BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

dokumen-dokumen yang mirip
2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB 1 PENDAHULUAN. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Population and Development atau ICPD kairo, 1994). Mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan reproduksi (kespro) merupakan masalah vital dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan secara optimal (Nursalam, 2008). kesehatan sebagai berikut : a. mengubah pengetahuan;

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa. menjalani proses terjadi pertumbuhan dan perkembangan

Gambaran Perilaku Hygiene Menstruasi pada Siswi SMKN 8 Kota Bekasi

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

TINDAKAN PERSONAL HYGINE (VULVA HYGINE) SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH X SURABAYA. Supatmi 1), Asta Adyani 2)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama (1 kegagalan dalam kehamilan). Meskipun alat kontrasepsi

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri,

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan Keputihan, Perilaku, Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juli 2017)

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi sebagai proses dalam mempersiapkan diri meninggalkan dunia anak-anak untuk memasuki dunia orang dewasa. Pada masa ini terjadi banyak perubahan pada diri remaja yang meliputi berbagai dimensi yaitu dimensi fisik, kognitif, psikologis, dan dimensi moral serta sosial. Sayangnya banyak remaja yang belum siap atau belum dipersiapkan untuk menghadapi masa transisi ini sehingga yang sering kali terjadi pada remaja adalah perubahan atau kematangan secara fisik saja tanpa diimbangi dengan kematangan secara psikologis, kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini terjadi suatu perubahan fisik yang cepat, termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi (Kumalasari & Andhyantoro,2013:16). Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-20 tahun. Menurut Departemen kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10-21 tahun. Pada masa remaja, mereka mengalami berbagai macam proses perubahan terkait dengan kesehatan reproduksi. Perubahan tersebut sering dikenal dengan istilah masa pubertas yang ditandai dengan datangnya menstruasi pada remaja putri (Proverawati, 2009:31). Banyak mitos yang berkembang di masyarakat terkait dengan masalah menstruasi sedangkan kebenarannya 1

2 belum dapat dibuktikan secara ilmiah, dan ternyata permasalahan seputar menstruasi ini sudah ada dari semenjak manusia di ciptakan. Salah satu mitos yang sering terdengar yaitu larangan mencukur rambut alat kelamin, menggunting kuku, dan keramas selama menstruasi. Justru sebaliknya, pada saat perempuan sedang menstruasi harus menjaga kebersihan tubuhnya, terutama menjaga kebersihan organ genetalianya secara ekstra karena selama masa menstruasi, kulit menjadi sangat sensitif. 73 % perempuan merasa gatal-gatal dan perih di area kulit vital. Sehingga jika tidak dijaga kebersihannya akan menimbulkan mikroorganisme yang berlebih pada organ reproduksi dan dapat mengganggu fungsi organ reproduksi tersebut. Selain itu, perempuan juga harus lebih rajin mandi. Sebab, selama haid, produksi keringat dan kelenjar minyak melebihi harihari biasa, termasuk minyak di kulit kepala. Jadi, pada saat haid, perempuan justru harus lebih sering membersihkan badan, temasuk keramas (Laila:2011:126). Faktanya, menstuasi tidak membuat perempuan menjadi kotor dan sakit. Tetapi, memang benar jika sedang menstruasi, perempuan harus menjaga kebersihan agar terhindar dari penyebab keputihan (Laila,2011:125). Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan 75%, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN,2008). Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun di

3 Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja putri Indonesia dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83,3% pernah berhubungan seksual yang merupakan salah satu penyebab keputihan. Di Jawa Timur 37% wanita mengalami keputihan yang bergumpal, gatal dan berbau, dan 39% diantaranya mengalami keputihan dan terasa gatal pada alat kelamin (Kompas,28 Januari,2008). Di Ponorogo jumlah wanita pada tahun 2013 adalah 855.281 jiwa dan sebanyak 45% mengalami keputihan yang fisiologis (BKKBN,2013). Berdasakan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara secara langsung pada tanggal 5 Januari 2015 kepada remaja putri kelas VIII di Pondok Pesantren Wali songo sebanyak 10 responden didapatkan bahwa 4 responden atau (40%) responden berperilaku negatif. Dan 6 responden atau (60%) responden berperilaku positif. Kebersihan organ reproduksi merupakan awal dari menjaga kesehatan, terutama pada saat menstruasi. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulannya. Menstruasi yang pertama kali disebut menarche dan paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun (Nugroho & Utama,2014:150). Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan terutama daerah genetalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Salah satu keluhan yang sering dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh

4 jamur candida yang akan subur tumbuhnya pada saat haid. Pengetahuan remaja putri tentang higiene menstruasi cenderung belum adekuat, terlebih berhubungan dengan genetalia. Hygiene menstruasi merupakan hygiene personal pada saat menstruasi. Jika remaja putri melakukan perilaku hygienis menstruasi dengan baik dan benar maka akan terhindar dari infeksi saluran reproduksi, sehingga merasa nyaman beraktivitas seharihari, percaya diri, bersemangat, tidak malas-malasan lagidan tidak mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat karena sudah memahami kebenarannya (Indah, 2013). Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap maupun tindakannya kearah pencapaian reproduksi yang sehat. Adapun cara menjaga kesehatan organ reproduksi wanita adalah dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan sejak dini. Hal ini dapat dilakukan setiap kali mandi dan sehabis buang air kecil atau besar, bersihkan genetalia dengan membasuh bagian luarnya secara hati-hati dengan air bersih, basuhlah dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya. Ganti pembalut secara teratur 4 sampai 5 kali sehari atau setelah buang air kecil dan mandi untuk menghindari pertumbuhan bakteri. Ganti pakaian dalam 2 kali sehari, Jangan pilih celana dalam yang terlalu ketat atau longgar, keramas dan memotong kuku (Kusmiran,2012: 48). Selain itu perawatan kulit dan wajah juga perlu diperhatikan. Karena pada saat menstruasi kelenjar sebaseus akan meningkat sehingga produksi keringat meningkat, maka perlu untuk membersihkan muka dua sampai tiga kali sehari guna membantu mencegah timbulnya jerawat. Kebersihan pakaian sehari-hari

5 juga penting terutama pakaian dalam. Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat sebaiknya dihindari. Karena menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan teriritasi. Untuk pemilihan bahan sebaiknya gunakan bahan yang nyaman dan menyerap keringat, seperti misalnya katun.pemakaian pantyliner setiap hari secara terus-menerus juga tidak dianjurkan. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja (Renda,2013). Remaja perlu diberikan informasi yang baik dan positif melalui orang tua, teman sebaya, maupun Guru sekolah.salah satu metode untuk menyebarluaskan informasi tentang menjaga hygiene menstruasi adalah melakukan promosi kesehatan.alternatife metode yang dapat dipergunakan pada promosi kesehatan adalah metode ceramah. Metode ceramah, selain sederhana juga efektif dalam upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar (Notoatmodjo, 2007 : 36). Berdasarkan data dan uraian di atas perlu diteliti Gambaran Perilaku Remaja Putri kelas VIII Tentang Hygiene Menstruasi di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut Bagaimana Gambaran Perilaku Remaja Putri Kelas VIII Tentang Hygiene Menstruasi di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo?.

6 C. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui Gambaran Perilaku Remaja Putri kelas VIII Tentang Hygiene Menstruasi di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan, referensi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan pembaca mengenai Gambaran Perilaku Remaja Putri Kelas VIII Tentang Hygiene Menstruasi di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo 2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden Sebagai bahan informasi bagi remaja putri tentang bagaimana menjaga kebersihan pada saat menstruasi yang baik dan benar dan diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi Peneliti Mendapatkan sumber data penelitian tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang hygiene menstruasi. c. Bagi Pondok Pesantren Sebagai bahan informasi dan masukan data bagi Pondok Pesantren Wali Songo mengenai perilaku remaja putri tentang hygiene

7 menstruasi sehingga remaja putri mampu melakukan perilaku hygiene menstruasi sejak dini. d. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan Sebagai masukan data untuk pengembangan ilmu, khususnya kebidanan serta kolaborasi untuk mensosialisasikan pentingnya perilaku hygiene menstruasi pada remaja putri supaya masalah kesehatan reproduksi wanita dapat dimininalisir