Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan (Dhiu, 2012: 25)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

Psikologi Pendidikan SETIAWATI

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

Perbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Quasy eksperimen merupakan desain perlakuan tunggal (one shot case study)

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

MODUL PERKULIAHAN KREATIF FUNDAMENTAL. Tingkatan Kreativitas. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PEMBELAJARAN

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERPIKIR KREATIF D4 ANIMASI

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BERPENDAPAT SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nurgana (1985) bahwa keefektivan pembelajaran mengacu pada: 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 65 dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

PENGARUH PENGGUNAKAN LEMBAR KERJA DENGAN PENDEKATAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATANKONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FUNGSI

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERAGA EDUKATIF PUZZLE (STUDI KASUS DI SPS AL-BIDAYAH KEC. RONGGA) RIMA NURUL AZMI SPS AL-BIDAYAH

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KEPINGAN GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA JEMAWAN IV JATINOM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta cepatnya dalam mendapatkan suatu informasi di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II METODE PENELITIAN. maksudkan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembiayaan, faktor. bermasalah yang dilakukan oleh BMT AN-NUUR.

Transkripsi:

Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Cucu Sopiah FIP IKIP Veteran Semarang Email : cucu_sopiah@ymail.com ABSTRAK Kreativitas Guru PAUD sebagai faktor penting dalam pembelajaran pada PAUD mempengaruhi proses pembelajaran. Berbagai faktor dan bagaimana perkembangan kreatifitas itu terbentukagar kreativitas guru dapat ditingkatkan perlu dikaji. Metoda penelitian kualitatf memberikan analisis mendalam terhadap terbentuknya kreativitas guru dan pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain faktor internal dan eksternal dari Guru PAUD, adapun yang menjadi aspek kreatifitas Guru PAUD dalam kegiatan pembelajaran adalah fluency, flexibility, originality, dan redifination. Semua aspek tersebut ikut mempengaruhi bagaimana kreativitas Guru PAUD dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keterbukaan seorang guru PAUD harus lebih terbuka dengan pengetahuan yang baru, agar dapat mengetahui informasi-informasi terbaru yang dapat diaplikasikan untuk KBM, selain itu Guru PAUD juga harus memiliki keyakinan diri yang baik pada setiap karyanya yang menjadikan Guru PAUD lebih percaya diri pada hasil yang dia buat sendiri, kemampuan bereksplorasi juga diperlukan agar dapat memperoleh prodak yang baru dalam KBM dengan membuat hasil karya yang baru dalam bentuk media, metode dan cara penanganan pada anak saat proses KBM, penghargaan psikologis yang diberikan kepala sekolah dan lingkungan diperlukan bagi Guru PAUD agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM, selain itu pemberian waktu dan dorongan yang penuh untuk bereksplorasi dengan berimajinasi sangat diperlukan untuk Guru PAUD agar dapat menghasilkan ide dan gagasan baru dalam KBM. Kata Kunci : Kreativitas Guru, Kegiatan belajar Mengajar PENDAHULUAN Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan penting dalam peningkatan mutu hasil belajar siswanya. Kreativitas sering kali diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru maupun modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Bila dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru. Oleh karena itu untuk menunjang proses belajar dalam kegiatan belajar mengajar maka diperlukan kreativitas guru dalam menyajikan proses belajar mengajar terkait dengan metode, media dan cara-cara penanganan anak didik yang memiliki masalah. Seperti contoh untuk mendukung kegiatan belajar mengajar guru yang kreatif dituntut untuk membuat suatu media dalam bentuk alat peraga yang menarik dan multiguna sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Oleh karena itu guru pendidik anak usia dini MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 13

harus dapat menemukan berbagai cara agar dapat menyajikan keseluruhannya dengan cara berbeda dan tentunya harus dapat menyenangkan untuk anak usia dini. Menurut Cece Wijaya (1991:189), salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah menumbuhkan kreativitas guru. Guru pendidik anak usia dini harus dapat menemukan berbagai cara agar dapat menyajikan keseluruhannya dengan cara berbeda dan tentunya harus dapat menyenangkan untuk Anak Usia Dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Kreativitas Guru PAUD pada proses pembelajaran, mengetahui faktor apa saja yang membentuk seorang guru PAUD menjadi seorang guru yang kreatif serta untuk mengetahui bagaimana perkembangan kreatifitas yang terbentuk dalam diri guru PAUD. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kreativitas Candra (1994) menguraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Lebih lanjut, Delpeni (Rahmawati, 2000) memberikan makna mengenai kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada dirinya sendiri. Kreativitas merupakan kemampuan menciptakan hubungan yang baru dan tindakan yang tepat untuk menghadapi situasi baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas Soemardjan (1983) menyatakan tumbuh dan berkembangnya kreativitas dipengaruhi pula oleh banyak faktor terutama adalah karakter yang kuat, kecerdasan yang cukup dan lingkungan kultural yang mendukung. Sedangkan Munandar (1988) menyebutkan bahwa perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi -kombinasi baru berdasarkan hal -hal yang sudah ada sebelumnya. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan - kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 14

