Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

METODE PRODUKSI SUMUR SEMBUR BUATAN (GAS LIFT WELL)

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

PERENCANAAN DAN EVALUASI STIMULASI PEREKAHAN HIDRAULIK METODA PILAR PROPPANT PADA SUMUR R LAPANGAN Y

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI HYDARULIC FRACTURING SUMUR ID-18, ID-25, DAN ID-29 PADA LAPANGAN A

EVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

Teknik Produksi Migas 4

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

TEKNIK PRODUKSI MIGAS SEMESTER 4

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

ISSN: Ali Musnal Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN OPTIMASI CONTINUOUS GAS LIFT DENGAN SIMULATOR PIPESIM DAN MANUAL SUMUR A1 DAN A2 DI LAPANGAN D

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

DESAIN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI SUMUR SEMBUR ALAM L5A-X DI PERTAMINA EP

EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI

ANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP

Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Indralaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/Fax. (0711) ;

PENULIS. Oleh : Widjianto, S.ST.

Evaluasi Peningkatan Produksi Pada Formasi Sandstone Sumur #H Dan #P Dengan Perencanaan Stimulasi Pengasaman Matriks (Studi Kasus Lapangan Falih)

ANALISYS OF CRITICAL PRODUCTION RATE USING THE METHOD IN THE EVALUATION CHIERICI WATER CONING WELLS X Y PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110)

Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir

EVALUASI HASIL APLIKASI HYDRAULIC FRACTURING PADA RESERVOIR KARBONAT SUMUR BCN-28 DI STRUKTUR APP

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/Fax. (0711) ;

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

MODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*

Prabumulih KM 32,Indralaya, 30662, Indonesia Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, Aceh Tamiang, Indonesia

PENGGUNAAN IPR-VOGEL PADA DESIGN ESP DI LAPANGAN RANTAU

PENINGKATAN PRODUKSI SUCKER ROD PUMP (SRP) DENGAN MENGACU PADA BREAK EVENT POINT (BEP) SUMUR JRK-X DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PENDOPO

ANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBEL (ESP) SUMUR KWG WK DI LAPANGAN KAWENGAN AREA CEPU PT. PERTAMINA EP REGION JAWA

Karakterisasi Feed Zone dan Potensi Produksi Sumur Panas Bumi ML-XX Muara Laboh, Solok Selatan

ANALISIS KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) PADA SUMUR KAS 273, LAPANGAN KENALI ASAM PT PERTAMINA EP ASSET I JAMBI

Sistem Sumur Dual Gas Lift

RE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU

OFFSHORE, Volume 1 No. 2 Desember 2017 :33 38; e -ISSN :

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

ISBN

ANALISIS PERENCANAAN PENGASAMAN SUMUR PADA SUMUR JRR-2 DAN JRR-4 DILAPANGAN Y

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

ANALISA PRESTASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DI SUMUR X LAPANGAN Y

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

OPTIMASI PRODUKSI TERINTEGRASI PADA LAPANGAN GAS TERDIPLESI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Oleh Herry Susanto Teofilus Marpaung Ir. Djoko Askeyanto. MS UPN Veteran Yogyakarta ABSTRAK

Transkripsi:

Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Amanu Pinandito, Sisworini, Sisworini, Djunaedi Agus Wibowo Abstrak Sumur X yang sudah beroperasi sejak 2004 merupakan sumur yang menggunakan gas lift sejak tahun 2010. Oleh karena adanya penurunan produksi, maka diperlukan stimulasi dengan melakukan pekerjaan hydraulic fracturing untuk meningkatkan laju produksi. Dari program kerja hydraulic fracturing yang akan di lakukan diharapkan akan meningkatkan productivity index. Productivity index pada awalnya sebesar 0,65 psi/bpd, dari perhitungan yang dilakukan, productivity index naik menjadi 1,15 psi/bpd. Menurut teori dari hydraulic fracturing kenaikan productivity index seharusnya naik lebih besar dari tiga kali harga productivity index sebelumnya. Dari hasil yang didapat dapat dikatakan bahwa pekerjaan hydraulic fracturing yang dilakukan kurang berhasil. Selanjutnya dilakukan pemasangan kembali gas lift oleh perusahaan tersebut tetapi pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Data FBHP menunjukan bahwa pada sumur X ini injeksinya terhenti pada katub keempat yaitu pada kedalaman 2818 feet, dimana didalam perencanaan seharusnya titik injeksi berada pada katub paling dasar yaitu pada kedalaman 4221,9 feet. Maka dari itu akan dilakukan perencanaan ulang agar sumur gas lift ini bekerja secara efisien. Produksi sumur X saat ini sebesar 604 bpd dengan laju injeksi sebesar 0,38 MMscfd. Setelah dilakukan perencanaan ulang dengan menggunakan metode grafis Otis Procedure, didapat titik injeksi berada pada kedalaman 3200 feet. Diharapkan laju produksi sumur X akan naik menjadi 730 bpd, dengan laju injeksi gas sebesar 0,365 MMscfd. Pendahuluan Gas lift merupakan proses pengangkatan buatan fluida reservoir dengan cara menginjeksikan gas bertekanan ke dalam annulus kemudian masuk ke tubing melalui gas lift valve yang didudukan pada rangkaian tubing. Tujuan utama suatu sumur dilakukan injeksi gas lift adalah memperoleh produksi minyak yang lebih banyak melalui penurunan gradien alir tekanan kolom fluida dalam tubing. Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada metode gas lift, gas diinjeksikan melalui annulus pada kedalaman tertentu dan masuk melalui gas lift valve ke dalam tubing dengan tujuan memperkecil densitas fluida campuran (antara fluida sumur dengan gas injeksi). Masuknya gas ke dalam tubing ini diharapkan terdistribusi secara merata sehingga dapat membentuk aliran mist. Akibat turunnya densitas fluida campuran akan menyebabkan gradien tekanan alir fluida terutama di atas titik injeksi akan menurun. Dengan menurunnya gradien tekanan alir fluida tersebut, maka tekanan alir dasar sumur (Pwf) akan mengecil atau tekanan drawdown (Ps Pwf) membesar. Karena Pwf mengecil, maka akan terjadi aliran fluida dasar sumur yang mendorong fluida di atasnya, sehingga kolom fluida yang semula hanya pada kedalaman tertentu akhirnya akan mencapai permukaan. Perumusan Masalah Pada sumur X telah dilakukan perekahan, sebelum dilakukannya perekahan sumur tersebut sudah menggunakan tenaga dorong bantu berupa gas lift. Oleh karena itu, setelah dilakukannya pekerjaan perekahan, maka dilakukan perencanaan ulang gas lift oleh perusahaan yang terkait. Hasil dari perencanaan ulang gas lift pada sumur X tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Katub yang bekerja sebagai katub operasi tidak berada pada titik injeksi yang seharusnya. Maka dari itu akan dilakukan analisa mengapa hal ini terjadi dan merencanakan ulang sumur gas lift tersebut agar sumur gas lift X ini efisien dan bekerja optimal. 136

