Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Kepercayaan Agama Dalam Masyarakat Jepang

Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.

Abstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri

Abstraksi. Kata kunci : Sanja matsuri

tidak diselenggarakan dengan baik maka akan menyebabkan ketidakberuntungan pada tahun itu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak

BAB 3 ANALISIS DATA. dapat diterima dengan baik oleh adat kepercayaan dan sistem religi tradisional yang

Abstraksi. Keyword: Aoi matsuri, Shintō, Matsuri. iii

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah

Abstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

Bab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku.

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki

RANGKAIAN UPACARA ADAT KESULTANAN DALAM RANGKA PESTA ADAT ERAU.

BAB III SEJARAH MOCHITSUKI & CARA PEMBUATAN FESTIVAL MOCHITSUKI. mochitsuki atau perayaan tahun barubagi bangsawan selama masa Heian dan juga

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB 5 RINGKASAN. Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja

Meiji Jinggu.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

Abstraksi. 2. Daijousai. iii

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbingan-nya

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB III 7 UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

MASYARAKAT JEPANG MEMAKNAI MATSURI DALAM KEHIDUPANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu

MAKNA PERAYAAN LIMBE DALAM MASYARAKAT DENGKA DULU DAN SEKARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan bimbingan-

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain yang didasari

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

Transkripsi:

Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di Jepang dibagi menjadi dua kategori umum yaitu matsuri, yang biasa diartikan sebagai festival dan nenchu gyoji, yang berarti acara tahunan. Satu hal yang membedakan nenchu gyoji dengan matsuri adalah, bila matsuri merupakan perayaan asli yang terlahir dari budaya bangsa Jepang atau Shinto, sedangkan nenchu gyoji kebanyakan perayaan dan kegiatannya berasal dari negara China dan agama Buddha. Salah satu bentuk perayaan yang termasuk dalam kategori nenchu gyoji yang paling terkenal adalah perayaan tahun baru Jepang atau yang dikenal dengan shogatsu. Meski tergolong dalam kategori nenchu gyoji, pada perayaan shogatsu juga banyak terdapat pengaruh Shinto di dalamnya. Berdasarkan alasan tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap pengaruh Shinto dalam perayaan shogatsu di Jepang. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menggali lebih dalam lagi mengenai pengaruh-pengaruh Shinto yang terdapat dalam perayaan menjelang shogatsu hingga pada puncak perayaannya. Dari penelitian ini, diharapkan akan bermanfaat bagi para pembelajar sastra Jepang terutama yang memiliki minat terhadap budaya Jepang. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kajian kepustakaan yang sangat membantu dalam pengumpulan data penelitian. Dalam menganalisis, penulis menggunakan konsep kepercayaan agama pada masyarakat Jepang, konsep Shinto serta konsep shogatsu. 47

Shinto merupakan kepercayaan pribumi Jepang yang bermula pada sejarah kuno dan mitos-mitos pada masyarakat Jepang. Kegiatan peribadatannya mengutamakan pemujaan terhadap arwah nenek moyang, dan alam lingkungannya. Shinto menganut paham animisme. Mereka mempercayai bahwa kekuatan-kekuatan spiritual yang disebut dengan kami, ada di seluruh alam. Shinto dapat diartikan sebagai sebuah kepercayaan yang ditemukan dalam adat setempat di Jepang. Arti kata Shinto yang paling mendasar adalah kepercayaan religius yang ditemukan pada adat setempat dan diwariskan secara turun temurun di Jepang, termasuk juga di dalamnya kepercayaan pada hal-hal yang gaib atau spiritual. Sebagai agama asli bangsa Jepang, Shinto telah memberikan banyak pengaruh di dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan Jepang dan salah satunya adalah pada perayaan shogatsu. Shogatsu adalah sebuah perayaan tahun baru di Jepang dan merupakan salah satu kegiatan tahunan terpenting bagi masyarakat Jepang. Perayaan shogatsu tidak hanya sehari tapi dirayakan selama tiga hingga tujuh hari pertama bulan Januari. Meskipun begitu, perayaan utamanya tetap terpusat pada tanggal 1 Januari. Shogatsu juga sering disebut dengan oshogatsu untuk bahasa lebih sopannya. Selain merupakan sebuah perayaan, shogatsu juga menjadi hari libur panjang bagi masyarakat Jepang. Semua kantor pemerintah, sekolah dan sebagian besar urusan bisnis tutup dari tanggal 29 Desember hingga tanggal 3 Januari. Ada pula perusahaan yang meliburkan karyawannya hingga satu atau dua minggu, sehingga waktu ini banyak digunakan oleh masyarakat Jepang untuk pulang ke kampung halaman atau mengunjungi sanak saudara mereka. Bagi masyarakat Jepang shogatsu memiliki makna sebagai semangat baru di permulaan tahun yang baru. Tenaga yang telah terkuras di tahun kemarin akan terisi dan segar kembali di awal tahun yang baru. Semua orang merayakan tahun baru dengan 48

