BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BELITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 186

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI MANDAILING NATAL

WALIKOTA TASIKMALAYA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

PARTURAN DAERAH KABUPTEN TANGGAMUS NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DIBIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2002 NOMOR 10 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2002

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 2 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2002 NOMOR 10 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2002 TENTANG

Berdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 10 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 44 TAHUN 2006 TENTANG

PERSYARATAN PERMOHONAN PERIZINAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DALAM WILAYAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (LN Tahun 1960 Nomor 133, TLN Nomor 2070); 2.

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

Perda Kab. Belitung No. 14 Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR A. PENDAHULUAN Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Transkripsi:

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati Belitung tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran Negara Repu blik Indonesia Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2831); 1

4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4226); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar an Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 2

12. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 18); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 20); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BELITUNG TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BELITUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Belitung. 2. Pemerintah Kabupaten Belitung, yang selanjutnya dapat disebut Pemerintah Daerah adalah bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Belitung. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Belitung. 5. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. 6 Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. 7 Sekretaris adalah Sekretaris pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. 8. Bidang adalah Bidang pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. 9. Sub Bagian adalah Sub Bagian pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. 3

10. Seksi adalah Seksi pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. 11. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah Unit Pelaksana Operasional yang melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN Pasal 2 Dinas Pertambangan dan Energi merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh kepala dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Pasal 3 Dinas Perrtambangan dan Energi mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertambangan dan energi. Pasal 4 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 5 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai kewenangan sebagai berikut : (1) Kewenangan dibidang pertambangan umum, meliputi: 4

a. Pengelolaan pengusahaan pertambangan umum dalam wilayah Kabupaten dan wilayah laut sampai dengan 4 mil; 1. Pertambangan Umum (KP); a) Izin/ KP Penyelidikan umum; b) Izin/ KP Eksplorasi; c) Izin/ KP Eksploitasi; d) Izin/ KP Pengolahan dan Pemurnian; e) Izin/ KP Pengangkutan/ Penjualan; f) Izin/ KP Penugasan; g) Perpanjangan Izin/ KP Penyelidikan umum; h) Perpanjangan Izin/ KP Eksplorasi; i) Perpanjangan Izin/ KP Eksploitasi; j) Perpanjangan Izin/ KP Pengolahan dan Pemurnian; k) Perpanjangan Izin/ KP Pengangkutan/ Penjualan; l) Peningkatan KP Penyelidikan Umum ke KP Eksplorasi; m) Peningkatan KP Eksplorasi ke KP Eksploitasi; n) Pembatalan Penyelidikan Umum; o) Pembatalan Eksplorasi; p) Pembatalan/ Pengakhiran KP Eksploras; q) Pembatalan Izin/ KP Pengolahan dan Pemurnian; r) Pembatalan Izin/ KP Pengangkutan/ Penjualan; 2. Pertambangan Umum (KK/ PKP2B); a) Persetujuan Prinsip Aplikasi; b) Surat Izin Penyelidikan Pendahuluan; c) Persetujuan Tahap Kegiatan Penyelidikan Umum; d) Persetujuan Tahap Kegiatan Eksplorasi; e) Persetujuan Tahap Kegiatan Konstruksi; f) Persetujuan Tahap Kegiatan Studi Kelayakan; g) Persetujuan Tahap Kegiatan Operasi Produksi; h) Pembatalan/Terminasi; i) Perpanjangan Surat Izin Penyelidikan Pendahuluan; j) Perpanjangan Tahap Kegiatan Penyelidikan Umum; k) Perpanjangan Tahap Kagiatan Eksplorasi; l) Perpanjangan Persetujuan Tahap Kegiatan Konstruksi; m) Perpanjangan Tahap Studi Kelayakan; n) Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi/ Produksi; 5