Maksud dan Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melakukan analisa pada sumur X, dimana setelah dilakukan analisa permasalahannya maka akan dilakukan perencanaan ulang gas lift guna mengoptimalisasi produksi pada sumur X. Tinjauan Pustaka Peralatan yang digunakan pada sumur minyak sembur alam (Natural Flow) tetap digunakan pada sumur gas lift, hanya saja ada penambahan peralatan yang dirangkaikan pada tubing. Alat tambahan tersebut berupa katub yang berguna sebagai tempat masuknya gas injeksi. Secara garis besar ada tiga macam instalasi sumur gas lift, yaitu instalasi terbuka, instalasi setengah tertutup dan instalasi tertutup. Jenisjenis instalasi gas lift adalah sebagai berikut : 1. Instalasi Terbuka Pada instalasi terbuka rangkaian tubing digantungkan kedalam sumur tanpa adanya penyekat dan standing valve. Gas diinjeksikan dari annulus casing-tubing, kemudian fluida formasi dialirkan ke permukaan. Instalasi jenis ini memungkinkan terjadinya hubungan antara tubing dan casing, sehingga menyebabkan gas injeksi akan masuk dari kaki tubing. Kesulitan yang timbul akibat pemakaian instalasi jenis ini adalah Sulit mendapatkan titik injeksi yang tepat dan untuk menghidupkan kembali sumur, dibutuhkan tekanan gas injeksi yang besar karena tekanan ini digunakan untuk mendorong fluida sepanjang tubing sampai ke permukaan. Instalasi gas lift jenis ini biasanya dipakai pada sumur-sumur gas lift continue dimana tekanan reservoir dan PI (Productivity Index) masih tinggi. 2.Instalasi Setengah Tertutup Pada instalasi setengah tertutup digunakan packer. Tipe instalasi ini cocok untuk digunakan pada sumur yang memepunyai tekanan reservoir rendah tetapi Productivity Index nya tinggi. Ada pula kelebihan dari instalasi tipe ini adalah dengan adanya penyekat (Packer), fluida formasi dapat dicegah untuk tidak naik ke dalam annulus tubing-casing dan dapat mencegah pengaruh tekanan injeksi gas terhadap formasi, apabila sumur memiliki tekanan alir dasar sumur yang rendah. 3.Instalasi Tertutup Pada jenis instalasi ini selain dipasang penyekat (packer) juga digunakan standing valve. Fungsi dari standing valve adalah sebagai penahan berat kolom fluida sepanjang tubing, agar tekanan di dalam sumur tidak mengalami beban fluida sehingga drawdown antara tekanan di lubang sumur dengan tekanan formasi menjadi besar. Berikut merupakan gambaran dari tipe-tipe instalasi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dapat terlihat perbedaan dari masing-masing tipe instalasi terdapat pada rangkaiannya dimana pada instalasi setengah tertutup digunakan packer dan pada instalasi tertutup selain digunakan packer digunakan pula standing valve pada ujung rangkaian. Analisa dan Perencanaan Sumur Gas Lift Dari hasil analisa yang telah dilakukan didapat IPR dari sumur X yang telah dilakukan stimulasi dapat dilihat pada gambar berikut. Didapat laju alir maksimum sebesar 1056 bpd. 137

