BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

Letusan Gunung Sinabung Tingkatkan Kesuburan Tanah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dampak Ketebalan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sifat Biologi Tanah Di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.3. linier. effusif. sentral. areal. eksplosif

Letusan Gunung Agung bisa menghasilkan tanah tersubur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan

Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia meliputi subsektor tanaman, bahan makanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

Jenis Bahaya Geologi

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika LithosferLATIHAN SOAL BAB 4. Gamping. Beku. Sedimen. Andesit. Metamorf

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001).

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

DAMPAK DEBU VULKANIK LETUSAN GUNUNG SINABUNG TERHADAP KADAR Cu, Pb, DAN B TANAH DI KABUPATEN KARO

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Media Tanam. Tanah dengan sifat sifatnya amat mempengaruhi pertumbuhan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah - Tanah Terdampak Debu Vulkanik di Kabupaten Karo. tanah andisol dan inceptisol (wikipedia, 2012).

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

Vulkanisme. Yuli Ifana Sari

Definisi Vulkanisme. Vulkanisme

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

G. TALANG, SUMATERA BARAT

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang berada di bumi

Beda antara lava dan lahar

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

ABSTRAK KAJIAN SIFAT KIMIA TANAH VULKANIS PASCA ERUPSI GUNUNG TALANG 12 APRIL 2005 DI AIE BATUMBUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia

BAB I PENDAHULUAN. bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan

Telepon: , , Faksimili: ,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring of Fire atau disebut juga dengan Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik. Kepulauan Indonesia termasuk daerah vulkanis yang aktif di dunia dan menurut Van Bemmelen (dalam Harahap, 2007), terdapat sebanyak 128 gunungapi tersebar pada berbagai pulau di Indonesia. Keberadaan gunung-gunungapi aktif ini menyebabkan tanah di daerah sekitar gunungapi menjadi subur. Menurut Munir (dalam Harahap, 2007), material-material yang dikeluarkan oleh suatu aktivitas vulkanisme berupa gas, cair, dan padat. Gas-gas yang keluar antara lain uap air, O 2, N 2, CO 2, CO, SO 2, H 2 S, NH 3, H 2 SO 4, dan sebagainya. Materi cair yang dikeluarkan adalah magma yang keluar melalui pipa gunung yang disebut lava sedangkan materi padat yang disemburkan ketika gunungapi meletus berupa bom (batu-batu besar), kerikil, lapilli, pasir, debu serta debu halus. Tanah yang ada di sekitar gunungapi adalah jenis tanah vulkanik. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari hasil letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yang siap untuk dimuntahkannya yaitu berupa bahan padatan, cair dan gas. Bahan padatan dapat berupa pasir dan debu vulkan, sedangkan bahan cair dapat berupa lava. Bahan-bahan vulkanis tersebut nantinya akan menjadi bahan induk penyusun tanah (Hardjowigeno, 1993). Tanah 1

2 yang berkembang dari debu vulkan tergolong subur dan cocok dijadikan sebagai lahan pertanian seperti tanaman hortikultura. Menurut Lembaga Penelitian Tanah (dalam Harahap, 2007), bahwa luas tanah ini di Indonesia sekitar 6,5 juta ha atau 34 % tersebar di daerah-daerah vulkan dan dijadikan sebagai daerah untuk lahan pertanian terutama bagi tanaman hortikultura dan perkebunan. Tanah vulkanis Indonesia memiliki beragam bahan induk, akibat letusan gunungapi pada periode kwarter tersier. Pembentukkan tanah vulkanis berasal dari lahar, lava, tuff dan debu vulkanik yang bersifat rhiolitik (reaksi masam dengan kadar mineral silika (SiO 2 ) 67 75 % sampai andesit (reaksi intermediet dengan kadar SiO 2 ) 55 65 %. Hasil letusan tersebut berupa padatan sebagai bahan piroklastik seperti bom, lapili, pasir dan debu yang semula berupa cairan lava, pumis, dan lahar yang membeku (Tan dalam Harahap, 2007). Di Pulau Sumatera tercatat sebanyak 31 gunungapi yang membentuk jajaran pegunungan Bukit Barisan dan tujuh diantaranya terdapat di Provinsi Sumatera Utara (Litbang Sumatera Utara, 2010). Pulau Sumatera mempunyai lahan pegunungan seluas 15.238.140 ha atau 32,1 %, sedangkan luas tanah vulkanis sekitar 2.725.000 ha atau 5.75 % (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1997). Debu vulkan yang berasal dari Pulau Sumatera umumnya bersifat dasit (masam), andesitik (intermediet) dan rhiolitik (Harahap, 2007). Gunungapi Sinabung berbentuk strato, terletak di Dataran Tinggi Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak pada posisi 3º 10 LU, 98º 23,5 BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut. Dataran Tinggi Karo secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Karo (Wikipedia, 2014). Keberadaan Gunungapi Sinabung membuat tanah di Kabupaten Karo menjadi subur