o) Pembatalan/ Terminasi; 3. Rekomendasi/ Persetujuan/ Izin Non Inti; a) Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP); b) Surat Izin Bekerja Eksplorasi; c) Surat Izin Produksi/ Tambang Percobaan; d) Surat Izin Pengiriman Contoh (Bulk Sampling); e) Penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR); f) Perubahan Batas/ Luas Wilayah KP Penyelidikan Umum; g) Perubahan Batas/ Luas KP Ekplorasi; h) Perubahan Batas/ Luas KP Ekploitasi; i) Pemindahan KP; j) Suspensi/ Penundaan Kegiatan; k) Persetujuan rencana Kerja dan Biaya serta Persetujuan Perubahannya; l) Izin Usaha Pertambangan; m) Persetujuan Perubahan Pemegang Saham; n) Persetujuan Perubahan Mitra Kerja Asing dan Nasional; o) Persetujuan Pencairan Security Deposit; p) Persetujuan Pencairan Jaminan Kesungguhan; q) Persejuan Kontak Jual Beli Hasil Tambang Berafiliasi; r) Rekomendasi Perubahan Akte Pendirian Perusahaan; s) Rekomendasi Perubahan Investasi; t) Rekomendasi Konsolidasi Biaya; u) Rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA); v) Rekomendasi Izin Tenaga Kerja Asing; w) Rekomendasi Barang Modal; x) Rekomendasi Re-Ekspor Barang/Peralatan; y) Rekomendasi Penghapusan Barang Modal; z) Rekomendasi Impor Barang/ Peralatan dengan Fasilitas OB 23; aa) Rekomendasi Survey Clearance Udara; bb) Rekomendasi Pengembangan Pelabuhan Khusus Kegiatan Tambang; cc) Rekomendasi Pengoperasian Pelabuhan Khusus Kegiatan Tambang; 6

dd) Pengujian Kelaikan dan Pemberian Izin Operasi Kapal Keruk/Kapal Hisap; ee) Pemeriksaan Kelaikan dan Pemberian Izin Gudang Bahan Bakar Peledak; ff) Pengujian Kelaikan Tangki dan Pemberian Izin Penimbunan Bahan Bakar Cair; gg) Pengujian Kelaikan dan Pemberian Izin Alat Angkut Orang (Derek); hh) Pengujian dan Rekomendasi Pabrik Zat Asam dan Asitelin; ii) Pengujian dan Persetujuan Modifikasi Alat Tambang; jj) Pengesahan Kepala/ Wakil Kepala Teknik Tambang; kk) Izin Juru Ledak (Kartu Izin Meledakkan); ll) Persetujuan Ketinggian dan Kemiringan Jenjang Galian Tambang dan Timbunan Overburden, Tailing, Bahan Toksik dan Bahan Galian; mm) Persetujuan Kerangka Acuan; nn) Persetujuan Amdal; oo) Persetujuan RKL dan RPL; pp) Persetujuan UKL dan UPL; qq) Persetujuan Revisi Amdal, UKL dan UPL; 4. Tugas evaluasi dan persetujuan Pertambangan Umum (KK/ PKP2B); a) Rencana Kerja dan Biaya Tahunan Pemegang KP/ KK/ PKP2B; b) Laporan Triwulan dan Tahunan; c) Laporan Eksplorasi Lengkap; d) Laporan Studi Kelayakan; e) Laporan AMDAL atau UKL-UPL; f) Rencana Penutupan Tambang; g) Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan pada Tahap Suspensi; h) Laporan Triwulan Realisasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pasca Tambang; i) Laporan Triwulan Realisasi Pengelolaan dan Pemantauan Masa Suspensi; j) Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan : 7

1) Rencana Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan; 2) Rencana Reklamasi untuk Penetapan Jaminan Reklamasi; 3) Laporan Triwulan Realisasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan; 4) Laporan Semester Penggunaan Lahan; 5) Laporan Tahunan Realisasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan; 6) Laporan Realisasi Reklamasi untuk Pelepasan Jaminan Reklamasi; 7) Laporan Terjadinya Kasus Lingkungan; 8) Laporan Penangan/Pengendalian Kasus Lingkungan; k) Laporan Kemajuan Reklamasi; l) Jaminan Reklamasi; m) Evaluasi Laporan K-3 Perusahaan; 5. Pembinaan dan Pengawasan; a) Keselamatan dan Kesehatan Pertambangan; b) Lingkungan: 1) Inspeksi Rutin; 2) Inspeksi terjadinya Kasus Lingkungan; 3) Penujian Kelayakan Prasarana-Sarana; 4) Pengujian Kualitas Lingkungan; c) Eksplorasi; d) Konservasi; e) Penggunaan Tenaga Kerja; f) Produksi; g) Barang Modal; h) Pelaksanaan Penggunaan Produksi Dalam Negeri; i) Investasi, Divestasi dan Keuangan; j) Penerapan Standar Pertambangan; k) Jasa Pertambangan; l) Inspeksi Kasus Lingkungan. b. Pengelolaan Air Bawah Tanah. 8

