 15 hari kerja). 8

Kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga adalah antara 0,346%-6,479% dengan rata-rata kontribusi 1,01%. Kontribusi ibu rumah tangga masih tergolong kecil karena masih berada dibawah angka 50%. Rendahnya kontribusi pendapatan ibu rumah tangga dikarenakan kegiatan pembibitan mangrove hanya berjalan sekali (satu periode) per tahun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi tanah ke dalam polybag. 2. Produktivitas kerja ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah antara 700-1514 unit per HKP dengan rata-rata 1100 unit (polybag) per HKP atau rata-rata pendapatan Rp 304.400,-/orang/periode pembibitan. 3. Ada hubungan yang nyata antara umur, jumlah tanggungan dan pendapatan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Ada hubungan yang tidak nyata antara pendidikan dan lama mengikuti pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat 4. Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga adalah dengan rata-rata Rp 304.400,- per periode penanaman atau dengan rata-rata kointribusi sebesar 1,007 %. Saran Kepada Ibu Rumah Tangga 1. Sebaiknya ibu rumah tangga diharapkan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaikbaiknya untuk meningkatkan penghasilan dengan cara mencari pekerjaan sampingan lainnya. 2. Selalu bekerja keras untuk dapat meningkatkan penghasilan mereka agar dapat tercapainya kesejahteraan diri dan keluarga. Kepada Peneliti Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja ibu rumah tangga. 9

DAFTAR PUSTAKA Dahuri, Rokhmin.2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia. Fadhlan, Muhammad.2010. Pengaruh Aktivitas Ekonomi Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan: Universitas Negeri Medan. Moenandar. 1985. Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia. USA: Carana Corporation. Noor, Yus R, M. Khazali, I. N. N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor. Supriana, Tavi dan Lily Fauzia. 2010. Penuntun Praktikum Statistika Nonparametrik Aplikasi SPSS Untuk Uji Statistik Nonparametrik. Medan: FP USU. 10