3 karena tanah yang terdapat di dearah ini terbentuk dari material-material vulkanik. Kesuburan tanah ini menjadikan Kabupaten Tinggi Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan, bunga-bungaan dan sayur-sayuran. Mata pencaharian penduduk yang paling utama adalah usaha di bidang pertanian pangan, hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan yang cocok sebagai lahan pertanian sayuran dataran tinggi. Jenis sayuran yang banyak dihasilkan di Kabupaten Karo adalah tomat, kol, kentang, labu, cabe, buncis, wortel, lobak dan lain sebagainya (BPS Kabupaten Karo, 2012). Daerah tersebut memasok berbagai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan untuk kebutuhan daerah baik di perkotaan/kabupaten di Sumatera Utara, bahkan sampai ke Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Batam serta kebutuhan hotel-hotel di daerah pariwisata. Gunungapi Sinabung tidak pernah aktif sejak tahun 1600 hingga kemudian meletus kembali pada tahun 2010. Pada tahun 2013, Gunungapi Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan debu vulkanik. Hasil pemantauan secara visual oleh Badan Geologi sejak 16 Maret 22 Maret 2014 terjadi beberapa kali guguran awan panas ke arah barat, barat daya, tenggara dan timur. Tanggal 23-29 Maret 2014 puncak gunung teramati tertutup kabut tebal, terjadi guguran debu vulkanik ke arah selatan, tenggara hingga timur. Guguran awan panas masih terus terjadi hingga April 2014. Terhitung sejak 8 April 2014 pukul 17.00 WIB, status Gunungapi Sinabung diturunkan dari status AWAS (level IV) menjadi SIAGA (level III). Debu vulkanik

4 yang berasal dari letusan ini membawa material-material yang menumpuk dan merusak lahan-lahan pertanian terutama yang berada di radius yang dekat dengan puncak gunung. Aktifitas letusan inilah yang membentuk tanah vulkanik di daerah sekitar lereng gunung. Dataran tinggi tanah Karo merupakan kawasan penyebaran Tuff Andesit dari lahar Gunungapi Sinabung dan Gunung Sibayak (Tan dalam Harahap, 2007). Namun semakin ke selatan tanah-tanah dataran tinggi Karo dipengaruhi juga oleh penyebaran Tuff Liparit yang berasal dari Gunung Toba. Tanah tanah yang terdampak debu vulkanik di Kabupaten Karo berupa tanah andisol dan inceptisol (Wikipedia, 2014). Andisol merupakan salah satu jenis tanah di daerah tropika yang memiliki sifat khas yang tidak dimiliki oleh jenis tanah yang lain. Tanah ini dicirikan oleh bobot isi yang rendah dan memilki kompleks pertukaran yang didominasi oleh bahan amorf yang bermuatan variabel serta retensi fosfat yang tinggi. Tanah yang terbentuk dari debu volkan ini umumnya ditemukan di daerah dataran tinggi (>400m di atas pemukaan laut) (Darmawidjaya, 1997). Letusan Gunungapi Sinabung yang terjadi pada tahun 2013-2014 didominasi oleh pasir dan debu halus. Fiantis (dalam Harahap, 2007) menyatakan bahwa bahan padatan ini berdasarkan diameter partikelnya terbagi atas debu vulkan (< 0.26 mm) yang berupa bahan lepas dan halus, pasir (0.25 4 mm) yang lepas dan tumpul, lapilli atau little stone (4 32 cm) yang berbentuk bulat hingga persegi dan bom (> 32 mm) yang bertekstur kasar. Abu vulkanik atau pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Debu maupun pasir vulkanik terdiri

5 dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar biasanya jatuh disekitar sampai radius 5-7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan hingga ribuan kilometer (Sudaryo, 2009). Debu yang jatuh dan menutupi lahan pertanian memberikan dampak positif dan negatif bagi tanah dan tanaman. Dampak positif bagi tanah, secara tidak langsung, adalah memperkaya dan meremajakan tanah yang juga meningkatkan pertumbuhan tanaman, sedangkan dampak negatifnya adalah debu tersebut menutupi permukaan daun sehingga menghambat proses fotosintesa dan tanaman tersebut lambat laun akan mati. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi tanaman. Dampak negatif lainnya adalah kemungkinan terkandungnya logam-logam berat dalam debu vulkanik tersebut. Penelitian kandungan debu vulkanik di Fuego, Costa Rica menunjukkan rata-rata kandungan Al, B, Ca, Cd, Cl, Cu, Fe, Li, dan Pb secara berturut-turut (dalam mg/kg) adalah 5,2; 0,088; 400; 0,008; 124; 2.08; 0,044; 0,104 (Wikipedia dalam Andhika, 2011). Abu vulkanik ini pada awalnya menutupi daerah pertanian dan merusak tanaman yang ada. Namun dalam jangka waktu setahun atau dua tahun saja, tanah ini menjadi jauh lebih subur. Kesuburan ini dapat bertahan lama bahkan bisa puluhan tahun. Selain itu tanah hancuran bahan vulkanik sangat banyak mengandung unsur hara yang menyuburkan tanah. Dalam hitungan bulan, terjadinya hujan dapat membuat lapisan debu vulkanik yang tertumpuk di permukaan tanah mengalami pencucian (leaching) dan mineral-mineral yang terkandung dalam debu vulkanik akan meresap ke dalam tanah. Penyerapan bahan kimia selain dipengaruhi oleh faktor pencucian juga dipengaruhi oleh sifat fisika dan sifat biologi tanah. Menurut Simanjuntak (2006)

