PERANAN LIPOPROTEIN TERHADAP TERJADINYA ATEROSKLEROSIS PADA ARTERIKORONARIA

dokumen-dokumen yang mirip
Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

LIPOPROTEIN. Ana Andriana, S.Si Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran - UNIZAR. Ana Andriana 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah serangan otak yang timbulnya secara mendadak karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pada kebutuhan energi utama ( predominant), pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. Studi kasus kontrol pada 66 orang pasien terdiri atas 33 orang sampel

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

AYU CANDRA RAHMAWATI J

Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

EFEK PEMBERIAN DIET TINGGI LEMAK TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

Dislipidemia. Ema Rachmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. umum lipid ada yang larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non. dan paha seiiring dengan bertambahnya usia 4.

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

METABOLISME LIPID. Ani Retno Prijanti. FKUI 3 September 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

Transkripsi:

PERANAN LIPOPROTEIN TERHADAP TERJADINYA ATEROSKLEROSIS PADA ARTERIKORONARIA Fahrun Nur Rosyid Bagian KeperawatanMedikal Bedah Fakxiltas IlmuKesehatan UMSurabaya Email: fahrunrosyid@yahoo.co.id Abstract Among the elements of serum lipids, cholesterol is most often regarded as the only lipid associated with the incidence of atherosclerosis and coronary heart disease. However, other parameters such as serum concentration triasilgliserol showed a smaller correlation. Atherosclerosis is marked by deposition of cholesterol and esters cholesterol of lipoprotein containing ofapo B-100 in the connective of wall structure of the arteries. Disease with increased levels of VLDL, IDL and chylomicrons or LDL remaining in the blood is in long term, often followed by the formation of early atherosclerosis and more severe. Among the concentration ofhdl (HDL2), and coronary heart disease also have an inverse relationship so that some experts believe that the most predictive relationship is the ratio of LDL: HDL cholesterol. LDL is often called bad cholesterol, fat like a candle. High levels of LDL will potentially accumulate/ sticky along the walls of coronary arteries. Accumulation in the blood vessels will cause of constriction and clogging or clotting of blood flow (arteriosclerosis). Keywords: Lipoprotein, atherosclerosis, and coronary artery LATAR BELAKANG Kolesterol dalam darah umumnya berasal dari menu makanan yang dikonsumsi. Semakin banyak makan makanan berlemak, semakin berpeluang menaikkan kadar kolesterol. Makanan tersebut seperti gorengan, minyak kelapa atau kelapa sawit, alpukat, durian, daging berlemak, jeroan, kacang tanah dan sejenisnya. Di antara unsur-unsur lipid serum, kolesterol adalah yang paling sering dianggap sebagai satusatunya lipid yang berkaitan dengan insiden aterosklerosis dan jantung koroner. Meskipun demikian, parameter lainnya seperti trigliserida serum memperlihatkan kaitan dengan 22 insiden aterosklerosis dan jantung koroner lebih kecil (Huda, M. Sholikul. 2007). Aterosklerosis ditandai dengan deposisi kolesterol dan ester kolesteril dari lipoprotein yang mengandung apo B-100 pada jaringan ikat dinding pembuluh arteri. Penyakit dengan meningkatnya kadar VLDL, IDL dan sisa kilomikron atau LDL di dalam darah yang berkepanjangan, seringkali disertai dengan pembentukan aterosklerosis yang dini dan lebih berat. Di antara konsentrasi HDL (HDL 2 ), dan penyakit jantung koroner juga terdapat hubungan terbalik sehingga sebagian ahli beranggapan bahwa

