BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. masa baik cetak maupun eletronik yang salah satunya yaitu televisi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2011). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

Pengaruh Tayangan Sinetron Ftv Bagi Perkembangan Psikis Remaja Indonesia Saat Ini

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2000). Disini proses interaksi

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

Perkembangan Emosi Pada Bayi

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak usia 5-10 tahun Orangtua Bijak

BAB I PENDAHULUAN. dan psikologisnya sehingga menjadi seorang yang unik. Anak mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beberapa televisi swasta seperti:an-tv,indosiar,transtv,mnc TV, Raja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

A. LATAR BELAKANG MASALAH

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah, rezeki, amanah dan kekayaan yang paling berharga bagi orangtua dan keluarganya. Suatu kebahagian bagi orangtua yang selalu berharap agar anaknya menjadi kebanggaan dalam kehidupannya, sehingga orangtua perlu membina anaknya sejak usia dini. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya sebagai masa peka dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya. Masa usia dini berada dalam rentang masa perkembangan. Masa usia dini dikenal juga sebagai masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan individu. Masa ini merupakan masa perkembangan anak untuk siap berkembang termasuk kesiapan untuk belajar. Anak menjalani proses tumbuh dan berkembang,akan berjalan optimal sesuai dengan tingkat capaiannya, apabila mendapatkan rangsangan serta pendidikan yang baik dari lingkungan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Setiap anak usia dini membutuhkan rangsangan dari lingkungannya, orangtua sebagai lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Keberadaan orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak menjadi hal penting bagi perkembangan anak selanjutnya. Lestari (2012:17) mengungkapkan bahwa sejalan dengan teori kelekatan Bowlby mengidentifikasikan pengaruh perilaku pengasuhan sebagai faktor kunci dalam hubungan orangtua dan anak yang dibangun sejak dini. Pada masa awal kehidupannya anak mengembangkan hubungan emosi yang mendalam dengan 1

2 orang dewasa yang secara teratur merawatnya, dan juga Teori Bowlby (dalam Yus,2011:8) menyatakan bahwa secara genetis anak akan dekat dan nyaman dengan ibunya, anak juga dapat dekat dengan orang-orang yang dapat membuatnya nyaman dan membantu untuk bertahan hidup. Orangtua berperan penting dalam pemberian rangsangan dan pendidikan yang baik untuk anaknya. Segala sikap dan tingkah laku orangtua sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Orangtua sebagai pendidik pertama dalam kehidupan anak karena tugas orangtua mendampingi, menstimulasi, memfasilitasi anak agar perkembangan anak berkembang sesuai dengan tingkat capaian perkembangan yang diharapkan. Setiap orang bereaksi terhadap keberadaannya, hidup manusia sangat kaya akan pengalaman emosional, hanya saja ada yang kuat dorongannya, ada pula yang lemah sehingga ekspresi emosinya tidak nampak. Begitu juga dengan anak usia dini mengekpresikan emosinya, belajar mengungkapkan emosi sebagai hal penting saat anak berhubungan dengan orang lain, emosi dapat berupa kegembiraan, sedih, marah dan takut. Emosi yang dirasakan anak merupakan perasaan sebagai respon terhadap suatu keadaan akibat dari adanya hubungan antar anak dengan orang lain dan merupakan sebagai salah satu capaian yang harus dicapai perkembangannya pada anak usia dini yaitu perkembangan emosional. Sebagai anak usia dini perlu belajar banyak hal untuk kehidupannya, agar dapat diterima dengan baik didalam lingkungan masyarakatnya. Pengenalan dan pengendalian emosi sangat penting untuk anak. Orangtua berperan sangat penting dalam perkembangan emosional anak, agar anaknya dapat menunjukkan emosi

