BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Sosial RI merupakan Instansi Pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang Kesejahteraan Sosial. Salah satu landasan pembentukan Kementerian Sosial RI mengacu pada UUD 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi, "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan" ( UUD 1945). Di samping itu, sesuai amanah yang dipikulkan oleh UUD 1945 pasal 34 ayat 2, yang berbunyi Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar yang menjadi salah satu pilar pokok dalam membangun kesejahteraan sosial di negeri ini ( UUD 1945). Serta peranan Kementerian Sosial RI adalah untuk membuat masyarakat Indonesia bisa menjadi masyarakat yang mandiri dan berguna untuk Negara Indonesia. Kementerian Sosial RI adalah sebuah organisasi yang menjalankan fungsinya sebagai Departemen yang mengurus kesejahteraan masyarakat juga memerlukan komunikasi antar Divisi yang ada dalam Kementerian Sosial RI tersebut. Divisi yang bekerja sama dengan Divisi Humas adalah Divisi Biro Keuangan, Divisi Biro Perencanaan, Divisi Biro Organisasi dan Kepegawaian, Divisi umum. Salah satu cara berkoordinasi yang baik adalah dengan berkomunikasi. Definisi komunikasi sendiri adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan. Begitu pun yang diterapkan di Kementerian Sosial RI, dalam semua organisasi tidak mungkin terlepas dari komunikasi. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah ubah (Muhammad, 2009). Dan biasanya terjadi di dalam dan diantara lingkungan yang besar dan luas. Di pandang dari sudut perpekstif fungsional, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Sedangkan dari sudut perspektif interpretif, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai proses 1
2 penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi dan menekankan peranan orang-orang dan proses dalam menciptakan makna (Purba, 2006:112). Komunikasi organisasi pun dibagi lagi menjadi beberapa cara dan implementasi di sebuah organisasi. Dari beberapa contoh pecahan komunikasi organisasi semua yang telah dikemukakan oleh para praktisi ilmu pomunikasi, beberapa dipakai di Kementerian Sosial RI sebagai implementasi kerja. Berdasarkan birokrasi Komunikasi Organisasi, semua cara komunikasi digunakan di Kementerian Sosial RI. Dari komunikasi divisi humas kepada Menteri Sosial menggunakan komunikasi keatas, dari Menteri Sosial ke divisi yang bekerja dibawah kepemimpinan Menteri Sosial menggunakan komunikasi kebawah. Dari antar divisi yang bekerja sama di bawah kepemimpinan Menteri Sosial menggunakan komunikasi kesamping. Dari semua arus komunikasi yang dipakai komunikasi dasar seperti verbal dan non verbal pun akan di gunakan dalam berkomunikasi antar divisi atau antar pegawai (PNS). Menurut Abdullah (2008:67-68), arus komunikasi yang ada lima arus komunikasi yaitu: arus komunikasi keatas, arus komunikasi kebawah, arus komunikasi diagonal, arus komunikasi lintas saluran, arus komunikasi intrapersonal. Yang dimana dalam melakukan komunikasi di dalam suatu organisasi diperlukan implementasi yang baik dari ke lima arus komunikasi yang sudah ada. Sehingga komunikasi dalam organisasi yang terjadi bisa berjalan dengan baik Dari alur komunikasi yang sudah dijabarkan, divisi humas pun mengimplementasikan dalam kegiatan organisasi internal di Departemen Sosial. Selain menjadi alat bantu Menteri Sosial dalam membangun dan membuat rencana, divisi humas pun mempunyai peranan seperti Sosialisasi Rencana Menteri Sosial yang sudah disetujui. Mengarahkan masyarakat dalam pengembangan kemandirian dalam usaha mikro atau makro. Selain kegiatan yang sudah dilakukan secara bulanan. Divisi Humas juga membuat kegiatan harian yaitu media monitoring. Untuk mengetahui apakah upaya yang dijalankan dalam media relations optimal, diperlukannya evaluasi mengenai program yang sudah dilakukan. Seorang public relations wajib untuk mengkaji ulang dan mengevaluasi pemberitaan mengenai perusahaan yang muncul di media cetak ataupun elektronik. Hal tersebut dinamakan media monitoring.
