BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup yang selalu berdampingan dan tidak dapat hidup sendiri, perlu adanya suatu komunikasi dalam menjalani kehidupannya. Menurut Widjono (2007: 16) dalam memenuhi kebutuhannya setiap orang memerlukan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi dalam berbagai lingkungan di tempat mereka berada, seperti dengan antar anggota keluarga melakukan komunikasi keluarga. Salah satu cara yang setiap hari digunakan oleh setiap manusia dengan sesama untuk berkomunikasi di lingkungan mereka adalah bahasa. Machali (2000: 18) mendefinisikan bahasa secara spesifik, sebagai berikut: Bahasa merupakan sistem yang mempunyai struktur sebagaimana halnya dengan sistem lain. Bahasa memiliki pola dan berdasarkan pola itulah bahasa digunakan. Pola (sistem gramatikal) tersebut pada umumnya bersifat statis yaitu perubahan mendasar jarang terjadi dan jika terjadi tentu melalui proses yang cukup lama. Karena bahasa itu memiliki polapola, maka bahasa merupakan sebuah sistem, dan karena adanya sistem inilah maka bahasa dapat dibandingkan, dialihkan, dipelajari dan diajarkan. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud, tiada lain karena ia memahami makna (imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut (Sutedi, 2003:2). Dari komunikasi melalui bahasa, dapat membantu setiap individu demi menjalani kehidupan yang lancar dan harmonis, serta bebas dari kesalahapahaman. Tidak hanya kepada orang lain, bahasa pun dapat ditujukan untuk diri sendiri, seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan maupun hanya di dalam hati. Hal yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat dan keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa. Dalam berbagai negara di belahan dunia ini, bahasa yang digunakan dari satu negara dengan negara lain dapat berbeda-beda. Namun, ada beberapa negara juga yang menggunakan bahasa lebih dari satu seperti di Indonesia. Masyarakat Indonesia 1
2 tidak hanya memiliki ras dan budaya yang bermacam-macam, tetapi juga memiliki ragam bahasa yang digunakan oleh penduduk dari berbagai daerah ataupun kota di Indonesia. Menurut Machali (2000: 28) bahasa diwakili oleh bunyi, tulisan dan strukturnya, serta makna, baik makna leksikal, fungsional maupun struktural. Dalam penggunaan bahasa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan, besar atau kecil, baik dalam cara pengungkapan, pemilihan kata, maupun tata bahasanya. Perbedaanperbedaan itu disebut ragam bahasa. Ragam bahasa di setiap negara memiliki ciri khasnya masing-masing, baik dalam struktur bahasa, makna, ataupun ucapannya.seperti yang dikatakan oleh Chaer (2007: 51) bahwa setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Bahasa jepang sebagai cara untuk berkomunikasi bagi masyarakat di Jepang, merupakan satu dari ratusan bahasa di dunia ini yang memiliki ciri khas dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari. Sama seperti bahasabahasa lainnya, struktur kalimat bahasa Jepang juga disusun oleh beberapa kata seperti meishi (nomina), doushi (verba), keiyoushi (adjektiva), dan sebagainya. Dalam suatu kalimat juga disertai berbagai unsur yang akan memberikan suatu makna baru dari penyampai pesan kepada penerima pesan. Menurut Sutedi (2003:71) unsur kalimat dalam bahasa Jepang secara garis besarnya terdiri dari subjek (shugo), predikat(jutsugo), objek (taishougo), keterangan (joukyougo), modifikator (shuushokugo), dan penyambung (setsuzokugo). Dari zaman ke zaman, perkembangan bahasa Jepang di Indonesia tidak akan ada habisnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga yang membuka suatu studi pendidikan mengenai bahasa Jepang, seperti tempat kursus, sekolah, universitas dan sebagainya, yang membuat bahasa Jepang sebagai salah satu bahasa asing yang banyak diminati oleh kalangan masyarakat di Indonesia. Dari pembelajaran bahasa Jepang itu sendiri, pembelajar bahasa Jepang dapat mengetahui kebudayaan dan masyarakat Jepang sekaligus mempelajari bahasa Jepang sebagai media komunikasi. Bahasa Jepang dapat disampaikan dengan baik karena terdapat tata bahasa yang menyusun suatu kalimat tersebut dari pembicara kepada lawan bicara baik secara lisan ataupun tulisan. Tata bahasa Jepang terdapat berbagai macam perubahan kata kerja, kata sifat, dan kata benda. Tidak hanya perubahan kata yang ada pada tata bahasa Jepang itu sendiri,