1. Melaksanakan pengelolaan air bawah tanah sesuai kebijakan, pedoman, prosedur, standar, norma, persyaratan, dan kriteria di bidang air bawah tanah; 2. Melakukan inventarisasi dan perencanaan pendayagunaan air bawah tanah dalam rangka pengelolaan, pemanfaatan dan perlindungan air bawah tanah dan atau mata air; 3. Menyiapkan kelembagaan, sumberdaya manusia, pengusahaan dan pembiayaan yang mendukung pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya air bawah tanah; 4. Melakukan pemantauan, pengendalian, pengawasan pengelolaan dan konservasi air bawah tanah; 5. Mengatur peruntukan pemanfaatan air bawah tanah dan/ atau mata air; 6. Memberikan izin eksplorasi air bawah tanah, Izin Pengeboran (SIP), Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA), Izin Penurapan (SIP), dan Izin Pengambilan Mata Air (SPIMA); 7. Memberikan Izin Juru Bor (SIJB) air bawah tanah; 8. Memberikan Izin Perusahaan Pengeboran Air Bawah Tanah (SIPPAT); 9. Menetapkan dan mengatur sistem jaringan sumur pantau dalam satu cekungan air bawah tanah; 10. Pengumpulan dan pengelolaan data informasi air bawah tanah dan/atau mata air dalam wilayahnya; 11. Mendorong peran masyarakat dalam kegiatan perencanaan pendayagunaan, dan pengendalian serta pengawasan dalam rangka konservasi air bawah tanah; c. Inventarisasi energi dan sumberdaya mineral; 1. Melaksanakan pengumpulan, pencatatan, analisis dan evaluasi data dan informasi primer hasil penyelidikan umum dan ekplorasi energi dan sumber daya mineral non migas pemerintah daerah skala lebih besar 1 : 100.000; 2. Melaksanakan pengumpulan, pencatatan, analisis dan evaluasi data dan informasi sekunder hasil kegiatan instansi terkait dan perusahaan di bidang pertambangan umum di daerah; 9

3. Melaksanakan pengelolaan sistem informasi energi dan sumberdaya mineral non migas di daerah/ Bank Data Energi dan Sumberdaya Mineral Daerah; 4. menyampaikan laporan hasil kegiatan inventarisasi energi dan sumberdaya mineral non migas di daerah kepada pemerintah melalui Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; d. Survey Dasar Geologi; 1. Melaksanakan survey dasar geologi dan tematik skala lebih besar atau sama dengan 1: 50.000; e. Penanggulangan bencana alam geologi. 1. Membuat peta zona kerentanan gerakan tanah skala lebih besar dari skala 1:250.000; 2. Pemantauan bencana gerakan tanah; f. Pengelolaan kawasan Karst; 1. Melakukan inventarisasi kawasan karst; 2. Melakukan penyelidikan untuk menentukan klasifikasi kawasan karst; 3. Menbuat peta klasifikasi kawasan karst skala lebih besar atau sama dengan skala 1:100.000; (2) Kewenangan dibidang minyak dan gas bumi, meliputi : a. Persetujuan penggunaan wilayah Kuasa Pertambangan atau Wilayah Kerja Kontraktor untuk kegiatan lain di luar minyak dan gas bumi; b. Rekomendasi prosedur penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan kegiatan minyak dan gas bumi; c. Izin pendirian dan penggunaan gudang bahan peledak di daerah operasi daratan dan di daerah operasi 12 (dua belas) mil laut; d. Izin pembukaan kantor perwakilan perusahaan di sub sektor minyak dan gas bumi; e. Rekomendasi lokasi pendirian kilang; f. Izin pendirian depot lokal; g. Izin pendirian stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU); 10