hubungan yang paling prediktif adalah rasio LDL:HDL kolesterol. LDL sering disebut kolesterol jahat, berbentuk lemak mirip lilin. Tingginya kadar LDL akan berpotensi menumpuk atau menempel di sepanjang dinding arteri koroner. Penumpukan di pembuluh darah akan menyebabkan penyempitan atau penyumbatan aliran darah (arteriosklerosis) (Huda, M. Sholikul. 2007). Penyakit aterosklerosis dengan manifestasi klinik yang penting berupa Penyakit Jantung Koroner dan stroke merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di negara industri maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Untuk negara kita hasil survai kesehatan rumah tangga (SKRT) yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan mendapatkan angka bahwa pada tahun 1972 Penyakit Jantung merupakan penyebab kematian No. 11, pada tahun 1986 menjadi nomer 3, pada tahun 1992 menjadi nomer 2 dan tahun 1993 merupakan penyebab kematian masyarakat Indonesia yang berusia di atas 45 tahun menjadi nomer satu. Aterosklerosis sebagai pangkal mula terjadinya Penyakit Jantung Koroner dan Stroke mempunyai sebab yang multifaktorial, tiga faktor risiko utama adalah: dislipidemi, merokok dan hipertensi disamping faktor risiko lain yaitu Diabetes Mellitus, obesitas, stress, kurang olah raga; riwayat keluarga dan genetik. Pemahaman yang lebih mendalam tentang metabolisme lipid dan lipoprotein nampaknya memberikan kesimpulan bahwa gangguan metabolisme lipid mempunyai hubungan sebab dengan 23 aterosklerosis dan merupakan faktor sentral terhadap perkembangan menuju proses aterosklerosis (Sargowo, Djanggan, 2008). Sejauh ini tindakan preventif yang paling penting terhadap perkembangan aterosklerosis adalah mengkonsumsi diet rendah lemak terutama mengandung lemak jenuh dengan kadar kolesterol rendah, serta melalui pendekatan bersama secara multidisiplin akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang patogenesis aterosklerosis dan penanganan secara integral dari berbagai disiplin ilmu akan meningkatkan managemen penderita dengan lebih baik. Perkembangan biologi vaskuler memperjelas informasi bahwa pembuluh darah merupakan suatu organ yang amat kompleks, yang dapat mengatur dan menyesuaikan sendiri akan iramanya, pertumbuhannya dan interaksinya dengan unsur-unsur yang ada dalam sirkulasi darah. LIPOPROTEIN Sebagian besar lipid plasma relative tidak larut dalam air dan tidak beredar dalam benruk bebas. Asam-asam lemak bebas (sering disebut FFA, UFA, atu NEFA) terikat pada albumin, sementara kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid ditranspor dalam bentuk kompleks lipoprotein. Kompleks ini meningkatkan daya larut lemak (Ganong, W. 2002) Disamping asam lemak bebas, ada empat kelompok utama lipoprotein yang telah teridentifikasi; keempat kelompok lipoprotein ini mempunyai makna yang penting secara fisiologis dan untuk diagnosa

klinis. Keempat kelompok ini adalah (1) kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus; (2) lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah atau very low density lipoprotein (VLDL atau pre-(3- lipoprotein) yang berasal dari hati untuk mengeluarkan triasilgliserol; (3) lipoprotein dengan densitas rendah atau low density lipoprotein (LDL atau (Jlipoprotein) yang memperlihatkan tahap akhir di dalam katabolisme VLDL; dan (4) lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL atau dipoprotein) yang terlibat di dalam metabolisme VLDL dan kilomikron serta pengangkutan kolesterol. Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang dominan pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masingmasing dominan pada LDL dan HDL (Murray, Robert K, 2007). Tabel 1. Lipoprotein-lipoprotein utama. Lipid plasma mencakup komponenkomponen ini, ditambah asam-asam lemak bebas dari jaringan adiposa, yang bersirkulasi, terikat ke dalam albumin, dan sisa kilomikron. KOMPOSISI (%) Lipoprotein Ukuran Protein Kolesterol Trigliserida Fosfolipid Asal (nm) Kolesterol bebas ester Kilomikron 75-1000 2 2 3 90 3 Usus Sis 30-80 Kapiler kilomikron Lipoprotein 30-80 8 4 16 55 17 Hati densitas dan sangat rendah USUS (VLDL) Lipoprotein 25-40 10 5 25 40 20 VLDL densitas sedang (IDL) Lipoprotein 20 20 7 46 6 21 IDL densitas rendah (LDL) Lipoprotein 50 50 4 16 5 25 Hati densitas dan tinggi (HDL) USUS Secara umum lipoprotein terdiri dari suatu inti trigliserida dan ester kolesteril hidrofobik yang dikelilingi oleh fosfolipid dan protein. 24

