Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36

Perancangan Furniture Fungsional Home Office Untuk Desainer Interior

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

Kata Kunci Dapur Sempit, Modular, Knockdown, Modern

BAB II METODE PERANCANGAN

PENGRAJIN MANIK-MANIK KACA UNTUK PROSES PENGOLAHAN BAHAN SETENGAH JADI MENJADI MANIK-MANIK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

Desain Sepeda Listrik sebagai Sarana Penunjang Mobilitas Staff Industri Pabrik PT. INKA

PERANCANGAN INTERIOR TOKO BUKU GRAMEDIA EXPO SURABAYA PERANCANGAN. Sri Handariatul M NIM PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB 5. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

Perancangan Small Private Space pada Ruang Interior Perpustakaan Universitas Kristen Petra

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Desain Interior Museum Teknologi Apple dengan Langgam Eklektik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

PERANCANGAN BABY BOX MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi dapat disampaikan maupun

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH KHUSUS AUTIS YDKW (Yayasan Dharma Karya Wanita)

Tinjauan tentang Ergonomi dan.(niken Dwi Pratiwi) 1

REDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA

Desain Interior Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan Langgam Modern Bali

BAB II METODE PERANCANGAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (Igd) Dengan Konsep Modern

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB pagi 2 dini hari Kegiatan. Makan, minum, bersantai, bertemu teman. Menengah ke atas Fasilitas

V ULASAN KARYA PERANCANGAN

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

Kursi. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), Dipasang pada Dinding. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), dengan Pijakan Kaki

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Rencana. pekerjaan. bobot Praktek A. Identitas Matakuliah. Kode SKS Semester. : DI2212 : 2 (Dua) : 3 (tiga) : S-I Desain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1. Pola Tata Ruang Kota Surabaya Gambar 1.2. Peta Lokasi Rumah Susun Gambar 1.3. Peta Lokasi Perumahan...

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana

III. DATA PERANCANGAN SIFAT DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dan mulai digunakan secara luas adalah teknologi jaringan

Rencana Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Interior Bernuansa Modern Islam pada TK dan Playgroup Kreatif Primagama Jemursari di Surabaya untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KOTAK AJAIB FURNITUR MULTIFUNGSI ATASI MASALAH RUANG SEMPIT KAMAR TIDUR RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis merupakan salah satu bagian terpenting di rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB II METODE PERANCANGAN


Desain Sepeda Kampus Sebagai Sarana Penunjang Mobilitas Mahasiswa di Dalam Kampus, Studi Kasus : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Redesain Interior Gedung Badan Asrip dan Perpustakaan Kota Surabaya Berkonsep Open Space Bernuansa Natural

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

Transkripsi:

