HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ENI NUR RAHMAWATI J

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016

ANALISIS PERBEDAAN KECEPATAN WAKTU PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN LAMA RAWAT JALAN PADA SISTEM PENJAJARAN TERMINAL DIGIT FILING

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

TinJauan PenYeBaB keterlambatan klaim Jaminan kesehatan nasional (Jkn) Pasien rawat Jalandi rumah sakit PanTi WaluYO surakarta

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

Sumiati¹, Siswati² 1,2 Universitas Esa Unggul, Jakarta. Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN BEBAN KERJA CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011

ANALISIS KELENGKAPAN DAN PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS PASIEN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh:

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: REIHAN ULFAH J

LAELA MIFTAHUL JANNAH

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI PENGARUH AKREDITASI TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ MEI 2017; ISSN X,

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1. Disusun Oleh : YANUAR KARUNIA DEWI J

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

SKRIPSI. HUBUNGAN KUALIFIKASI CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI RSPAU dr S HARDJOLUKITO YOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

PENGARUH KODE TINDAKAN MEDIS OPERATIF DAN NON MEDIS OPERATIF PADA DIAGNOSIS APPENDICITIS, FRAKTUR EKSTREMITAS, KATARAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional yang. merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS DI RSUD H. PADJONGA DG. NGALLE TAKALAR 2013

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS Panti Nugroho

ANALISIS KETEPATAN KODING YANG DIHASILKAN KODER DI RSUD UNGARAN

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PENOLAKAN KLAIM BPJS OLEH VERIFIKATOR BPJS DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Pendaftaran Pasien BPJS di Rawat Jalan. Persyaratan Administrasi :

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Transkripsi:

HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: TRI NOVIASARI J410141014 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 PUBLIKASI ILMIAH Oleh: TRI NOVIASARI J410141014 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Sri Sugiarsi, SKM., M.Kes NIK. 016 08 1975 04 2004 2 i

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 OLEH TRI NOVIASARI J410141014 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis, 4 Agustus 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Sri Sugiarsi, SKM., M.Kes ( ) (Ketua Dewan Penguji) 2. Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes(Epid) ( ) (Anggota I Dewan Penguji) 3. Arief Kurniawan, SKM., MPH ( ) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, Dr. Suwaji, M.Kes NIK. 195311231983031002 ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan pertanggungjawabkan sepenuhnya. Penulis Surakarta, Agustus 2016 Tri Noviasari J410141014 iii

HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 Abstrak Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis sangat penting dilakukan. Rekam medis berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dimiliki oleh setiap pasien dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu, rekam medis yang lengkap harus diisi dengan lengkap dan jelas tentang semua pelayanan yang diberikan kepada pasien. Ketidaklengkapan kode diagnosis/tindakan yang berisi tentang data medis pasien akan mempengaruhi proses penentuan dalam klaim BPJS. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa masih ditemukan 5-7 dokumen rekam medis yang mengalami gagal klaim setiap harinya meskipun sudah lolos hingga ke verifikator namun masih terdapat kemungkinan mengalami gagal klaim karena penempelan berkas penunjang yang tidak lengkap. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kelengkapan informasi pada dokumen rekam medis dengan persetujuan klaim BPJS di RSUD Sukoharjo. Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien rawat inap non operasi bulan april tanggungan BPJS Kesehatan di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Sampel penelitian sebanyak 138 dokumen yang ditentukan dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian berupa lembar checklist. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan kelengkapan informasi dengan persetujuan klaim pasien BPJS di RSUD Sukoharjo dengan nilai p = 0,001. Kata kunci: kelengkapan informasi, persetujuan klaim, BPJS. Abstract Completeness of medical record documents is very important. Medical record serves as proof of valid owned by each patient and legally defensible. Therefore, a complete medical record must be filled out completely and clearly about all the services provided to patients. Incomplete diagnosis codes / actions which contains the medical records of patients will affect the process of determining the claims BPJS. Preliminary studies indicate that they found a 5-7 document medical records have failed to claim every day although already qualified to the verifier, but still there is the possibility of having failed to claim support for attachment file is not complete. This study aimed to analyze the relationship between the completeness of the information in the medical record documents with the consent of claims BPJS in Sukoharjo District Hospital. The study was observational with cross sectional approach. The population in this study is a document medical records of patients hospitalized nonsurgical april dependents BPJS in Sukoharjo District Hospital. The research sample as many as 138 1