Lipoprotein yang khas seperti kilomikron atau VLDL terdiri dari inti lipid, yang terutama berupa triasilgliserol nonpolar dan ester kolesteril yang dikelilingi satu lapisan permukaan dari molekul kolesterol dan fosfolipid amfipatik. Semua ini tersusun sedemikian rupa sehingga gugus polamya menghadap keluar ke media akueosa seperti pada membran sel (Murray, Robert K. 2007). Moeitas protein pada lipoprotein dikenal sebagai apolipoprotein atau apoprotein, yang hampir 70% berupa HDL dan hanya 1% kilomikron. Beberapa apolipoprotein bersifat menyatu (integral) dan tidak bisa dilepaskan, sementara sebagian lagi dapat berpindah dengan bebas ke lipoprotein lainnya. Apoprotein utama disebut APO E, APO C, dan APO B. Ada dua bentuk APO B, bentuk yang berberat molekul rendah disebut APO B-48, yang merupakan ciri khas sistem eksogen yang mengangkut lipid oksigen yang dimakan, dan bentuk berberat molekul tinggi yang disebut APO B- Gambar 1. Lipoprotein 25 100, yang merupakan ciri khas sistem endogen (Murray, Robert K, 2007). Cara bagaimana berbagai lipoprotein ini tersusun ke dalam jalur eksogen, yang memindahkan lemak dari hati dari usus ke hati, dan jalur endogen, yang memindahkan lemak ke dan dari jaringan. 1) Jalur eksogen Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. (5)

Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah. 2) Jalur endogen Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk very low density lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira 3 /4 dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, di mana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). Fungsi utama HDL adalah bertindak sebagai temapat penyimpanan untuk apo C dan E yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan VLDL. Itulah sebab munculnya istilah LDL- Kolesterol disebut lemak "jahat" dan HDL-Kolesterol disebut lemak "baik". Sehingga rasio keduanya harus seimbang. Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang. 26

Gambar 2. Struktur dan komposisi dari lipoprotein dengan densitas rendah Gambar 3. Sistem lipoprotein untuk mengangkut lipid pada manusia (Sumber: Nutrition: Science and Applications, 2nd edition, edited by L. A. Smaolin & M. B. Grosvenor. Saunders College Publishing, 1997.) 27

Proses Terjadinya Aterosklerosis Pada Arteri Koroner Tubuh sendiri memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL- Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan GAMBAR lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arterosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut. Gambar 4. Potongan melintang arteri 28

Gambar 5. Potongan melintang Arteri yang diperbesar Peranan Lipoprotein Terhadap Aterosklerosis pada arteri koroner Faktor yang paling penting dalam menyebabkan aterosklerosis adalah konsentrasi kolesterol yang tinggi dalam plasma darah dalam bentuk lipoprotein dengan densitas rendah. Konsentrasi lipoprotein densitas rendah di dalam plasma yang tinggi secara langsung dapat ditingkatkan oleh lemak jenuh di dalam diet sehari-hari. Sebagian kecil, juga ditingkatkan oleh peningkatan kolesterol dalam diet. Oleh karena itu, keduanya atau salah satu dari faktor diet ini dapat turut berperan terhadap perkembangan aterosklerosis (Guyton & Hall, 1997). Tiga dari lipoprotein terutama berpengaruh terhadap pengaturan transpor kolesterol ke tempat penimbunan di dalam sel jaringan. Ketiga lipoprotein tersebut adalah lipoprotein dengan densitas sangat 29 rendah (VLDL), lipoprotein dengan densitas sedang (IDL), dan lipoprotein densitas rendah (LDL), yang semuanya bekerja bersamasama dalam suatu sistem sebagai berikut; dari ketiga lipoprotein ini, hanya satu yang dibentuk terlebih dahulu di dalam hati, lipoprotein dengan densitas sangat rendah. Sewaktu lipoprotein ini bersirkulasi di dalam darah, lipoprotein lipase di dalam dinding kapiler jaringan (terutama dalam jaringan adiposa) menghidrolisa sejumlah besar trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak, melepaskan zat-zat tersebut untuk disimpan di dalam jaringan lemak atau untuk digunakan sebagai energi (Guyton & Hall, 1997). Setelah pemindahan lipoprotein dengan densitas sangat rendah dari sebagian besar trigliserida, densitas dari sisa

