BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengolahan Sampel. pada setiap Kelurahan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

RENCANA TINDAK LANJUT

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk air minum (Meidhitasari, 2007). Air minum aman untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo. Curah hujan di wilayah ini tercatat sekitar 11 mm sampai dengan 266 mm/tahun. Secara umum, suhu udara di Gorontalo rata-rata pada siang hari 32 o C, sedangkan suhu udara rata-rata pada malam hari 23 o C. Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata 79,9 %. Secara geografis wilayah Kota Gorontalo terletak antara 000 28' 17"-000 35' 56" Lintang Utara (LU) dan 1220 59' 44"-1230 05' 59" Bujur Timur (BT). Di Kota Gorontalo terdapat banyak depot Air Minum Isi Ulang (AMIU) dan juga kos-kosan yang tersebar diberbagai Kecamatan. Kos Smart Center terletak di Jln. Todano Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana, dengan jumlah kamar 24 kamar, 2 kamar kosong, dengan jumlah penghuni 28 orang, yang tidak menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) 3 orang, yang tinggal sekamar berdua 6 orang dan yang meggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) 19 orang. 4.1.2 Hasil Analisis Univariat Sampel dalam penelitian ini adalah Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot yang dikonsumsi penghuni Kos Smart Center Kota Gorontalo. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 19 galon Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang diperoleh dari penghuni Kos Smart Center yang meggunakan

Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot yang diambil dengan menggunakan teknik Total Sampling. a. Karakteristik Responden 1) Jumlah penghuni Kos Smart Center/kamar Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Penghuni Kos Smart Center/kamar Penghuni Jumlah (Orang/Kamar) n Persentase (%) 1 13 68 2 6 32 Jumlah 19 100 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat jumlah penghuni Kos Smart Center/kamar dimana yang paling banyak jumlahnya adalah yang tinggal sendiri dalam satu kamar yaitu 13 kamar (68 %). Sedangkan yang tinggal berdua dalam satu kamar ada 6 kamar (32 %). 2) Lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lama Penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada Penghuni Kos Smart Center Lama penggunaan Air Minum Isi Jumlah Ulang (AMIU) n Persentase (%) 1-2 0 0 3-4 11 58 5-6 1 5 >6 7 37 Jumlah 19 100 Sumber : Data primer tahun 2013

Berdasarkan table 4.2 dilihat dari lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) di Kos Smart Center yang paling lama dalam penggunaannya yaitu 3-4 hari (58 %). b. Hasil pemeriksaan laboratorium Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Sumber Depot Pada Penghuni Kos Smart Center pada lama penggunaan 48 Jam Jumlah Bakteri No Nama Sampel E.coli 1 Sampe 1 0,4x10 2 Sampel 2 0,9x10 3 Sampel 3 0,9x10 4 Sampel 4 0 5 Sampel 5 0,4x10 6 Sampel 6 0,4x10 7 Sampel 7 0 8 Sampel 8 0,4x10 9 Sampel 9 1,5x10 10 Sampel 10 0,4x10 11 Sampel 11 0 12 Sampel 12 0 13 Sampel 13 0,4x10 14 Sampel 14 0 15 Sampel 15 1,5x10 16 Sampel 16 0 17 Sampel 17 0 18 Sampel 18 0 19 Sampel 19 1,5x10 Sumber : Data Primer 2013

Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Sumber Depot Pada Penghuni Kos Smart Center pada lama penggunaan 72 Jam Jumlah bakteri No Nama Sampel E.coli 1 Sampel 1 1,5x10 2 Sampel 2 2,0x10 3 Sampel 3 2,3x10 4 Sampel 4 0,4x10 5 Sampel 5 1,5x10 6 Sampel 6 0,7x10 7 Sampel 7 0,4x10 8 Sampel 8 0,7x10 9 Sampel 9 1,5x10 10 Sampel 10 1,5x10 11 Sampel 11 0,4x10 12 Sampel 12 1,1x10 13 Sampel 13 0,7x10 14 Sampel 14 0,4x10 15 Sampel 15 2,8x10 16 Sampel 16 1,1x10 17 Sampel 17 1,1x10 18 Sampel 18 0,7x10 19 Sampel 19 2,8x10 Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 4.3 yakni hasil pemeriksaan jumlah bakteri E.coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot pada penghuni Kos Smart Center Kota Gorontalo pada lama penggunaan 48 Jam dan 72 Jam diketahui bahwa semua sampel mengdung bakteri E.coli yang semakin lama dalam penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) jumlah bakteripun meningkat.

