Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

dokumen-dokumen yang mirip

DAFTAR ISI. Halaman iii iv KATA PENGANTAR ORGANISASI PENULISAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016


PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPSPROVINSI JAWATIMUR

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2016 DEFLASI 1,08 PERSEN

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2012

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BPS PROVINSI LAMPUNG


PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPSPROVINSI JAWATIMUR

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014


BERITA RESMI STATISTIK

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI LAMPUNG

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015 INFLASI 0,27 PERSEN

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

KETERSEDIAAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK DI KABUPATEN TUBAN : PENDEKATAN NERACA BAHAN MAKANAN PENDAHULUAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN MARET 2015 INFLASI 0,14 PERSEN

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015 INFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

KABUPATEN BANJARNEGARA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK

BOOKLET POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA 2013 ISBN : 978-979-064-797-8 No. Publikasi: 04210.1413 Katalog BPS: 3201023 Ukuran Buku: 20 cm x 12 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah Tangga Gambar kulit: Sub Direktorat Statistik Rumah Tangga Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Dicetak oleh: Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

KATA PENGANTAR Booklet Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 ini disajikan dalam bentuk ulasan dan grafik serta tabeltabel yang lebih ringkas, sehingga diharapkan pengguna data dapat lebih mudah dalam memahami data-data yang dihasilkan Data yang dicakup dalam booklet ini meliputi pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan non makanan, konsumsi bahan makanan penting serta konsumsi kalori dan protein yang bersumber dari data Susenas Modul Konsumsi Triwulan I-III Tahun 2013, sebagai pembanding disertakan pula data tahun 2011 dan 2012. Kepada semua pihak yang telah mendukung terwujudnya booklet ini diucapkan terima kasih. Kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan publikasi yang akan datang. Jakarta, November 2014 Kepala Badan Pusat Statistik DR. SURYAMIN Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 iii

DAFTAR ISI Kata Pengantar iii Daftar Isi Pendahuluan 3 Pola pengeluaran Penduduk 7 Pola Konsumsi Penduduk 15 v Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 V

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Data pengeluaran dan konsumsi hasil Susenas dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur indikator kesejahteraan rakyat. Data tersebut juga dibutuhkan oleh pemerintah sebagai alat monitoring di bidang pembangunan, khususnya di bidang sosial dan ekonomi serta untuk mengevaluasi taraf hidup penduduk dan untuk mendapatkan gambaran kesejahteraan penduduk Indonesia. Konsumsi rumah tangga yang dicakup dalam Susenas dibedakan atas konsumsi makanan dan non makanan tanpa memperhatikan asal barang, baik itu yang berasal dari pembelian, produksi sendiri maupun pemberian dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain. Pola Pengeluaran dan Konsumsi Indonesia 2013 3

Pengeluaran per kapita diperoleh dengan cara : 1. Total konsumsi makanan untuk setiap rumahtangga dikali dengan 30/7, untuk mendapatkan perkiraan total konsumsi makanan sebulan. 2. Total konsumsi non makanan 3 bulan untuk setiap rumah tangga dibagi dengan 3, untuk mendapatkan perkiraan total konsumsi non makanan sebulan. 3. Menjumlahkan nilai perkiraan konsumsi makanan dan non makanan sebulan untuk mendapatkan perkiraan total konsumsi rumah tangga sebulan. 4. Angka pengeluaran rata-rata per kapita per rumah tangga diperoleh dari hasil penjumlahan konsumsi satu rumah tangga (baik konsumsi makanan maupun non makanan) dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. 5. Angka rata-rata per kapita nasional diperoleh dengan menjumlahkan hasil kali rata-rata per kapita rumah tangga dengan anggota rumah tangga, kemudian dibagi dengan jumlah seluruh anggota rumah tangga (jumlah seluruh penduduk). Pada dasarnya konsumsi makanan penduduk sehari-hari hendaknya memenuhi dua kriteria kecukupan, yaitu cukup kalori dan protein. Data konsumsi kalori dan protein yang disajikan diperoleh dengan mengalikan nilai kuantitas setiap komoditi bahan makanan dalam satuan standar dengan nilai konversinya. Setiap bahan makanan dikonversikan dalam satuan kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin. BPS biasanya hanya menyajikan dalam satuan kalori dan protein. Beberapa sumber yang digunakan sebagai pedoman adalah: 1. Daftar Komposisi Bahan Makanan, Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, 1981; 2. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Departemen Kesehatan, 1995; 3. Daftar Kandungan Gizi Bahan Makanan (berdasarkan hasil print-out), Puslitbang Gizi Bogor, 1996. 4. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan Serat Makanan Hardinsyah dan Viktor Tambunan, LIPI Jakarta 5. Djoko Kartono, Hardinsyah, Abas Basuni Jahari, Ahmad Sulaeman, dan Moesijanti Soekatri: Penyempurnaan Kecukupan Gizi untuk Orang Indonesia, Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X, Jakarta, 20-21 November 2012, LIPI Jakarta 4 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