Pwf, psi Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696 2000 1500 1000 500 00 500 1000 1500Ql, Bpd Gambar 1 PR Sumur Pada Perencanaan design gas lift, sumur ini diketahui bahwa untuk jumlah atau kapasitas gas injeksi dibatasi sebesar 0.3 hingga 0.4 MMSCF. Berdasarkan sumur-sumur referensi yang berada dekat dengan sumur X, jumlah gas injeksi pada sumur X sebesar 0.365 MMSCF dan diharapkan dapat memproduksi fluida sebanyak 730 bpd. Langkah-langkah dalam penentuan design gas lift secara grafis berdasarkan Otis Design Procedure. 1. Menentukan harga Pwf untuk produksi yang diinginkan sebesar 730 bbl/day. Dari rumus vogel, didapat Qomax dri sumur X ini adalah sebesar 1056,42 bbl/day. Maka pwf untuk laju alir 730 bbl/day, dapat dihitung. Maka, didapat harga pwf untuk laju produksi 730 bbl/day adalah sebesar 697 psi. 2. Penentuan harga tekanan kepala sumur design (pwhd). Untuk menentukan pwhd didapat harga Pwhd sebesar 140 psi 3. Tentukan kedalaman titik injeksi (Point Of Injection) sumur X secara grafis. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Pada koordinat kartesian plot kedalaman pada sumbu vertikal (0-5392,32 ft) dan tekanan pada sumbu horizontal (0-697 Psi). b. Tentukan Pso = 380 Psi dan Pko = 480 Psi pada kedalaman 0 ft. Plot juga tekanan Pso dan Pko pada kedalaman 5392,32 ft yaitu 440 Psi dan 540 Psi. Hubungkan masing-masing kedua titik tekanan pada kedalaman yang berbeda tersebut. c. Plot flowing gradien dari Pwf=697 Psi di kedalaman mid perforasi 5392,32 ft. Tentukan kemiringan Pwf dari GLR formasi = 200 SCF/Bbl. Pilihlah kurva pressure traverse yang sesuai dengan kapasitas produksi sumur. Kurva pressure traverse dapat diplot dengan cara sebagai berikut sesuai dengan GLR = 200 SCF/Bbl. d. Tentukan perpotongan antara garis Pso dan kurva Pwf. Perpotongan terdapat pada kedalaman 3800 ft dengan tekanan 420 Psi. Titik tersebut merupakan titik keseimbangan dimana tekanan casing sama dengan tekanan tubing. e. Dari titik keseimbangan tarikgaris kekiri sebesar P = 100 Psi, didapatkan pada tekanan320 Psi pada kedalaman 3200 ft. Titik tersebut merupakan titik injeksi (POI) dan merupakan letak dari katup operasi. 4. Menentukan letak kedalaman tiap katup (spasi katup). Berikut langkah-langkah dalam menentukan letak kedalaman tiap katub : a. Plot Pwh dan Pwhd pada kedalaman 0 ft. Kemudian hubungkan ke titik injeksi. Plot garis gradien killing fluid0,442 Psi/ft dari titik pwhsampai memotong garis Pko, ini merupakan letak kedalaman katup pertama = 980 feet. Titik perpotongan garis gradient killing fluid dengan pko merupakan harga Pvo atau tekanan buka valve, dimana pada valve pertama didapat Pvo = 480 psi b. Plot garis horizontal dari katub pertma ke kiri sampai memotong garis gradien tekanan alir pada tubing (Pwhd) diatas titik injeksi. Perpotongan garis horizontal dengan garis gradient tekanan alir pada tubing merupakan harga Pvt, dimana pada valve pertama 138