Jumlah sampel 20 19 18 16 14 12 10 8 6 4 11 8 Keterangan Tidak memenuhi Syarat Memenuhi syarat 2 0 0 48 Jam 72 Jam Lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) Gambar 4.1 Lama Penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa dari 19 sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) pada lama penggunaan 48 Jam, ada 8 sampel yang masih memenuhi syarat yang telah ditetapkan 0 (nol) per 100 ml sampel. Sedangkan pada lama penggunaan 72 Jam semua sampel tidak memenuhi syarat. 1.2 Pembahasan Penelitian ini menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot yang digunakan oleh penghuni Kos Smart Center Kota Gorontalo. Sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang diambil adalah sebanyak 19 sampel yang berbeda dari 19 kamar. Dari 19 sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli pada lama penggunaan 48 Jam dan pada 72 Jam lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU).

Berdasarkan data deskriptif menunjukan uji bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot pada 19 sampel yang dilakukan pengujian di laboratorium Kesehatan Masyarakat, dimana Air Minum Isi Ulang (AMIU) mengandung Bakteri E.coli jika dalam uji tersebut terdapat warna hijau metalik pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA). Hasil pemeriksaan pada semua sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang diambil dari penghuni Kos Smart Center pada penggunaan 48 Jam masih 8 sampel yang tidak mengandung bakteri E.coli, sedangkan pada penggunaan 72 Jam semua sampel mengandung bakteri E.coli. Untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli yang terdapat pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) dilakukan beberapa pengujian, yakni: 1) Uji penduga Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya bakteri Coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karna fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat pada tabung durham berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan bakteri E.coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukan reaksi positif terbentuk asam dan gas kemudian dibandingkan dengan tabel MPN(most Probable Number). 2) Uji penguat Dari tabung positif yang terbentuk asam dan gas, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) secara aseptik dengan

menggunakan jarum inokulasi (jarum Ose). Koloni bakteri E.coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik. Air Minum Isi Ulang pada penghuni Kos Smart Center mengandung bakteri E.coli karena dipengaruhi oleh beberapa Faktor, yaitu: 1) Pengolahan Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang digunakan oleh penghuni Kos Smart Center masih menggunakan Penyaringan Ultraviolet ekonomis. 2) Penghuni Kos Smart Center menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) lebih dari 24 jam. 3) Penghuni Kos Smart Center tidak memperhatikan kebersihan dispensernya. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan E.coli. Air Minum Isi Ulang (AMIU) juga tidak bisa dikonsumsi lebih dari 24 Jam, jika dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit diare. Bakteri Coliform telah dijadikan parameter bahwa air yang terkontaminasi bakteri ini melebihi dari 50 coli/100 ml akan dapat menyebabkan penyakit diare. Dimana bakteri E.coli merupakan salah satu penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja yang mengandung E. coli dan atau kontak langsung dengan tinja penderita, sehingga bila bakteri E.coli ini di dalam air 100 ml air minum terdapat 500 bakteri coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis atau diare. Selain itu juga produksi enterotoksin oleh E.coli ada hubungannya dengan penyakit diare (Umar F, 2011 dalam Febriyanti, 2013).

