BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik 1 (satu) variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Karena metode ini hanya menjelaskan 1 variabel atau lebih tanpa dibandingkan dengan variabel lain. Metode deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan kelayakan investasi ditinjau dari studi kelayakan yang terdiri dari 7 aspek, yaitu aspek hukum, aspek paras dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, aspek AMDAL, dan aspek keuangan. Dari 7 aspek ini akan didapat hasil yang akan menunjukkan kelayakan suatu investasi, terutama dari segi aspek keuangan. 3.2 Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.1 Operasional variabel penelitian Variabel Indikator Instrumen Pengukuran Aspek Hukum Izin yang dibutuhkan Pajak yang dikenakan Aspek Pasar dan Aspek pasar Pemasaran Situasi dan kondisi pasar Saluran distribusi Tingkat persaingan Perkiraan permintaan pasar Aspek pemasaran Bauran pemasaran jasa Aspek Teknis Lokasi Subjektif Tempat parkir dan keamanan Subjektif Kapasitas produksi Kemudahan produksi
36 Aspek Manajemen Fungsi-fungsi manajemen dan Organisasi Struktur organisasi Jumlah tenaga kerja Gaji karyawan Aspek Ekonomi dan Dampak ekonomi Sosial Dampak sosial Aspek AMDAL Izin AMDAL Aspek keuangan Sumber dana Metode deskriptif kuantitatif Perkiraan pendapatan Perkiraan biaya-biaya Laba / Rugi Perkiraan cash flow Penilaian kelayakan: Payback Period (PP) Metode deskriptif kuantitatif Metode deskriptif kuantitatif Laporan Laba-Rugi Indirect method cash flow PP = _I o _ x 12 bulan CF Ket: I o = Nilai Investasi CF = Aliran kas Net Present Value NPV = _kas 1 + _kas 2_ + _kas n_ - I o (NPV) (1+DF) (1+DF) 2 (1+DF) n Interest Rate Return (IRR) Ket: DF = discount factor / tingkat keuntungan yang diharapkan n = Tahun pengembalian I o = Nilai Investasi IRR = P1 - C1 x P2-P1 C2-C1 Ket: P1 = tingkat bunga 1 (NPV [+] yang paling mendekati Investasi) P2 = tingkat bunga 2 (NPV [-] yang paling mendekati investasi) C1 = NPV 1 C2 = NPV 2 Average Rate of Return ARR = _ rata-rata EAIT_ x 100% (ARR) rata-rata investasi rata-rata EAIT = total EAIT n rata-rata Investasi = _I o _ 2 Ket: total EAT = total laba setelah pajak n = Tahun pengembalian = Nilai Investasi I o
37 Profitabilitas Indek (PI) Kelayakan Investasi dari sisi investor Pembiayaan Investasi PI = PV kas bersih Ket: I o PV kas bersih = total kas bersih I o = Nilai Investasi Metode deskriptif kuantitatif NAL = L t (1 T) + T.Dep t + _ V n _ - I o [1 + (1 - T)K b ] (1+K b ) Ket: NAL = Net Advantage of Leasing L t = Pembayaran secara periodik Dep t = Penyusutan mesin periode t K b V n I o = Tingkat bunga = Nilai sisa investasi setelah pajak yang diperkirakan = Harga mesin 3.3 Jenis dan Sumber data penelitian Penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber utama, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dan data tersebut yang diprioritaskan sebagai data utama yang akan digunakan dalam penelitian. Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dari data sekunder ini, pengumpul data mendapat data sekunder atau data pendukung. Dimana data tersebut digunakan dalam penelitian sebagai data pendukung atau pelengkap dari data primer. Untuk lebih jelasnya: 1) Data primer Data yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan mencatat data-data yang ada dalam perusahaan serta pengamatan di lokasi proyek.
