BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Luka Akibat Trauma Benda Tumpul a Luka Lecet (Abrasi)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016

VISUM ET REPERTUM NO : 027 / VER / RS / I / 2014

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, jumlah. kriminalitas yang disertai kekerasan juga ikut

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.

HANDOUT KETERAMPILAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. Infantisid yaitu pembunuhan dengan sengaja. terhadap bayi baru lahir oleh ibunya (Knight, 1997).

Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni

BAB I PENDAHULUAN. cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa). Luka

DASAR HUKUM PEMERIKSAAN FORENSIK 133 KUHAP

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Peranan Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Mengungkap Identitas dan

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pro: Justicia Rahasia

P U T U S A N NOMOR : 644/PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. I. Nama : AZHARI Alias JIRO

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

P U T U S A N NOMOR : 269 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl.Lahir : 21 tahun / 25 November 1991.

Sistem Ekskresi Manusia

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka antara lain adalah batu, besi, sepatu, tinju, lantai, jalan dan lain-lain. Adapun definisi dari benda

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

Abdul Gafar Parinduri Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam / FK UMSU

BAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun.

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA

P U T U S A N Nomor : 136/Pid/2014/PT-MDN

Kriteria Infanticide

MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU

VISUM ET REPERTUM VER/01/XII/2014/Reskrim

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

P U T U S A N Nomor : 399/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P3K Posted by faedil Dec :48

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

PENGADILAN TINGGI MEDAN GADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N. Nomor : 500/PID/2011/PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan. Toksikologi (Teori)

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

P U T U S A N. Nomor : 648/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

P U T U S A N. Nomor : 189/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 50% dari jumlah korban sengatan listrik akan mengalami kematian. 1 Banyaknya

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

TEORI FENOMENA ORGAN

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 543/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 680/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA KONSEP LUKA

Nomor : 128/Pid.Sus/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 38/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl. Lahir : 15 Tahun / 15 Februari 1996;

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Tubuhmu berbicara...dengarlah. Written by Dr. Brotosari Monday, 12 April :53 - Last Updated Friday, 23 December :43

PEMERIKSAAN ORGAN DALAM

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

PENGURUTAN (MASSAGE)

LUKA BAKAR Halaman 1

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

P U T U S A N NOMOR. 5/PID/2016/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. terdakwa melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang didakwakan Penuntut. tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara Pidana.

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

BAB III DESKRIPSI PEMBUNUHAN ANAK CACAT MENTAL OLEH AYAH KANDUNG DALAM PUTUSAN NOMOR 223/PID.B/2016/PN.MJK

NARASI KEGIATAN TIM KESEHATAN DALAM RANGKA KEJUARAAN TERBUKA TAE KWON DO PRA YUNIOR TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 1. RANGKA DAN PANCA INDERALATIHAN SOAL BAB 1

BAB II INFORMASI MITOS SAAT KEHAMILAN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

Actinomyces israelii

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG PUSKESMAS LUBUK BEGALUNG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) VULNUS LACERATUM. No. Dokumen: No. Revisi: Tanggal Efektif:

VISUM ET REPERTUM NO : 012 / KEDFOR / VI / 2013.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri. Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam. Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antara jaringan ( discontinuous tissue ) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang memadati seluruh daerah yang ada, meningkat pula tindak kejahatan antar penduduk terutama dalam kasus kematian akibat luka benda tajam maupun luka benda tumpul. Penyebab kematian akibat luka benda tajam maupun luka benda tumpul sering terjadi menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penyebab tersering kematian yang disebabkan oleh luka benda tajam maupun luka benda tumpul pada periode 1 Januari 2007 sampai 31 Agustus 2010 yang diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu mengumpulkan data. Data yang digunakan adalah kasus penyebab tersering kematian akibat luka benda tajam maupun luka benda tumpul yang dikirim di Instalasi kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Semarang periode 1 Januari 2007 31 Agustus 2010. Dari 74 kasus yang masuk di Instalansi Forensik RS. Bhayangkara Semarang periode ahun 1 Januari 2007 sampai 31 Agustus 2010 didapatkan kasus tersering adalah trauma benda tumpul 40 kasus (54,05%) dan lokasi perdarahan kepala merupakan lokasi perdarahan yang menyebabkan kematian tersering adalah 46 kasus (62,16%). 1