Air Minum Isi Ulang (AMIU) terdapat di mana-mana dan harganya relatif murah. Air merupakan unsur pokok dalam kehidupan manusia, dipergunakan untuk rumah tangga, industri, pertanian, rekreasi, transportasi, perikanan dan lainlain. Di samping itu air dapat pula menyebarkan penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pencernaan makanan. Makin padatnya penduduk di daerah, dan semakin berkembangnya industri pencemaran air tidak dapat dihindari lagi. Pencemaran air dapat terjadi pada air permukaan maupun air dalam tanah. Yang dimaksud dengan air permukaan adalah air sungai, air danau, air sumur dangkal, air laut, sedang yang dimaksud dengan air dalam tanah adalah sungai bawah tanah, lapisan air dalam tanah. dan air sumur dalam. Air yang semula merupakan air hujan, akan menghanyutkan berbagai macam limbah dan kotoran lain baik yang berada dipermukaan tanah maupun yang telah dialirkan oleh air sungai. Kotoran tersebut sangat bervariasi, dapat merupakan kotoran organik (kotoran manusia, hewan dan sisa tumbuhan), maupun kotoran anorganik. Air itu menyerap karbon dan nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan tercampur debu. Air tersebut mengalir sepanjang sungai, terakumulasi di danau yang akhirnya mengalir ke laut. Air yang tingkat kotorannya mencapai tingkat yang membahayakan manusia dan kehidupan lain disebut sebagai air yang telah tercemar. Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang digunakan penghuni Kos Smart Center berasal dari air PDAM (Air sungai) yang telah diproses melalui beberapa tahapan yang siap dialirkan kekonsumen.

Bakteri E.coli dapat mencemari Air Minum Isi Ulang (AMIU) karena : 1) Air PDAM diduga telag tercemar bakteri E.coli dan dapat juga mencemari Air Minum Isi Ulang (AMIU) jika pengolahannya kurang baik. 2) Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang dikonsumsi oleh penghuni Kos Smart Center hanya menggunakan pengolahan ultraviolet sederhana. 3) Galon air minum yang hanya dicuci dengan menggunakan air PDAM bukan dengan air yang telah diproses terlebih dahulu bisa saja telah mengandung bakteri E.coli yang kemudian dipakai untuk pengisian Air Minum Isi Ulang (AMIU). Menutur Widiyanti (2004) Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses mausia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah megalami kontak dengan feses yang berasal adri usus manusia dan mungkin mengandung bakteri patogen yang berbahaya. Coliform merupakan salah satu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi dan kondisi yang tidak baik dalam air, makanan dan produk-produk susu. Bakteri Coliform dapat dibedakan dalam dua grup: (1) Coliform fekal misalnya Escherichia coli dan (2) Coliform nonfekal yaitu Enterobacter aerogenes. Adanya bakteri Escherichia coli dalam air minum menunjukn bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi feses mnusia dan

mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karen itu standar air minum mensyaratkan bakteri E.coli harus nol dalam 100 ml. Sedangkan jumlah bakteri E.coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) dari penggunaaan 48 Jam dan 72 Jam ada yang tetap jumlah bakteri E.colinya dan ada juga yang meningkat, itu juga bisa disebabkan oleh kebersihan dari dispenser. Dispenser yang sering dibersihkan pada waktu pengisian Air Minum Isi Ulang (AMIU) juga dapat mempengaruhi jumlah bakteri yang ada pada Air Mium Isi Ulang (AMIU). Selain dari kebersihan dispensernya, cara pengolahan dan lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) juga bisa mempengaruhi jumlah bakteri pada Air Minum Isi Ulang (AMIU). Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang hanya aman digunakan dalam waktu 24 jam, jika lebih dari 24 jam dapat terjadi perkembangan bakteri E.coli yang dapat mengganggu kesehatan. Hasil penelitian kadar zat organik (pembusukan yang disebabkan oleh bakteri) dalam Air Minum Isi Ulang (AMIU) di Kecamatan Tugu Semarang Air Minum Isi Ulang (AMIU) disimpan sampai penyimpanan 4 minggu kadarnya mengalami kenaikan, akan tetapi kadar zat organik tersebut masih sesuai dengan Permenkes RI No 416 / Menkes / Per / IX / 1990, yaitu kadar zat organik sebagai angka permanganat kurang dari 10 mg/l Kenaikan kadar zat organik pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) tersebut (Hidayati, 2010).

4.3 Keterbatasan Peneliti Dalam pemeriksaan jumlah bakteri E.coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) peneliti memiliki keterbatasan, antara lain : 1) Sampel diambil Jam 09:00 diteliti Jam 12:00 karena keterbatasan alat-alat laboratorium. 2) Peneliti hanya mewawancara salah satu karyawan yang bekerja didepot pada saat pengambilan galon di Kos Smart Center. 3) Peneliti tidak turun langsung ke depot yang menjadi sumber Air Minum Isi Ulang (AMIU) penghuni Kos Smart Center.