ABSTRAKSI PENGGUNAAN PERTAMAX SEBAGAI MODIFIER PADA LASBUTAG CAMPURAN DINGIN UNTUK PERKERASAN JALAN.

dokumen-dokumen yang mirip
KORELASI ANTARA VARIASI PEMADATAN TERHADAP NILAI STABILITAS MARSHALL PADA LASBUTAG CAMPURAN PANAS

Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010

VARIASI PERENDAMAN PADA CAMPURAN BETON ASPAL TERHADAP NILAI STABILITAS MARSHALL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN GETAH KARET PADA ASPAL AC 60/70 TERHADAP STABILITAS MARSHALL PADA ASPHALT TREATED BASE (ATB)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

NASKAH SEMINAR INTISARI

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

EVALUASI BAHAN PRODUKSI ASPAL JALAN PROVINSI LUMPANGI BATULICIN. Asrul Arifin ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

BAB IV. HASIL dan ANALISA Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

PENGGUNAAN ABU DASAR BATUBARA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN LATASIR B TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL.

III. METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penelitian ini

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

METODOLOGI PENELITIAN

GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB III LANDASAN TEORI

Teguh Dwi Istanto 1) Priyo Pratomo 2) Hadi Ali 3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

Karakteristik Campuran AC-WC dengan Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene (LDPE)

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

BAB I PENDAHULUAN. dalam penunjang aktivitas di segala bidang. Berbagai aktivitas seperti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAKSI. Kata kunci : filler lumpur lapindo, HRS, laston, parameter uji Marshall, kadar aspal optimum

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LASBUTAG (LAPIS ASBUTON AGREGAT) CAMPURAN HANGAT

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

BAB IV PENGUJIAN JOB MIX FORMULA

PENGARUH PERENDAMAN BERKALA PRODUK MINYAK BUMI TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

Transkripsi:

ABSTRAKSI PENGGUNAAN PERTAMAX SEBAGAI MODIFIER PADA LASBUTAG CAMPURAN DINGIN UNTUK PERKERASAN JALAN. Alik Ansyori Alamsyah Facultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Email : alik.syah@yahoo.com Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh variasi modifier terhadap sifatsifat marshall seperti Stabilitas, Kelelehan Plastis (flow), Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient), dan Rongga Udara. Dan berapa variasi ideal campuran Asbuton dengan menggunakan modifier Pertamax? Dengan menggunakan kadar aspal minyak 2%, 2,2 %, 2,4%, 2,6%, 2,8%, dan 3%,, selanjutnya dibuat benda uji sebanyak 3 x 6 benda uji (untuk uji statistik) yang berbentuk silinder dengan berat volume 1200 gram. Variasi modifier total yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3,75%, 3,85%, 3,95%, 4,05%, 4,15%, dan 4,25% dan untuk masing - masing variasi modifier menggunakan 3 buah benda uji. Diperkirakan Stabilitas Marshall akan mencapai dibawah persyaratan pada penggunaan modifier total 3,83% dan akan mencapai persyaratan maximal pada penggunaan modifier total 4,68%. Dari variasi modifier yang memenuhi persyaratan SNI-06-2489-1991 Lasbutag Campuran Dingin untuk Stabilitas, Flow, Rongga Udara dan Marshall Quotient yang telah diketahui, dapat dihitung modifier ideal untuk Lasbutag Campuran Dingin yaitu ± 4,10%. Kata Kunci : Modifier, Asbuton, Campuran Dingin (coldmix)

ABSTRACT USAGE PERTAMAX AS MODIFIER AT LASBUTAG COLD MIX FOR THE OSSIFYING OF THE ROAD. Alik Ansyori Alamsyah Facultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Email : alik.syah@yahoo.com This research is to know there any influence of variation modifier to marshall like Stability, Flow, Marshall Quotient, and Air Void. And ideal variation mixture of Asbuton by using Pertamax as modifier? By using rate pave oil 2%, 2,2 %, 2,4%, 2,6%, 2,8%, and 3%, made object test counted 3 x 6 test object ( for statistical test) which in form of volume weighing cylinder 1200 gram. variation of Modifier total which used in this research is 3,75%, 3,85%, 3,95%, 4,05%, 4,15%, and 4,25% and for the each of - variation modifier use 3 test object. Stability of Marshall will reach under conditions at usage of total modifier 3,83% and will reach conditions of maximal at usage of total modifier 4,68%. From variation of modifier fulfilling conditions of SNI-06-2489-1991 Lasbutag Cold Mix for the Stability, Flow, Air Void and Marshall Quotient which have been known, can be calculated ideal modifier for the Lasbutag Cold Mix that is ± 4,10%. Keyword : Modifier, Asbuton, cold mix 2

PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan pembangunan ekonomi yang dewasa ini sedang giat dilaksanakan, maka diperlukan peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan raya yang merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan penting dalam sector perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Di harapkan dengan peningkatan kapasitas dan kualitas jalan ini di peroleh mutu perkerasan jalan yang memenuhi untuk tingkat pelayanan yang memuaskan bagi semua pemakai jalan. Aspal adalah salah satu bahan yang dipakai terutama sekali untuk bahan pekerjaan jalan. Secara umum aspal yang kita kenal terdiri dari dua macam, yaitu aspal alam seperti Asbuton dan aspal buatan.asbuton atau dikenal sebagai Aspal Buton merupakan material alam yang terdapat di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tengah. Asbuton belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena masih kalah bersaing dengan Aspal Minyak (Asmin), hal ini disebabkan karena Asbuton masih perlu pemurnian terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan untuk campuran perkerasan. Selain itu kadar bitumen yang terdapat pada Asbuton relative rendah, yaitu bervariasi antara 15% - 45% dari total berat. Penggunaan Asbuton untuk bahan perkerasan jalan lebih banyak diterapkan di Indonesia saat ini yang banyak digunakan adalah system campuran dingin seperti ACAS atau Lasbutag (Indra surya dkk; 2003) hanya sayang campuran dingin tersebut hanya cocok atau baik untuk lalu lintas ringan, untuk lalu lintas berat kurang cocok sehingga perlu diteliti lebih lanjut agar dapat digunakan untuk lalu lintas berat. Permasalahan yang terutama pada Lasbutag Campuran Dingin ialah bahan minyak ringan (minyak tanah / kerosin) pada modifier belum sepenuhnya menguap dari campuran sehingga campuran Lasbutag relatif lembek dengan Stabilitas Marshall yang rendah. Oleh karena itu perlu dicari komposisi minyak ringan, minyak berat dan Asminnya agar dicapai perkerasan jalan bermutu tinggi untuk lalu lintas berat. Dalam penelitian ini digunakan minyak ringan campuran kerosin + pertamax dengan harapan pertamax akan segera menguap sehingga campuran tidak terlalu lembek. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besarkah pengaruh penggunaan modifier Pertamax pada Asbuton campuran dingin (Coldmix) terhadap sifat campuran aspal (Marshall Stability, Flow, Air Void dan Marshall Quotient). Dan untuk 3

mengetahui berapa persenkah variasi komposisi ideal campuran Asbuton dengan menggunakan modifier Pertamax agar diperoleh campuran perkerasan jalan yang berkualitas baik METODOLOGI PENELITIAN Umum Kegiatan penelitian mengenai Lasbutag campuran dingin ini dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Malang. Bahan - bahan yang digunakan dalam campuran yaitu: 1. Asbuton halus klasifikasi B-20. 2. Agregat bergradasi rapat (continous graded) dan memenuhi spesifikasi Bina Marga. 3. Aspal minyak (asmin) dengan nilai penetrasi 80 100. 4. Oli Bekas dan Pertamax Rancangan penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh Modifier terhadap sifat campuran Lasbutag Campuran Dingin seperti Stabilitas, Kelelehan Plastis, Rongga Udara dan Hasil Bagi Marshall, maka dibuat rancangan dengan membuat benda uji. Populasi dan Sampel Dalam penelitian tugas akhir ini, yang dimaksud dengan populasi adalah Lasbutag campuran dingin, sedangkan sample penelitian adalah benda uji Lasbutag campuran dingin setelah dicampur dengan variasi modifier tertentu. Sesungguhnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembuatan Lasbutag campuran dingin yang diusahakan volume campurannya sebatas keperluan pembuatan benda uji berbentuk silinder. Meskipun demikian penelitian ini berorientasi kedalam pelaksanaan di lapangan dimana volume Lasbutag campuran dingin relatif sangat besar jika dibandingkan dengan benda uji penelitian. Perencanaan Campuran Pada penelitian ini dicoba cara pencampuran Asbuton system dingin yang dapat memberikan nilai nilai Marshall yang baik. Cara pencampuran tersebut adalah sebagai berikut o Modifier I yang terdiri dari Oli bekas dan minyak ringan berupa campuran Pertamax, di aduk hingga rata, dicampur dengan Asbuton diperam selama ± 24 jam, bila pada campuran Pertamax penuh, minyak ringan ini berupa Pertamax campuran Asbuton + modifier I pada tempat kering dan tertutup yaitu dimasukkan kedalam tas plastic dengan tujuan bitumen Asbuton dapat diencerkan. 4