3 tetapi juga ada partikel yang melengkapi suatu kalimat terbentuk dalam bahasa Jepang. Partikel adalah salah satu struktur yang menandakan bahwa bahasa Jepang memiliki kekhasannya sendiri.partikel dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah joshi. Sudjianto dan Dahidi (2004:181) menyatakan bahwa partikel adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang digunakan setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih mendalam lagi. Dari pengertian tersebut, disimpulkan bahwa partikel merupakan struktur kata yang saling berhubungan dengan kata lain untuk memiliki makna dan termasuk kelompok kata yang tidak dapat berdiri sendiri atau fuzokugo. Sebagian pembelajar bahasa Jepang, masih ada yang kurang paham akan suatu kalimat bahasa Jepang, terutama pada partikel dalam kalimat tersebut. Walaupun antara satu kalimat dengan kalimat lainnya menggunakan partikel yang sama, namun belum tentu memiliki penggunaan yang sama. Hal ini dikarenakan bahwa bahasa Jepang sebagai bahasa yang menunjukkan perasaan orang lain terhadap lawan bicaranya. Dari suatu partikel yang memiliki banyak penggunaan inilah, yang sering membuat para pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan untuk memahami cara penggunaan suatu partikel yang lebih tepat dalam kalimat. Dengan demikian, tidak semua pembelajar memahami kesuluruhan penggunaan partikel dalam setiap komunikasi dengan bahasa Jepang karenamereka hanya mengetahui secara umum kegunaan dari beberapa partikel. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh pembelajar bahasa Jepang, dapat disebabkan oleh terjemahan yang dilakukan mengikuti bahasa ibunya sehingga adanya kesalahpahaman dengan maksud sesungguhnya. Sedangkan bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang memiliki perbedaan bentuk tata bahasa perlu adanya suatu pemahaman juga terhadap struktur yang terdapat di dalamnya seperti partikel. Dari permasalahan yang sering dihadapi oleh sebagian pembelajar Jepang, penulis ingin mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai partikel pada tata bahasa Jepang dengan menemukan penjelasan yanglebih mudah dimengerti untuk membantu pengembangan dalam mempelajari bahasa Jepang selanjutnya. Partikel yang akan penulis teliti adalah penggunaan dari partikel koso yang termasuk dalam jenis toritatejoshi. Alasan penulis melakukan penelitian ini adalah atas ketertarikan penulis kepada partikel-partikel bahasa Jepang terutama beberapa partikel yang
4 termasuk dalam jenis toritatejoshi yang apabila disesuaikan dengan kondisi dalam suatu kalimat, ada yang memiliki penggunaan yang sama secara umum, tetapi juga ada masing-masing partikel yang memiliki berbagai penggunaan yang berbeda. Selain itu, para pembelajar bahasa Jepang secara garis besar hanya mengetahui penggunaan umum dari partikel koso yang hanya memberikan penekanan. Padahal sebenarnya partikel koso apabila dihubungkan dengan suatu situasi memiliki beberapa penggunaan yang lainnya. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih dalam penggunaan dari partikel koso. Partikel koso merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat baik lisan maupun tertulis. Dalam bahasa lisan, biasa dilakukan pada suatu percakapan sehari-hari. Sedangkan yang secara tertulis, partikel koso banyak ditemukan di dalam komik, novel, lagu, dan bacaan lainnya. Salah satu komik Jepang yang di dalamnya dapat ditemukan partikel koso yang termasuk jenis toritatejoshi adalah komik Chibi Maruko Chan karya Momoko Sakura. Komik Chibi Maruko Chan menceritakan kehidupan sehari-hari anak perempuan sekolah dasar, yang dikemas secara unik dan menyenangkan untuk dibaca oleh anakanak maupun orang dewasa. Momoko Sakura sebagai pengarang dari komik ini, melibatkan langsung pengalaman dirinya sebagai tokoh utama. Cerita dalam komik ini sudah banyak diminati oleh semua kalangan terutama anak-anak, sehingga diperluas kembali ceritanya dalam format seri animasi, drama televisi dan film. Dari kesuksesan komik Chibi Maruko Chan, Momoko Sakura mendapatkan penghargaan dari Kodansha Manga Award pada tahun 1989. 1.2 Masalah Pokok Partikel koso yang termasuk dalam jenis toritatejoshi memiliki beberapa penggunaan dalam setiap kalimat yang digunakan sehari-hari. Berdasarkan pada latar belakang yang sudah dijelaskan, penulis akan menjadikan penggunaan toritatejoshi koso dalam komik Chibi Maruko Chan sebagai permasalahan pokok dalam penelitian ini.