documents specified by consecutive sampling technique. The research instrument is a checklist sheet. Research data analysis using Chi Square. The results showed a significant relationship completeness of the information with the consent of the patient claims BPJS in Sukoharjo District Hospital with a value of p = 0.001. Keywords: completeness of the information, approval of claims, BPJS 1. PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), mempunyai tujuan untuk menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mentargetkan tercapainya derajat kesehatan di seluruh dunia. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesehatan yaitu dengan mengadakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per Januari 2014. Berdasarkan Undang Undang Nomor 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bahwa sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS kesehatan dan BPJS ketenagaan. BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Peserta BPJS kesehatan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan dan bukan PBI jaminan kesehatan. PBI adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayar oleh pemerintah sebagai peserta program jaminan kesehatan. Menurut Buku Panduan Praktis Administrasi Fasilitas Kesehatan BPJS (2014) kelengkapan informasi sangatlah penting. Oleh karena itu petunjuk verifikasi klaim disusun secara khusus dengan tujuan untuk dapat menjadi acuan bagi verifikator BPJS Kesehatan maupun bagi fasilitas kesehatan dalam rangka menjaga mutu layanan dan efisiensi biaya pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Hasil Penelitian Malonda dkk (2015), dalam penelitiannya tentang Analisis Pengajuan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano, menyimpulkan bahwa masih terdapat beberapa masalah dalam koordinasi dan kerja 2

tim serta keterlambatan penyerahan dan tidak lengkapnya dokumen serta belum adanya billing sistem menyebabkan terhambatnya pembayaran klaim BPJS kesehatan. Hasil Penelitian Ulfah (2013), dalam penelitiannya tentang Hubungan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Terhadap Persetujuan Klaim Jamkesmas Oleh Verifikator Dengan Sistem INA CBGs Periode Triwulan IV Tahun 2011 di RSI Sultan Agung. Menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap jamkesmas dengan persetujuan klaim jamkesmas. Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis sangat penting dilakukan. Rekam medis berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dimiliki oleh setiap pasien dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu, rekam medis yang lengkap harus diisi dengan lengkap dan jelas tentang semua pelayanan yang diberikan kepada pasien. Waktu pengembalian berkas rekam medis rawat inap adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas bagian instalasi rawat inap setelah menyelesaikan dan mengisi berkas rekam medis secara lengkap dan dikembalikan dalam waktu 2 X 24 jam setelah pasien pulang dari rumah sakit. (Shofari, 2004). Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Sukoharjo dibagian klaim BPJS diketahui bahwa sebanyak 20 dokumen rekam medis pasien yang kembali dari bangsal dengan pembiayaan BPJS yang diambil terdapat 3 dokumen rekam medis tidak lengkap pada item diagnosis dan 2 dokumen rekam medis tidak lengkap pada item tanda tangan dokter. Ketidaklengkapan kode diagnosis/tindakan yang berisi tentang data medis pasien akan mempengaruhi proses penentuan dalam klaim BPJS. Ketidaksesuaian antara pengisian kelengkapan informasi dengan keakuratan kode pada lembar rekam medis akan menjadi salah satu penyebab kegagalan klaim BPJS. Tingkat kegagalan klaim di RSUD Sukoharjo masih banyak ditemukan dikarenakan beberapa hal misalnya dokumen yang sudah lolos sampai ke verifikasi masih terdapat kemungkinan mengalami kegagalan klaim karena berkas penunjang pemeriksaan, tindakan atau pengobatan yang tidak lengkap dilampirkan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keterlambatan klaim karena berkas yang tidak lengkap dikembalikan lagi ke pihak rekam medis untuk dilengkapi. Setelah dilakukan survei pendahuluan mengenai kelengkapan informasi dan melihat masih adanya ketidaklengkapan dalam pengisian dokumen rekam medis, maka masih perlu diadakannya analisis lebih lanjut terkait hubungan kelengkapan informasi dengan persetujuan klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di RSUD Sukoharjo. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kelengkapan informasi 3

