AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL BUAH NAGA MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.

EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAGING BUAH DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana, Linn.) PADA BERAGAM SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH SUPER

AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA DENGAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

ETIL ASETAT DAN EKSTRAK METANOL

ABSTRACT. Keywords :2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl, Spectrophotometer UV-Vis, Antioxidants, Dragon Fruits.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Aktivitas Antioksidan Fraksi Dietileter Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN WAKTU MASERASI TERHADAP PEROLEHAN FENOLIK, FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG

PENENTUAN KADAR TOTAL FENOLIK, FLAVONOID, DAN KAROTENOID EKSTRAK METANOL KLIKA ANAK DARA. (Croton oblongus Burm.f.).

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

* ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

LAPORAN TUGAS AKHIR ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis)

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah Daerah Pelaihari, Kalimantan Selatan Dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)

OPTIMASI PENGOLAHAN TEH KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) OPTIMIZATION OF DRAGON FRUIT (Hylocereus polyrhizus) SKIN TEA PROCESSING

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

Pengaruh Perebusan Terhadap Kadar Senyawa Fenolat Total dan Daya Antioksidan Dari Daun Kol (Brassica oleracea L. Var. capitata L,)

PENGARUH ION LOGAM Mg(II) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ANTOSIANIN DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH DURIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 80% DAN 96% DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Mega Arista Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI AMPAS HASIL PENGOLAHAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb) ABSTRAK

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH TALOK (Muntingia calabura L.) DENGAN METODE DPPH DAN RANCIMAT

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

Bab III Bahan dan Metode

THE STUDY OF CAROTENOID AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF MELINJO PEEL (Gnetum ghemon L)

BIOKIMIA (Kode : F-07) AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SIRUP ROSELA (Hibiscus sabdariffa) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

THE COMPARISON OF EXTRACTION METHOD AND SOLVENT VARIATION ON YIELD AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF Brassica oleracea L. var. capitata f.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL...

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA KADAR FLAVONOID DALAM EKSTRAK MAHKOTA DEWA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

AKTIVITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (SONNERATIA CASEOLARIS L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose)

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Hasil Optimasi Pelarut Etanol-Air

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

RIZKI SITI NURFITRIA

ANALYSIS OF TOTAL PHENOL CONTENT IN METHANOL EXTRACT OF DRAGON FRUIT (Hylocereus undatus)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

39 Universitas Indonesia

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

ABSTRAK. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEMERANGKAPAN H 2 O 2 DAN UJI TOTAL FENOL FRAKSI HEKSAN DAUN SIRIH (Piper betle L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

DAFTAR ISI v. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian..

METODE PENELITIAN. Dari tepung ubi jalar terfermentasi yang diperoleh dianalisa aktivitas antioksidan.

Transkripsi:

146 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus (F.A.C Weber) Britton & Rose) HASIL MASERASI DAN DIPEKATKAN DENGAN KERING ANGIN ANTIOXIDANT ACTIVITY EXTRACT METHANOL OF RED DRAGON FRUIT (Hylocereus polyrhizus (F.A.C Weber) Britton & Rose) OBTAINED MACERATION AND EVAPORATION BY DRY AIR Mastuti Widianingsih Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 5 Desember 2016 Disetujui 13 Desember 2016 Dipublikasikan 16 Desember 2016 Kata Kunci: Antioksidan, buah naga, maserasi Keywords: Dragon fruit, maceration, antioxidant Abstrak Latar belakang: Buah naga merah memiliki aktivitas antioksidan tinggi dan stabil. Tujuan: Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak buah naga merah hasil maserasi yang dipekatkan dengan metode keringangin. Metode: Sampel diinkubasi selama selama 3x24 jam menggunakan pelarut metanol p.a tanpa remaserasi kemudian dipekatkan dengan keringangin selama ±7 jam. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH 0,1 mm. Sampel dikelompokkan dalam 6 konsentrasi yang berbeda masing-masing dengan 3 ulangan. Hasil: Sampel ekstrak memiliki nilai IC 50 sebesar 67,45 ppm. Simpulan dan saran: Ekstrak buah naga merah memiliki aktivitas antioksidan tinggi yaitu kurang dari 200 ppm. Abstract Background: Red dragon fruits have high levels of antioxidants and are stable. Objectives: To determine antioxidant activity of red dragon fruits extract obtained from the maceration and evaporation by dry air. Methods: Sample were incubated for 3x24 hours using methanol without remaseration, and then evaporation by dry air for ±7 jam. The analysis of antioxidant activity using DPPH method. Samples are grouped in six different concentrations each with three replications. Results: Extract methanol of red dragon fruits obtained from maceration followed by dry air evaporation have IC50 value 67,45 ppm. Conclusions and suggestions: Red dragon fruit extract has a high antioxidant activity which less than 200 ppm. Korespondensi : Staf Pengajar D3 Analis Kesehatan IIK Bhakti Wiyata Kediri. Email: widianingsihmastuti910224@gmail.com

