AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 1 MARET 2010 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG DI MADURA DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Kesesuaian Lahan untuk Tembakau di Madura dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis

PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PANGAN PADI DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN : INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP

PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN TAMBAK GARAM DI PESISIR UTARA KABUPATEN PAMEKASAN

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN TAMBAK GARAM DI PESISIR UTARA KABUPATEN PAMEKASAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PERUBAHAN KERUSAKAN LAHAN PULAU MADURA MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

BAB III TINJAUAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM RAKYAT DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PAMEKASAN

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN KEC. GALUR, LENDAH KEC. SAMIGALUH, KAB. KULONPROGO

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

BAB II METODE PENELITIAN

Pengujian Efektivitas Penggunaan Pupuk ZK terhadap Hasil dan Mutu Tembakau Madura

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Bab ini berhubungan dengan bab-bab yang terdahulu, khusunya curah hujan dan pengaliran air permukaan (run off).

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

Efisiensi Pemupkan Nitrogen pada Beberapa Varietas Jagung di Gowa Sulawesi Selatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

KAJIAN INDEKS POTENSI LAHAN TERHADAP PEMANFAATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

Kata kunci: lahan kering, kedelai

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

Transkripsi:

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 1 MARET 2010 ISSN 1979 5777 65 PENGEMBANGAN POLA TANAM DAN DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN DI MADURA : SUATU UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI Sidqi Zaed ZM, Firman Farid Muhsoni, Achmad Amzeri, Fuad Hasan, ABSTRACK Crop patern in the rainy season caused unutilization land in Madura.this purpose research is agroecosystem agriculture map using remote sensing, cropp development models by agroecosystem. Method research with site selection to use agriculture plants with maching between land quality in mapping unit and evaluation food plants. Output this research is potential agriculture map for corn cultivation, wide area very appropriate 70,279.5 ha (15,4%), appropriate 211,512.3 ha (46,3%). Rice plant potential appropriate 209,769 ha (46%), very appropriate 33,699 ha (7,4%). Wide soybean potential appropriate 162,618 ha (35,6%), very appropriate 25,091 ha (5,5%). Wide tobacco potential appropriate 51,971ha (11,4%) and very ABSTRAK Pola tanam tadah hujan menyebabkan kurang optimumnya pemanfaatan lahan di Madura. Tujuan penelitian ini adalah pembuatan peta agroekosistem potensi pertanian menggunakan citra satelit penginderaan jauh, pengembangan model tanam berdasarkan agroekosistem. Metode penelitian dengan klasifikasi kesesuaian lahan untuk keperluan tanaman pertanian dengan mencocokkkan antara kualitas lahan setiap satuan lahan dan evaluasi varietas tanaman pangan. Hasil penelitan adalah peta potensi pertanian untuk budidaya jagung, luas wilayah yang sangat sesuai 70,279.5 ha (15,4%), sesuai 211,512.3 ha (46,3%). Potensi budidaya padi yang sesuai 209,769 ha (46%), sangat sesuai 33,699 ha (7,4%). Potensi budidaya kedelai sesuai 162,618 ha (35,6%), sangat sesuai 25,091 ha (5,5%). Potensi budidaya tembakau sesuai 51,971ha (11,4%) dan sangat sesuai 8,749ha(1,9%). Potensi budidaya kacang sesuai 192,312ha (42,1%), sangat sesuai 19,474 ha (4,3%). Pengembangan pola tanam yang sesuai untuk daerah Madura untuk tanaman kedelai appropriate 8,749ha (1,9%). Wide peanut potential appropriate 192,312ha (42,1%). very appropriate 19,474ha (4,3%). Agricultura development in Madura for soybean is baluran variety with production 2.200 kg/ha and grow during 75 day, peanut is Kamal variety with production 2.500 kg/ha and grow during 86 day. Corn for paddyfield is tambin variety production 3.840 kg/ha and grow during 73 day, for dry land is mading variety with production 2.380 kg/ha (62 day). Rice plant is PD3 variety with grow during 100 day ang production 2.400 kg/ha, for irrigation land is PD4 variety with production 2.400 kg/ha and grow during 108 day. Wide tobacco is jepon kenik variety with grow during 86 day and plants index high (580) keyword : agroecosystem, site selection, Madura varietas baluran dengan produksi 2.200 kg/ha dan masa panen 75 hari, tanaman kacang tanah varietas kamal dengan produksi 2.500 kg/ha dan masa panen 86 hari. Jagung untuk daerah sawah Tambin dengan produksi 3.840 kg/ha dan masa panen 73 hari, untuk daerah tegal dan gunung Manding dengan produksi 2.380 kg/ha (62 hari). Tanaman padi PD3 dengan umur panen 100 hari dan produksi 2.400 kg/ha, untuk daerah irigasi baik varietas PD4 dengan produksi 2.400 kg/ha dan umur panen 108 hari. Varietas tembakau jepon kenik dengan umur panen pendek (86 hari) dan indeks tanaman tinggi (580,0). Kata kunci: agroekosistem, kesesuaian lahan, Madura. PENDAHULUAN Pulau Madura memiliki areal pertanian sekitar 400 ribu hektar, yang didominasi oleh sawah tadah hujan dengan curah hujan di atas 200 mm selama bulan Desember sampai April, dengan tingkat kesuburan tanah rendah dan produktivitas rendah (BPS, 2007). Secara tradisional petani melaksanakan pola tanam padi sawah pada awal musim hujan diikuti oleh

