PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT DAN JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. )

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

RESPONS BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI PADA LAHAN BEKAS TSUNAMI

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN LIDAH BUAYA

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Ainun Marliah et al. (2012) J. Floratek 7:

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI MELALUI KOMBINASI PUPUK ORGANIK LAMTOROGUNG DENGAN PUPUK KANDANG

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

PENGARUH UKURAN FISIK DAN JUMLAH UMBI PER LUBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS DI LAHAN TSUNAMI

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN PUPUK UREA DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L,) Alumni Fakultas Pertanian 2)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK. Growth and Yield Of Shallot With Some Of Organic Fertilizer Application

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

Respon Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana) Terhadap Pemberian Kompos Rumen pada Tanah Berpasir

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

III. MATERI DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.

PENGARUH INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ENVIRO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.

Pengaruh Varietas dan Pemberian Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAHE MERAH (Zingiber officinale var.rubrum) YANG DITANAM PADA POLYBAG

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB V. Kesimpulan Dan Saran. bobot kering tanaman serta panjang akar tomat. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa :

RESPON PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS PUPUK NPK YARAMILA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria crassna) DI POLIBAG

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

Transkripsi:

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT DAN JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH Effect of Bulb Slicing and Organic Fertilizer On Growth and Yield of Onion Jumini 1*, Yenny Sufyati 1 dan Nurul Fajri 2 1 Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsyiah Banda Aceh 2 Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unsyiah Banda Aceh ABSTRACT The objective of the research was to find out a suitable bulb slicing and kind of organic fertilizer for a maximum growth and yield of onion. This research applied a randomized complete block design (RCBD), 3 by 3 with 3 replications. Factors observed were bulb slicing and kinds of organic fertilizer. Bulb slicing consisted of no cut, cut of onethird, and cut of onefourth of onion bulbs. Organic fertilizer consisted of compost, manure of cow and manure of chicken. Variables observed were plant height, a number of onion tillers per bunch, a number of onion bulbs per bunch, wet and dry weight of bulbs per bunch. Result showed that bulb slicing significantly affected a number of onion tillers per bunch at 30 day after planting (DAP), 45 DAP, and a number of onion bulbs per bunch. However, bulb slicing did not significantly affect plant height at 15 DAP and dry weight of bulb per bunch. The best growth and yield was found at cut of onefourth of the bulb. Organic fertilizer showed a significant effect on a number of bulbs per bunch but did not exert a significant effect on other variables. More bulbs per bunch were achieved at compost. There was no significant interaction between bulb slicing and organic fertilizer type on growth and yield of onion. Keywords: onion, bulb slicing, compost, manure PENDAHULUAN Kebutuhan masyarakat terhadap bawang 1 merah (Allium ascalonicum L.) akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Produktivitas bawang merah di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan Negara lain seperti Thailand dan Filipina, yang ratarata produksinya mencapai 12 ton umbi kering per hektar *penulis korespondensi (Rismunandar dan Nio, 1986). Sementara produksi umbi kering di Nanggroe Aceh Darussalam antara 3 5 ton per hektar (Distan NAD, 2008). Seleksi umbi bibit merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan produksi. Beberapa perlakuan perlu mendapat perhatian setelah umbi dipilih dan siap untuk ditanam. Menurut Wibowo (2005), pemotongan ujung umbi bibit dengan pisau bersih kirakira 1/3 atau ¼ bagian dari panjang 164