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah yang dipakai penulis yaitu Bagaimana cara identifikasi luka pada jenazah yang diakibatkan benda tumpul. C. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi luka pada jenazah yang diakibatkan karena benda tumpul. D. Manfaat 1. Bagi Rumah Sakit Dapat menjadi bahan masukan untuk pembuatan program Rumah Sakit, khususnya 2. Bagi Penulis Sebagai bekal pengalaman dalam menjalankan kewajiban profesi sebagai dokter. 3. Bagi Pembaca Agar dapat semakin menambah wawasan dan ilmu yang dapat berguna untuk diri sendiri dan masyarakat. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. DEFINISI LUKA Suatu luka dapat didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh suatu trauma. Ada bermacam-macam penyebab luka yaitu yang disebabkan oleh tembakan, aliran listrik, persentuhan dengan benda tumpul, benda tajam, bahan kimia dan sebagainya. II. 2. LUKA AKIBAT BENDA TUMPUL Kekerasan akibat benda tumpul (Blunt Force Injures) merupakan kasus yang paling banyak terjadi dan selalu menduduki urutan pertama yang masuk di bagian ilmu kedokteran forensik. Cara kejadian yang terutama adalah kecelakaan lalu lintas. Jika ditambah dengan kasus-kasus yang tidak fatal, jumlahnya tentu akan berlipat ganda. Benda tumpul dimaksud sebagai benda yang tidak bermata tajam ( tidak dapat untuk mengiris, membacok, atau menusuk ). Mempunyai konsistensi yang keras atau kenyal, permukaannya dapat halus ataupun kasar. Kadang-kadang dalam satu benda didapat bagian yang tajam dan yang tumpul, misalnya celurit dengan ujung tajam dan tangkainya tumpul. Benda-benda tumpul banyak terdapat disekitar kita, dimanapun kita berada. Jika benda tersebut dibenturkan, membentur atau terbentur tubuh dengan keras akan menimbulkan rasa sakit dan kelainan atau kerusakan pada tubuh. Cara kematian pada kasus kekerasan karena benda tumpul adalah tidak wajar. Yang tersering adalah kecelakaan, misalnya kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi. Berikutnya pembunuhan, kasusnya juga cukup banyak misalnya dipukul besi di kepalanya, diinjak-injak dadanya dan sebagainya. Sedang yang jarang adalah bunuh diri dari gedung tinggi, menubrukkan diri pada kereta api dan sebagainya. Karena merupakan kasus yang akan banyak kita jumpai baik di rumah sakit, ditempat praktek, atau dimana saja kita berada sudah selayaknya kita pelajari dengan sebaik- baiknya. Sebab kematian korban kekerasan karena benda tumpul adalah kerusakan organ-organ vital, perdarahan, shock, infeksi ataupun thrombosis dan embolisme. 3