POLA PENGELUARAN PENDUDUK

POLA PENGELUARAN PENDUDUK Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk tetap hidup, sehingga sebesar apapun pendapatan seseorang ia akan tetap berusaha untuk mendapatkan makanan yang memadai. Seseorang atau suatu rumah tangga akan terus menambah konsumsi makanannya sejalan dengan bertambahnya pendapatan, namun sampai pada batas tertentu penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, karena kebutuhan manusia akan makanan pada dasarnya mempunyai titik jenuh. Bila secara kuantitas kebutuhan seseorang sudah terpenuhi maka lazimnya ia akan mementingkan kualitas atau beralih pada pemenuhan kebutuhan bukan makanan. Dengan demikian ada kecenderungan semakin tinggi pendapatan seseorang semakin berkurang persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan. Oleh karena itu komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran guna menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, dengan asumsi bahwa penurunan persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran merupakan gambaran membaiknya tingkat perekonomian penduduk. Teori Ernst Engel mengatakan bila selera tidak berbeda, maka persentase pengeluaran untuk makanan menurun seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan. Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 7

Triwulan III Triwulan I 2011 2012 2013 2011 2012 2013 Gambar 1: Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran, Triwulan I dan III Tahun 2011-2013 Pola pengeluaran penduduk Indonesia tahun 2011-2013 menunjukkan pada triwulan I, persentase pengeluaran makanan lebih tinggi dibandingkan pengeluaran non makanan sedangkan pada triwulan III justru pengeluaran untuk non makanan lebih tinggi dibandingkan pengeluaran makanan. Hal ini disebabkan karena pada triwulan III yang mencakup bulan Juni, Juli, dan Agustus bertepatan dengan tahun ajaran baru bagi anak sekolah dan juga hari raya lebaran sehingga rumah tangga banyak yang mengkonsumsi non makanan untuk menghadapi hari-hari tersebut. 49.45 51.08 50.66 48.46 47.71 47.19 Makanan Non Makanan 50.55 48.92 49.34 51.54 52.29 52.81 8 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

Triwulan III Triwulan I Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan 45.86 59.18 42.81 54.68 54.14 40.82 57.19 45.32 Makanan Non Makanan Gambar 2: Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Pengeluaran 2013 Pengeluaran rata-rata per kapita di daerah perkotaan lebih didominasi oleh pengeluaran untuk non makanan, sedangkan di daerah perdesaan lebih didominasi oleh pengeluaran untuk makanan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk perkotaan lebih baik dibandingkan penduduk perdesaan. 10.48 10.14 10.63 TW I TW III TW I TW III TW I TW III 2011 2012 2013 Gambar 3: Persentase Rumah Tangga dengan Proporsi Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan untuk Makanan Lebih dari 75 persen Triwulan I dan Triwulan III Tahun 2011-2013 Rumah tangga dengan pengeluaran untuk makanan lebih dari 75 persen digunakan untuk pendekatan dalam menentukan suatu rumah tangga disebut miskin atau tidak. Persentase rumah tangga yang pengeluaran untuk makanan lebih dari 75 persen sejak TW III 2012 sudah di bawah 10 persen bahkan pada triwulan III 2013 turun lagi menjadi hanya 5,5 persen. Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 9 6.22 9.49 5.53

Kuantil pengeluaran per kapita masing-masing rumah tangga dapat menunjukkan distribusi pendapatan penduduk (menggunakan pendekatan pengeluaran). Kuantil pengeluaran per kapita rumah tangga dibagi menjadi 5, dimana masing-masing terdiri dari 20% kelompok pengeluaran. Kuantil 1 adalah kelompok pengeluaran terendah, naik terus hingga kuantil 5 Tren Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menunjukkan pola yang meningkat dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Penurunan terjadi hanya terjadi di tahun 2011 pada kuantil 5 yaitu dari triwulan 1 ke triwulan 3, namun setelah itum, pada kuantil 5 justru terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan kuantil lainnya. 1 437 1 368 (dalam ribuan rupiah) 1 539 1 632 1 725 613 625 646 681 714 750 418 432 443 459 485 1 795 299 311 320 334 352 379 201 210 218 229 242 260 TW 1 2011 TW 3 2011 TW 1 2012 TW 3 2012 TW 1 2013 TW 3 2013 Gambar 4: Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (dalam Ribuan Rupiah) Menurut Kuantil Pengeluaran, 2011-2013 518 Kuantil 1 Kuantil 2 Kuantil 3 Kuantil 4 Kuantil 5 10 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia

70.00 65.00 60.00 63.05 62.55 60.63 63.13 60.52 64.06 55.00 50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 43.21 38.30 34.87 32.39 46.73 42.35 37.17 34.28 41.68 37.60 34.22 32.31 46.20 42.38 37.38 34.79 42.50 38.23 34.92 33.03 46.93 42.49 37.35 35.13 25.00 TW 1 2011 TW 3 2011 TW 1 2012 TW 3 2012 TW 1 2013 TW 3 2013 Kuantil 1 Kuantil 2 Kuantil 3 Kuantil 4 Kuantil 5 Gambar 5: Pengeluaran Non Makanan Rata-rata per Kapita Sebulan menurut Kuantil Pengeluaran 2011-2013 Sepanjang 2011-2013, persentase pengeluaran non makanan pada kuantil satu dan dua masih dibawah 40 persen, dimana kuantil satu dan dua merupakan gambaran pola pengeluaran penduduk miskin. Pada kuantil lima, persentase pengeluaran non makanan selalu berada di atas 60 persen. 70 65 60 55 50 45 40 35 30 67.61 61.70 56.79 65.13 65.72 57.65 53.27 62.83 36.95 37.45 Gambar 6: Pengeluaran Makanan Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kuantil Pengeluaran 2011-2013 Sementara untuk pengeluaran makanan sepanjang 2011-2013 pada kuantil 5 persentasenya di bawah 40 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin sejahtera penduduk, maka proporsi pengeluaran untuk makanan semakin kecil. 67.69 62.40 58.32 65.78 39.37 65.21 57.62 53.80 62.62 36.87 66.97 61.77 57.50 65.08 39.48 64.87 57.51 53.07 62.65 35.94 TW 1 2011 TW 3 2011 TW 1 2012 TW 3 2012 TW 1 2013 TW 3 2013 Kuantil 1 Kuantil 2 Kuantil 3 Kuantil 4 Kuantil 5 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 11

POLA KONSUMSI PENDUDUK

POLA KONSUMSI PENDUDUK Pada Tabel 1 disajikan data mengenai konsumsi rata-rata beberapa jenis bahan makanan yang umum dikonsumsi penduduk selama 2011-2013. Membandingkan data antar triwulan I dan III didapati bahwa konsumsi beras dan jagung cenderung menurun sedangkan konsumsi minyak goreng dan bawang merah cenderung meningkat, sementara itu jenis komoditas lainnya berfluktuasi. Tabel 1: Konsumsi Rata-rata per Kapita Seminggu Beberapa Makanan Penting Tahun 2011-2013 Jenis Bahan Makanan Satuan Banyaknya (per Triwulan) TW1 2011 TW3 2011 TW1 2012 TW3 2012 TW1 2013 TW3 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Beras Lokal/Beras Ketan Kg 1.721 1.678 1.675 1.667 1.642 1.634 Jagung Basah dengan Kulit Kg 0.012 0.007 0.011 0.006 0.011 0.008 Jagung Pocelan/Pipilan Kg 0.023 0.021 0.029 0.022 0.025 0.019 Ketela Pohon Kg 0.111 0.080 0.069 0.067 0.067 0.070 Ketela Rambat Kg 0.055 0.048 0.045 0.050 0.045 0.055 Gaplek Kg 0.002 0.004 0.002 0.002 0.001 0.004 Ikan dan Udang Segar Kg 0.282 0.270 0.259 0.277 0.263 0.273 Ikan dan Udang Diawetkan Ons 0.486 0.463 0.471 0.478 0.431 0.442 Daging Sapi Kerbau Kg 0.009 0.011 0.007 0.008 0.005 0.006 Daging Ayam Ras/Kampung Kg 0.083 0.083 0.076 0.088 0.078 0.075 Telur Ayam Ras/Kampung Kg 0.199 0.182 0.178 0.185 0.169 0.169 Telur Itik/Manila/Asin Butir 0.080 0.063 0.068 0.056 0.055 0.051 Susu Kental Manis (397 Gr) 0.063 0.059 0.052 0.056 0.058 0.059 Susu Bubuk Kaleng Bayi Kg 0.040 0.035 0.018 0.018 0.025 0.040 Bawang Merah Ons 0.453 0.491 0.530 0.535 0.396 0.433 Bawang Putih Ons 0.259 0.288 0.307 0.292 0.231 0.287 Cabe Merah Ons 0.287 0.321 0.317 0.312 0.273 0.277 Cabe Rawit Ons 0.232 0.281 0.269 0.276 0.244 0.254 Kacang Kedelai Kg 0.001 0.001 0.001 0.000 0.001 0.000 Tahu Kg 0.142 0.132 0.134 0.143 0.135 0.124 Tempe Kg 0.140 0.134 0.136 0.145 0.136 0.126 Minyak Kelapa/Jagung/Goreng/Lainnya Liter 0.195 0.197 0.205 0.210 0.197 0.201 Kelapa Butir 0.143 0.130 0.133 0.132 0.117 0.114 Gula Pasir Ons 1.416 1.346 1.242 1.250 1.275 1.278 Gula Merah Ons 0.139 0.123 0.102 0.094 0.105 0.098 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 15