F59 Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya Sherly Pracelina dan Drs. Taufik Hidayat, MT. Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: zota@prodes.its.ac.id Abstrak-Pendidikan masyarakat di era Globalisasi saat ini memiliki standar yang cukup tinggi dengan perbekalan soft skill maupun hard skill sebagai modal usaha untuk bekerja. Standar ini dimaksudkan agar masyarakat yang telah lulus dan mendapatkan pendidikan tersebut dapat bekerja dengan baik secara mandiri. Selain itu, dengan adanya penetapan standart pendidikan, maka akan terjadi peningkatan mutu dan kualitas lulusan pendidikan.salah satu bidang pendidikan yang memiliki standart tinggi dan semakin dibutuhkan dari tahun ke tahun adalah pendidikan bidang kesehatan seperti farmasi. Saat ini pendidikan bidang kefarmasian yang menjadi pilihan favorit untuk masyarakat kalangan menengah kebawah adalah pendidikan Sekolah Berdasarkan kebutuhan utama furnitur untuk peracikan obat, maka telah terpilih beberapa furniture utama yang dibutuhkan, yaitu meja peracikan obat, rak sediaan bahan, rak peralatan peracikan obat, meja cuci peralatan kerja. Dari fungsi utama workstation peracikan obat tersebut ditambahkan fungsi pendukung seperti rak penyimpanan timbangan, sink drawer (Bak cuci dalam laci), dan stacker (colokan listrik). Kata Kunci : Workstation Peracikan Obat, Multifungsi. S I. PENDAHULUAN AAT ini pendidikan tenaga kesehatan yang sangat diminati oleh masyarakat dan dapat ditempuh melalui jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan maupun perguruan tinggi adalah pendidikan tenaga kesehatan farmasi. Jantung proses pembelajaran pendidikan farmasi terletak pada proses peracikan obat di dalam laboratorium farmasetika. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang baik dan menaikkan standart pendidikan maka perlu penerapan Peraturan Pemerintah RI. No.19 ke dalam ruang laboratoratorium farmasetika mengenai standar nasional pendidikan pasal 42 menyatakan bahwa setiap institusi pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, serta perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menunjang, proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Berdasarkan standart tersebut maka dapat dilakukan survei lapangan guna menyimpulkan perumusan masalah sebagai berikut[1-4]. Gambar. 1 Survei ruang, perabotan, peralatan dan aktifitas penggunaan sarana peracikan obat di dalam laboratorium farmasetika ( Sumber : Dokumentasi Penulis ) Berdasarkan hasil survey lapangan tersebut maka dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut ini. 1) Meja peracikan yang digunakan saat ini dapat berfungsi dengan baik untuk meracik obat, akan tetapi ruang rak penyimpanan peralatan yang terdapat didalamnya digunakan untuk menyimpan tas atau menyimpan peralatan kebersihan oleh para laboran. Rak penyimpanan yang terdapat didalam meja peracikan obat seharusnya berisi peralatan dan sediaan obat sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja siswa. 2) Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat denah laboratorium peracikan obat yang memiliki lay out

F60 penataan furniture cukup padat apabila digunakan oleh 40 orang siswa, empat orang guru dan seorang laboran. Oleh karena itu perlu dilakukan penataan lay out ruangan yang dapat meluaskan area kerja dan mengatur alur kerja dengan baik. 3) Rak penyimpanan peralatan yang digunakan saat ini dapat menyimpan peralatan peracikan obat akan tetapi, kurang menjamin keamanan dan kebersihan (debu dapat menambah berat timbang sediaan) peralatan karena rak ini terbuat dari besi las dan diberi jaring besi yang dijalin kemudian difinishing dengan cat. rak tersebut terbuka sehingga rawan jatuh dan pecah pada saat siswa bersamaan mengambil peralatan. rak penyimpanan peralatan yang baik seharusnya berada ditempat yang tertutup dan dapat dijangkau dengan mudah oleh siswa agar tidak mudah kotor dan aman. A. Tahap Pengambilan Data II. URAIAN PENELITIAN Tahap pengambilan data dilakukan dengan metode observasi dan depth interview kepada siswa SMK Farmasi Surabaya, serta melakukan studi literatur pada produk furnitur laboratorium peracikan obat yang telah ada sebelumnya. B. Tahap Studi dan Analisa Berikut ini adalah gambaran penelitian tugas akhir ini Survei lapangan, depth interview, studi aktifitas, dokumentasi Pendahuluan Studi Literatur, eksisting dan acuan desain peracikan obat guna mengetahui kebutuhan dan alur kerja peracikan obat. Berikut 1) Konsep Menimbang, konsep ini dibutuhkan untuk mengetahui runtutan penimbangan guna mengetahui perlakuan timbangan yang baik dan benar. 2) Konsep Mencuci, konsep ini diperlukan untuk mengetahui aktifitas mencuci dan kebutuhan yang diperlukan dalam proses mencuci, mengeringkan dan menyimpan alat. 3) Konsep Meracik Obat, konsep ini merupakan konsep utama yang perlu diketahui secara detail karena aktifitas yang dilakukan menjadi fokus utama dalam pembuatan desain. Setelah mendapat konsep awal yang baik maka diperlukan studi dan analisa yang akan digunakan dalam tahapan desain selanjutnya sebagai berikut [5-6]. 1) Analisa Ergonomi, acuan ini diperoleh dari buku Human Dimention and Interior Space, karangan Julius Panero yang kemudian di analisa dan disesuaikan dengan kebutuhan dan antropometri siswa SMK Farmasi. 2) Analisa Material, Top table, Struktur dan Ketahanan, Analisa ini dilakukan guna mengetahui material yang tepat digunakan untuk proses peracikan obat ( tahan benturan, tahan zat kimia dan tahan air. 3) Analisa Kebutuhan Furnitur, analisa ini digunakan untuk menentukan kebutuhan peralatan serta aktifitas utama yang mempengaruhi proses peracikan obat. 4) Analisa luasan meja, Konfigurasi, dan Blocking Area analisa ini diperlukan untuk mentukan penataan ruang penyimpanan secara optimal guna menaikkan efektifitas kerja siswa dalam proses peracikan obat. 5) Analisa Bentuk dan Warna, analisa ini diperlukan guna mengoptimalkan bentuk furnitur yang mampu menampung semua kebutuhan peralatan. Sedangkan analisa warna diperlukan guna memberikan psikologi positif dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja, memberi kesan bersih dan bersemangat namun tetap fokus. Tahapan Desain Sketsa 2D, studi model, 3D model III. KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Lay Out Laboratorium Farmasetika Penentuan konsep Lay Out awal diperlukan karena penempatan lay out utama menjadi dasar pembuatan desain yang dikehendaki. Hasil Akhir Gambar. 2 Skema Penelitian awal Setelah membuat skema penelitian awal maka yang perlu dibutuhkan adalah membuat runtutan konsep kegiatan

