APLIKASI TEKNIK IRIGASI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (STUDI KASUS KEBUN SURYA ADI PT BINA SAWIT MAKMUR)

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI AIR TANAH DAN PEMANFAATANYA UNTUK PERTANIAN

Desain dan Instalasi Jaringan Irigasi di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Kayen, Kabupaten Pacitan

PENGURANGAN RESIKO BANJIR IBUKOTA DENGAN PENGEMBANGAN DAM PARIT DI DAS CILIWUNG HULU

PENDAYAGUNAAN IRIGASI AIR TANAH MENUNJANG BUDIDAYA PERTANIAN SECARA PRODUKTIF PADA LAHAN TADAH HUJAN ABSTRAK PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI AIR TANAH DAN PEMANFAATANYA UNTUK PERTANIAN. Hendri Sosiawan. Identifikasi Air Tanah dan Pemanfaatannya untuk Pertanian

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit sebagai salah satu agribisnis unggulan di Indonesia.

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

GAMBARAN GEOGRAFIS UKKS REJOSARI. : Datar - bergelombang

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sprinkler Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut terdegradasi

KESEIMBANGAN AIR DI KECAMATAN TELUK PAKEDAI, KABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

IRIGASI AIR TANAH DALAM / IRIGASI TEKANAN/POMPA

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut

Kata kunci: hutan rawa gambut, degradasi, rehabilitasi, kondisi hidrologi, gelam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1998 SURUSAN TEKlVIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KAJIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI TETES UNTUK BUDIDAYA BUNGA KASTUBA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

Pompa Hydram Sebagai Penyedia Air Baku Lahan Pertanian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

PENDAHULUAN. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI AIR BERSIH DI KAWASAN SEGARA ANAKAN. Oleh: Agus Riswandi*)

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Kebutuhan yang paling banyak memerlukan air yaitu lahan pertanian.

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Penentuan Masa Tanam Kacang Hijau Berdasarkan Analisis Neraca Air di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

Pemanfaatan Jaringan Irigasi Tetes di Dalam Budidaya Tanaman Hortikultura

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

Gambar 3 Hidrostratigrafi cekungan airbumi Jakarta (Fachri M, Lambok MH dan Agus MR 2002)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengelolaan Air Tanaman Jagung

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI AIR TANAH (IRIGASI MIKRO)

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Perancangan dan Integrasi Sistem. Penurunan Produksi Kelapa Sawit pada Kuartal-I Tahun 2016 Oleh : Hanif Ryanas ( )

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

PETUNJUK TEKNIS PENENTUAN SUMBER AIR DAN JENIS IRIGASI SUPLEMENTER

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN. Publikasi Karya Ilmiah

Gambar 3 Sebaran curah hujan rata-rata tahunan Provinsi Jawa Barat.

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. PENGUMPULAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha pertanian. Cara mengaliri air ketanaman yaitu dengan sistem irigasi,

Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bencana kekeringan terjadi disebabkan oleh menurunnya jumlah curah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ISSN 1907-8773 Terbit sekali 2 bulan Volume 5 Nomor 6. Desember 2010 APLIKASI TEKNIK IRIGASI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (STUDI KASUS KEBUN SURYA ADI PT BINA SAWIT MAKMUR) PENDAHULUAN Tanaman kelapa sawit ditinjau dari kebutuhan air dapat tumbuh baik pada lahan dengan curah hujan 1750 3000 mm per tahun dengan penyebaran hujan yang merata sepanjang tahun dan tidak mempunyai bulan kering (<60 mm) (Darmosakoro, Harahap dan Syamsuddin, 2001). Siregar et al. (1997) berdasarkan pengamatan lapang melaporkan bahwa pertumbuhan kelapa sawit akan terganggu dan mengakibatkan penurunan produksi yang signifikan apabila selama 3 bulan berturut-turut menerima curah hujan < 60 mm/bulan atau dengan defisit air berkisar antara 300-500 mm. Kebun bibit (seed garden) kelapa sawit Surya Adi PT. Bina Sawit Makmur yang terletak di Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir mempunyai curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2755 mm, namun demikian apabila diperhatikan distribusi hujan bulanan menunjukkan bahwa paling tidak terdapat 2 bulan dengan curah hujan < 100 mm/bulan, bahkan pada beberapa tahun tertentu selama periode 1996-2008 tercatat ada 4 bulan mempunyai curah hujan < 100 mm/ bulan. Kondisi tersebut seringkali menimbulkan disparitas produksi tandan buah segar yang sangat tinggi, seperti yang diungkapkan oleh staf pemulia tanaman Kebun Surya Adi, produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) pohon seleksi hasil pembungaan (polinasi) yang dilakukan pada bulan Juli menghasilkan 400 TBS sedangkan hasil pembungaan yang dilakukan pada bulan Desember mencapai 7500 TBS (Maruli, 2009). Hasil penelusuran data produksi menunjukkan bahwa produktivitas TBS pohon seleksi selama musim kemarau (Juli-September) menurun, hanya mencapai 17 19 ton/ha dibandingkan dengan rata-rata produktivitas di musim hujan 25 ton/ha. Berdasarkan hipotesis bahwa pemberian irigasi selama musim kemarau diprediksi dapat meningkatkan produktivitas TBS secara signifikan, maka diperlukan rancangan percobaan pengaruh suatu teknik irigasi terhadap produktivitas TBS dalam sekala plot. Hasil yang diperoleh ditunjang dengan analisis kelayakan ekonomi, dapat memberikan informasi yang sangat penting untuk dijadikan acuan rekomendasi pengelolaan air di kebun bibit Surya Adi pada masa yang akan datang. PENGUKURAN DEBIT SUMUR BOR DI KEBUN SURYA ADI Pengukuran debit sumur bor eksisting yang berada di Blok 084 Kebun Surya Adi dilakukan untuk mengetahui potensi ketersediaan air sebelum dilakukan eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan irigasi kelapa sawit. Pengukuran dilakukan berdasarkan teknik uji pompa (pumping test) menggunakan pompa irigasi berkekuatan 6 PK, alat pengukur kedalaman muka air tanah (contack gauge) serta stopwatch. Pengukuran dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2009. Hasil Pengukuran disajikan pada Tabel 1. Gambar 1. Pengukuran debit sumur bor berdasarkan Uji pompa: (a) pemasangan pipa PVC kedalam sumur, (b) pengukuran debit