3 Dalam melakukan evaluasi, public relations perlu melakukan kegiatan kliping dimana pengertian kliping menurut Rosady Ruslan (2010:228) adalah suatu kegiatan memilih, menggunting, menyijmpan dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita (news) atau karangan (artikel), serta foto berita (photo press) pada event atau peristiwa tertentu yang telah terjadi dan dimuat di berbagai media cetak, seperti surat kabar, majalah berit, tabloid dan lain sebagainya yang kemudian di kliping. Widjaja dalam bukunya menyatakan bahwa perusahaan setiap harinya diadakan monitor dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas public relations, khususnya yang menyangkut fungsi pelayanan dan pendapat umum yang tertera dalam berbagai media massa. Untuk melaksanakan kegiatan ini, ada petugas khusus yang membuat kliping, dan membaca serta menganalisa pendapat dan tulisan yang termuat di berbagai media massa, baik yang berupa tajuk rencana, surat pembaca, pokok dan artikelartikel. (Widjaja. 2010:62). Setelah kegiatan tersebut dilakukan, hasil dari media monitoring tersebut di perbanyak sesuai dengan divisi yang bekerja sama dengan Divisi Humas, kemudian disosialisasikan ke Divisi Biro Keuangan, Divisi Biro Perencanaan, Divisi Biro Organisasi dan Kepegawaian, Divisi umum. Setelah mendapatkan rekap media monitoring, Divisi Biro Keuangan, Divisi Biro Perencanaan, Divisi Biro Organisasi dan Kepegawaian, Divisi umum. Yang bekerja sama dengan Divisi Humas akan menjalankan rencana yang sudah dibuat dan sudah di setujui oleh Menteri Sosial setelah diadakan rapat kerja untuk membahas rencana yang sudah berjalan (evaluasi) dan membahas rencana yang akan di jalankan nanti sehingga visi dan misi dari Kementerian Sosial RI bisa terwujud dalam waktu yang tidak terbuang banyak. Dalam media monitoring, berita yang di ringkasi adalah berita yang sesuai dengan permasalahan atau yang ditangani oleh Kementerian Sosial RI. Dalam media monitoring tersebut juga harus disertai informasi yang memudahkan divisi lain untuk memudahkan pekerjaan dan pengambilan keputusan. Karna apa bila tidak di berikan informasi yang sesuai dengan kenyataan dilapangan maka citra dari Kementerian Sosial RI di mata masyarakat akan buruk. Melalui evaluasi media, kita dapat mengetahui media mana yang memihak kepada suatu perusahaan, dan mana yang kurang memihak perusahaan, juga dapat melihat kemanakah ketertarikan media kepada perusahaan tersebut. Dengan melakukannya evaluasi, public relations akan terbantu untuk mengkaji dan
4 menyusun strategi selanjutnya dalam melakukan suatu tindakan. Dampak dari media monitoring sedikit banyaknya mempengaruhi kinerja dan kemaksimalan tim yang sudah dibuat oleh Kementerian Sosial RI, untuk melakukan kegiatan yang sudah disusun atau dibuat. Selain mempengaruhi kinerja juga akan berdampak pada citra Departemen Sosial atau Kementerian Sosial RI, sebagai perwakilan dari Presiden untuk mengurus kesejahteraan rakyat. Definisi dari citra menurut ahlinya adalah menurut Canton menjelaskan citra adalah kesan, perasaan, gambaran, diri publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. (Goenawan, 2011:99). Citra dari suatu lembaga atau organisasi dan bentuk pelayanan jasa dan lain sebagainya yang hendak dicapai oleh public relations dalam sistem informasi terbuka pada era globalisasi serba kompetitif tersebut, intinya tidak terlepas dari bentuk kualitas jasa pelayanan yang telah diberikan, nilai kepercayaan dan merupakan amanah dari publiknya, serta goodwill (kemauan baik) yang ditampilkan oleh lembaga atau perusahaan bersangkutan. (Ruslan, 2010:77). Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa Citra adalah sebuah kesan atau sebuah perasaan yang berasal dari sebuah pekerjaan suatu perusahaan yang berdampak pada alam bawah sadarnya untuk membuat pemikiran yang positif tentang perusahaan tersebut, dan banyak hal yang bisa di buat untuk menarik hati masyarakat untuk bisa berfikir positif tentang perusahaan tersebut. Ketika disangkutkan dengan Kementerian Sosial RI, citra adalah sebuah cerminan bagi Kementerian Sosial RI untuk memperbaiki dan selalu memperbaiki kinerjanya dalam membanguk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Citra Kementerian Sosial RI sempat tercoreng karena alur komunikasi serta gaya kepemimpinan yang salah. Seperti artikel pada Merdeka.com, yang berjudul 12 rumah runtuh akibat diterjang angin puting beliung, Kamis (25/9). Berdasarkan artikel dijabarkan bahwa permasalahan seperti ini sudah sampai ke masyarakat luas, tentang kurang tanggapnya bantuan dan penanggulangan yang kurang dari Pemerintah. Yang seharusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah untuk bisa membuat rakyatnya merasa tenang dari permasalahan bencana atau pun Kesenjangan Sosial. Sehingga dapat membuat sebuah permasalahan baru, yang dimana dapat mencoreng tentang kinerja dan citra Kementerian Sosial RI sebagai wakil dari rakyat atau utusan dari Presiden untuk mengurus kesejahteraan rakyat.dari