Pvt = 200 psi c. Plot garis sejajar garis gradien killing fluid 0,442 Psi/ft sampai memotong garis Pso. Ini adalah letak kedalaman katub gas lift kedua = 1620 feet d. Lakukan proses a sampai b hingga mencapai titik injeksi (Point Of Injection). 5. Penentuan tekanan tutup katub.untuk menentukan tekanan tutup katub pada masing-masing valve. Dimana harga R merupakan perbandingan luas port dengan luas bellow yang harga nya sebesar 0,067 dengan ukuran port sebesar 16/64. 6. Penentuan temperature tiap kedalaman katub. Temperature memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam penentun tekanan pada kedalaman yang berbeda. 7. Penentuan tekanan dome pada saat temperature 60 F. Untuk menentukan tekanan dome pada temperatur 60 F. Ct merupakan nilai koreksi tekanan gas, dimana nilai Ct ini dapat dilihat pada tabel yang disediakan pada lampiran. Harga Ct ini ditentukan dari besarnya temperature. 8. Penentuan tekanan buka valve dipermukaan (Ptro) Ptro dibutuhkan untuk mengetahui berapa jumlah tekanan yang harus diisi sesuai dengan perubahan parameter nilai koreksi tekanan gas (Ct) dimana waktu pengisian tekanan valve ini dilakukan dipermukaan. Tekanan Ptro ini lah yang nantinya diisi oleh bengkel sesuai dengan design yang dibuat. Valve Depth number (ft) Tabel 1 Hasil Perhitungan Design Gas List Sumur X Pvo@Depth (psi) Pvc (psi) Ct Pd@60 F(psi) Ptro@60 F(psi) 1 2 980 1620 480 460 461 445 0,89828 0,8729 414 388 444 416 3 2180 440 428 0,85247 365 391 4 2600 420 411 0,83746 344 369 5 2960 400 393 0,82538 325 348 6 3200 380 oriface 0,81682 CV CV Pembahasan Sumur X yang sudah beroperasi sejak 2004 merupakan sumur yang menggunakan gas lift sejak tahun 2010. Adanya penurunan produksi memerlukan stimulasi dengan melakukan pekerjaan hydraulic fracturing untuk meningkatkan laju produksi. Dari program kerja hydraulic fracturing yang akan di lakukan diharapkan akan meningkatkan productivity index. Productivity index pada awalnya sebesar 0,65 psi/bpd, dari perhitungan atau evaluasi yang dilakukan productivity index naik menjadi 1,15 psi/bpd. Menurut teori dari hydraulic fracturing kenaikan productivity index seharusnya naik lebih besar dari tiga kali harga productivity index sebelumnya. Dari hasil yang didapat dapat dikatakan bahwa pekerjaan hydraulic fracturing yang dilakukan kurang berhasil. Selanjutnya dilakukan pemasangan kembali gas lift oleh perusahaan tersebut tetapi pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Design yang terpasang pada sumur yang telah dilakukan fracturing, berdasarkan analisa IPR mempunyai tekanan statik sebesar 1653 psi, mendapatkan laju alir sebesar 604 bpd dengan jumlah laju gas injeksi sebesar 0,38 MMscf dengan tekanan operasi 360 psi. Jumlah katub yang terpasang sebanyak 7 katub dan satu check valve. Katub gas lift pertama terletak pada kedalaman 887,4 feet, katub gas lift kedua terletak pada kedalaman 1618 feet, katub gas lift ketiga terletak pada kedalaman 2292,17 feet, katub gas lift keempat terletak pada kedalaman 2818 feet, katub gas lift kelima terletak pada kedalaman 3275,6 feet, katub gas lift keenam terletak pada kedalaman 3647,4 feet, katub gas lift 139