F61 C. Konsep Top Table Top table dilengkapi dengan sliding rail sistem guna memfasilitasi kebutuhan menulis siswa agar siswa dapat mengerjakan laporan dengan posisi menulis yang nyaman akan tetapi tetap fokus dalam bekerja. Gambar. 3 Desain Lay Out furniture peracikan obat terpilih B. Laci Menurut Standart Laboratorium Dinas Pendidikan maka tempat penyimpanan sediaan obat dan peralatan kesehatan harus mudah dibersihkan dan mudah diakses oleh user, Oleh karena itu desain laci yang digunakan adalah desain laci pull out yang terbuat dari wire chrome steel atau stainless steel yang tahan zat kimia sehingga mudah dibersihkan. Gambar. 6 Desain Top table wih sliding rail sistem D. Kursi Kursi dibutuhkan untuk menunjang kegiatan peracikan obat yang berlangsung selama 6 jam perhari dan untuk mempermudah penggunaan dan penyimpanannya maka kursi yang dipilih adalah folding stool yang sesuai untuk laboratorium. Gambar. 4 Desain laci pull out wire chrome steel Setelah menentukan jenis laci yang digunakan maka yang diperlukan adalah menentukan konfigurasi laci yang sesuai untuk menampung keseluruhan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk meracik obat individu dan bersama E. Konsep Blocking Area Pada konsep blocking area ini terpilih konfigurasi blocking area center sink seperti gambar yang berada di bawah ini. Bak cuci di tengah workstation memudahkan kedua orang user untuk mengakses bak cuci. Bagian sisi kanan dan kiri workstation berisi rak yang menampung peralatan individu user, sedangkan rak tengah dibawah bak cuci merupakan rak peralatan yang menampung peralatan yang dapat digunakan bersama oleh kedua user. Konsep blocking area ini bertujuan untuk memfokuskan penggunaan peralatan individu agar siswa dapat fokus bekerja mandiri, tetapi tetap dapat mengefektifitaskan penggunaan peralatan dan perlengkapan bersama[7]. Gambar. 5 Desain konfigurasi terpilih