Sahlan dan Maswan (1988) menyebut faktor jenis kelamin, usia, pendidikan, pengalaman dan faktor usaha sangat mempengaruhi timbul dan berkembangnya kreativitas pada seseorang. Faktor - faktor yang menghambat Kreativitas Menurut Munandar (1999) terdapat beberapa hal yang dapat menghambat pengembangan kreativitas yaitu: a. Evaluasi, menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas konstruktif ialah pendidik tidak memberikan evaluasi atau setidaknya menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi. b. Hadiah, pemberian hadiah dapat merubah motivasi intrinsik. c. Persaingan (kompetisi), persaingan terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah. d. Lingkungan yang membatasi. Munandar (1999) menambahkan : a. Kendala dari rumah Menurut Amabile (dalam Munandar, 1999) lingkungan keluarga dapat menghambat kreativitas anak dengan tidak menggunakan secara tepat empat pembunuh kreativitas yaitu evaluasi, hadiah, kompetisi dan pilihan atau lingkungan yang terbatas. b. Kendala dari sekolah c. Kendala konseptual, Adams (dalam Munandar, 1999) menggunakan istilah conceptual blocks yaitu dinding mental yang merintangi individu dalam pengamatan suatu masalah serta pertimbangan cara-cara pemecahannya. Kendala itu memiliki dua sifat yaitu eksternal dan internal. 1. Kendala yang bersifat eksternal antara lain: a) Kendala kultural dan b) Kendala lingkungan dekat (fisik dan sosial) 2. Kendala yang bersifat internal antara lain: a) Kendala perceptual b) Kendala emosional, kendala ini mewarnai dan membatasi c) Kendala imajinasi, hal ini menghalangi kebebasan dalam menjajaki dan memanipulasi gagasan-gagasan. d) Kendala intelektual, hal ini timbul bila informasi dihimpun atau dirumuskan secara tidak benar e) Kendala dalam ungkapan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 15

Aspek-aspek kreativitas Menurut Suryabrata (1998) ciri sifat itu diantaranya adalah sifat mandiri, keberanian mengambil resiko, minat yang luas serta dorongan ingin tahu yang kuat. Dalam kreativitas banyak aspek yang berpengaruh dalam mengembangkan kreativitas yang juga dapat membedakan antara individu satu dengan yang lainnya, seperti yang dikemukakan menurut Munandar (1999) meliputi ciri -ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir : a. Fluency, yaitu kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. b. Flexibility, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam cara dalam mengatasi masalah. c. Originality, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. d. Redifination, yaitu kemampuan untuk memutuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut lain dari pada cara-cara yang lazim. Kegiatan Belajar Mengajar Fathurronman dan Sutikno (2007: 5) mengartikan bahwa Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Disimpulkan bahwa belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga pada diri peserta didik terjadi proses belajar. Di dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatanyang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional. Faktor Pendukung Proses Belajar Mengajar Sinergi perubahan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hasil belajar. Secara sistematik digambarkan komponen yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar sebagai berikut: INSTRUMENTAl INPUT (Sarana) Guru, Metode, Teknik, RAW INPUT Siswa IQ, Bakat, Motivasi, Kematangan, PBM ENVIRONMENTAL INPUT EXPECTED OUT PUT (Hasil Belajar) perilaku kognitif, perilaku afektif Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar Sumber: Abin Syamsuddin (2002: 161) MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 16