38 2) Data sekunder Data yang tidak didapat langsung dari sumbernya melainkan diperoleh melalui studi perpustakaan dengan menggunakan buku-buku teks, surat kabar, data-data yang diambil dari internet yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dalam pengumpulan data menggunakan 2 (dua) jenis data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2004, P14): Data kualitatif adalah data berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Dan data kualitatif disini mencakup data-data seperti keterangan atau penjelasan dari situasi dan kondisi pasar dan perusahaan, serta dari pihak-pihak lain. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif yang dimaksud disini adalah data-data keuangan perusahaan berupa hargaharga dan biaya-biaya yang diperlukan untuk investasi ini. 3.4 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1) Penelitian lapangan a) Interview / wawancara, merupakan pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis dan lisan yang ditujukan kepada pemilik dan pihak perusahaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yang terdiri dari aspek pemasaran perusahaan, aspek teknis perusahaan, aspek manajemen, aspek keuangan perusahaan, dan aspek lingkungan perusahaan. b) Observasi, merupakan pengumpulan data dengan mendatangi lokasi untuk melakukan pengamatan secara langsung, sehingga pengamat dapat memperoleh data dari apa yang dilihatnya secara langsung. Data yang diperoleh dari
39 pengamatan dapat berupa pencatatan dari situasi dan kondisi yang dilihat secara langsung di lokasi, pengambilan foto yang diambil secara langsung dari lokasi yang menggambarkan situasi dan kondisi lokasi, serta mendapatkan informasi-informasi yang diperoleh secara langsung dari orang-orang yang berada di lokasi. 2) Studi kepustakaan Memperoleh data sekunder dengan menggunakan buku-buku teks, artikel di surat kabar, atau masalah yang terdiri dari teori yang relevan dengan studi kelayakan bisnis. 3.5 Metode analisis Penelitian ini menganalisis kelayakan suatu investasi. Maka metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kelayakan investasi, dimana terdapat 7 aspek didalamnya, yaitu aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial, aspek AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan Hidup), dan aspek keuangan. Teknik analisis dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: 1. Aspek hukum Dalam menganalisis kelayakan suatu investasi pertama-tama yang harus diketahui adalah hukum yang berlaku di dalam investasi tersebut; Izin-izin yang dibutuhkan untuk mengadakan investasi tersebut. Karena investasi ini berupa pengadaan tronton, jadi kita mencari-tahu izin apa yang dibutuhkan untuk mengadakan tronton tersebut, Pajak penghasilan yang dikenakan karena tronton tersebut dipakai untuk mendapatkan uang maka ada pajak penghasilan yang dikenakan. Pajak disesuaikan dengan UU Perpajakan Indonesia tahun 2000. Perhitungan pajak sesuai dengan Undang-Undang Pajak tahun 2000 Indonesia, adalah sebagai berikut (Pasal 17, Undang-Undang Pajak tahun 2000):
40 Tarif pajak yang dikenakan atas penghasilan kena pajak bagi: a. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Tarif wajib pajak orang pribadi dalam negeri per tahun s/d Rp 25 juta 5% diatas Rp 25 juta - Rp 50 juta 10% diatas Rp 50 juta - Rp 100 juta 15% diatas Rp 100 juta - Rp 200 juta 25% diatas Rp 200 juta 35% (sumber: UU Perpajakan pasal 17 tahun 2000) b. Wajib pajak badan usaha dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut: Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak Tabel 3.3 Tarif wajib pajak badan usaha dalam negeri per tahun Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak s/d Rp 50 juta 10% diatas Rp 50 juta - Rp 100 juta 15% diatas Rp 100 juta 30% (sumber: UU Perpajakan pasal 17 tahun 2000) Untuk investasi yang berupa pengadaan truk tronton, dimana tronton tersebut dibawah naungan perusahaan alias tidak berdiri sendiri, maka pajak yang dikenakan adalah pajak yang kedua, yaitu pajak bagi badan usaha dalam negeri. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran Setelah itu kita harus meneliti aspek pasar dan pemasaran: Situasi dan kondisi pasar dalam industri yang akan dimasuki Dalam menganalisis kelayakan investasi tentu harus meneliti situasi dan kondisi pasar untuk mengetahui bagaimana situasi dan kondisi pasar dalam industi yang akan dimasuki, yaitu industri jasa transportasi muatan kapal laut
41 Mengetahui saluran distribusi dalam pengadaan tronton Hal ini menyangkut tentang bagaimana dan kepada siapa produk jasa perusahaan akan didagangkan. Tingkat persaingannya Sudah tentu dalam menganalisis pasar dan pemasaran, kita harus mengetahui tingkat persaingan dalam industri. Perkiraan permintaan pasar Dalam meneliti pasar dan pemasaran kita harus mengetahui permintaan pasar Bauran pemasaran jasa pengadaan tronton tersebut sesuai dengan teori 4P (product, price, place, dan promotion) P. Kotler, dan 4P tambahan (process, people, phsyical evidence, dan customer service) Jerome Mc.Carthy. 3. Aspek Teknik Dalam aspek ini, kita menganalisis mengenai: Lokasi yang akan dipakai dalam investasi pengadaan tronton Mengenai masalah parkir tronton dimalam hari dan keamanannya Kapasitas produksi tronton beserta kemudahan produksinya 4. Aspek Manajemen dan Organisasi Selanjutnya, yang harus ditinjau dan diteliti adalah aspek manejem dan organisasi. Dimana dalam aspek ini kita menganalisis Fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan perusahaan untuk pengadaan tronton ini Struktur organisasi perusahaan bila diadakan investasi pengadaan tronton, Jumlah tenaga kerja yang akan dipakai Gaji yang akan diberikan
42 5. Aspek Ekonomi dan Sosial Dalam aspek ini kita menganalisis dampak yang diakibatkan pengadaan tronton ini. Dampak ekonomi Jadi kita harus mengetahui apakah pengadaan tronton ini menguntungkan pemerintah atau merugikan pemerintah Dampak sosial begitu pula dengan masyarakat atau sosial, apakah pengadaan tronton ini menguntungkan atau merugikan. Bila merugikan bagaimana mengantisipasinya. 6. Aspek AMDAL Dalam aspek ini yang diteliti adalah izin AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan Hidup). Apakah pengadaan tronton ini menghasilkan sampah yang menggangu masyarakat atau tidak. Dan bila ternyata investasi ini menghasilkan sampah dan membutuhkan izin AMDAL, maka dibuatlah izin AMDAL untuk pengadaan tronton. 7. Aspek Keuangan Selanjutnya aspek keuangan, dimana di dalam aspek ini kita menganalisis sumber dana yang dibutuhkan untuk pengadaan tronton. Perkiraan pendapatan dan biaya-biaya. Lalu laporan laba-rugi untuk mengetahui berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh investor dalam investasi pengadaan tronton ini. Lalu perkiraan cash flow untuk mengetahui arus kas. Untuk lebih jelasnya: Sumber dana Karena investasi yang dilakukan berupa pengadaan tronton, maka mesin yang dibeli adalah tronton. Tentu saja tronton tersebut ada biayanya. Maka di dalam sub bab ini akan dijelaskan perincian biaya modal dan sumber dana yang dibutuhkan.