h. Izin Pemasaran jenis-jenis Bahan Bakar Khusus (BBK) untuk mesin 2 (dua) langkah; i. Izin pengumpulan dan penyaluran pelumas bekas; j. Persetujuan Surat Keterangan Terdaftar Perusahaan Jasa Penunjang kecuali yang bergerak di bidang fabrikasi, konstruksi, manufaktur, konsultan dan teknologi tinggi; (3) Kewenangan dibidang Listrik dan Pemanfaatan Energi, meliputi : a. Menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah meliputi kegiatan : 1. mengumpulkan dan mengolah data kelistrikan daerah; 2. Membuat prakiraan kebutuhan tenaga listrik daerah; 3. Membuat prakiraan kebutuhan investasi penyediaan tenaga listrik daerah; 4. Menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah; 5. Menyampaikan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah kepada Pemerintah dan Gubernur; b. Menyelenggarakan Perizinan Usaha Ketenagalistrikan, meliputi kegiatan : 1. Memproses permohonan izin usaha ketenagalistrikan yang meliputi : a) Usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan umum, yang fasilitas instalasinya tidak berhubungan dengan grid nasional yang wilayah usahanya di dalam wilayah Kabupaten; b) Usaha ketenagalistrilan untuk kepentingan sendiri, yang fasilitas instalasinya di dalam wilayah Kabupaten/ Kota; c) Usaha Penunjang Tenaga Listrik (UPTL) yang berdomisili di dalam wilayah Kabupaten; 2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pemberian sanksi atas pelaksanaan usaha dari pemegang izin; 3. Melakukan evaluasi atas laporan pelaksanaan usaha dari pemegang izin, yang meliputi aspek teknis, keselamatan/ keamanan, pelayanan dan lingkungan; 4. Menyampaikan laporan penyelenggaraan perizinan kepada Pemerintah dan Gubernur; 11

c. Melakukan penegakan hukum dan pengawasan di bidang ketenagalistrikan di Daerah; Kegiatan : 1. Melakukan pengawasan atas ditaatinya peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan; 2. Melakukan penyidikan atas tindak pidana di bidang ketenagalistrikan; 3. Melakukan pengawasan atas ditaatinya standar/persyaratan/ norma teknik dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan; 4. Menyelenggarakan pembinaan di bidang pemanfaatan energi.; 5. Menyampaikan laporan penyelenggaraan penegakan hukum, pengawasan dan pembinaan kepada Pemerintah dan Gubernur; d. Menyelenggarakan Kebijakan Program Pemerintah di bidang Pemanfaatan Energi; Kegiatan : 1. Menyusun program Pemerintah Daerah dalam bidang energi yaitu program diversifikasi energi, Intensifikasi energi, konservasi energi dan program pemanfaatan energi yang berwawasan lingkungan dalam rangka menunjang kebijakan Pemerintah Daerah di bidang energi; 2. Menyusun program Pemerintah Daerah di bidang energi; 3. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data sumber energi dan pemanfaatan energi daerah; 4. Menyelenggarakan penyuluhan di bidang energi; 5. Menyampaikan laporan pelaksanaan penyelenggaraan program dan penerapan kebijakan energi kepada Pemerintah dan Gubernur. BAB III ORGANISASI Bagian pertama Susunan Organisasi Pasal 6 Susunan Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi terdiri dari : 12

a. Kepala Dinas; b. Sekretaris terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum. c. Bidang Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah terdiri dari : 1. Seksi Survey Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; 2. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi; 3. Seksi Penataan Wilayah Pertambangan, Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah. d. Bidang Pengusahaan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah terdiri dari : 1. Seksi Penyiapan Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; 2. Seksi Penetapan Retribusi Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; l 3. Seksi Pelaporan dan Pengendalian Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah. e. Bidang Energi dan Ketenagalistrikan terdiri dari : 1. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Energi; 2. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Ketenagalistrikan; 3. Seksi Penerangan Jalan dan Utilitas Umum. f. Bidang Pengawasan terdiri dari : 1. Seksi Pengawasan Pengusahaan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; 2. Seksi Pengawasan Energi dan Ketenagalistrikan; 3. Seksi Pengawasan Penerangan Jalan dan Utilitas Umum. g. Unit Pelaksana Teknsi Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional. 13