PEMBAGIAN KEKERASAN PADA BENDA TUMPUL Menurut besar kecilnya tubuh yang terkena: 1. Lokal (localized) Hanya mengenai sebagian kecil dari tubuh, merupakan akibat kekerasan dari sesuatu benda dengan luas tertentu yang relatif kecil. Kekerasan yang timbul dapat pada kulit, jaringan subcutan ataupun alat-alat tubuh yang lebih dalam. Biasanya dijumpai pada: Serangan oleh manusia: ditinju, ditendang, dipukul dengan kayu dan sebagainya. Serangan binatang: disepak kuda, tertindih binatang besar dan sebagainya. Tubrukan atau jatuh. 2. Generalized Kekerasan mengenai seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh. Cara kejadiannya ada 3 macam, yaitu: a. Terlempar: Kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi dan sebagainya. Trauma yang terjadi dapat direct dimana keruskannya pada tempat kontak ataupun indirect yang tidak pada tempat kontak. b. Tergilas/ tertindih: misal pada kecelakaan lalulintas, tertimpa bangunan, runtuh dan sebagainya. Trauma terutama akibat direct kontak. c. Terkoyak: terjadi bila arah kekerasan tangensial, misal pada kecelakaan lalulintas. Menurut jaringan atau organ yang terkena dan mengalami kerusakan: 1. KULIT: - Luka lecet (abrasion). - Luka memar (contusion). - Luka retak, robek,koyak (laceration). 2. KEPALA: - Mengenai tengkorak. - Jaringan intra cranial: selaput otak dan otak. 3. LEHER DAN TULANG BELAKANG 4. DADA: - Mengenai tulang-tulang. - Mengenai organ didalam dada (pericard, jantung, paru-paru,diafragma). 5. PERUT: - Mengenai organ-organ parenchyma. - Mengenai organ-organ berongga. 4

6. ANGGOTA GERAK: - Mengenai tulang dan sendi-sendi. - Mengenai jaringan lunak. II. 3. IDENTIFIKASI LUKA A. Umur luka Untuk mengetahui kapan terjadi kekerasan, perlu diketahui umur luka. Hanya saja tidak ada satupun metode yang dapat digunakan untuk menilai dengan tepat kapan suatu kekerasan ( baik pada korban hidupataupun mati ) dilakukan mengingat adanya factor individual, penyulit (misalnya infeksi, kelainan darah atau penyakit defisiensi ) serta faktor kualitas dari kekerasan itu sendiri. Kendati demikian ada beberapa cara dapat digunakan untuk memperkirakannya yaitu dengan melakukan: a. Pemeriksaan makroskopik Pemeriksaan dengan mata telanjang atas luka dapat memperkirakanberapa umur luka tersebut. Pada korban hidup, perkiraan di hitungdari saat trauma sampai saat di periksa pada korban mati, mulai darisaat trauma sampai saat kematiaanya. b. Pemeriksaan mikroskopik ( histology ). Mengingat hasil makroskopik sangat variatif dan jauh dari ketepatanmaka perlu di lakukan pemeriksaan mikroskopik pada korban mati.selain berguna bagi intravitalis luka, pemeriksaan mikroskopik juga untuk menentukan umur luka secara lebih teliti. Caranya adalah dengan mengamati perubahan-perubahan histologiknya. Perubahan-peruabahan histologik dari luka ini sangat di pengaruhi ada tidaknya infeksi. Perlu di ketahui bahwa infeksi akan memperlambat proses penyembuhan luka. Peningkatan akitfitas adenosine triphosphatase dan aminopeptidase dapat dilihat lebih dini, yaitu setengah jam setelah trauma. Peningkatan aktifitas amino peptidase dapat dilihat sesudah 2 jam, sedangkan peningkatan acid phosphatase dan alkali phosphatase sesudah 4 jam. A. 1. Luka Lecet Perkiraan umur luka lecet: Umur luka lecet secara makroskopis maupun mikroskopis dapat diperkirakan sebagai berikut: 5