66 Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam tumpangsari jagung dengan kacang tanah. Pola tanam seperti ini, menyebabkan kurang optimumnya pemanfaatan lahan dan secara otomatis berdampak pada rendahnya produksi dan pendapatan petani. Tiga kabupaten di Pulau Madura (Sampang, Pamekasan dan Sumenep) sekitar 25 persen dari 270 hektar lahan sawah dan tegalan (BPS, 2007), ditanami tembakau (60 sampai 70 ribu hektar), baik lahan sawah maupun tegalan (Anonim, 2007). Sehingga pada musim panen terjadi melimpahnya produksi yang menyebabkan murahnya harga tembakau, terutama tembakau sawah karena kualitasnya rendah. Tujuan dari penelitian ini adala : (1) Pembuatan peta agroekoekosistem potensi pertanian Madura menggunakan citra satelit penginderaan jauh, (2) pengembangan model tanam berdasarkan agroekosistem Madura. Penelitian ini dilaksanakan di empat kabupaten madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) dan Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo mulai bulan Maret sampai bulan Desember 2010. Evaluasi Varietas Tanaman Pangan Unggul. Bahan yang digunakan untuk evaluasi varietas tanaman pangan unggul adalah Padi (Ciherang, IR64, Membramo, Widar dan Inpari- 1), Jagung (Tambin, Geltik, Talango, Gulukguluk, Srikandi Kuning), Kedelai (K1,K2,k3,k4,K5), Kacang Tanah (KT1, KT2, KT3, KT4, KT5). HASIL DAN PEMBAHASAN Peta Penggunaan Lahan dari Citra Satelit Tabel 1. Luas Penggunaan Lahan Hasil Klasifikasi Citra Satelit. No Klasifikasi Penggunaan Lahan Luas (Ha) % 1 Hutan 8,882.0 1.95 2 Mangrove 4,994.4 1.09 3 Pemukiman/Gedung 34,647.1 7.59 4 Sawah 74,237.3 16.26 5 Sungai/Danau 694.4 0.15 6 Tambak 8,199.7 1.80 7 Tanah Terbuka 232,415.3 50.90 8 Tegalan 92,552.1 20.27 Total 456,622.3 100.00 Sumber : Hasil analisis citra satelit. Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Citra Satelit

Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam 67 Peta Lereng Hasil interpretasi mendapatkan kondisi lereng di Madura sebagian besar pada kondisi kemiringan lereng <3% mencapai seluas 256,146.1 ha atau 56,1% dari luas Madura. Lereng dalam kondisi 3-5% mencapai 63,062.5 ha atau 13,8%. Lereng 5-8% mencapai 52,225.3 ha (11,4%), lereng 8-16% mencapai 57,772.8 ha (12,7%) dan 16-25% mencapai 18,088.5 ha (4%), lereng 25-30% mencapai 3,761.6 atau 0,8% dan lereng >30% mencapai 1,2%. Peta Tanah Jenis tanah yang mendominasi di Madura adalah jenis mediteran rodik yang terdiri dari Kompleks Mediteran Merah dan Litosol 142393.4 ha, Kompleks Brown Forest Soil, Litosol Mediteran 42421.4 ha dan Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat Kemerahan 4537.1ha. Sehingga mencapai total luas 172712.69 ha atau 37,4% dari luas wilayah Madura. Disusul dengan kompleks mediteran, grumosol,regosol dan litosol yang mencapai 142393.4 ha atau 31,1 % dari luas total Madura. Sedangkan jenis tanah yang lain tidak lebih dari 8% dari luas wilayah Madura. Tabel 2. Luas Lereng Hasil Analisis di Madura. No Klasifikasi lereng (%) Luas (Ha) % 1 <3% 256,146.1 56.1 2 3-5% 63,062.5 13.8 3 5-8% 52,225.3 11.4 4 8 16% 57,772.8 12.7 5 16 25% 18,088.5 4.0 6 25 30% 3,761.6 0.8 7 >30% 5,565.4 1.2 Total 456,622.1 100.0 Sumber : Hasis analisis Gambar 2. Peta Lereng hasil ekstraksi dari DEM di Daerah Madura