Bagian Kedua Sekretaris Pasal 7 Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaporan, urusan keuangan, urusan kepegawaian dan umum. Pasal 8 7, Sekretaris mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan program dan pelaporan; b. penyusunan rencana anggaran, penatausahaan, perbendaharaan dan verifikasi keuangan; c. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga dan perlengkapan serta perjalanan dinas; d. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 9 Sekretaris terdiri dari : a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 10 Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan urusan kesekretariatan di bidang perencanaan dan pelaporan. Pasal 11 10, Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi : 14

a. pelaksanaan pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan program dan pelaporan; b. penyusunan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan; c. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 12 Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana anggaran, penatausahaan, perbendaharaan dan verifikasi keuangan. Pasal 13 12, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana anggaran, penatausahaan, perbendaharan, dan verifikasi keuangan; b. penyusunan evaluasi dan laporan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan; c. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 14 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga dan perlengkapan serta perjalanan dinas. Pasal 15 14, Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai fungsi : a. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga dan perlengkapan serta perjalanan dinas; 15

a. penyusunan evaluasi dan laporan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan; b. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Ketiga Bidang Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah Pasal 16 Bidang Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang geologi, sumber daya mineral dan air tanah. Pasal 17 16, Bidang Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala dinas dalam b. memimpin kegiatan seksi yang ada dalam lingkungannya dan bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan tugasnya; c. melaksanakan tugas dalam bidang geologi, sumber daya mineral dan air tanah, penataan wilayah dan konservasi pertambangan sesuai dengan kewenangannya; d. melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan; e. memberikan saran teknis yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya mineral, air tanah, penataan wilayah dan konservasi pertambangan dalam rangka pemberian SIPD, SIUPR, SKPKPD, SIPPAT; f. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 18 Bidang Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah terdiri dari : 16

a. Seksi Survey Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; b. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi; c. Seksi Penataan Wilayah Pertambangan, Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah. Pasal 19 Seksi Survey Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas melakukan survei/penyelidikan geologi maupun air tanah. Pasal 20 19, Seksi Survey Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. melaksanakan survey bahan galian termasuk sumber daya mineral juga potensi air tanah diseluruh wilayah; c. mengumpulkan seluruh data mengenai geologi dan air tanah dari berbagai referensi; d. mengadakan survey awal maupun lanjutan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis dalam proses pemberian SIPD, SIUPR, SKPKPD, SIPPAT; e. melakukan perencanaan dan kebijakan bidang ekplorasi endapan bahan galian dalam rangka pengembangan sumber daya mineral; f. melakukan penyelidikan, penelitian terhadap kualitas/mutu, standar, kadar dan PH tanah sebagai bahan untuk menentukan/ pertimbangan reklamasi, rehabilitasi, reboisasi dan revitalisasi lahan; g. melakukan pemeriksaan dan analisa laboratorium sumberdaya mineral; h. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 21 17

Seksi Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan penghimpunan data dan evaluasi pengolahan data dan hasil survey. Pasal 22 21, Seksi Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. melakukan inventarisasi dan pendataan bahan galian dan air tanah; c. memplotkan, menggambarkan, menyusun dan menyimpan data geologi dan keadaan endapan bahan galian umum dari bahanbahan yang terkumpul dari hasil survey yang dilakukan serta membuat perkiraan potensinya untuk seluruh daerah; d. mengumpulkan, mengolah dan menyusun seluruh data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan; e. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 23 Seksi Penataan Wilayah Pertambangan, Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas melakukan pengaturan tata wilayah zone pertambangan dan air tanah; Pasal 24 23, Seksi Penataan Wilayah Pertambangan, Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. melakukan survey permukaan dan bawah permukaan dalam rangka pemberian pertimbangan dalam proses pemberian SIPD, SIUPR, SKPKPD, SIPPAT; c. melakukan peninjauan lapangan untuk mendapatkan fatwa teknis dalam rangka pemberian SIPD, SIUPR, SKPKPD, SIPPAT; d. mengeplotkan, menggambar, menyusun dan menyimpan peta wilayah pertambangan; 18

e. memberikan saran dan petunjuk teknis terhadap kegiatan pasca penambangan (reklamasi, re habilitasi, reboisasi) dalam rangka pemanfaatan kembali lahan bekas tambang untuk dapat dilakukan pengembangan dan pendayagunaan tanah; f. menyiapkan rekomendasi teknis yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya mineral, air tanah, penataan wilayan dan konservasi pertambangan dalam rangka pemberian SIPD, SIUPR, SKPKPD, SIPPAT; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keempat Bidang Pengusahaan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah Pasal 25 Bidang Pengusahaan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pengusahaan pertambangan, sumber daya mineral dan air tanah. Pasal 26 25, Bidang Pengusahaan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala dinas dalam b. pengolahan permohonan surat izin pertambangan umum daerah, surat izin perusahaan pengeboran dan pengambilan air tanah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. pengumpulan bahan perhitungan besarnya retribusi pertambangan yang harus dibayar oleh perusahaan; d. pengkoordinasian dengan pihak yang berwenang dalam rangka pemberian surat izin pertambangan umum daerah, surat izin perusahaan pengeboran dan pengambilan air tanah; 19

e. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan usaha, usaha pertambangan non surat izin pertambangan umum daerah menjadi surat izin pertambangan umum daerah; f. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 27 Bidang Pengusahaan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah terdiri dari : a. Seksi Penyiapan Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; b. Seksi Penetapan Retribusi Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; c. Seksi Pelaporan dan Pengendalian Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah. Pasal 28 Seksi Penyiapan Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas mengolah permohonan dan mengevaluasi permohonan izin pertambangan, sumber daya mineral dan pemanfaatan air tanah. Pasal 29 28, Seksi Penyiapan Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. menerima, mencatat dan meneliti persyaratan permohonan SIPD, SKPKPD, SIUPR, SIUJP dan SIPA sesuai ketentuan yang berlaku untuk diteruskan pemrosesan perizinanannya atau dikembalikan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratannya; c. meneliti administrasi wilayah SIPD, SKPKPD, SIUPR, SIUJP dan SIPA yang dimohon berikut penjelasan data mengenai wilayah yang dimohon tersebut; 20

d. membuat surat-surat permohonan pertimbangan (rekomendasi) dari pihak yang berwenang dalam rangka permasalahan permohonan SIPD, SKPKPD, SIUPR, SIUJP dan SIPA; e. menyiapkan surat keterangan izin peninjauan (SKIP); f. menyiapkan perizinan SIPD, SKPKPD, SIUPR, SIUJP dan SIPA; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 30 Seksi Penetapan Retribusi Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas melakukan penghitungan besarnya pembayaran pajak iuran pertambangan, penggunaan sumber daya mineral lain dan air tanah. Pasal 31 30, Seksi Penetapan Retribusi Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam bidang tugasnya b. menghitung luas wilayah SIPD, SKPKPD dan SIUPR untuk menetapkan iuran tetap; c. melaksanakan pemungutan, pengumpulan, pembukuan dan penyetoran pungutan retribusi tepat pada waktunya ke kas Pemerintah Kabupaten Belitung; d. menerima dan menyetorkan pungutan atas izin pertambangan SIPD, SKPKPD, SIUPR, SIUJP dan SIPA ke kas Pemerintah Kabupaten Belitung; e. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 32 Seksi Pelaporan dan Pengendalian Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas membuat laporan hasil 21

pemantauan dan pengendalian terhadap pelaksanaan perizinan pertambangan, sumber daya mineral dan air tanah. Pasal 33 32, Seksi Pelaporan dan Pengendalian Perizinan Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. menyusun daftar SIPD, SKPKPD, SIUPR, SIUJP dan SIPA yang dikeluarkan secara periodik; c. menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan data serta membuat laporan statistik dan dokumentasi di bidang pertambangan; d. menerima, mengumpulkan dan mempelajari lapopran kegiatan (bulanan, triwulan dan tahunan) pemegang SIPD, SKPKPD, SIUPR dan SIPA sebagai bahan laporan produksi; e. mengadakan penilaian atas realisasi rencana program di bidang pertambangan; f. melaksanakan penyiapan dan penyampaian data mengenai pertambangan kepada pihak pihak yang memerlukan; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Kelima Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Pasal 34 Bidang Energi dan Ketenagalistrikan mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang energi, ketenagalistrikan, migas dan non inti migas. Pasal 35 34, Bidang Energi dan Ketenagalistrikan mempunyai fungsi : a. membantu kepala dinas dalam 22