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 umbi, yang bertujuan agar umbi tumbuh merata, dapat merangsang tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman, dapat merangsang tumbuhnya umbi samping dan dapat mendorong terbentuknya anakan. Selanjutnya Samadi dan Cahyono (2005) menambahkan sebelum ditanam umbi bibit bawang merah pada bahagian ujung umbi dipotong sebesar 1/3 ¼ bahagian, sesuai dengan kondisi bibit. Untuk meningkatkan hasil bawang merah, selain dengan perlakuan umbi bibit dapat juga dengan cara pemupukan. Dwijoseputro (1998) menyatakan bahwa pemupukan perlu dilakukan untuk menambah unsur hara ke dalam media tanam, karena tanah mempunyai keterbatasan dalam menyediakan unsur hara yang cukup. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman dapat digunakan 2 jenis pupuk yaitu anorganik dan organik (Syarief, 2002). Ada beberapa jenis pupuk organik yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk kandang bisa berasal dari kotoran sapi dan kotoran ayam yang telah terdekomposisi sempurna. Kandungan unsur hara yang terkandung di dalam pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, kondisi pemeliharaan, lama atau barunya kotoran dan tempat pemeliharaannya. Dosis yang dianjurkan berkisar antara 10 20 ton/ha (Purwa, 2007). Pupuk kandang sebagai sumber dari unsur hara makro maupun mikro yang berada dalam keadaan seimbang. Unsur makro seperti N, P, K, Ca dan lainlain sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat dalam pupuk lain, tersedia dalam pupuk kandang seperti Mn, Co, dan lainlain (Sutanto, 2002). Pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi merupakan bahan organik yang spesifik, berperan untuk meningkatkan ketersediaan Fosfor dan unsur mikro serta mengurangi pengaruh buruk dari Aluminium. Pupuk kandang tersebut banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Mg, S dan B (Brady, 1974 dalam Sudarkoco, 1992). Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas metabolisme serta kegiatan jasad mikro dalam membantu proses dekomposisi di dalam tanah (Sarief, 1986). Menurut Mulyani et al., (2007) kotoran ayam yang telah mengalami proses dekomposisi yang sempurna mengandung unsur hara P 2 O 5 (0,86 %), K (1,30 %), Ca (3,25 %), Mg (0,47 %) dan KTK (45,24 c mol kg 1 ). Pupuk kompos adalah hasil pembusukan sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikro organisme pengurai. Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi, tergantung pada bahan yang dikomposkan, cara pengomposan dan cara penyimpanan (Novizan, 2005) Berdasarkan uraian di atas, belum diketahui berapa bagian tingkat pemotongan umbi bibit yang tepat dan jenis pupuk organik yang sesuai agar diperoleh pertumbuhan dan hasil bawang merah yang maksimal. Selain itu juga belum diketahui apakah terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian. 165

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemotongan umbi bibit yang tepat dan jenis pupuk organik yang sesuai agar diperoleh pertumbuhan dan hasil bawang merah yang maksimal serta ada tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di areal bantaran Sungai Lamnyong, belakang gedung LPT (Laboratorium Penelitian Terpadu) Unsyiah, yang dimulai dari 15 April sampai dengan 30 Juni 2009. Umbi bibit bawang merah yang digunakan adalah varietas Bangkok. Pupuk kandang (kotoran sapi dan kotoran ayam yang sudah matang) serta pupuk kompos masingmasing dibutuhkan sebanyak 28,8 kg, NPK YaraMila Mutiara (161616) diperlukan 4320 g. Alatalat yang digunakan antara lain: cangkul, garu, meteran, pisau, tugal, gembor, timbangan analitis, handsprayer dan alat tulis menulis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Ada dua faktor yang diteliti yaitu pemotongan umbi bibit (U) dan jenis pupuk organik (P). Faktor pemotongan umbi bibit (U) terdiri atas 3 taraf yaitu : U 0 = tanpa pemotongan umbi bibit (kontrol) U 1 = dipotong ¼ bagian ujung umbi bibit U 2 = dipotong 1/3 bagian ujung umbi bibit Faktor jenis pupuk organik (P) terdiri atas 3 taraf yaitu : P 1 = Kotoran sapi P 2 = Kotoran ayam P 3 = Kompos Tanah diolah kemudian dibuat bedengan dengan ukuran panjang 1,6 m, lebar 1 m dan tinggi 30 cm, jarak antar blok 50 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Umbi bibit bawang merah dipilih yang sama besarnya (homogen) yaitu yang ukuran beratnya antara (5 7,5 g/umbi) yang telah disimpan selama 4 bulan, lalu dibersihkan dari akar dan kulit luar yang kering. Selanjutnya, umbi bibit dipotong sesuai perlakuan, yaitu tanpa pemotongan, ¼ dan 1/3 bagian. Pemotongan umbi bibit dilakukan satu hari sebelum tanam. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan setiap lubang ditanam 1 umbi bibit. Pupuk sebagai perlakuan berasal dari kotoran sapi, kotoran ayam dan pupuk kompos, masingmasing dengan dosis 20 ton/ha (3,2 kg/bedeng) diberikan dengan cara sebar merata di atas permukaan bedeng selanjutnya diaduk rata dengan tanah, diberikan 2 minggu sebelum tanam. Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk NPK YaraMila dengan dosis 1 ton/ha (160 g/bedeng) yang diberikan secara larikan pada saat tanam. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi: penyiraman, penyulaman, pembumbunan, dan penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dua kali selama pertumbuhan tanaman, yaitu umur 20 dan 40 hari setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggu 166