Pola konsumsi makanan ditunjukkan oleh proporsi pengeluaran untuk masing-masing makanan terhadap total pengeluaran makanan (Tabel 2). Secara umum, tidak terdapat perbedaan pola konsumsi makanan yang terlalu jauh antara tahun 2011-2013. Makanan dan minuman jadi merupakan komoditas yang paling tinggi persentasenya sepanjang tahun 2011-2013. Komoditas selanjutnya yang juga tinggi persentasenya adalah padi-padian serta tembakau dan sirih. Tabel 2: Proporsi Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Kelompok Makanan Terhadap Total Makanan (persen), Tahun 2011-2013 Kelompok Makanan Triwulan/Tahun TW1 2011 TW3 2011 TW1 2012 TW3 2012 TW1 2013 TW3 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Padi-padian 15.13 17.28 17.90 16.56 16.26 15.81 2. Umbi-umbian 1.02 0.98 0.86 0.88 0.88 0.99 3. Ikan 8.64 8.51 8.22 8.56 7.96 8.43 4. Daging 3.74 4.52 4.04 4.73 3.72 3.81 5. Telur dan susu 5.83 5.91 5.88 5.75 6.04 6.04 6. Sayur-sayuran 8.71 7.68 7.40 7.60 8.74 8.29 7. Kacang-kacangan 2.55 2.69 2.61 2.76 2.65 2.63 8. Buah-buahan 4.35 4.25 4.77 4.78 4.60 3.90 9. Minyak dan lemak 3.86 3.68 3.82 3.75 3.24 3.31 10. Bahan minuman 3.64 3.98 3.38 3.52 3.76 3.69 11. Bumbu-bumbuan 2.14 2.10 1.99 2.01 1.90 1.99 12. Konsumsi lainnya 2.17 2.21 2.15 2.11 2.05 2.00 13. Makanan dan minuman jadi 27.78 24.37 24.90 24.41 25.88 26.40 14. Tembakau dan sirih 10.44 11.82 12.07 12.57 12.32 12.73 Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 16 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

Konsumsi Kalori & Protein Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat kecukupan gizi, yang dihitung berdasarkan besar kalori dan protein yang dikonsumsi. Konsumsi kalori dan protein cenderung terus menurun sejak tahun 2011 hingga tahun 2013. hanya orang yang berada pada golongan kuantil 5 yang kebutuhan kalorinya sudah tercukupi dan hanya orang yang berada pada golongan kuantil 4 dan 5 yang kebutuhan proteinnya sudah tercukupi. 2500 2250 2000 1750 1500 1250 1000 2,264.67 2,118.33 1,968.10 1,809.86 1,599.13 2,165.22 2,186.56 2,167.11 2,152.09 2,121.08 2,018.81 2,031.21 2,035.57 2,005.01 1,992.14 1,850.81 1,855.42 1,875.89 1,846.11 1,831.97 1,711.81 1,708.71 1,734.49 1,705.63 1,693.32 1,517.55 1,481.26 1,513.45 1,505.02 1,503.51 Gambar 7: Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita per Hari Menurut Kuantil Pengeluaran Tahun 2011-2013 75 70 65 60 55 50 45 Tahukah kamu??? Kebutuhan kalori dan protein seseorang dikatakan cukup jika mengkonsumsi 2150 kkal dan 57 gram protein setiap hari TW 1 2011 TW 3 2011 TW 1 2012 TW 3 2012 TW 1 2013 TW 3 2013 Kuantil 1 Kuantil 2 Kuantil 3 Kuantil 4 Kuantil 5 71.80 62.14 55.50 49.59 68.04 68.43 68.40 68.12 58.79 59.11 60.06 52.10 52.28 46.80 46.68 53.57 48.15 67.03 58.64 58.07 52.17 51.41 46.57 46.19 40 35 42.23 39.87 39.21 40.53 39.93 39.52 30 TW 1 2011 TW 3 2011 TW 1 2012 TW 3 2012 TW 1 2013 TW 3 2013 Kuantil 1 Kuantil 2 Kuantil 3 Kuantil 4 Kuantil 5 Gambar 8: Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita per Hari Menurut Kuantil Pengeluaran Tahun 2011-2013 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 17

ORGANISASI PENULISAN Penanggung jawab Teguh Pramono, MA Editor: Nona Iriana, SSi, M.Si Ida Eridawati H, SSi, M.Si Penulis: Gaib Hakiki, SE Pengolah Data Ofi Ana sari. STT

D A T A MENCERDASKAN BANGSA