gembira dan juga berdoa semoga di tahun yang akan datang akan terus hidup dalam damai dan dilimpahi segala kebaikan. Dalam perayaan shogatsu, terdapat cukup banyak pengaruh Shinto di dalamnya, seperti pada tujuan perayaan shogatsu, kegiatan menjelang shogatsu, dekorasi shogatsu, dan juga pada puncak perayaannya. Seperti pada perayaan shogatsu yang bertujuan untuk menyambut datangnya sang dewa terhormat yang biasa disebut oleh masyarakat Jepang dengan toshigamisama. Yang mereka maksud dengan toshigami tersebut yakni kami yang turun ke dunia pada saat tahun baru dengan tujuan untuk menghidupkan kembali energi bumi (dunia). Semua persiapan yang dilakukan menjelang shogatsu ditujukan untuk toshigami tersebut. Sebutan untuk toshigami, kini juga ditujukan kepada arwah para leluhur keluarga. Oleh karena itu, perayaan shogatsu juga merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada arwah para leluhur. Menjelang perayaan shogatsu, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan. persiapan menjelang shogatsu mulai dilakukan dari tanggal 13 Desember. Persiapan menjelang shogatsu ini disebut dengan shogatsu shimai. Kegiatan-kegiatan menjelang tahun baru yang biasa dilakukan yaitu membuat sajian khas tahun baru seperti osechi ryouri, pembersihan secara besar-besaran (oosouji), kegiatan mochitsuki, serta mempersiapkan dekorasi khusus untuk tahun baru. Dalam kegiatan menjelang shogatsu terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan seperti oosouji dan mochitsuki. Oosouji yaitu kegiatan pembersihan secara besar-besaran yang dilakukan di rumah-rumah, sekolah, maupun di tempat-tempat umum lainnya. Kegiatan oosouji ini memiliki keterkaitan dengan konsep kebersihan fisik serta konsep penyucian (harai) dalam Shinto. Sedangkan mochitsuki adalah kegiatan membuat kue mochi yang dilakukan tiga hari menjelang shogatsu. Dalam 49

kegiatan mochitsuki, juga terdapat pengaruh Shinto di dalamnya. Mochi sebagai hasil dari mochitsuki, memiliki keterkaitan yang erat dengan Shinto dan sering dijadikan persembahan bagi kami di berbagai kesempatan ritual Shinto. Pengaruh Shinto juga terdapat dalam dekorasi khusus pada saat shogatsu, seperti pada kadomatsu, shimenawa, shimekazari, kagamimochi, dan juga dekorasi altar (toshidana). Kadomatsu merupakan dekorasi tradisional shogatsu yang terbuat dari rangkaian bambu, batang pohon cemara, dan ranting pohon plum. Kadomatsu biasanya diletakkan di depan serambi atau di depan pintu rumah. Pada kadomatsu terdapat pengaruh Shinto di dalamnya karena pada kadomatsu menggunakan bambu dan cemara yang dalam ajaran Shinto dipercaya dapat menyucikan dan digunakan untuk menyambut datangnya toshigami. Shimenawa adalah tali atau tambang yang terbuat dari jerami yang dijalin hingga membentuk hiasan. Biasanya hiasan ini digantung secara melintang di depan gerbang atau pintu masuk. Shimenawa memiliki keterkaitan dengan Shinto karena shimenawa sering digunakan dalam ritual penyucian Shinto untuk menangkal unsur-unsur negatif serta roh-roh jahat yang ada. Selain itu shimenawa juga merupakan simbol penyucian yang vital dalam Shinto. Shimekazari adalah hiasan yang terbuat dari rangkaian shimenawa yang ditambahkan ornamen khusus lainnya seperti daidai (jeruk masam), daun yuzuriha, daun urajiro dan shide. Shimekazari biasanya dipasang di depan pintu masuk dan mempunyai fungsi yang sama dengan shimenawa yaitu untuk menangkal masuknya roh jahat. Pada shimekazari juga terdapat pengaruh Shinto di dalamnya karena menggunakan bahan utama shimenawa dan shide yang digunakan untuk melindungi dari ketercemaran dalam 50

Shinto. Selain itu, Shimekazari juga digunakan untuk menyambut datangnya toshigamisama. Kagamimochi adalah dekorasi khas shogatsu yang terbuat dari mochi yang berbentuk bundar pipih yang diletakkan dengan cara disusun bertingkat dengan ukuran yang lebih besar di bawah dan ukuran yang lebih kecil di atas. Pada kagamimochi terdapat pengaruh Shinto karena, mochi sering digunakan sebagai persembahan kepada kami dalam ritual Shinto. Selain itu, bentuk mochi yang menyerupai cermin juga terdapat pengaruh Shinto di dalamnya, karena cermin merupakan lambang dari Amaterasu o Mikami, dewi matahari dalam Shinto. Dekorasi altar atau toshidana adalah altar khusus yang dipersiapkan dengan berbagai persembahan untuk kami seperti mochi, sake, gohei, dan ranting tumbuhan sakaki. Pada dekorasi altar atau toshidana, terdapat pengaruh Shinto di dalamnya, karena hal tersebut berkaitan dengan konsep persembahan (shinsen) dalam Shinto yang juga menggunakan benda-benda tersebut di atas sebagai persembahan. Di dalam Shinto, persembahan menjadi unsur terpenting kedua setelah penyucian. Selain itu, benda-benda yang dijadikan persembahan juga memiliki hubungan yang erat dengan Shinto. Puncak perayaan shogatsu terdapat pada tanggal 1 Januari yang disebut dengan ganjitsu. Pada hari tersebut biasanya orang-orang mengunjungi kuil-kuil Shinto atau Buddha untuk berdoa memohon keberkahan selama setahun kedepan kepada dewa. Kegiatan mengunjungi kuil pertama kali pada saat tahun baru tersebut dikenal dengan hatsumode. Kegiatan tersebut memiliki keterkaitan dengan Shinto, karena pergi mengunjungi kuil dan berdoa merupakan salah satu bentuk ritual pemujaan dalam Shinto. 51