a. Raw input, yaitu kondisi keberadaan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa hal yang terkait dengan raw input adalah: kapasitas dasar siswa, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan. b. Instrumental input, yaitu sarana dan prasarana yang terkait dengan proses pembelajaran. Hal ini terkait dengan kualitas, kelengkapan dan penggunaannya. Guru, metode, teknik, program, media, bahan dan sumber belajar, program dan lain-lain termasuk dalam instrumental input. c. Environmental input, komponen yang satu ini merujuk pada situasi dan keberadaan lingkungan, baik fisik maupun budaya dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan. d. Expected out put, merujuk pada rumusan normatif yang harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Rumusan komponen ini harus dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan aspek kognitif, afektif dan ataupun psikomotor. Bagan Kerangka Teori Latar Belakang e. f. g. h. i. j. k. l. Faktor Internal Keterbukaan Locus Of Control Eksplorasi Membentuk Kombinasi Baru KREATIVITAS Faktor Eksternal Kebebasan psikologis Sarana atau fasilitas PenghargaanWaktu yang cukup Dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen Dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen KBM Menarik dan menyenangkan Menyenangkan METODE PENELITIAN Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kualitatif. Metoda ini dipilih B karena dalam penelitian ini menggunakan pendekatan subjektif dimana peneliti berusaha menjelaskan perilaku manusia agar dapat dipahami (Mulyana, 2001, h. 32). Fenomena yang Diungkap Penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisis mengenai peran Kreativitas Guru dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD yang membantu untuk mencapi keberhasilan dalam pembelajaran, memahami faktor-faktor yang dapat menunjang kreatifitas guru PAUD MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 17

dalam kegiatan belajar mengajar, maka fenomena yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah : a. Latar belakang subjek. b. Faktor Internal dari subjek c. Faktor Eksternal dari Subjek Subjek Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah dengan tehnik purposif, yaitu pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan kriteria tertentu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu subjek penelitian adalah pendidik PAUD yang sudah mempunyai pengalaman mengajar. Metoda Pengumpulan data Berdasarkan dari uraian di atas, maka pengumpulan data menggunakan : a. Wawancara mendalam Pedoman wawancara yang digunakan meliputi : 1) Latar belakang subjek, meliputi tentang : identitas, tentang keluarga, situasi. 2) Faktor Eksternal dari subjek meliputi yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentukbentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi -kombinasi baru berdasarkan hal -hal yang sudah ada sebelumnya. 3) Faktor eksternal dari subjek, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan - kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual. b. Observasi Observasi adalah proses dimana peneliti secara berlanjut melihat perilaku publik / subjek penelitian dan tidak bermaksud memberikan analisis. Metode Analisis data Moleong (2000, h. 5) mengatakan bahwa dalam menganalisa data, penelitian kualitatif menggunakan analisa secara induktif. Mulyana (2001, h. 156-157) menjelaskan lebih jauh mengenai induksi adalah proses dimana peneliti mengumpulkan data kemudian mengembangkan teori dari data tersebut, yang disebut grounded theory. Peneliti perlu mengujinya berulang kali karena semuanya masih berupa hipotesis karena dari hasil MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 18

penelitian awal disebut sebagai hipotesis. Hal ini berbeda dengan penelitian objektif yang diwali dengan perumusan hipotesis yang kemudian diuji di lapangan. Kriteria dan Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam menentukan keabsahan data yang diperoleh, diperlukan suatu tehnik pemeriksaan yang berdasarkan dari sejumlah kriteria tertentu. Moleong (2000, h. 173) menyebutkan bahwa terdapat beberapa tehnik dalam mengukur keabsahan dan kebenaran hasil penelitian, yaitu : derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Selanjutnya Moleong menjelaskan beberapa cara untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data yaitu : triangulasi, uraian rinci, dan auditing. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dari seluruh subjek diperoleh bahwa pada subjek 1 (AY) Subjek selalu diberikan waktu dan dorongan untuk bereksplorasi yang cukup dari kepala sekolah untuk menggali imajinasinya, sehingga Subjek dapat bereksplorasi dengan membuat hasil karya yang baru untuk KBM, keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik pada diri subjek harus diberikan dororongan, penuh karena dari keyakinan diri itulah yang dapat memunculkan kreativitas pada diri subjek, tidak hanya itu penghargaan dari kepala sekolah dan rekan-rekan guru menjadikan subjek memiliki keyakinan diri untuk mengembangkan kreativitasnya. Pada Subjek 2 (DL), subjek memiliki keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik, sehingga subjek dapat bereksplorasi dengan waktu yang cukup untuk membuat hasil karya yang baru, waktu dan dorongan untuk bereksplorasi dari kepala sekolah dan dari lingkungan memberikan penghargaan dan dukungan penuh pada diri subjek untuk dapat berimajinasi, keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik yang dimiliki diri subjek menjadikan subjek menjadi pribadi yang kreatif. Pada subjek 3 (LE), subjek senang bereksplorasi dengan membuat media dan hasil karya yang baru karena subjek memiliki keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik, oleh karena itulah sebjek selalu diberikan penghargaan dari kepala sekolah dan lingkungannya atas kreativitas yang di milikinya, selain itu Subjek diberikan waktu dan dorongan untuk bereksplorasi untuk berimajinasi. Sehingga subjek dapat mengembangkan kreativitasnya dalam KBM. KESIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap tiga orang subjek yang dalam rangka meneliti tingkat kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD, maka dapat disimpulkan bahwa : MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 19