b. menyiapkan perumusan program rencana ketenagalistrikan serta mengumpulkan dan mengolah data pegembangan sumber energi dan usaha kelistrikan; c. memproses permohonan surat izin usaha kelistrikan dan energi dengan kapasitas tertentu; d. melaksanakan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan BUMN, BUMD dan usaha ketenagalistrikan, energi, migas dan non inti migas dan istansi terkait; e. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 36 Bidang Energi dan Ketenagalistrikan terdiri dari : a. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Energi; b. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Ketenagalistrikan; c. Seksi Penerangan Jalan dan Utilitas Umum; Pasal 37 Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Energi mempunyai tugas mengumpulkan dan menyebarluaskan data serta melaksanakan pembinaan terhadap usaha pengelolaan dan pemanfaatan energi. Pasal 38 37, Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Energi mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. mengumpulkan, menyusun dan menyebar luaskan informasi serta pembinaan terhadap pengusaha di bidang listrik non migas dan migas; c. menyelenggarakan survey, perencanaan dan penelitian dalam rangka pengembangan usaha-usaha ketenagalistrikan baik non migas maupun migas dalam usaha mencari energi baru; 23

d. menyiapkan proses perizinan penimbunan dan atau penyaluran bahan bakar minyak (SPBU, APMS, SPDN, Pool Konsumen, Agen Minyak Tanah dll); e. menyiapkan proses perizinan penimbunan dan atau penyaluran gas elpiji (LPG); f. menyiapkan proses perizinan pengumpulan dan atau penyaluran pelumas bekas; g. melaksanakan evaluasi dan membuat laporan; h. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 39 Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Ketenagalistrikan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pembinaan sarana ketenagalistrikan, non inti migas dan energi. Pasal 40 39, Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Ketenagalistrikan mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. mengumpulkan dan menginventarisasi pemakaian ketenagalistrikan; c. mengumpulkan dan mengolah data rencana pengembangan ketenagalistrikan daerah; d. menyiapkan proses perizinan pemanfaatan dan pemakaian ketenagalistrikan; e. melaksanakan evaluasi dan membuat laporan; f. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 41 24

Seksi Penerangan Jalan dan Utilitas Umum mempunyai tugas melaksanakn pengelolaan serta inventarisasi penerangan jalan dan utilitas umum. Pasal 42 41, Seksi Penerangan Jalan dan Utilitas Umum mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. mengumpulkan, menginventarisasi serta mengevaluasi lampu jalan dan utilitas umum; c. mengadakan survey, menyusun perencanaan dan penelitian dalam rangka pengembangan penerangan jalan dan utilitas umum; d. melaksanakan perbaikan, penyambungan baru dan penambahan daya lampu jalan dan utilitas umum; e. melaksanakan pendataan dan membuat laporan; f. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keenam Bidang Pengawasan Pasal 43 Bidang Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan urusan dibidang pengawasan pengusahaan pertambangan, sumber daya mineral dan air tanah, energi dan ketenagalistrikan dan penerangan jalan dan utilitas umum. Pasal 44 43, Bidang Pengawasan mempunyai fungsi : a. membantu kepala dinas dalam b. melaksanakan pengawasan terhadap tata cara atau teknik pertambangan termasuk pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan lingkungan usaha pertambangan; 25

c. melaksanakan pengawasan terhadap pengusahaan pertambangan, Sumber Daya Mineral (SDM) dan air tanah; d. melaksanakan inspeksi teknis kegiatan pertambangan, Sumber Daya Mineral (SDM) dan air tanah; e. melaksanakan pengawasan terhadap semua aspek kegiatan perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan, non inti migas dan energi; f. melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan penerangan jalan dan utilitas umum; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 45 Bidang Pengawasan terdiri dari : a. Seksi Pengawasan Pengusahaan Pertambangan dan Sumber Daya Mineral dan Air Tanah; b. Seksi Pengawasan Energi dan Ketenagalistrikan; c. Seksi Pengawasan Penerangan Jalan dan Utilitas Umum. Pasal 46 Seksi Pengawasan Pengusahaan Pertambangan dan Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pembinaan pertambangan, sumber daya mineral dan air tanah serta dampaknya. Pasal 47 46, Seksi Pengawasan Pengusahaan Pertambangan dan Sumber Daya Mineral dan Air Tanah mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. memberikan bimbingan dan pembinaan dalam rangka pengelolaan pertambangan, sumber daya mineral dan air tanah; c. melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pengelolaan pertambangan, sumber daya mineral dan air tanah di lapangan 26