5 semua permasalahan dan semua yang terjadi, maka diangkatlah sebuah judul Alur Komunikasi Organisasi Kementerian Sosial RI Dalam Meningkatkan Citra Melalui Media Monitoring yang dilakukan pada studi kasus di Kementerian Sosial RI. 1.2 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini akan difokuskan pada divisi humas. Yang dimana selanjutnya akan lebih diteliti lagi tentang bagaimana alur komunikasi yang berjalan di Kementerian Sosial RI dalam mensosialisasikan media monitoring ke divisi lain atau pihak internal yang bekerja di bawah naungan Kementerian Sosial RI atau Menteri Sosial RI. Dalam waktu yang belum di tentukan untuk meneliti alur komunikasi yang terjadi di Komunikasi Sosial RI, periode Oktober - Desember 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana alur komunikasi organisasi Kementerian Sosial RI dalam meningkatkan citra melalui media monitoring? 2. Bagaimana kendala dalam alur komunikasi organisasi Kementerian Sosial RI dalam meningkatkan citra melalui media monitoring? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana alur komunikasi organisasi Kementerian Sosial RI dalam meningkatkan citra melalui media monitoring. 2. Untuk mengetahui kendala alur komunikasi organisasi Kementerian Sosial RI dalam meningkatkan citra melalui media monitoring. 1.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semua kalangan yang terkait diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis : a. Dapat menjadi masukan baik secara akademik ataupun bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai peranan Divisi Humas dalam sosialisasi informasi pada publik eksternal melalui peran Divisi Humas tersebut.
6 b. Dilihat dari komunikasi organisasi, manfaat yang didapat adalah bisa menambah wawasan tentang peranan komunikasi organisasi dalam sosialisasi suatu informasi pada publik eksternal (masyarakat), melalui peran Divisi Humas. 2. Manfaat Praktis : a. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Divisi Humas di Kementerian Sosial RI. b. Mengevaluasi peran Divisi Humas yang telah dilakukan, untuk pengkajian ulang atau pembaruan cara kerja. 3. Manfaat Publik : a. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang peranan Divisi Humas terutama di Kementerian Sosial RI dalam sosialisasi informasi kepada Divisi lain melalui media monitoring yang dilakukan oleh Divisi Humas di Kementerian Sosial RI untuk menindak lanjuti rencana yang sudah di buat oleh Pemerintahan khususnya Kementerian Sosial RI. b. Hasil penelitian ini sangat diharapkan bisa memberikan kontribusi yang baik dalam rangka pengembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai peranan komunikasi organisasi dalam sosialisasi informasi melalui media monitoring. 1.5 Sistematika Penulisan Pada bagian ini mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai hal-hal yang akan dibahas pada setiap bab dalam skripsi. Secara sistematika penulisan skripsi atau tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab dengan susunan dan sub bab sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yaitu alasan yang melatarbelakangi penulis mengangkat permasalahan menjadi sebuah penelitian. Selain itu terdapat tujuan dan manfaat penelitian yang dipaparkan dalam tujuan dari penelitian ini serta manfaatnya baik bagi penulis, perusahaan atau organisasi yang bersangkutan beserta manfaat bagi masyarakat/umum.
7 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis. Teori yang digunakan terkait dengan permasalahan yang diangkat. Teori umum yang dipakai memberikan penjelasan mengenai pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, tujuan komunikasi, definisi, fungsi, tugas, tujuan kegiatan. Teori khusus mencakup definisi, jenis, bentuk, tujuan dari citra, definisi promosi. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan diuraikan tentang cara mendapatkan dan menganalisis data untuk menguji obyek penelitian dari dasar penulisan karya ilmiah ini, seperti sejarah perusahaan, metode dan teknik pengumpulan data, permasalahan yang ada dalam perusahaan, sejarah perusahaan, prosedur yang berlaku dalam perusahaan, dan alternatif pemecahan masalah. BAB 4 HASIL PENELITIAN Bab ini memaparkan mengenai seluruh permasalahan penelitian dari hasil pencarian data melalui wawancara mendalam dengan subjek penelitian atau narasumber yang diangkat oleh penulis secara menyeluruh. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menyimpulkan hasil analisis penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Serta akan saran perbaikan yang sebaiknya dilakukan di dalam penelitian.