147 PENDAHULUAN Peningkatan radikal bebas di dalam tubuh dapat mengakibatkan reduksi antioksidan endogen, sehingga dibutuhkan asupan antioksidan dari luar tubuh 1. Antioksidan eksogen (antioksidan sekunder) berperan menetralkan radikal bebas dengan menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga dapat mencegah pembentukan radikal bebas dan menghambat reaksi berantai yang akan berakibat pada kerusakan sel maupun jaringan 2. Buah naga merah dipercaya memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan buah naga putih dengan komposisi ORAC 7,6 ± 0,1 µm TE/g puree 3. Senyawa golongan fenolik seperti flavonoid, tokoferol, dan asam-asam fungsional merupakan jenis antioksidan alami yang secara umum terdapat pada tumbuhan 4. Senyawa golongan fenolat seperti flavonoid, tokoferol, dan asam-asam fungsional merupakan jenis antioksidan alami yang secara umum terhadap pada tumbuhan. Buah naga merah mengandung salah satu senyawa golongan fenolat yaitu antosianin sebanyak 8,8 mg/100 g dari daging buahnya. Buah naga merah tersebut juga memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding buah naga putih 4. Penarikan keluar senyawa bioaktif yang ada di dalam jaringan, baik pada tanaman maupun hewan dapat dilakukan melalui ekstraksi 5. Ekstrak yang diperoleh kemudian dapat digunakan pada pemeriksaan aktivitas antioksidan. Setiap senyawa aktif memiliki perbedaan polaritas, sehingga pemilihan jenis dan konsentrasi pelarut akan mempengaruhi jumlah senyawa bioaktif yang didapatkan. Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, begitu pula dengan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar 5. Hasil penelitian Utami et al. (2015) menunjukkan bahwa metode ekstraksi akan berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa bioaktif yang bertindak sebagai antioksidan. Penelitian tersebut menggunakan maserasi bertingkat sebagai metode ekstraki dengan pelarut yang berbeda kepolarannya. Pada penelitian ini, dilakukan proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol p.a dengan metode maserasi dan dipekatkan dengan metode keringangin. Tujuan akhir dari proses ekstraksi tersebut adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada daging buah naga merah. METODE PENELITIAN Ekstraksi Sampel yang digunakan adalah daging buah naga merah yang dicincang (sampel segar). Sebanyak 30 gram sampel diekstraksi menggunakan pelarut metanol sebanyak 90 ml. Inkubasi dilakukan selama 3x24 jam tanpa remaserasi. Ekstrak yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan metode keringangin selama ± 7 jam. Uji Aktivitas Antioksidan Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH sesuai dengan penelitian Ping di Tahun 2011. Ekstrak dibagi menjadi 6 konsentrasi yaitu 500, 600, 700, 800, 900, dan 1.000 ppm. Sebanyak 1 ml ekstrak ditambahkan dengan 1 ml larutan DPPH 0,1 mm, kemudian diinkubasi selama 30 menit dalam suhu ruang (37 C). Vitamin C merupakan kontrol positif dan larutan metanol yang dicampur dengan DPPH sebanyak masing-masing 1 ml adalah kontrol negatif, serta aquadest sebagai blanko. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 517 nm. Besarnya persentase hambatan (inhibisi) dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