Berdasarkan hasil wawancara dengan Subjek 1 (AY) ditemukan bahwa Subjek akan kreatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar apabila subjek diberikan kesempatan waktu, dorongan, dan penghargaan untuk bereksplorasi, dari eksplorasinya tersebut subjek dapat membuat perencanaan pembelajaran yang kreatif, membuat media dan metode pempelajaran kreatif dalam KBM. Sedangkan pada Subjek 2 (DL), Keterbukaan yang dimiliki subjek terhadap pengetahuan baru yang didapat dari teman dan rekan kerjanya Subjek menghargai setiap masukan yang diberikan teman dan rekan gurunya tetapi subjek lebih meyakini kemampuan yang dimilikinya untuk mendapatkan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya, selain itu waktu, dorongan dan penghargaan yang diberikan oleh kkepala sekolah dan rekan kerja membuat subjek dapat mengasah kemampuan kreativitasnya dengan mengahasilkan media, metode dan penanganan yang kreatif terhadap kegiatan belajar mengajar. Pada Subjek 3 (LE), kemampuan bereksplorasi yang dimiliki subjek dapat menghasilkan ide-ide baru dalam membuat media dan metode dalam kegiatan KBM, selain itu pemberian penghargaan psikolagis dari kepala sekolah yang diberikan terhadap aspirasi keyakinan diri yang dimiliki oleh subjek membuat subjek lebih dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM. Dari hasil observasi dan wawancara dari ketiga subjek maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Kreativitas Guru PAUD dalam kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi Subjek tersebut dapat menjadi pribadi yang kreatif diantaranya yaitu keterbukaan seorang guru PAUD harus lebih terbuka dengan pengetahuan yang baru, agar dapat mengatahui informasi-informasi terbaru yang dapat diaplikasikan untuk KBM, selain itu Guru PAUD juga harus memiliki keyakinan diri yang baik pada setiap karyanya yang menjadikan Guru PAUD lebih percaya diri pada hasil yang dia buat sendiri, kemampuan bereksplorasi juga diperlukan agar dapat memperoleh prodak yang baru dala KBM dengan membuat hasil karya yang baru dalam bentuk media, metode dan cara penanganan anak saat proses KBM, penghargaan psikologis yang diberikan kepala sekolah dan lingkungan diperlukan bagi Guru PAUD agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM, selain itu pemberian waktu dan dorongan yang penuh untuk bereksplorasi dengan berimajinasi sangat diperlukan untuk Guru PAUD agar dapat menghasilkan ide dan gagasan baru dalam KBM. SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ketiga subjek mengenai kreativitas Guru PAUD dalam Kegiatan Belajar mengajar Pimpinan Lembaga PAUD disarankan dapat lebih dapat memberikan dorongan, penghargaan, waktu yang untuk meningkatkan kreativitasnya. Selain Lembaga juga harus MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 20

dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk tercapainya membentuk Sumber daya manusia yang berkualitas khususnya untuk Guru anak usia dini. DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsuddin, M. 2002. Psikologi Kependidikan:Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Candra, J. 1994. Bagaimana Menanam, Membangun dan mengembangkan. Yogyakarta: Kanisius. A, Cece, Wijaya.1991. Kemmpuan dasar guru dalam proses belajar mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fathurohman, P dan Sutikno, S. 2007. Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama. Munandar, U.dkk. 1988. Laporan Penelitian; Standarisasi Tes Kreativitas Figural. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jurusan Psikologi & Pendidikan. Munandar, U 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta dan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan. Mulyana,D. 2001. Metodologi penelitian Kualitatif: Paradigma baru II Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, L.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rahmawati, S. 2000. Mencetak Anak Cerdas Kreatif. Jakarta: Kompas. Soemarjan, S 1980. Kemiskinan Struktural dan pembangunan: Pengantar, dalam Alfian, et. Al.( eds) Kemiskinan Struktural. Jakarta : yayasan ilmu-ilmu sosial. Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan sebelas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Sahlan, S.M. 1988. Multi Dimensi Sumber Kreativitas. Bandung: Sinar Baru. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 21