68 Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam Tabel 3. Jenis dan Luas Masing-Masing Jenis Tanah di Madura Macam Tanah Madura (ha) % Aluvial Hidromorf 35,513.9 7.8 Aluvial Kelabu Kekuningan 24,304.9 5.3 Asosiasi Hidromorf Kelabu dan Planosol Coklat Keke 25,356.7 5.6 Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat Kemerahan 4,528.7 1.0 Grumusol Kelabu 13,659.2 3.0 Kompleks Brown Forest Soil, Litosol Mediteran 42,417.4 9.3 Kompleks Grumusol Kelabu dan Litosol 19,516.7 4.3 Kompleks Mediteran Merah dan Litosol 117,691.7 25.8 Kompleks Mediteran, Grumusol, Regosol dan Litosol 142,388.3 31.2 Litosol 19,315.4 4.2 Mediteran Merah Tua dan Regosol 5,051.9 1.1 Regosol Coklat Kekuningan 6,877.4 1.5 Jumlah 456,622.1 100.0 Sumber : Hasil analisis peta tanah Gambar 3. Peta Tanah di Daerah Madura.

Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam 69 Peta Curah Hujan Gambar 4. Peta Curah Hujan Tahunan di Daerah Madura Tabel 4. Luas Klasifikasi Curah Hujan Tahunan di Madura No Klasifikasi Curah hujan (mm/tahun) Luas (Ha) % 1 <1100 45,202.8 9.9 2 1100-1200 77,715.2 17.0 3 1200-1400 143,731.9 31.5 4 1400-1600 107,060.2 23.4 5 1600-1900 82,267.6 18.0 6 >1900 944.6 0.2 Total 456,922.3 100.0 Sumber : hasil analisa Hasil klasifikasi curah hujan mendapatkan curah hujan dominan sebesar 1200-1400 mm/tahun mencapai 31,5% dari luas wilayah Madura (143,731.9 ha) yang sebagian besar terdapat di daerah Sumenep. Uji Analisa Tanah Hasil uji sampel tanah dapat dilihat pada tabel 6.18. Hasil analisis menunjukkan rata-rata ph H 2 O tanah mencapai 7, ph Kcl mencapai 6,1. Rata-rata kandungan C organik mencapai 0,7. Rata-rata kandungan N total 0,1 dan C/N rasio 7,9. Rata-rata kandungan C olsen 8 sedangkan P Olsen 8 mg/kg. Rata-rata kandungan K 0,2 me/100g, Na 0,2 me/100g, Ca 12 me/100g, Mg 1,7 me/100g, Kapasitas Tukar Kation 19,4 me/100g. Rata-rata jumlah basa 14,1, rata-rata Kejenuhan Basa 73,9%. Rata-rata kandungan pasir 42,7%, debu 29,9% dan liat 17,3%.

70 Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam Pemodelan Potensi Pulau Madura Berdasarkan Agroekosistem Potensi Agroekosistem Tanaman Jagung Hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan berdasarkan potensi agroekosistem mendapatkan bahwa sebagian besar wilayah Madura sesuai untuk budidaya jagung. Luas wilayah yang sangat sesuai untuk budidaya jagung mencapai 70,279.5 ha atau 15,4% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang sesuai mencapai 211,512.3 ha atau 46,3%. Luas wilayah yang kurang sesuai 161,098.6 ha atau 35,3% dan wilayah yang tidak sesuai untuk budidaya jagung mencapai 13,732.0 ha atau 3% dari luas wilayah Madura. Tabel 5. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya Jagung di Madura. No Kelas kesesuaian lahan Total (ha) % 1 Sangat Sesuai 70,279.5 15.4 2 Sesuai 211,512.3 46.3 3 Kurang sesuai 161,098.6 35.3 4 Tidak Sesuai 13,732.0 3.0 456,622.3 100.0 Sumber : hasil analisis pemodelan. Gambar 5. Peta kesesuaian Lahan untuk tanaman jagung

Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam 71 Potensi Agroekosistem Tanaman Padi Hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya padi. Luas wilayah yang sesuai untuk budidayapadi mencapai 209,769 ha atau 46% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang kurang sesuai mencapai 204,365 ha atau 44,8%. Luas wilayah yang sangat sesuai 33,699 ha atau 7,4% dan wilayah yang tidak sesuai untuk budidaya padi mencapai 8,635 ha atau 1,9% dari luas wilayah Madura. Tabel 6. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya padi di Madura. No Kelas kesesuaian lahan Total (ha) % 1 Sangat Sesuai 33,699 7.4 2 Sesuai 209,769 46.0 3 Kurang Sesuai 204,365 44.8 4 Tidak Sesuai 8,635 1.9 456,468 100.0 Sumber : hasil analisis pemodelan Gambar 6. Peta kesesuaian Lahan untuk tanaman padi Potensi Agroekosistem Tanaman Kedelai Hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya kedelai mendapatkan luas wilayah yang kurang sesuai mencapai 245,421 ha atau 53,7% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang sesuai mencapai 162,618 ha atau 35,6%. Luas wilayah yang sangat sesuai mencapai 25,091 ha atau 5,5% dan wilayah yang tidak sesuai untuk budidaya kedelai mencapai 23,492 ha atau 5,1% dari luas wilayah Madura.

72 Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam Tabel 7. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya Kedelai di Madura No Kelas kesesuaian lahan Total (ha) % 1 Sangat Sesuai 25,091 5.5 2 Sesuai 162,618 35.6 3 Kurang Sesuai 245,421 53.7 4 Tidak Sesuai 23,492 5.1 456,622 100.0 Sumber : hasil analisis pemodelan Gambar 7. Peta kesesuaian Lahan untuk tanaman kedelai Potensi Agroekosistem Tanaman Tembakau Hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya tembakau mendapatkan luas wilayah yang tidak sesuai mencapai 218,348 ha atau 47,8% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang kurang sesuai mencapai 177,554ha atau 38,9%. Luas wilayah yang sesuai mencapai 51,971ha atau 11,4% dan wilayah yang sangat sesuai untuk budidaya tembakau mencapai 8,749ha atau 1,9% dari luas wilayah Madura. Ini menunjukakan bahwa hanya sebagian kecil darah tertentu yang sesuai atau sangat sesuai untuk budidaya tembakau, daerah ini banyak terdapat di kabupaten Sumenep

Sidqi Zaed ZM, Firan Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam 73 Tabel 8. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya tambakau di Madura No Kelas kesesuaian lahan Total (ha) % 1 Sangat Sesuai 8,749 1.9 2 Sesuai 51,971 11.4 3 Kurang Sesuai 177,554 38.9 4 Tidak Sesuai 218,348 47.8 Total 456,622 100.0 Sumber : hasil analisis pemodelan Gambar 8. Peta kesesuaian Lahan untuk tanaman tembakau Potensi Agroekosistem Tanaman Kacang Hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya kacang mendapatkan luas wilayah yang kurang sesuai mencapai 230,029ha atau 50,4% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang sesuai mencapai 192,312ha atau 42,1%. Luas wilayah yang sangat sesuai mencapai 19,474ha atau 4,3% dan wilayah yang tidak sesuai mencapai 14,653ha atau 3,2% dari luas wilayah Madura.

74 Sidqi Zaed ZM, Firan Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam Tabel 9. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya kacang di Madura No Kelas kesesuaian lahan Total (ha) % 1 Sangat Sesuai 19,474 4.3 2 Sesuai 192,312 42.1 3 Kurang sesuai 230,029 50.4 4 Tidak sesuai 14,653 3.2 456,468 100.0 Sumber : hasil analisis pemodelan Gambar 9. Peta kesesuaian Lahan untuk tanaman kacang

Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam 75 Uji Varietas Tabel 10.Umur Panen dan Produksi Kedelai, Kacang Tanah, Jagung dan Padi Genotipe Umur Panen (hari) Produksi (Kg/ha) Kedelai Anjasmara 77 1.700 Wilis 80 1.300 Baluran 75 2.200 Mansuria 74 1.500 Kangenan 73 1.200 Kacang Tanah Singa 90 2.400 Socah 85 2.000 Kamal 86 2.500 Kedundung 86 2.100 Omben 87 2.200 Jagung Tambin 73 3.840 Elos 72 3.030 Guluk-guluk 75 3.800 Talango 70 3.080 Manding 62 2.380 Padi PD1 105 2.600 PD2 100 2.300 PD3 100 2.400 PD4 108 2.700 PD5 100 2.200 Sumber : hasil uji coba lapang Tabel 11. Umur Panen, Produksi Rajangan, Indeks Mutu, Indeks Tanaman Lima Genotipe Tembakau Madura Genotipe Umur Panen (hari) Produksi Rajangan (kg/ha) Indeks Mutu Indeks Tanaman Jepon Kenik 86 580 100,00 580,00 Prancak-95 111 655 36,00 235,80 Cangkring-95 105 666 36,00 239,76 Melati Tumpang 116 697 90,00 627,30 Bukabu 116 760 36,00 273,60 Sumber : hasil uji coba lapang

76 Sidqi Zaed ZM, Firman Farid M, Achmad Amzeri, Fuad Hasan Pengembangan pola tanam Dari hasil pengujian varietas, didapatkan bahwa vareitas jepon kenik bisa digunakan sebagai varietas perkait pola tanam, karena selain mempunyai umur panen pendek (86 hari) juga mempunyai indeks tanaman tinggi (580,0). (tabel 6.36) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Peta potensi pertanian Madura mendapatkan potensi agroekosistem untuk budidaya jagung luas wilayah yang sangat sesuai 70,279.5 ha (15,4%), sesuai mencapai 211,512.3 ha (46,3%). Potensi agroekosistem untuk budidaya padi luas daerah yang sesuai 209,769 ha (46%), sangat sesuai 33,699 ha (7,4%). Potensi agroekosistem untuk budidaya kedelai luas daerah yang sesuai mencapai 162,618 ha(35,6%), sangat sesuai 25,091 ha (5,5%). Potensi agroekosistem untuk budidaya tembakau luas daerah yang sesuai 51,971ha (11,4%) dan sangat sesuai 8,749ha(1,9%). Potensi agroekosisten untuk budidaya kacang luas daerah yang, sesuai mencapai 192,312ha (42,1%), sangat sesuai 19,474ha ( 4,3%). 2. Pengembangan pola tanam untuk tanaman kedelai varietas baluran merupakan varietas yang paling baik dengan produksi tertinggi dan umur panen relatif lebih rendah. Varietas tanaman kacang tanah varietas kamal mempunyai potensi baik karena umur relatif pendek dan produksi yang relatif tinggi. Tanaman jagung untuk daerah sawah Tambin yang paling sesuai, tetapi untuk daerah tegal dan gunung Manding yang sesuai. Varietas untuk tanaman padi yang sesuai adalah PD3 karena umur panen yang relatif pendek, untuk daerah dengan irigasi baik varietas PD4 sesuai karena produksinya tinggi. Varietas tembakau jepon kenik paling sesuai karena selain mempunyai umur panen pendek juga mempunyai indeks tanaman tinggi. Saran 1. Perlunya dilakukan uji akurasi untuk melihat seberapa besarakurasi dari hasil pemodelan kesesuaian lahan 2. Perlunya dilakukan model pola tanaman dan analisis usaha tanianya DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. Laporan Pertanaman Tembakau Sumenep. Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Sumenep BPS, 2007. Jawa Timur dalam Angka.Surabaya Nasidin, 2005. Pemanfaatan Citra Satelit Landsat Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) dan SIG untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Tanaman Kakao di Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta Ribawanto, T. 2006. Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Tembakau Dalam Rangka Meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Di Kabupaten Temanggung). Tesis S2. ITB. Bandung Sudrajat, J. 2008. Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Untuk Tanaman Tembakau Di Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalen. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung Suhelmi, I.R., 1998. Pemanfaatan data Citra satelit Landsat TM dan SIG untuk Perencanaan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Wonosobo DIY. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Winarno, 1993. Kemampuan Lahan dan Produktivitas Tembakau Kedu Rajangan di daerah Lereng Sumbing Bagian Timur di Kabupaten Temanggung, Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

77

78

79