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 nakan ekstrak daun nimba yang disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. Pembuatan ekstrak daun nimba adalah sebagai berikut: 100g daun nimba, 2 siung bawang putih, 0,5 g sabun colek, 1 liter air. Cara pembuatan adalah semua bahan dihaluskan lalu dicampur, selanjutnya ditambah 1 liter air, diaduk dan dibiarkan selama 24 jam. Lalu, campuran bahan disaring dengan kain halus dan hasilnya diencerkan dengan 10 liter air (Bak et al., 2006). Pada penelitian ini pengendalian hama dan penyakit dilakukan hanya sekali yaitu pada umur 30 HST. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 70 HST, dengan kriteria 60% daun telah menguning dan rebah, umbi sudah kelihatan di atas permukaan tanah dengan warna merah tua. Peubah yang diamati adalah : Tinggi tanaman dan jumlah anakan diamati pada umur 15, 30 dan 45 HST, pada 6 sampel. Jumlah umbi per rumpun dihitung pada umur 70 HST. Bobot basah umbi per rumpun, ditimbang segera setelah panen yang sebelumnya dibersihkan dari tanah dan daunnya dipotong. Bobot umbi kering per rumpun. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa pemotongan umbi bibit bawang merah sangat nyata pengaruhnya terhadap jumlah anakan per rumpun umur 30 HST dan jumlah umbi per rumpun, nyata pengaruhnya terhadap jumlah anakan umur 45 HST dan bobot basah umbi per rumpun. Namun, pemotongan umbi bibit bawang merah tidak nyata pengaruhnya terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan umur 15 HST dan bobot kering umbi per rumpun. Ratarata nilai peubah yang diamati setelah diuji dengan BNT dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Ratarata pertumbuhan dan hasil bawang merah akibat perlakuan tingkat pemotongan umbi bibit bawang merah. Peubah Tinggi Tanaman (cm) 15 HST 30 HST 45 HST Jumlah anakan per rumpun 15 HST 30 HST 45 HST Jumlah Umbi per rumpun Bobot Basah umbi per rumpun (g) Bobot Kering Umbi per rumpun (g) Pemotongan Umbi Bibit U 0 U 1 U 2 17,14 27,54 34,27 41,05 4,50 a 5,31 a 6, 20 a 51,40 a 46,64 18,30 28,87 32,65 2,96 5,72 b 6,28 b 7,29 b 60,93 b 55,29 19,02 29,90 33,03 3,79 5,49 b 6,05 b 7,42 b 56,04 ab 49,05 BNT 0,05 0,78 0,63 0,56 7,39 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (Uji BNT). 167

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 Tabel 1 memperlihatkan bahwa dari berbagai tingkat pemotongan umbi bibit bawang merah yang dicobakan, pertumbuhan dan hasil bawang merah yang lebih baik dijumpai pada tingkat pemotongan umbi ¼ bahagian, yang ditunjukkan pada peubah jumlah anakan umur 30 HST, jumlah umbi per rumpun dan bobot umbi basah per rumpun, walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan pemotongan umbi 1/3 bahagian (U 2 ), akan tetapi nyata berbeda dengan perlakuan tanpa pemotongan umbi bibit (U 0 ). Hal ini diduga pemotongan ¼ bagian umbi mampu merangsang pembentukan hormon tumbuh tanpa mengganggu mata tunas. Sebaliknya, pemotongan umbi bibit 1/3 bagian diduga mengganggu mata tunas sehingga pertumbuhannya terganggu. Wibowo (2005) menyatakan bahwa pemotongan umbi bibit dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan, serta dapat mendorong pertumbuhan umbi samping. Selanjutnya Rukmana (1994) menambahkan bahwa pemotongan umbi bibit bawang merah mempunyai beberapa keuntungan antara lain: pertumbuhan bibit merata, umbi bibit lebih cepat tumbuh dan berpengaruh terhadap banyaknya anakan dan jumlah daun, sehingga hasil meningkat. Rendahnya nilai pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada perlakuan tanpa pemotongan umbi bibit diduga diakibatkan oleh lambatnya keluar mata tunas, sehingga pertumbuhan tunas dan pembentukan anakan terhambat dan mengakibatkan tanaman tumbuh tidak maksimal. Samadi dan Cahyono (2005) menyatakan bahwa pemotongan umbi bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tunas dan meningkatkan jumlah anakan. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pupuk organik nyata mempengaruhi jumlah umbi per rumpun, namun tidak nyata pengaruhnya terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun umur 15, 30, dan 45 HST, bobot basah dan bobot kering umbi per rumpun. Ratarata nilai peubah yang diamati dapat dilihat pada Tabel 2. 168