148 Keterangan : A kontrol A sampel = nilai absorbansi kontrol = nilai absorbansi sampel Aktivitas antioksidan suatu ekstrak untuk menghambat radikal bebas sebesar 50% dapat dilihat berdasarkan nilai IC 50. Nilai IC 50 berbanding terbalik dengan aktivitas antioksidan. Semakin rendah nilai IC 50 maka akan semakin baik aktivitas antioksidannya 7. HASIL PENELITIAN Persentase inhibisi ekstrak metanol buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (F.A.C Weber) Britton & Rose) hasil maserasi yang dipekatkan dengan metode keringangin dapat dilihat pada Gambar 1. Nilai IC 50 yang didapat dalam penelitian ini sebesar 67,45 ppm. Nilai tersebut didapat dari persamaan garis regresi linear (y = ax + b) yang menunjukkan korelasi antara konsentrasi sampel (sumbu X) dengan persentase inhibisi ekstrak buah naga merah (sumbu Y). Gambar 1. Persentase inhibisi ekstrak metanol buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (F.A.C Weber) Britton & Rose PEMBAHASAN Buah naga merah termasuk dalam famili Cactacea yang dapat tumbuh dengan baik dengan kisaran suhu 26-38 C dan kelembaban 70-90%. Kandungan air memiliki proporsi terbanyak sebagai penyusun buah tersebut yaitu 82,5-83 g/100 g daging buah 3. Buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi jika dibandingkan buah naga putih. Berdasarkan hasil penelitian Mahattanatawee et al. (2006), didapatkan komposisi antioksidan yang ada pada daging buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan daging buah naga putih (Hylocereus undatus) yang ada di Florida Selatan. Perbandingan total fenolik, asam askorbat, ORAC, dan persentase inhibisi dari daging buah naga merah dan buah naga putih berturut-turut yaitu 2 : 1, 3 : 1, 2 : 1, dan 4 : 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (F.A.C Weber) Britton & Rose) memiliki aktivitas antioksidan sebesar 67,45 ppm. Hasil tersebut didapatkan dari persamaan regresi linear yaitu y = 25,446x + 3,4586 dengan nilai R 2 sebesar 0,9699. Notasi y menunjukkan dependent variable yaitu

149 kemampuan sampel untuk menghambat senyawa radikal bebas sebesar 50%, sedangkan x adalah independent variable yaitu aktivitas antioksidan sampel buah naga merah. Nilai R menunjukkan bahwa konsentrasi sampel berpengaruh terhadap persentase inhibisi ekstrak buah naga merah sebesar 96,99% sedangkan 4,01% adalah faktor lain di luar konsentrasi sampel, misalnya saja proses inkubasi yang kurang optimal. Gambar 1 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak berbanding lurus dengan persentase inhibisi. Ekstrak buah naga merah hasil maserasi yang dipekatkan dengan keringangin memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Suatu senyawa dikatakan memiliki aktivitas antioksidan yang baik apabila nilai IC 50 kurang dari 200 ppm. Apabila suatu senyawa memiliki nilai IC 50 di atas 200 ppm sampai 1.000 ppm maka dapat dinyatakan bahwa senyawa tersebut masih memiliki potensi sebagai antioksidan, namun aktivitasnya kurang baik 6. Proses ekstraksi dengan metode maserasi tidaklah membutuhkan proses pemanasan. Proses pemanasan dapat mengakibatkan senyawa yang bersifat volatile mudah menguap, namun proses pemekatan dengan keringangin dimungkinkan dapat mengakibatkan aktivitas antioksidan menurun. Hal tersebut dikarenakan senyawa antioksidan yang ada di dalam ekstrak banyak yang teroksidasi selama proses pemekatan. Metode ekstraksi, metode pemekatan, dan suhu sangat berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dalam suatu ekstrak. Telah dilakukan proses ekstraksi dengan metode maserasi dan soxhletasi serta dipekatkan dengan 3 cara yang berbeda yaitu dioven selama 1 jam dengan suhu 100⁰C, diuapkan dengan penangas kemudian dioven selama 1 jam dengan suhu 100⁰C, dan diuapkan dengan penangas sampai diperoleh ekstrak kental. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ekstrak yang didapat melalui metode soxhletasi dan dipekatkan dengan oven selama 1 jam dengan suhu 100⁰C memiliki aktivitas antioksidan paling baik jika dibandingkan dengan ekstrak yang diperoleh dengan metode ekstraksi dan pemekatan yang lainnya 8. Aktivitas antioksidan yang tinggi akan didukung dengan banyaknya senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan pada daging buah naga merah antara lain vitamin C, karotenoid, vitamin E, vitamin B, flavonoid, dan polifenol 9. Vitamin C merupakan salah satu jenis antioksidan sekunder yang banyak dimanfaatkan bagi kesehatan tubuh. Vitamin C bersifat polar dan volatile. Antioksidan sekunder dapat melindungi sel ataupun jaringan dari stres oksidatif akibat paparan radikal bebas 10. Vitamin C mampu menghambat terjadinya oksidasi lipid, protein, dan DNA di dalam tubuh yang dapat mengakibatkan mutasi. Konsumsi vitamin C yang disarankan bagi laki-laki dewasa adalah 90 mg/hari, sedangkan pada wanita dewasa adalah 75 mg/hari. Kandungan karotenoid buah naga merah berkontribusi dalam menjadikan warna merah pada daging maupun kulit buah naga merah. Selain berperan sebagai antioksidan alami, karotenoid dapat berperan sebagai immune system, metabolisme xenobiotik, anti penuaan, dan proteksi terhadap sinar UV 11. Pada penelitian ini, proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut metanol (p.a). Keberhasilan proses ekstraksi salah satunya dipengaruhi oleh konsetrasi pelarut. Senja et al. melakukan penelitian di tahun 2014 dengan tujuan mengetahui korelasi antara konsentrasi pelarut dengan jumlah ekstrak yang didapat. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi

150 pelarut berbanding lurus dengan jumlah ekstrak yang didapat. SIMPULAN Aktivitas antioksidan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (F.A.C Weber) Britton & Rose) hasil maserasi yang dipekatkan dengan metode keringangin adalah tinggi (67,45 ppm). SARAN Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai aktivitas antioksidan buah naga merah dengan berbagai jenis dan konsentrasi pelarut, metode ekstraksi, dan metode pemekatan. REFERENSI 1. Aitken, R. J. and Shoun, D. R. 2008. Antioxidant System and Oxidative Stress in The Testes. London Bioscience. Chapter 9. 154-171. 2. Agarwal, A., Prabakaran, S. A., and Said, T. M. 2005. Prevention of Oxidative Stress Injury to Sperm. Journal Andrologi. 26 (6): 654-660. 3. Mahattanatawee, K., Manthey, J. A., Luzio, G., Talcott, S. T.,Goodner, K., and Baldwin, E. A. 2006. Total Antioxidant Activity and Fiber Content of Select Florida Grown Tropical Fruits. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 54 (19): 7355-7363. 4. Wu, l. C. Hsu, H. W., Chen, Y. C., Chiu, C. C., Lin, Y. I., and Ho, J. A. 2006. Antioxidant and Antiproliferative Activities of Red Pitaya. Food Chemistry. 95 : 319-327. 5. Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press, Jakarta. 6. Utami, R. D., Yuliawati, K. M., and Safnir, L. 2015. Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Aktivitas Antioksidan Daun Sukun (Arthocarpus altilis (Parkinson) Fosberg). Prosiding Penelitian Spesia Unisba. 280-286. 7. Molyneux, P. 2004. The Use of Stable Free Radical Diphenylpicryl-hydrazil (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Journal Science Technology. 26 : 211-219. 8. Senja, R. S., Issusilaningtyas, E., Nugroho, A. K., and Setyowati, E. P. 2014. The Comparison of Extraction Method and Solvent Variation on Yield and Antioxidant Activity of Brassica oleracea L. var. capitate f. rubra Extract. Traditional Medic Journal. 19 (1): 43-48. 9. Le Bellec, F., Vaillant, F., and Imbert, E. 2006. Pitaya (Hylocereus spp.) : a New Fruit Crop, a Marker with a Future. Journal of Fruit. 6 (4): 237-250. 10. Murat, B., Selim, S., Cavit, K., Deniz, K., Funda, K., Hande, S. Y., Mehmet, O. A., and Ferda, A. 2014. The Protective Effects of Vitamin C on The Dna Damage, Hyperhomocysteinemia Induced Rats. Experimental and Toxicologic Pathology. 60 : 407-413. 11. Roman, M., Kaczor, A., Dobrowolski, J. C., and Baranska, M. 2013. Structural Changes of B-carotene and Some Retinoid Pharmaceuticals Induced by Environmental Factors. Journal of Molecular Structure. 1037 : 99-108.