F62 efektifitas kerja siswa dengan baik. Gambar. 9 Konsep DesainTerpilih Gambar. 7 Desain Blocking Area terpilih D. Konsep Bak Cuci Bak Cuci yang terpilih adalah model tanam (undermount sink) dengan penutup akrilik yang memiliki fleksibel kran dan wire chrome basket yang berfungsi untuk menempatkann alat setelah dicuci yang kemudian akan di keringkan menggunakan kain bersih dan disimpan kembali. Struktur bak cuci terbuat dari paraglass yang anti air sehingga struktur penyangga tidak akan mudah rusak. Gambar. 8 Gambar urai struktur paraglass bak cuci tanam dan fleksibel kran G. Final Desain Final Desain dari seluruh objek penelitian ini adalah : 1) Desain rak penyimpanan menggunakan pull out sliding rail with wire steel chrome basket yang dapat dilepas pasang sehingga mudah dibersihkan. 2) Top table menggunakan bahan material granit yang tahan zat kimia, anti gores dan tahan air. 3) Top table dilengkapi dengan sliding rail sistem guna memperbesar area ruang kerja siswa untuk menulis dan duduk dengan nyaman akan tetapi tidak mengurangi fokus kerja. 4) Bak cuci berada di tengah workstation dengan sistem pemasangan undermount yang dilengkapi dengan penutup akrilik sehingga penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga meja peracikan dapat digunakan optimal 5) Terdapat top table khusus untuk timbangan yang tetap guna menjaga kesetimbangan timbangan. 6) Workstation dilengkapi dengan stacker tanam yang diperuntukkan pada penggunaan alat peracikan obat elektronik. 7) Workstation memiliki konsep multiungsi yang menyatukan fungsi rak penyimpanan alat, bahan, kursi, meja dan meja cuci dalam kesatuan proses kerja yang runtut dalam satu workstation. F. Konsep Bentuk dan Multifungsi Konsep bentuk yang digunakan adalah bentuk geometri yang simetris hal ini dimaksudkan karena penggunaan workstation ini diperuntukkan untuk 2 orang yang bekerja individu secara mandiri dalam satu workstation dengan pembagian area kerja terpusat. Bentuk geometri mempermudah perawatan furnitur sehingga lebih tahan lama, serta terkesan bersih, dan higienis. Berbeda dengan desain yang sudah ada, desain workstation ini menggabungkan fungsi rak penyimpanan alat, bahan, kursi, meja, dan meja cuci dalam satu kesatuan yang rutut sehingga mampu meningkatkan

F63 Taufik Hidayat, MT. Selaku dosen pembimbing dan Kepala Jurusan Desain Produk Industri atas bimbingan, nasehat dan kritikannya yang membangun, kepada orang tua tercinta yang senantiasa mendampingi, menyemangati, mendoakan keberhasilan tugas akhir ini, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya, penulis mengucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA [1] I. Asjikin and Dahlan, Standart Laboratorium Farmasi Pendidikan Tenaga Kerja Kesehatan, (Dokumen Pemerintah) (2010) 6-15. [2] S.Tony, Tes Pengumuman PTN Tenaga Kesehatan 2013 (Koran Jawa Pos). (Juli 2013) [3] Diana, Metode Penyimpanan Obat Psikotropika dan Narkotika. Diperoleh dari http://diana-depe.blogspot.com/2013/04/carapengelolaan-psikotropika.html. (2013) [4] Syamsuri, Dasar-dasar Farmasetika, 2006. [5] REO, Pharmacy Furniture, Diperoleh dari http://www.rxplatinumpages.com/majalah platinum pharmacy. (2013, Agustus) 15-18 [6] Longo.Inc., Axis Laboratorium Table, Diperoleh dari http://longo.inc/manufactureraxis-biology-laboratorium-cabinet html. (2014, Nopember) [7] Panero, Julius. Human Dimention and Interior Space. Erlangga. 1979 Gambar. 10 Prototype IV. KESIMPULAN DAN RINGKASAN Penelitian pada sink, top table, struktur, material kebutuhan rak, kursi, blocking area dan bak cuci ini adalah untu memenuhi kebutuhan furniture peracikan obat yang mampu meningkatkan efisiensi kerja siswa, menaikan fokus kerja karena area keraj menjadi terpusat dan sistematis dalam satu kesatuan workstation. Berikut ini adalah hasil yang didapat: 1) Konsep desain multifungsi yang baru diterapkan pada workstation peracikan obat. 2) Konfigurasi pembagian area penyimpanan alat dan bahan yang sesuai dengna kebutuhan individu dan resep peracikan obat yang dipraktekkan. 3) Desain sliding rail dan penyimpanan kursi yang ringkas sehingga tidak memakan tempat. 4) Desain struktur dan top table memiliki ketahanan akan zat kimia, gores dan anti air sesuai dengan kebutuhan. 5) Workstation dilengkapi dengan stacker tanam. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis S.P. megucapkan terima kasih kepada Allah SWT. karena dengan ridlo dan petunjuknya maka penulisan jurnal laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.