o Modifier II yang terdiri dari asmin dan Pertamax di aduk hingga rata ( asmin + Pertamax ) dengan perbandingan 2:1 agar diperoleh asmin encer dalam keadaan dingin Modifier II yang terdiri dari campuran asmin dan Pertamax ini di biarkan dalam toples / kaleng secara tertutup setelah itu modifier II dicampur dengan agregat dan diaduk merata kemudian di uapkan sehingga pertamax menguap ¼, ½, dan ¾ dari beratnya dalam Modifier II, denagn cara menaruh campuran pada wajan yang diletakkan diatas timbangan. Campuran ditimbang, agar pertamax menguap ¼, ½, dan ¾ dari beratnya semula membutuhkan waktu kira-kira berapa jam lalu dimasukkan campuran Asbuton + Modifier I yang sudah diperam tertutup dan diaduk hingga rata. Diagram Alir Penelitian Agregat halus + Agregat kasar Modifier II di aduk hingga encer Asbuton Modifier I dicampur rata Di campur, di aduk rata Di campur, di aduk rata Diperam terbuka Pertamax menguap ¼ sampai ½ dari beratnya semula Dicampurkan rata di uapkan ½ dari berat minyak Pengujian dengan alat Marshall Hasil Uji Tes Marshall Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Alur Penelitian Lasbutag Campuran Dingin 5

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Asbuton Material aspal yang digunakan adalah aspal Asbuton (aspal Buton) jenis B-20 karena mempunyai kandungan bitumen 17% - 23%. Pemeriksaan dari asbuton meliputi berat jenis bitumen asbuton, berat jenis mineral Asbuton, kadar air asbuton serta analisa saringan Asbuton. a. Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Asbuton Dari hasil pemeriksaan berat jenis bitumen asbuton pada Tabel. 4.8 menghasilkan : Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Asbuton Nomor Contoh I II Berat contoh 179.7 185.1 Berat jenis 1.84 1.8 Berat jenis rata-rata 1.82% Modifier Modifier yang digunakan dalam campuran lasbutag ini adalah oli bekas dan aspal minyak. Oli bekas dan aspal minyak harus memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai modifier dalam campuran lasbutag. Pemeriksaan Aspal Minyak Material aspal yang digunakan adalah jenis aspal minyak atau dikenal dengan nama semen aspal (asphalt cement). Pada pemeriksaan aspal ini, material aspal harus memenuhi persyaratan umum aspal minyak penetrasi 80/100. berdasarkan hasil pemeriksaan, aspal minyak yang digunakan memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai modifier campuran lasbutag. Hasil pemeriksaan aspal minyak dapat dilihat pada Tabel 4.13. Pengaruh Modifier Terhadap Stabilitas Marshall Dari uji statistik didapat bahwa ada pengaruh Modifer terhadap Stabilitas pada Lasbutag Campuran dingin. Hal tersebut ditandai dengan adanya kenaikkan serta penurunan nilai Stabilitas, akan tetapi penurunan pada Stabilitas tersebut masih dalam taraf spesifikasi SNI 06-2489-1991 (min 350 kg). 6

Sehingga dengan adanya variasi Modifier terhadap Lasbutag Campuran Dingin tersebut sangat berpengaruh terhadap nilai Stabilitas yaitu dengan ditunjukkan oleh persamaan : Y = 1048,6X 3659 (F -hitung regresi = 202,283> F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01). Pengaruh Modifier Terhadap Flow Dari uji statistik didapat bahwa Flow Lasbutag Campuran Dingin berpengaruh terhadap modifier (Tabel.4.39. dan Gambar.4.1), dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan : Y = - 3,4571 X + 17,29156 (F -hitung regresi = 487,307 > F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01). Jika dilihat dari nilai r 2 dapat dikatakan bahwa dengan derajat keterandalan 96 %, sekitar 96 % variasi Y (Flow) dapat diterangkan oleh X (Variasi Modifier) menurut persamaan di atas. Sehingga nilai koefisien determinasi dan koefisien kolerasi tersebut yang menggambarkan variasi X (Variasi Modifier) berpengaruh terhadap Y (Flow). Pengaruh Modifier Terhadap Rongga Udara Dari uji statistik didapat bahwa Rongga Udara pada Lasbutag Campuran Dingin kurang berpengaruh terhadap variasi modifier, dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan : Y = - 0,618X + 12,878 (F -hitung regresi = 0,251 < F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01). Pengaruh Modifier Terhadap Marshall Quotient Dari uji statistik didapat bahwa Hasil Bagi Marshall pada Lasbutag Campuran Dingin berpengaruh terhadap variasi modifier (Tabel.4.52. dan Gambar.4.7). dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan : Y = 520,79X - 1906 (F -hitung regresi = 179,464 > F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01). Kadar Modifier Ideal Setelah dilakukan pengujian dan analisa data terhadap variasi modifer pada Lasbutag Campuran Dingin, didapatkan kadar modifier yang memenuhi persyaratan SNI-06-2489-1991. Gambar grafik hubungan Stabilitas, Kelelehan Plastis (Flow), Rongga Udara dan Marshal Quotient Udara dengan Modifier campuran dingin dapat dilihat pada Gambar.5, 6, 7, 7