lipoprotein meningkat sedikit, dan lipoprotein tersebut kemudian disebut sebagai intermediate-density lipoprotein di tarik kembali ke sel hati karena adanya reseptor pada membran sel hati untuk suatu protein permukaan pada lipoprotein, yang disebut apoprotein B-100. Biasanya, hati memindahkan sekitar setengah dari intermediate-density lipoprotein ini. Lipoprotein yang tersisa di dalam darah terus kehilangan hampir semua sisa trigliseridanya melalui hidrolisis lebih lanjut di dalam kapiler di bawah pengaruh lipoprotein lipase kapiler. Sebagai hasilnya, densitas lipoprotein semakin besar, kadar kolesterol dan fosfolipidnya mencapai konsentrasi yang terbesar. Lipoprotein ini kemudian disebut lipoprotein dengan densitas rendah (Guyton & Hall, 1997). Lipoprotein densitas rendah hampir semuanya terdiri dari kolesterol esterifikasi yang larut dalam lemak (fat-soluble esterifled cholesterol}. Sebaliknya sebagian besar permukaan lipoprotein, terdiri dari fosfolipid dan kolesterol yang tidak mengalami esterifikasi. Kedua zat permukaan ini mempunyai gugus bermuatan listrik buatan yang menonjol keluar dan menyediakan muatan listrik negatif diatas permukaan lipoprotein; muatan listrik negatif ini membuat lipoprotein tetap larut dalam plasma. Pada satu kutup dari lipoprotein densitas rendah terdapat satu molekul apoprotein B-100 besar (berat molekul 400.000), merupakan protein yang menyediakan suatu sisi pengenalan terhadap reseptor lipoprotein densitas rendah pada membran sel dari semua sel dari di dalam tubuh. Pelekatan protein ini ke 30 reseptor menyebabkan seluruh lipoprotein ditranspor ke dalam sel melalui proses pinositosis; kemudian protein ini dicernakan secara internal untuk melepaskan unsur lipoproteinnya. Dengan cara ini, lipoprotein densitas rendah mengantar kolesterol dan fosfolipid ke hampir seluruh sel tubuh untuk digunakan dalam kepentingan struktur selular (Guyton & Hall, 1997). Saat konsentrasi kolesterol di dalam sel menjadi sangat besar, terjadi penurunan produksi dari reseptor sel lipoprotein densitas rendah; keadaan ini sekarang mengurangi absorbsi tambahan lipoprotein densitas rendah. Dengan cara ini, setiap sel masing-masing mengatur konsentrasi kolesterol internanya sendiri. Sel-sel hati, seperti sel-sel lain dalam tubuh, turut membantu dalam penarikan dan pencernaan lipoprotein densitas rendah. Sebagai tambahan, sel-sel hati juga mencernakan sekitar setengah dari intermediate lipoprotein. Kembalinya kedua jenis lipoprotein ini ke dalam sel hati mempertahankan konsentrasi kolesterol yang tinggi di dalam selsel hati; semakin besar kembalinya, semakin besar konsentrasinya. Sebaliknya, kelebihan kolesterol menghambat sistem enzim hati untuk membentuk kolesterol baru. Oleh karena itu, bila sel-sel jaringan di seluruh tubuh tidak menggunakan kolesterol, sisanya akan kembali ke hati dan sintesis lebih lanjut dari kolesterol berkurang (Guyton & Hall, 1997). Hiperkolesterolemia familial adalah suatu penyakit herediter

dimana seseorang mewarisi gen-gen perusak pembentuk reseptor lipoprotein densitas rendah pada permukaan membran sel tubuh. Bila reseptor ini tidak ada, hati tidak dapat mengabsorbsi intermediatedensity lipoprotein atau lipoprotein densitas rendah. Tanpa adanya pengambilan kembali kolesterol yang normal ke sel-sel hati, mesin kolesterol di dalam sel hati akan terus membentuk kolesterol baru tanpa batas, tidak lagi memberi respon terhadap penghambatan umpan balik akibat terlalu banyaknya kolesterol plasma. Sebagai akibatnya, jumlah lipoprotein densitas sangat rendah yang dilepaskan oleh hati ke dalam plasma menjadi sangat meningkat, dan penderita dengan hiperkolesterolemia familial yang berkembang sepenuhnya akan memiliki konsentrasi kolesterol darah sebesar 600 sampai 1000 mg/dl, suatu kadar empat sampai enam kali normal. Hampir semua orang ini meningggal sebelum usia 20, beberapa lebih muda 4 sampai 6 tahun, karena infark miokardium atau gejala sisa penghambatan aterosklerosis di seluruh tubuh pembuluh darah tubuh (Guyton & Hall, 1997). Aterosklerosis ditandai dengan deposisi kolesterol dan ester kolesteril dari lipoprotein yang mengandung apo B-100 pada jaringan ikat dinding pembuluh arteri. Penyakit dengan meningkatnya kadar VLDL, IDL dan sisa kilomikron atau LDL di dalam darah yang berkepanjangan, seringkali disertai dengan pembentukan aterosklerosis yang dini dan lebih berat. Diantara konsentrasi HDL (HDL 2 ), dan penyakit jantung koroner juga terdapat hubungan terbalik ^sehingga sebagian ahli beranggapan bahwa hubungan yang paling prediktif adalah rasio' LDL:HDL kolesterol. LDL sering disebut kolesterol jahat, berbentuk lemak mirip lilin. Tingginya kadar LDL akan berpotensi menumpuk/menempel di sepanjang dinding pembuluh nadi ' koroner. Penumpukan di pembuluh darah akan menyebabkan penyempitan dan penyumbatan aliran darah (arteriosklerosis) (Murray, Robert K, 2007). Aterosklerosis dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung, maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard). Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Sargowo, 2008). 31