3 yang wajar sesuai dengan tingkat capaian perkembangan emosional anak yang diharapkan. Susanto (2011:3) mengemukakan bahwa sebagai orangtua harus memberikan contoh nyata atau keteladanan yang baik kepada anaknya. Memang anak adalah cerminan orangtuanya tetapi bukan hanya dari orangtua saja, anakanak akan meniru dari lingkungan sekitar atau media massa lainnya seperti televisi, game, playstation dan juga teman bermain. Orangtua sebagai pendamping dan penstimulasi perkembangan anak agar berkembang sesuai dengan tingkat capaiannya. Saat anak belajar dari dunianya, anak akan menerima semua informasi yang diperolehnya tanpa memperhatikan benar atau salah hal yang diterimanya. Kecenderungan anak meniru lingkungan sekitar sangat besar, dikarenakan anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan anak berusaha mencari jawaban dengan cara anak itu sendiri. Di era globalisasi perkembangan teknologi berkembang dengan semakin pesat. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh pada kehidupan sehari-hari. Televisi sebagai salah satu hasil kemajuan teknologi berkembang dengan banyaknya stasiun televisi yang saling berlomba menyuguhkan tayangannya, baik yang positif seperti tayangan pengetahuan, maupun tayangan yang negatif. Menonton tayangan televisi menjadi suatu kegiatan yang sering dilakukan anak, peran orangtua mendampingi anak menonton televisi sangat diperlukan, karena televisi sekarang semakin marak dengan acaranya yang menarik, namun akan cenderung berdampak negatif bila anak sudah menyaksikan tayangantayangan yang tidak sesuai dengan umurnya tanpa didampingi oleh orangtuanya,

4 seperti tayangan kekerasan, perkelahian, pornografi, mistik, dan percintaan. Saat anak pulang sekolah, usai bermain, bahkan sebelum tidur orangtua sering kali membebaskan anaknya menonton tayangan televisi tanpa memperhatikan manfaat dan akibat dari tayangan televisi yang ditonton terhadap aspek perkembangan anak. Santi (2009:77) menyatakan bahwa sesuai dengan hasil penelitian diketahui siaran televisi yang aman ditonton anak hanya 15% padahal kita tahu bahwa anak belajar dari apa yang dilihat dan dirasakan. Rata-rata anak Indonesia menonton televisi selama 4,5 jam setiap hari padahal waktu belajarnya hanya 4 jam saja, bagi anak usia dini televisi adalah teman bermain, sebab setiap hari anak mencari film kartun sampai tidak mengenal waktu. Kenyataan saat ini menunjukkan orangtua terkadang cenderung membiarkan anaknya sehari-hari berteman dan menikmati tayangan televisi tanpa memperhatikan tayangan yang sedang ditonton anak, televisi dianggap sebagai alat yang dapat menghibur anak. Secara langsung maupun tidak langsung tayangan televisi terkadang juga memberikan contoh tayangan yang tidak baik untuk ditonton anak usia dini, misalnya tayangan berbicara kasar dan memaksa, mengancam, membentak, adegan perkelahian, mistik, adegan percintaan yang berlebihan. Beberapa contoh yang tidak baik dari tayangan televisi akan berimplikasi negatif pada capaian perkembangan emosional anak. Efek negatifnya terhadap anak misalnya anak memiliki sifat penakut, pencemas, rendah diri, keras kepala, manja, pembangkang dan pemalu. Sifat-sifat ini akan menjadi penghambat bagi perkembangan anak selanjutnya.