sesuai dengan dokumen PIL, Amdal, UPL-UKL dan RKL serta RKT; d. melakukan pemeriksaan terhadap kondisi lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat menimbulkan kecelakaan; e. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan reklamasi, rehanilitasi, reboisasi atau pemanfaatan kembali lahan bekas tambang atau lahan tempat penimbunan dan pemekarannya; f. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan pengelolaan air tanah sesuai dengan dokumen, Amdal, Sertifikasi BPOM, RKT; g. melakukan pemeriksaan terhadap kondisi lingkungan dan water meter yang terpasang setiap bulannya; h. melaksanakan insfeksi teknis; i. menghimpun laporan, menganalisa, membuat dokumentasi, mengevaluasi, menyiapkan dan melaksanakan langkah-langkah pencegahan, serta penanganan dan sanksi bagi perusahaan yang melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku j. mengurus hal-hal yang berhubungan dengan bahan peledak dan bahan-bahan cair yang berbahaya; k. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang l. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 48 Seksi Pengawasan Energi dan Ketenagalistrikan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pembinaan di bidang energi dan ketenagalistrikan serta dampaknya. Pasal 49 48, Seksi Pengawasan Energi dan Ketenagalistrikan mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pengelolaan/ pendistribusian energi dan kelistrikan; c. memberikan bimbingan dan pembinaan dalam rangka pengelolaan/ pendistribusian energi dan kelistrikan; 27

d. melakukan pengawasan terhadap kondisi lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat menimbulkan kecelakaan; e. melakukan pengawasan terhadap pendistribusian migas dan kelistrikan; f. melaksanakan insfeksi teknis bidang energi dan kelistrikan; g. melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pemantauan terhadap pengelolaan penyaluran, kualitas dan harga BBM dan elpiji (LPG); h. melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pemantauan terhadap pengelolaan penyaluran pelumas bekas; i. menghimpun laporan, menganalisa, membuat dokumentasi, mengevaluasi, menyiapkan dan melaksanakan langkah langkah pencegahan, serta penangnanan dan sanksi bagi perusahaan yang melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku; j. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 50 Seksi Pengawasan Penerangan Jalan dan Utilitas Umum mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pembinaan dibidang penerangan jalan dan utilitas umum serta dampaknya. Pasal 51 50, Seksi Pengawasan Penerangan Jalan dan Utilitas Umum mempunyai fungsi : a. membantu kepala bidang dalam b. melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pengelolaan/ pendistribusian penerangan jalan dan utilitas umum; c. memberikan bimbingan dan pembinaan dalam rangka pengelolaan/ pendistribusian penerangan jalan dan utilitas umum; d. melakukan pengawasan terhadap kondisi lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) penerangan jalan dan utilitas umum yang dapat menimbulkan kecelakaan; e. melakukan pengawasan terhadap pendistribusian penerangan jalan dan utilitas umum; f. melaksanakan insfeksi teknis penerangan jalan dan utilitas umum; 28

g. menghimpun laporan, menganalisa, membuat dokumentasi, mengevaluasi, menyiapkan dan melaksanakan langkah-langkah pencegahan, serta penanganan dan sanksi bagi perusahaan yang melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku; h. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Ketujuh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasal 52 (1) Pada organisasi dinas pertambangan dan energi dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sesuai kebutuhan. (2) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Pertambangan dan Energi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Bagian Kedelapan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 53 Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertambangan dan Energi sesuai dengan keahlian. Pasal 54 (1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada dilingkungan Dinas Pertambangan dan Energi oleh Bupati dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. 29

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sesuai dengan peraturan perundang -undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 55 Dalam melaksanakan tugasnya, kepala dinas, sekretaris, para kepala bidang, para kepala seksi, para kepala sub bagian dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal baik dalam lingkungan masing-masing maupun antara satuan organisasi dalam lingkungan pemerintah daerah serta instansi lain sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. Pasal 56 (1) Setiap pimpinan dalam lingkungan dinas pertambangan dan energi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (2) Setiap pimpinan dalam lingkungan dinas pekerjaan umum wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 57 (1) Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Keputusan Bupati Belitung Nomor 40 Tahun 2004 tentang Uraian Jabatan Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2004 Nomor 1 Seri D), dinyatakan tidak berlaku. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 30

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 58 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal dtetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung. Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 18 Juli 2008 BUPATI BELITUNG, Ttd. DARMANSYAH HUSEIN Diumumkan di Tanjungpandan pada tanggal 18 Juli 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG, Ttd. M U L G A N I BERITA DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2008 NOMOR 34 31