pada dokumen rekam medis dengan persetujuan klaim BPJS di RSUD Sukoharjo. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasinal analitik terhadap kelengkapan informasi pada dokumen rekam medik yang kemudian dihubungkan dengan persetujuan klaim BPJS. Populasi dalam penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien rawat inap non operasi bulan april tanggungan BPJS Kesehatan di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Sampel penelitian sebanyak 138 dokumen yang ditentukan dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian berupa lembar checklist yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelengkapan dokumen rekam medis. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Kelengkapan Informasi dan Persetujuan Klaim BPJS Berdasarkan data tersebut selanjutnya ditampilkan distribusi kelengkapan informasi dan Persetujuan Klaim BPJS di RSUD Sukoharjo sebagai berikut. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Informasi dan Persetujuan Klaim BPJS di RSUD Sukoharjo Variabel Frekuensi Persentase (%) Kelengkapan Informasi 1 Tidak lengkap 63 46 2 Lengkap 75 54 Persetujuan Klaim 1 Tidak setuju 63 46 2 Setuju 75 54 Total 138 100 Hasil deskripsi kelengkapan berkas, terisi dan tidaknya diagnosa dan tanda tangan dokter, menunjukkan bahwa semua kelengkapan berkas pasien BPJS di RSUD Sukoharjo adalah ada atau lengkap. Selanjutnya pada informasi tentang terisi/tidaknya diagnosa dan tanda tangan dokter menunjukkan pada dokumen ringkasan keluar (ressume) terdapat 63 rekam medis (46%) yang tidak lengkap dan pada ringkasan pasien pulang terdapat 10 rekam medis (7%) yang tidak lengkap. Sedangkan pada tiga dokumen lainnya yaitu lembar penempelan hasil penunjang, surat perintah rawat, dan SEP semuanya (100%) ada atau lengkap. Distribusi frekuensi persetujuan klaim pasien BPJS di RSUD Sukoharjo menunjukkan sebagian adalah 4

setuju yaitu sebanyak 75 dokumen rekam medis (54%) dan sisanya 63 dokumen rekam medis (46%) tidak setuju. 3.2 Hubungan Kelengkapan Informasi dengan Persetujuan Klaim BPJS Hasil analisis Chi Square diperoleh nilai (p = 0,0001), maka keputusan uji H 0 ditolak yang berarti terdapat hubungan yang signifikan kelengkapan informasi dengan persetujuan klaim pasien BPJS di RSUD Sukoharjo. Tabel 2. Hubungan Kelengkapan Informasi dan Persetujuan Klaim BPJS Persetujuan Klaim Kelengkapan Tidak setuju Setuju Total Informasi Frek % Frek % Frek % p. value Tidak lengkap 63 100 0 0 63 100 0,0001 Lengkap 0 0 75 100 75 100 Total 63 46 75 54 138 100 3.3 Pembahasan 3.3.1 Kelengkapan Informasi Hasil deskripsi kelengkapan ada dan tidaknya berkas, menunjukkan bahwa semua kelengkapan berkas pasien BPJS di RSUD Sukoharjo adalah lengkap. Selanjutnya pada informasi tentang terisi dan tidaknya diagnosa dan tanda tangan dokter menunjukkan pada dokumen ringkasan keluar (ressume) terdapat 63 dokumen rekam medis (46%) yang tidak lengkap dan pada ringkasan pasien pulang terdapat 10 dokumen rekam medis (7%) yang tidak terisi lengkap. Sedangkan pada tiga dokumen lainnya yaitu lembar penempelan hasil penunjang, surat perintah rawat, dan SEP semuanya (100%) lengkap. Distribusi frekuensi kelengkapan informasi pasien BPJS di RSUD Sukoharjo menunjukkan sebagian adalah lengkap yaitu sebanyak 75 rekam medis (54%). Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis sangat penting dilakukan. Rekam medis berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dimiliki oleh setiap pasien dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu, rekam medis harus diisi dengan lengkap dan jelas tentang semua pelayanan yang diberikan kepada pasien. Waktu Pengembalian berkas rekam medis rawat inap adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas bagian instalasi rawat inap setelah menyelesaikan dan mengisi berkas rekam medis secara lengkap dan dikembalikan dalam waktu 2 X 24 jam setelah pasien pulang dari rumah sakit. (Shofari, 2004). Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit. Hal ini berkaitan dengan isi rekam medis yang mencerminkan segala informasi menyangkut pasien sebagai dasar dalam 5

menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lain. Menurut Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis, Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Menurut Dirjen Pelayanan Medis (2006), rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium, diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan tentang pengobatan, baik rawat inap rawat jalan maupun pengobatan melalui pelayanan rawat darurat. Kelengkapan berkas klaim merupakan bagian penting dalam proses pengklaiman, penyebab ketidaklengkapan berkas klaim pasien disebabkan ketidaklengkapan pengisian rekam medik. Berkas yang tidak lengkap akan berdampak terhadap keuangan rumah sakit, keterlambatan pembayaran berdampak pada mutu pelayanan sehingga tingkat kepuasan dapat menurun. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam penelitian Kusairi (2013) yang menyatakan penyebab berkas tidak lengkap adalah hal-hal yang terkait dengan proses administrasi, pemahaman dan kinerja petugas terhadap kelengkapan berkas klaim masih kurang, Standar Operasional Prosedur yang tidak ada dan evaluasi pelaksanaan program Jamkesmas belum dilaksanakan. Sumarningsih (2008), meneliti tentang Tinjauan Kelengkapan Isi Resume Medis Dalam Upaya Mempercepat Penagihan Klaim Asuransi Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta dan menyimpulkan bahwa masih banyak resume medis yang tidak diisi lengkap pada saat pasien pulang oleh dokter yang merawat, sehingga memperlambat klaim asuransi kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Variabel yang paling penting untuk kelengkapan penagihan klaim asuransi kesehatan dalam pengisian resume medis. Hal tersebut terjadi di RSUD Kabupaten Sukoharjo, ketidaklengkapan tertinggi ada pada lembar ringkasan keluar (ressume) yaitu sebanyak 63 (46%) dokumen rekam medis tidak terisi dengan lengkap dan pada lembar ringkasan pasien pulang terdapat 10 (7%) dokumen rekam medis yang juga tidak terisi dengan lengkap. 3.3.2 Persetujuan Klaim BPJS Distribusi frekuensi persetujuan klaim pasien BPJS di RSUD Sukoharjo menunjukkan sebagian adalah setuju yaitu sebanyak 75 dokumen (54%). Proses persetujuan klaim BPJS diawal ketika rumah sakit mengajukan berkas klaim BPJS kepada verifikator BPJS Kesehatan. Data klaim yang diserahkan oleh rumah sakit meliputi berkas ringkasan keluar (ressume), lembar penempelan hasil penunjang, Surat Eligibilitas Peserta (SEP), surat perintah rawat, fotocopy kartu BPJS, fotocopy KTP, fotocopy KK, dan ringkasan pasien pulang. Data yang diserahkan oleh rumah sakit selanjutnya diverifikasi oleh verifikator BPJS Kesehatan dengan menganalisis kelengkapan berkas dan pembiayaan yang diakui oleh BPJS. Berdasarkan analisis kelengkapan berkas dan pembiayaan pasien selanjutnya diputuskan klaim BPJS disetujui atau tidak disetujui. Klaim yang tidak disetujui oleh verifikator 6