ketujuh terletak pada kedalaman 3977,5 feet dan katub terakir yang berupa check valve, yang merupakan katub operasi berada pada kedalaman 4221,9 feet. check valve yang berfungsi untuk menjaga arah aliran gas dari katub tetap satu arah dimana aliran mengalir dari casing ke arah tubing. Data FBHP menunjukan bahwa pada sumur X ini injeksinya terhenti pada katub keempat yaitu pada kedalaman 2818 feet dengan tekanan kick-off sebesar 460 psi, dimana didalam perencanaan seharusnya titik injeksi berada pada katub paling dasar yaitu pada check valve di kedalaman 4221,9 feet. Hal ini terjadi karena tekanan kick-off seharusnya lebih besar dari 460 psi. Untuk mendapatkan tekanan kick-off yang lebih besar seharusnya dibutuhkan kompresor. Tetapi pada lapangan ini tekanan kick-off pada sumur X tidak dapat diatur karena tidak menggunakan kompresor, sumur ini mengandalkan tekanan produksi gas pada sumur yang berada di sekitar sumur X atau yang disebut well-to- well. Maka dari itu akan dilakukan perencanaan ulang agar sumur gas lift ini bekerja secara efisien. Perencanaan ulang sumur X ini dilakukan berdasarkan perhitungan laju alir maksimum, yaitu sebesar 1056 bpd, untuk mendapatkan kapasitas laju produksinya biasanya sebesar 70% dari laju alir maksimumnya sehingga didapatkan laju produksi yang diharapkan sebesar 730 bpd. Dari data yang diperoleh kedalaman titik mid perforasi dari sumur ini berada di kedalaman 5392,3 feet, dengan GLR formasi sebanyak 200 scf/bbl dan GLR total 700 scf/bbl, tekanan kick-off yang tersedia sebesar 480 psi dengan tekanan operasi 380 psi, tekanan kepala sumur sebesar 80 psi, dengan gradient killing fluid 0,442 psi/ft. Hasil perencanaan ulang dari sumur didapat titik injeksi atau Point of injection-nya berada pada kedalaman 3200 ft, hal ini menunjukan adanya perubahan terhadap kedalaman titik injeksi gas dari yang terpasang saat ini pada katub keempat yaitu pada kedalaman 2818 feet dengan laju produksi 730 bpd. Jumlah katub hasil perencanaan ulang sebanyak 6 buah katub dimana katub pertama diset pada kedalaman 980 ft, katub kedua diset pada kedalaman 1620 ft, katub ketiga diset pada kedalaman 2180 ft, katub keempat diset pada kedalaman 2600 ft dan katub kelima diset pada kedalaman 2960 ft dan katub operasi yang beripa check valve diset pada kedalaman 3200 ft. Dengan kondisi water cut 80 % berarti perencanaan ulang sumur gas lift sumur X akan meningkatkan produksi, sebelum dilakukan perencanaan ulang, laju produksinya sebesar 604 bpd, setelah dilakukan perencanaan ulang laju produksi naik menjadi 730 bpd. Dengan kadar air sebesar 80%, produksi minyak pun naik, yang tadinya berproduksi sebanyak 120,8 bopd naik menjdi 146 bopd. Kenaikan laju produksi berkisar sebesar 20,8%. Selain menaikan laju produksi, pada perencanaan ulang hanya dibutuhkan katub sebanyak 6 buah, dimana sebelum dilakukan perencanaan ulang memerlukan katub sebanyak 8 buah katub dan hanya 4 katub yang terpakai. Hal ini akan menghemat katub dalam pemakaian. Selain itu titik injeksi setelah dilakukan perencanaan ulang berada lebih dalam dari pada kondisi saat ini, hal ini diharapkan pula meningkatkan laju produksi. Produksi sumur X saat ini sebesar 604 bpd dengan laju injeksi sebesar 0,38 MMscfd. Setelah dilakukan perencanaan ulang, diharapkan laju produksi sumur X akan naik menjadi 730 bpd, dengan laju injeksi gas sebesar 0,365 MMscfd, dimana laju injeksi yang diinjeksikan sedikit lebih sedikit dibandingkan dengan laju injeksi saat ini. Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisa, pekerjaan perekahan yang dilakukan kurang berhasil karena kenaikan productivity index setelah perekahan tidak mencapai 3 kalinya, hanya 1,77 kalinya productivity index sebelum dilakukan perekahan. 2. Dari hasil analisa IPR kombinasi, setelah dilakukan fracturing pada sumur X didapat laju alir maksimum untuk sumur sebesar 1056,42 bpd, dan kapasitas produksi saat ini 140

sebesar 604 bpd. 3. Perencanaan ulang gas lift menghasilkan 6 buah katub gas lift, dengan katub operasi berada pada kedalaman 3200 feet. 4. Berdasarkan studi pada sumur X terdapat kenaikan produksi setelah dilakukan perubahan design gas lift, yaitu sebesar 126 bpd. 5. Laju produksi minyak yang akan diperoleh setelah dilakukan perubahan design gas lift adalah sebesar 146 bopd, yaitu naik 20,8% dari kondisi awal yang hanya sebesar 120,8 bopd. Daftar Pustaka Ahmed, Tarek, 2006, Reservoir Engineering Handbook, Oxford, UK, Elvasier Brown, Kermit E, 1980, The Technology of Artificial Lift Methods, Vol. 1, Brown, Kermit E, 1980, The Technology of Artificial Lift Methods, Vol. 2a, Brown, Kermit E, 1980, The Technology of Artificial Lift Methods, Vol. 2b, Brown, Kermit E, 1980, The Technology of Artificial Lift Methods, Vol. 4, Data-data dan gambar Perusahaan Pertamina EP Asset 27.Economides, Michael J, Petroleum Production Systems, Englewood Cliffs, New Jersey, PTR Prentice hall. Uren, Lester Charles, Petroleum Production Engineering, New York, McGraw- Hill Book Company. Weatherford, Gas Lift Continuous Manual 141