Stabilitas (Kg) 1400,00 1300,00 1200,00 1100,00 1000,00 900,00 800,00 700,00 600,00 500,00 400,00 300,00 200,00 100,00 0,00 y = 1048,6x - 3659 R 2 = 0,9179 3,65 3,75 3,85 3,95 4,05 4,15 4,25 4,35 4,45 Modifier (%) Gambar 5 Grafik Hubungan Stabilitas (kg) dengan Modifier Flow (mm) 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 y = -3,4571x + 17,156 R 2 = 0,96 0 3,65 3,75 3,85 3,95 4,05 4,15 4,25 4,35 4,45 Modifier (%) Gambar 6 Grafik Hubungan Flow (mm) dengan Modifier 14,000 12,000 Rongga Udara (%) 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 y = -0,618x + 12,878 R 2 = 0,0159 0,000 3,65 3,75 3,85 3,95 4,05 4,15 4,25 4,35 4,45 Modifier (%) Gambar 7 Grafik Hubungan Rongga Udara dengan Modifier 8

Stabilitas Flow Rongga Udara Marshall Quotient 4,10% PENUTUP Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian dan perhitungan di laboratorium didapatkan hasil dari pengaruh penggunaan modifier Pertamax terhadap mutu Asbuton dengan System Cold Mix sebagai berikut: a. Persamaan variasi modifier terhadap Lasbutag Campuran Dingin menunjukkan, bahwa Stabilitas Marshall juga berpengaruh terhadap variasi modifier Lasbutag Campuran Dingin dari variasi modifier 3,85-4,25, dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan : Y = 1058,66X 3699,32 (F -hitung regresi = 202,283> F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01). Dan Stabilitas Marshall akan mencapai batas maksimal pada modifier 4,68%, sedangkan akan mencapai batas minimum pada modifier 3,82%. Persamaan variasi modifier terhadap Lasbutag Campuran Dingin berpengaruh terhadap nilai Kelelehan Plastis (Flow) yaitu dengan ditunjukkan oleh persamaan : Y = -3,4904 X + 17,29 (F -hitung regresi = 487,307 > F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01).. Dan diperkirakan Flow akan mencapai persyaratan maksimum saat memakai modifier 3,80% dan akan mencapai persyaratan mimimum saat memakai modifier 4,36%. b. Untuk nilai Rongga Udara, Persamaan variasi modifier terhadap Lasbutag Campuran dingin dengan penggunaan variasi modifier 3,75% 4,25% terhadap tersebut kurang dan bahkan tidak berpengaruh, dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan Y = - 0,618X + 12,878 (F -hitung regresi = 0,251 < F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01). Karena nilai Rongga Udara akan mencapai batas maksimal pada penggunaan modifier 14,37% dan mencapai batas minimum pada penggunaan modifier 17,60%. Persamaan 9

variasi modifier terhadap Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient) pada Lasbutag Campuran dingin berpengaruh pada variasi modifier 3,85 4,25, dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan : Y = 520,79X - 1906 (F -hitung regresi = 179,464 > F -tabel = 8,53 pada taraf probabilitas 0.01). Marshall Quotient akan mencapai batas maksimum pada penggunaan modifier 4,62% dan mencapai batas minimum pada penggunaan modifier 3,79%.. Saran saran 1. Agar diperoleh Lasbutag Campuran Dingin yang benar benar tahan terhadap beban lalu lintas (Stabilitas Maksimum) dalam jangka waktu yang lama, hendaknya perlu dicari dan diteliti bahan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan sehingga Lasbutag Campuran Dingin benar benar mempunyai Stabilitas yang maksimum dan tahan lama. 2. Pada penelitian ini didapat nilai rongga udara / VIM yang masih besar, sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya nilai rata-rata Stabilitas Marshall dari benda uji. Nilai VIM yang masih besar menyebabkan susunan agregat antar butiran menjadi kurang rapat. Sehingga kestabilan campuran rendah. Untuk itu diperlukan variasi lainnya seperti meningkatkan mutu Asbuton dengan menambah kadar bitumennya atau memperbanyak jumlah tumbukan. 3. Asmin dapat ditambahkan untuk memperbaiki lekatan campuran dengan tambahan Asmin cair (cutback aspal) dapat mempermudah pencampuran dan pemadatan. 10