Tabel 1. Data pengukuran Uji Pompa (pumping test) sumur bor di blok 084 Kebun Surya Adi UJI POMPA PERTAMA UJI POMPA KEDUA Waktu Kedalaman Waktu Kedalaman Debit Debit Permukaan Permukaan Pompa Pompa Jam Menit Detik Air Sumur Air Sumur (lt/det) Jam Menit Detik (lt/det) (m) (m) 0 2 35 4.10 2.56 0 25 5 5.40 0 5 26 4.50 0 40 29 6.30 0 9 54 4.85 0 50 50 6.30 0 14 59 5.05 1 0 20 6.30 0 20 5 5.20 1 16 5 6.42 0 25 12 5.55 1 20 40 6.42 0 32 16 5.48 1 30 50 6.50 0 40 27 5.60 1 40 52 6.50 0 45 58 5.65 2 0 50 6.52 1.68 0 50 10 5.70 2 15 1 6.55 0 55 21 5.75 2 30 17 6.58 1 0 29 5.80 2 40 27 6.59 1 20 28 5.94 1.88 2 55 18 6.59 1 30 14 5.94 3 10 6 6.61 1 40 25 5.94 3 30 0 6.61 1 50 8 5.94 3 50 0 6.63 2 0 52 5.94 4 0 0 6.64 1.64 2 20 29 5.95 Waktu Pengisian Kembali Debit Pengisian Kembali 2 40 24 5.95 Sumur Sumur 3 0 0 6.30 3 16 30 6.38 1.74 4 menit 4.44 detik 247.01 ml/detik Tabel 1 menunjukkan bahwa pada awal pengukuran saat kedalaman permukaan air sumur 4.10 m, debit sumur mencapai 2.56 liter/detik. Setelah pemompaan selama lebih dari 1 jam dan kedalaman air permukaan sumur mencapai 5.94 m, terjadi penurunan debit hingga menjadi 1.88 liter/detik. Penurunan debit yang cukup drastis terjadi karena peningkatan beda potensial antara pompa dengan permukaan air sumur hampir 2 meter, sehingga berakibat daya hisap pompa menurun. Setelah pemompaan selama lebih dari 3 jam, kedalaman muka air sumur mulai stabil, berada pada kedalaman 6.38 m dan debit pompa 1.74 liter/detik. Uji pompa pertama dihentikan sementara waktu setelah pemompaan terus menerus selama lebih dari 3 jam, dan dilakukan pengukuran debit pengisian sumur (recharge). Pengukuran menunjukkan bahwa untuk diameter sumur berukuran 6 inci dan beda kedalaman muka air antara 6.38 m dan 3.07 m, dibutuhkan waktu pengisian kembali sumur selama 4 menit 4.44 detik. Hal ini setara dengan debit sebesar 271.01 ml/detik INSTALASI JARINGAN IRIGASI Desain sistem irigasi disusun dengan mempertimbangkan karakteristik debit minimum sumber air, topografi lahan, kondisi iklim serta kebutuhan kebutuhan air tanaman. Teknik irigasi yang dipilih adalah irigasi curah menggunakan fan spray jet. Plot percobaan yang dipilih adalah blok 084 dengan jumlah tanaman pokok seleksi 640 pohon. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan pemberian irigasi yaitu :0%; 75%, 100%, 125%, dan 150% dari perhitungan kebutuhan air tanaman. Setiap perlakuan dilakukan dengan 4 kali ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 32 pokok, sehingga terdapat 640 2