Hari ke 1 sampai dengan hari ke 3 berwarna coklat kemerahan karena eksudasi darah dan cairan lymphe. 2 atau 3 hari kemudian pelan-pelan bertambah suram dan lebih gelap. Setelah 1 sampai 2 minggu mulai terjadi pembentukan epidermis baru. Dalam beberapa minggu akan timbul penyembuhan lengkap. A. 2. Luka Memar Umur luka memar : Mula-mula hanya timbul pembengkakan Kemudian berwarna merah kebiruan Pada hari ke 1 sampai dengan 3 warna menjadi biru kehitaman Kemudian warna menjadi biru kehijauan, berkutnya coklat dan akhirnya menghilang dalam 1 sampai 4 minggu Walaupun demikian umur uka memar secara pasti sulit ditentukan. B. CIRI KHUSUS 1. Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan luar dari kulit, yang ciri-cirinya adalah : - Bentuk luka tak teratur - Batas luka tidak teratur - Tepi luka tidak rata - Kadang-kadang di temukan sedikit perdarahan - Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telahmongering ) - Warna coklat kemerahan Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih di tutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi). Bentuk luka lecet kadang-kadang dapat memberi petunjuk tentang benda penyebabnya. Seperti misalnnya kuku, ban mobil, tali atau ikat pinggang. Luka lecet juga dapat terjadi sesudah orang meninggal dunia, dengan tanda-tanda sebagai berikut: - Warna kuning mengkilat - Lokasi biasnya didaerah penonjolan tulang - Pemeriksaan mikroskopik tidak di temukan adanya sisa- siaepitel dan tidak di temukan reaksi jaringan. 6

2. Luka Memar Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap kejaringan di sekitarnya. Mula-mula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan. Sesudah 4 sampai 5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari seminggu menjadi kekuningan. Pada orang yang menderita penyakit defisiensi atau menderita kelainan darah, kerusakan yang terjadi akibat trauma tumpul tersebut akan lebih besar di bandingkan pada orang normal. Oleh sebab itu, besar kecilnya memar tidak dapat di jadikan ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda penyebabnya atau keras tidaknya pukulan. Pada wanita atau orang-orang yang gemuk juga akan mudah terjadi memar. Dilihat sepintas lalu luka memar terlihat seperti lebammaya, tetapi jika diperiksa dengan seksama akan dapat dilihat perbedaan-perbedaanya, yaitu: Pembeda Memar Lebam mayat Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah Pembengkakan (+) (-) Bila ditekan Warna tetap Memucat/hilang Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-) 3. Luka Robek Luka terbuka/robek adalah luka yang disebabkan karena persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan di bawahnya. Seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan juga jaringan di bawah kulit. Sehingga epidermis terkoyak, folikel rambut, kelenjar keringat, dan sebacea juga mengalami kerusakan. Pada umumnya kalau sembuh akan menyebabkan jaringan parut (sikatrik). Luka robek mudah terjadi pada kulit dengan adanya tulang dibawahnya. Ciri-ciri luka robek adalah sebagai sebagai berikut: 7

Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringanhancur ) Tepi luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan Di sekitar garis batas luka di temukan memar Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekatdengan tulang ( misalnya daerah kepala, muaka atau ekstremitas ). Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari luka tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda tumpul yang mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala maka luka robek yang terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi. Perbedaan luka robek dengan luka iris : Ciri-ciri Luka robek Luka iris Memar & lecet (+) (-) Rambut Utuh Terpotong Jembatan jaringan (+) (-) Sudut/tepi luka Tumpul Tajam 4. Luka Retak Yaitu luka pada kulit daerah tubuh yang ada tulang tepat di bawah kulit tersebut, misalnya : kepala dan tulang kering. Luka ini akibat dari kekerasan benda tumpul yang mempunyai pinggiran, misal tepi meja, tepi kikir, tepi pintu. Perbedaan antara luka iris dan luka retak. Ciri-ciri Luka iris Luka retak Tepi luka Tajam Tidak tajam Sudut luka Tajam Tidak tajam Permukaan luka Rata Tidak rata Jembatan jaringan Tidak ada Ada Rambut Terpotong Tercabut Memar/lecet sekita luka Tidak ada Ada 8

C. LUKA ANTER MORTEM ATAU LUKA POSTMORTEM Luka lecet dapat terjadi ante mortem atau post mortem. Ante mortem: a. Warna coklat kemerahan karena eksudasi. b. Mikroskopis terdapat sisa-sisa epithelium dan tanda-tanda intra vital. Post mortem: a. Tampak mengkilap, warna kekuningan. b. Mikroskopis epidermis terpisah sempurna dari dermis dan tidak ditemukan tandatanda intra vital. c. Pada umumnya terjadi pada daerah penonjolan tulang. 9