5 Wiyani (2014:138) menyatakan bahwa capaian perkembangan emosional anak usia dini pada usia 5-6 tahun adalah anak mampu menunjukkan emosi yang wajar sesuai dengan tingkatan usianya. Sedangkan tayangan televisi yang sesuai untuk anak hendaknya menyajikan tayangan dengan cerita-cerita yang menggambarkan atau mengandung unsur-unsur pengajaran, norma-norma, aturan serta bagaimana caranya menghormati, pengungkapan emosi yang wajar, keharmonisan dalam keluarga, penuh kasih sayang, cinta damai kepada sesama. Disinilah peran orangtua sebagai pendamping anak dalam menemani anak menerima informasi dari tayangan televisi agar anaknya tidak salah dalam menerimanya. Berdasarkan hasil pengamatan di TKQ Umaira Kecamatan Medan Perjuangan yang dilakukan peneliti diketahui bahwa ada anak mudah menangis ketika diantar kesekolah, malu-malu mengungkapkan perasaannya secara lisan, kurang bisa menunjukkan ekpresi perasaannya ketika senang, takut ataupun sedih, agresif dan ada yang menentang setiap larangan terhadap dirinya. Untuk itu sangat pentingnya peran orangtua mendampingi supaya anak menonton tayangan televisi yang sesuai dengan usianya. Persiapan untuk mencetak anak usia dini sebagai generasi penerus bangsa tidaklah berarti apa-apa jika hanya dibebankan pada lembaga pendidikan formal. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan keluarga dan masyarakat dari pada di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Capaian-capaian seperti pengendalian emosi, akhlak dan perilaku memang dilatih di sekolah. Namun pengembangan lebih lanjut dan prakteknya secara umum teralisasi dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

6 Atas dasar ini peneliti mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul : hubungan peran orangtua mendampingi anak menonton tayangan televisi dengan capaian perkembangan emosional anak usia 5-6 tahun di TKQ Umaira Kecamatan Medan Perjuangan 1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dinyatakan, maka dapat dikemukakan berbagai masalah yang melatarbelakangi penelitian ini, yakni: 1. Orangtua kurang aktif berperan dalam mendampingi dan mengawasi anak sewaktu menonton tayangan televisi. 2. Capaian perkembangan emosional anak yang belum memperlihatkan sebagaimana kondisi idealnya perkembangan emosional anak usia dini. 3. Peran orangtua mendampingi anak menonton tayangan televisi kurang dilakukan sehingga berdampak bagi pencapaian perkembangan emosional anak. 4. Peranan televisi dalam penyampaian informasi cenderung bervariatif positif dan negatif. 5. Anak usia dini cenderung merasa lebih bebas, karena lebih banyak menghabiskan waktu dilingkungan keluarga. 1.3.Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan terfokus, dan karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan dana, maka penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Ruang lingkup batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan peran orangtua mendampingi anak

7 menonton tayangan televisi dengan capaian perkembangan emosional anak usia 5-6 tahun di TKQ Umaira Kecamatan Medan Perjuangan. 1.4. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana peran orangtua mendampingi anak menonton tayangan televisi? 2. Bagaimana capaian perkembangan emosional anak usia 5-6 tahun di TKQ Umaira Medan? 3. Apakah ada hubungan peran orangtua mendampingi anak menonton tayangan televisi terhadap capaian perkembangan emosional anak usia 5-6 tahun di TKQ Umaira Kecamatan Medan Perjuangan? 1.5.Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk 1. Untuk mengetahui peran orangtua mendampingi anak menonton tayangan televisi di TKQ Umaira Medan. 2. Untuk mengetahui capaian perkembangan emosional anak usia 5-6 tahun di TKQ Umaira Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan antara peran orangtua mendampingi anak menonton tayangan televisi terhadap capaian perkembangan emosional anak usia 5-6 tahun di TKQ Umaira Kecamatan Medan Perjuangan.

8 1.6.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan bahan masukan bagi para orangtua mengenai tayangan televisi yang sesuai untuk anak dan juga sebagai bahan masukan dalam membina capaian perkembangan emosional anak. b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai hubungan peran orangtua mendampingi anak menonton televisi terhadap capaian perkembangan emosional anak. c. Dapat dijadikan sebagai pengetahuan juga bagi sekolah dalam memberikan arahan mengenai tayangan televisi yang sesuai untuk anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dalam ruang lingkup penelitian yang sejenis. b. Sebagai sumbangan pemikiran dari peneliti khususnya mahasiswa prodi PGPAUD di FIP UNIMED. c. Sebagai bahan acuan dan perbandingan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang sama di Universitas Negeri Medan.