kemudian dikembalikan lagi kepada rumah sakit untuk dilengkapi dengan melampirkan berkas yang menunjukkan adanya tindakan atau pemeriksaan kepada pasien yang dimintakan tagihannya kepada BPJS. Proses klaim BPJS dilakukan berdasarkan alur verifikasi yang ditetapkan berdasarkan petunjuk teknik Verifikasi Klaim BPJS, namun juga disesuaikan dengan keadaan rumah sakit yang berbeda-beda pemberkasan dalam pengajuan klaim. RSUD Sukoharjo dalam mengajukan berkas klaim sangatlah kurang karena berkas penunjang seperti daftar pemeriksaan yang telah diberikan kepada pasien sering tidak ikut serta dilampirkan dalam pengajuan klaim. Hal tersebut seringkali membuat kegagalan dan keterlambatan klaim karena berkas yang tidak lengkap akan mengalami gagal klaim dan harus dikembalikan lagi ke pihak rumah sakit untuk dilengkapi. Proses kelengkapan sendiri membutuhkan waktu sehingga dapat menyebabkan keterlambatan proses klaim. Kelengkapan pengajuan berkas sangat penting karena dapat mempengaruhi naik dan turunnya tarif klaim yang diajukan. Maka diperlukan ketelitian dalam setiap pengisian lembar dokumen rekam medis yang akan diajukan dalam pemberkasan klaim BPJS Kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Ulfah (2013), tentang Hubungan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Terhadap Persetujuan Klaim Jamkesmas Oleh Verifikator Dengan Sistem INA CBGs Periode Triwulan IV Tahun 2011 di RSI Sultan Agung. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap jamkesmas dengan persetujuan klaim jamkesma. Kelengkapan dokumen rekam medis yang lengkap 90,4%, dokumen rekam medis yang tidak lengkap 9,6%. Persetujuan klaim yang tidak disetujui 52,1% dan yang disetujui 47%. 3.3.3 Hubungan Kelengkapan Informasi dengan Persetujuan Klaim BPJS Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan informasi dengan persetujuan klaim pasien BPJS di RSUD Sukoharjo (p = 0,001). Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kelengkapan informasi dengan persetujuan klaim pasien BPJS di RSUD Sukoharjo. Kelengkapan informasi mempresentasikan kelengkapan dan akurasi data yang disampaikan oleh rumah sakit terhadap berkas-berkas informasi yang disyaratkan oleh BPJS. Rekapitulasi Pelayanan semua data harus ditulis secara lengkap untuk mempercepat proses klaim dan sebagai dokumen arsip pada rumah sakit. Ketidaklengkapan dan keterlambatan dalam pengisian status rekam medis berdampak langsung terhadap pengusulan pengajuan Klaim fasilitas kesehatan ke BPJS Kesehatan sehingga berdampak pada keterlambatan klaim BPJS Kesehatan. Hubungan kelengkapan informasi dengan pengajuan klaim BPJS Kesehatan sebagaimana dikemukakan dalam penelitian Molanda (2015) tentang analisis pengajuan klaim BPJS Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano, menyimpulkan bahwa pengajuan klaim BPJS kesehatan pada rekapitulasi pelayanan belum dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, pengisian dan pencatatan pada status rekam medis untuk 7

kelengkapan dokumen klaim diserahkan kepada petugas rekam medis, tidak terjalin koordinasi dan kerja tim antara Perawat pelaksana dan Petugas Rekam Medis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hambatan yang terjadi pada rekapitulasi data pasien tersebut berdampak pada terjadinya keterlambatan klaim BPJS Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Ulfah (2013), tentang Hubungan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Terhadap Persetujuan Klaim Jamkesmas Oleh Verifikator Dengan Sistem INA CBGs Periode Triwulan IV Tahun 2011 di RSI Sultan Agung. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap jamkesmas dengan persetujuan klaim jamkesmas (p<0,05). Kelengkapan dokumen rekam medis yang lengkap 90,4%, dokumen rekam medis yang tidak lengkap 9,6%. Persetujuan klaim yang tidak disetujui 52,1% dan yang disetujui 47%. Berkas dokumen pasien merupakan faktor yang sangat penting dalam klaim BPJS. Kelengkapan pasien merujuk kepada akurasi pemberian jaminan oleh BPJS. Petugas klaim BPJS harus melakukan pemeriksaan kelengkapan informasi pasien untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat pada sasaran yaitu peserta BPJS dan pembiayaannya sesuai dengan spesifikasi atau jenis-jenis perawatan yang ditanggung oleh BPJS. Oleh karena itu, seharusnya rumah sakit memperhatikan persyaratan berkas pengajuan klaim BPJS yang berisikan lembar ringkasan keluar (ressume), lembar penempelan hasil penunjang, SEP, surat perintah dirawat, fotocopy kartu BPJS, fotocopy KTP, fotocopy KK, dan ringkasan pasien pulang. Apabila terdapat salah satu berkas yang tidak ada dan tidak terisi dengan lengkap beserta dengan diagnosa dan tanda tangan dokter maka menyebabkan berkas tersebut tidak terklaim dan harus dikembalikan untuk dilengkapi. Pemberkasan dokumen rekam medis sebaiknya diteliti dan dilengkapi sesuai dengan pemeriksaan, tindakan dan pengobatan yang telah diberikan kepada pasien. Karena hasil penunjang tersebut dapat mempengaruhi naiknya tarif klaim BPJS. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan 1. Distribusi kelengkapan informasi dokumen rekam medis klaim BPJS di RSUD Kabupaten Sukoharjo sudah lengkap (54%) dan tidak lengkap (46%). 2. Terdapat hubungan antara kelengkapan informasi pada dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan persetujuan klaim BPJS di RSUD Sukoharjo. (p : 0,001) 4.2 Saran 1. Bagi RSUD Sukoharjo Pihak pimpinan RSUD Sukoharjo hendaknya segera mensosialisasikan tentang tata cara pengisian kelengkapan informasi khususnya pada lembar ringkasan pulang (ressume) dan 8