6 tekstur tanah tanah merupakan salah satu sifat fisika yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk mengikat air dan unsur hara. Kandungan bahan organik pada tanah pertanian juga menjadi faktor penentu yang sangat penting. Bahan organik diketahui dapat membantu memperbaiki sifat kimia dan fisika tanah (Suriadi, 2005). Bahan organik juga menjadi salah satu indikator kesuburan tanah. Lereng tenggara Gunungapi Sinabung adalah salah satu lereng dengan dampak erupsi yang paling parah. Berdasarkan catatan Badan Geologi, tanggal 17 November 2013 terjadi 3 (tiga) kali erupsi yang diikuti awan panas ke arah Tenggara dan pada tanggal 19 November 2013, pukul 21:55 WIB, terjadi erupsi debu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom debu 10.000 meter, arah debu vulkanik ke barat daya, amplitudo maksimum 120 mm (over scale), di puncak terlihat kilatan petir, lama gempa 43 menit. Terjadi luncuran awan panas kearah tenggara dengan jarak 500 meter, terdengar suara gemuruh ± 3 menit dan terdengar dentuman hingga jarak 15 km. Jika ditarik garis lurus dari puncak Gunungapi Sinabung ke arah tenggara dari radius 3 km sampai dengan radius 10 km, maka desa yang masuk ke wilayah ini adalah Desa Berastepu, Desa Pintu Besi, Desa Beganding dan Desa Nang Belawan. Desa-desa yang berada di sepanjang lereng tenggara merupakan desa-desa dengan lahan pertanian holtikultura. Pasca bencana yang mengakibatkan rusaknya lahan pertanian dan perubahan tingkat kesuburan tanah. Daerah yang berada di radius yang lebih dekat dengan puncak gunung, terkena dampak yang berbeda dengan daerah yang berada dalam radius yang lebih jauh. Ketebalan debu yang menutupi lapisan tanah di setiap daerah juga berbeda-beda. Di beberapa tempat debu vulkanik menutupi permukaan tanah hingga membuat permukaan tanah pertanian menjadi keras. Dengan demikian

7 diperlukan penelitian di setiap radius dengan ketebalan debu vulkanik yang beerbeda untuk dapat mengetahui dampak debu vulkanik pasca erupsi terhadap kandungan unsur hara makro primer, tekstur tanah dan kandungan bahan organik di lereng tenggara Gunungapi Sinabung. Penelitian ini dilakukan dalam rangka pengembangan riset di daerah vulkanis Gunungapi Sinabung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui masalah yang muncul, antara lain: 1. Kondisi lahan pertanian yang rusak akibat erupsi di lereng tenggara Gunungapi Sinabung. 2. Permukaan tanah tertutup lapisan debu vulkanik dan material piroklastik lainnya di lereng tenggara Gunungapi Sinabung. 3. Berubahnya sifat fisika, kimia dan biologi tanah akibat erupsi di lereng tenggara Gunungapi Sinabung. 4. Terjadi penambahan zat-zat kimia ke dalam tanah pasca erupsi yang sebagian besar dibawa oleh air hujan dan meresap ke dalam tanah di lereng tenggara Gunungapi Sinabung. 5. Pengelolaan kembali lahan pertanian pasca erupsi di lereng tenggara Gunungapi Sinabung. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian dibatasi pada: 1. Unsur hara makro primer dan tingkat keasaman (ph) di tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara Gunungapi Sinabung.

8 2. Tekstur tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara Gunungapi Sinabung. 3. Kandungan bahan organik di tanah lapisan atas (topsoil) di lereng tenggara Gunungapi Sinabung. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kandungan unsur hara makro primer dan tingkat keasaman (ph) di tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara pasca erupsi Gunungapi Sinabung? 2. Bagaimana tekstur tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara pasca erupsi Gunungapi Sinabung? 3. Bagaimana kandungan bahan organik tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara pasca erupsi Gunungapi Sinabung? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui kandungan unsur hara makro primer dan tingkat keasaman (ph) di tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara pasca erupsi Gunungapi Sinabung. 2. Mengetahui tekstur tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara pasca erupsi Gunungapi Sinabung. 3. Mengetahui kandungan bahan organik tanah lapisan atas (topsoil) di lereng sebelah tenggara pasca erupsi Gunungapi Sinabung.

9 F. Manfaat Penelitian Dilakukannya penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis - Sumber data dan informasi untuk mata kuliah Geografi Pertanian. - Dalam bidang pendidikan, dapat menjadi bahan pembelajaran tambahan pada materi Sumberdaya Alam dan Pedosfer, mata pelajaran Geografi SMA. 2. Manfaat Praktis - Sumber informasi bagi Pemerintah Kabupaten Karo, masyarakat dan pihakpihak terkait untuk pengelolaan lahan pertanian. - Bahan studi perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. - Untuk menambah wawasan dan mempertinggi sikap ilmiah peneliti dalam bidang pertanian.