Gambar 2. Desain plot percobaan irigasi curah di kebun bibit Surya Adi Instalasi mencakup pemasangan pipa PVC di dalam sumur bor sebagai pipa penyedotan, pembuatan dudukan dan pemasangan pompa, pembuatan dudukan dan pemasangan filter irigasi, penggalian saluran dan pemasangan pipa pendistribusian, pembuatan dudukan dan pemasangan tangki penyimpanan air berukuran 5000 liter, pemasangan katup saluran pendistribusian dan katup selang irigai, penggalian saluran dan pemasangan selang irigasi, pemasangan emiter irigasi, serta pemasangan tensiometer. (a) (b) (c) (d) Gambar 3. Instalasi irigasi fan jet spray: (a) pemasangan pipa PVC, (b) pemasangan tangki penyimpanan air 5000 liter; (c) pemasangan tensiometer; (d) pengujian irigasi ANALISIS KEBUTUHAN IRIGASI Kebutuhan irigasi pohon sawit untuk sementara dihitung berdasarkan kebutuhan evapotranspirasi tanaman sawit sebesar 4.65 mm/hari/pohon. Dari asumsi tersebut, maka kebutuhan irigasi tiap pohon sawit selama 1 hari adalah sebesar 100 liter/hari/pohon. 3

Dengan mempertimbangkan kebutuhan irigasi untuk setiap pohon serta potensi debit minimum sumur sebesar 1.64 lt/det, maka potensi air yang tersedia dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan irigasi 64 pohon kelapa sawit atau setara dengan 2 blok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 32 pohon. Untuk Perlakuan 2 atau pemberian irigasi 75% dari kebutuhan tanaman, maka untuk 1 kali ulangan dibutuhkan pemberian irigasi selama 45 atau selama 90 menit untuk 2 kali ulangan. Perlakuan 3 atau pemberian irigasi 100% butuh waktu total 2 jam irigasi, Perlakuan 4 atau pemberian irigasi 125% butuh waktu total 2.5 jam irigasi, sedangkan Perlakuan 5 atau pemberian irigasi 150% butuh waktu total 3 jam. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan air sawit sebanyak 512 pohon pada kawasan seluas lebih kurang 4 ha, diperlukan waktu pemberian irigasi total selama 9 jam. Tabel 2. Data kebutuhan irigasi tanaman dan lama pemberian irigasi Debit Pompa 1.64 liter/detik ETP Sawit (mm) 4.65 mm Kebutuhan Irigasi 100.0 liter/hari/pohon Perlakuan Irigasi 75% 100% 125% 150% Ulangan Jumlah Blok Perlakuan Jumlah Pohon Kebutuhan Total Irigasi (liter/hari) Jam Lama Irigasi Menit I 2 64 4,800 0 45 II 2 64 4,800 0 45 I 2 64 6,400 1 0 II 2 64 6,400 1 0 I 2 64 8,000 1 15 II 2 64 8,000 1 15 I 2 64 9,600 1 30 II 2 64 9,600 1 30 Total 512 57,600 9 0 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil uji pompa (pumping test), diketahui bahwa debit minimal sumur bor di blok 084 Kebun Surya Adi, Mesuji, Ogan Komering Ilir adalah sebesar 1.64 liter/detik. 2. Untuk memenuhi kebutuhan irigasi sesuai perlakuan yang diusulkan dalam penelitian ini, dibutuhkan waktu irigasi selama 9 jam setiap hari. Budi Kartiwa dan Hendri Sosiawan Info Agroklimat dan Hidrologi memuat informasi aktual dan inovasi teknologi hasil-hasil penelitian bidang agroklimat, hidrologi, dan pengelolaan air Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Alamat Penyunting: Jl. Tentara Pelajar No 1A, Bogor 16111 Telp/fax : (0251) 8312760 E-mail : balitklimat@yahoo.com http://www.balitklimat.litbang.deptan.go.id Penanggung jawab Penyunting Penyunting Pelaksana : Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi : Istiqlal Amien, Aris Pramudia, Budi Kartiwa dan Astu Unadi : Ganjar Jayanto, Eko Prasetyo 4

5