43 Perkiraan pendapatan Dari perkiraan permintaan dicari perkiraan pendapatan dari investasi ini. Perkiraan biaya-biaya Setelah mencari perkiraan pendapatan, maka selanjutnya adalah mengetahui perincian biaya-biaya yang terdapat dalam investasi ini. Laporan laba-rugi Berikut ini komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Penjualan 2. Biaya operasi, terdiri dari: - Biaya administrasi dan umum - Biaya gaji tenaga kerja - Biaya perawatan kendaraan dan bahan bakar kendaraan tersebut 3. Penyusutan (depresiasi) 4. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) 5. Bunga (Interest) 6. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax) 7. Pajak (tax) 8. Laba sesudah pajak atau EAT (Earning After Tax) Keterangan: - Penjualan: Penjualan diperoleh dari perkiraan pendapatan x perkiraan permintaan - Biaya administrasi dan umum: Untuk biaya-biaya, data diperoleh dari wawancara, survei dan observasi.
44 - Penyusutan (depresiasi): Biaya penyusutan dari pengadaan tronton ini menggunakan metode penyusutan garis lurus (Straight line method). - Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) Laba diperoleh perusahaan yang merupakan hasil pengurangan antara penjualan dan biaya-biaya. - Biaya Bunga Biaya bunga merupakan biaya yang dikenakan pada perusahaan atas beban yang ditanggung perusahaan. - Laba bersih sebelum pajak (EBT): Laba kotor diperoleh dengan mengukur langsung laba penjualan atau jumlah laba yang diperoleh perusahaan yang merupakan hasil pengurangan antara EBIT dan bunga. Dimana laba tersebut belum dikurangi pajak. - Biaya pajak (tax): Biaya pajak merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak yang berlaku di indonesia berdasarkan UU Perpajakan pasal 17 tahun 2000. - Laba bersih sesudah pajak atau EAT (Earning After Tax): laba bersih sesudah pajak adalah laba akhir sesudah semua biaya-biaya baik biaya operasi maupun biaya pajak dibayar. Perkiraan cash flow Setelah mengetahui laba bersih atau rugi yang diperoleh, maka selanjutnya mencari tahu arus kas (cash flow) dari investasi untuk mengetahui jumlah kas yang beredar serta digunakan untuk penilaian kelayakan.
45 Cash flow yang digunakan adalah Indirect method cash flow. Dalam metode ini, cash flow didapat dengan perhitungan sebagai berikut: Kas masuk kas keluar (semua biaya kecuali depresiasi) Penilaian kelayakan Dalam studi kelayakan aspek keuangan, yang meneliti kelayakan dari 5 analisis, dimana dari kelima analisis ini, bila sebagian besar menunjukkan tidak layak maka investasi pun tidak layak. 5 analisis yang digunakan dalam penilaian kelayakan pengadaan tronton ini adalah sebagai berikut: 1) Payback period (PP) 2) Net Present Value (NPV) 3) Internal Rate of Return (IRR) 4) Average Rate of Return (ARR) 5) Profitabilitas Indek (PI) Kelayakan Investasi dari sisi investor Terakhir adalah menganalisis kelayakan investasi dari sisi investor dengan membandingkan persyaratan yang diharapkan oleh investor dengan hasil penilaian kelayakan investasi yang diperoleh. Pembiayaan Investasi Jika suatu studi kelayakan telah dinyatakan layak untuk diimplementasikan, dari sisi keuangan masih perlu analisis lanjutan, yaitu dengan memilih pembiayaan investasi. Perhitungan untuk keputusan pembiayaan investasi didapat dengan menghitung NAL (Net Advantage of Leasing).
46 3.6 Rancangan implikasi hasil penelitian Setelah penelitian dan penilaian kelayakan, dan bila ternyata hasil penilaian menujukkan layak maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan perusahaan dan investor sebelum melakukan investasi dan menjalankan proyek investasi tersebut. Yaitu: Penyeleksian calon staff yang akan menjadi sopir dan kernet Dari sisi manajemen divisi tronton Mengenai proses maintenance mesin tronton Lokasi parkir tronton