Gambar 6. Daerah yang sering mengalami nyeri dada (Angina Pectoris) Gambar 7. Otot jantung yang mati akibat penyumbatan arteri koronaria (Infark Miokard) KESIMPULAN DAN SARAN c. Lipoprotein densitas rendah 1. Peran Lipoprotein yang sudah dikenali ada empat kelompok utama, yaitu : (LDL; lipoprotein) low density juga a. Kilomikron yaitu mengangkut lipid yang terbentuk dari pencernaan dan penyerapan triasilgliserol di usus. b. Lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah (VLDL; very low density lipoprotein) mengangkut triasilgliserol dari hati. 32 merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol serta terbentuk dari metabolisme VLDL tetapi terlibat di dalam pengeluaran. d. Lipoprotein densitas tinggi (HDL; high density lipoprotein) juga merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol tetapi terlibat di dalam metabolisme VLDL

dan kilomikron serta pengangkutan kolesterol. 2. Proses Terjadinya Aterosklerosis Pada Arteri Koroner Aterosklerosis dimulai dengan penimbunan kristal kolesterol yang kecil dalam intima dan otot polos yang terletak di bawahnya. Selain itu jaringan otot halus dan jaringan fibrosa disekitarnya berproliferasi membentuk plak. Selanjutnya, garam kalsium sering mengendap bersama dengan kolesterol dan lipid yang lain dari plak, menimbulkan kalsifikasi. Kemudian dinding pembuluh berdegenerasi, sehingga mudah ruptur. Plak yang menonjol ke dalam aliran darah dapat menyebabkan timbulnya pembekuan darah, akibatnya terbentuk trombus atau embolus, sehingga dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut. 3. Peranan Lipoprotein Terhadap Aterosklerosis Pada Arteri Koroner Kenaikan kadar kolesterol yang terdapat pada VLDL, IDL atau LDL berkaitan dengan penyakit aterosklerosis, sedangkan kadar HDL yang tinggi mempunyai efek protektif. SARAN 1. Tindakan preventif yang paling penting terhadap aterosklerosis adalah mengkonsumsi diet rendah lemak terutama mengandung lemak jenuh dengan kadar kolesterol rendah. Bagi yang obesitas diharapkan mengontrol berat badan, olah raga yang teratur, serta bergaya hidup sehat. 2. Perlu adanya penelitian lanjutan yang berkaitan dengan peran lipoprotein terhadap aterosklerosis pada arteri koroner. DAFTAR PUSTAKA Ganong, William F, (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Penerbit EGC. Jakarta Guyton & Hall. Textbook Of Medical Physiology. Eleventh Edition. Elsevier Saunders Guyton & Hall, (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit EGC. Jakarta Huda, M. Sholikul. 2007. Seluk Beluk Kolestrol. www. Kafka.web.id. Diakses Hari Senin tanggal 10 Februari 2007 Murray, Robert K, (2007). Biokimia Harper. Edisi 20. Penerbit EGC. Jakarta Sargowo, Djanggan, 2008. PeranLipoprotein Densitas Rendah; LDL,Lp(a) dan Malondialdehida, Interleukin-2 Sebagai Prediktor Penyakit Jantung Koroner.www.Library @ Lib. Unair.ac.id. diakses Hari Senin tanggal 10 Februari 2008 33