5 1.3Formulasi Masalah Formulasi masalah yang akan penulis teliti adalah beberapa penggunaan partikel koso dalam suatu kalimat yang kemudian dijabarkan sesuai dengan kategori toritatejoshi dan dikaitkan dengan keadaan yang diceritakan dalam komik Chibi Maruko Chan. 1.4 Ruang Lingkup Permasalahan Penulis hanya membatasi penelitian dalam skripsi ini, pada penggunaan salah satu jenis partikel toritatejoshi yaitu partikel koso yang terdapat di dalam kalimat-kalimat pada komik Chibi Maruko Chan volume 1-16 karya Momoko Sakura. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini, untuk memahami penggunaan dari koso sebagai salah satu partikel yang termasuk dalam jenis toritatejoshi yang sering muncul pada setiap kalimat atau suatu percakapan. Selain itu, penulis juga berharap dari penulisan ini, para pembelajar Bahasa Jepang memperoleh manfaat dalam menambah wawasan dan informasi mengenai tata bahasa Jepang, terutama pengunaan toritatejoshi koso dalam suatu kalimat baik lisan maupun tulisan. 1.6Tinjauan Pustaka Penulis dalam melaksanakan tinjauan pustaka menggunakan beberapa buku yang berbahasa Indonesia, Inggris dan Jepang dari perpustakaan Binus University dan The Japan Foundation. Selain itu, penulis juga menggunakan beberapa jurnal dari Internasional yang didapatkan melalui internet. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai pemahaman tentang penggunaan toritatejoshi koso dalam komik Chibi Maruko Chan oleh Momoko Sakura. Pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pembelajar bahasa Jepang yang lainnya, telah menyimpulkan bagaimana pembentukan kalimat dengan menggunakan partikel koso. Pembelajar bahasa Jepang yang telah meneliti tentang partikel koso adalah Kono Chisato (2012) dengan judul Joshi Koso no Bunmatsu ni
6 Okeru-youhou. Dalam penelitiannya, Kono menyatakan bahwa partikel koso yang terletak di belakang nomina pada akhir kalimat dapat mengemukakan suatu nomina menjadi makna yang lebih sederhana yaitu dari bentuk pola N+ニコソアレ dengan menghilangkan partikel 二 dan menyederhanakannya menjadi アレ, maka penggunaan partikel koso pada akhir kalimat dapat hanya dituliskan menjadi N+コソ, dan pada konjungsi dalam suatu kalimat, penggunaan koso dapat dilihat dari zaman dahulu bahwa partikel koso dapat menunjukkan kecenderungan merendahkan sesuatu hal. Sama halnya dengan penelitian terdahulu, penulis juga akan membahas tentang partikel koso. Namun, yang menjadi perbedaan dari hasil penelitian terdahulu adalah penulis akan meneliti mengenai penggunaan dari partikel koso secara terperinci dengan memfokuskan hubungannya sebagai salah satu bagian dari toritatejoshi. Berdasarkan pada teori Noda (2003), penggunaan partikel koso secara umum terdiri dari tiga penggunaan, antara lain : 1. Penggunaan yang dominan( 特立の用法 ) Noda menjelaskan bahwa dalam penggunaan yang dominan ini, digunakan untuk menyatakan alasan, dugaan, tempat dan waktu. 2. Penggunaan terhadap suatu kompromi( 譲歩の用法 ) Dalam penggunaan terhadap suatu kompromi, hanya digunakan untuk mengemukakan bagian anak kalimat yang bertentangan. 3. Penggunaan terhadap suatu bantahan( 反論の用法 ) Penggunaan koso terhadap suatu bantahan, menurut Noda digunakan untuk mengemukakan suatu bantahan yang bertujuan untuk mengucapkan rasa berterimakasih atau meminta maaf kepada lawan bicara dan untuk mencela lawan bicaranya. Dengan demikian, penulis akan mengambil beberapa penggunaan dari partikel koso yang memiliki keterkaitan dengan toritatejoshi yang dapat diteliti melalui korpus data komik Chibi Maruko Chan.