lembar persetujuan pulang menurut Buku Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS. 2. Bagi Petugas Medis Petugas medis hendaknya berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan sistem yang berlaku. Petugas medis diharapkan lebih teliti dalam pengisian dokumen rekam medis pasien, sehingga kejadian pengulangan atau revisi dokumen rekam medis pasien dapat diminimalisir. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kevalidan data kelengkapan informasi pasien terkait kelengkapan pengisian berkas dalam pelaksanaan klaim BPJS. DAFTAR PUSTAKA BPJS Kesehatan, 2014. Pedoman Administrasi Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II. Jakarta: Dirjen Bina Yanmed. Giyana, F. 2012, Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Kota Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 48-61 Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press Kusairi, M. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Berkas Klaim Pasien Jamkesmas Di Rsud Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Gajah Mada. < http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=penelitiandetail &act=view&typ=html&buku_id=64257> [diakses 5 Agustus 2016] Lemeshow, S, Hosmer DW, Klar J, Lwange SK. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Molanda, D. 2015. Analisis Pengajuan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015 Mongli, G. 2006, Medical Records Organization and Management, Jaypee Brother Medical Publish (P) Ltd., New Delhi, India. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 9

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/2008 tentang Rekam Medis. Shofari, B. 2004. PSRM 1 Pengelolaan Sistem Rekam Medis 1. Perhimpunan Organisasi Profesional Rekam Medis dan Informatikan Kesehatan Indonesia. Semarang. Sumarningsih, E. 2008. Tinjauan Kelengkapan Isi Resume Medis Dalam Upaya Mempercepat Penagihan Klaim Asuransi Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Universitas Esa Unggul. Jakarta Barat <http://digilib.esaunggul.ac.id/1903/ueu-undergraduate-1903-skripsieuis-tinjauankelengkapan-isi-resume-medis-dalam-upaya-mempercepat-penagihan-klaim-asuransikesehatan-di-rumah-sakit-umum-pusat-fatmawati-jakarta.pdf> [diakses 5 Agustus 2016] Ulfah, S. 2013. Hubungan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Dengan Persetujuan Klaim Jamkesmas Oleh Verifikator Dengan Sistem Ina Cbgs Periode Triwulan Iv Tahun 2011 Di Rsi Sultan Agung Semarang. Jurnal: Kesehatan Masyarakat. Semarang: Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. <http://eprints.dinus.ac.id/6458/1/jurnal_11929.pdf> [diakses 5 Agustus 2016] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011. Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2011 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Yanuari dan Rizky, 2012. Perbedaan kelengkapan Pengisian Rekam Medis Antara Dokter Umum dan Dokter Spesialis Pada Praktek Swasta mandiri di kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang. < http://eprints.undip.ac.id/37770/> [diakses 13 Juli 2016] 10