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 Tabel 2. Ratarata pertumbuhan dan hasil bawang merah akibat perlakuan jenis pupuk organik Peubah Tinggi Tanaman (cm) 15 HST 30 HST 45 HST Jumlah anakan per rumpun 15 HST 30 HST 45 HST Jumlah Umbi per rumpun Bobot Basah umbi per rumpun (g) Bobot Kering Umbi per rumpun (g) Pemotongan Umbi Bibit P 1 P 2 P 3 17,87 29,52 33,75 3,01 5,29 5,95 6,98 ab 55,68 47,85 17,94 27,24 32,58 4,48 4,72 5,52 6,57 a 52,98 48,80 18,68 29,55 33,62 3,31 5,7 a 6,18 7,56 b 59,70 54,33 BNT 0,05 0,56 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (Uji BNT) Tabel 2 memperlihatkan bahwa semua peubah pertumbuhan dan hasil yang diamati tidak berbeda akibat pembedanya jenis pupuk organik yang digunakan, kecuali terhadap jumlah umbi per rumpun. Jumlah umbi per rumpun nyata lebih tinggi pada perlakuan dengan pupuk kompos (P 3 ) bila dibandingkan dengan pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam (P 2 ), akan tetapi tidak nyata bila dibandingkan dengan pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi (P 1 ). Hal ini diduga karena bahan untuk membuat pupuk kompos lebih beragam, berupa sampah atau sisa tanaman sehingga fungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah lebih baik. Menurut Marsono dan Sigit (2005) kandungan utama kompos adalah bahan organik yang sangat baik untuk memperbaiki kondisi tanah. Unsur lain dalam kompos variasinya cukup banyak walaupun kadarnya rendah, seperti N, P, K, Ca dan Mg. Menurut Djuarni, Kristian dan Setiawan (2006), produktivitas tanah yang ditanami bawang merah dapat ditingkatkan dengan menggunakan pupuk kompos. Rendahnya jumlah umbi per rumpun pada perlakuan dengan pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam diduga kandungan unsur hara dalam pupuk ini dipengaruhi oleh sumber bahan pupuk tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyani dan Kartasapoetra (1991) yang menyatakan, unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang sangat tergantung dari jenis pakan, sifat kotoran, cara penyimpanan, pengolahan dan pemakaiannya. Proses penguapan dan penyerapan air dapat menyebabkan hilangnya unsur hara dalam pupuk kandang, terutama N sekitar 50% dan unsur K 60% (Musnamar, 2003). Interaksi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang tidak nyata antara pemotongan umbi bibit dengan jenis pupuk organik terhadap semua peubah pertumbuhan dan hasil 169

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 tanaman bawang merah. Hal ini berarti bahwa perbedaan pertumbuhan dan hasil bawang merah akibat perbedaan perlakuan pemotongan umbi bibit tidak tergantung pada jenis pupuk organik ataupun sebaliknya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Pemotongan umbi bibit sangat nyata pengaruhnya terhadap jumlah anakan per rumpun umur 30 HST dan jumlah umbi per rumpun dan nyata pengaruhnya terhadap jumlah anakan umur 45 HST serta bobot basah umbi per rumpun. Namun, pemotongan umbi bibit tidak nyata pengaruhnya terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan umur 15 HST dan bobot kering umbi per rumpun. Pertumbuhan dan hasil bawang merah yang terbaik adalah pada pemotongan umbi bibit ¼ bagian. 2. Jenis pupuk organik nyata pengaruhnya terhadap jumlah umbi per rumpun, namun tidak nyata pengaruhnya terhadap peubah lainnya. 3. terdapat interaksi yang tidak nyata antara pemotongan umbi bibit dengan jenis pupuk organik terhadap semua peubah pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang diamati. Saran 1. Sebaiknya para petani bawang merah yang menggunakan varietas Bangkok sebaiknya melakukan pemotongan umbi bibit ¼ bagian. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penggunaan jenis pupuk organik dengan dosis yang lebih tinggi dari 20 ton/ha terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. DAFTAR PUSTAKA Bak, M.,B. Han., S. Moon., M. De La Cruz., M.I. Firdiansjah., N. Diana., H. Sahputra, Armaen., T.B. Laksamana dan Asniati. 2006. Pertanian Organik. IOM, AUSAID, BPTP Provinsi NAD, IRES. NAD. 27 hlm. Djuarnani, N., Kristian dan B.S. Setiawan. 2006. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia. Jakarta. 73 hlm. Distan NAD. 2008. Informasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. Dwidjoseputro. 1998. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. 75 hlm. Marsono dan P. Sigit. 2005. Pupuk Akar dan Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hlm. Mulyani, O., Sofyan, E. T., dan A, Sandrawati, 2007. Pengaruh Kompos sampah Kota dan Pupuk Kandang terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata) pada Fluventic Eutrudepts Asal Jatinangor Kabupaten Sumedang. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian 170

Jumini et al. (2010) J. Floratek 5: 164 171 Universitas Padjadjaran, Bandung. 69 hlm. Mulyani, S. M. dan A.G. artasapoetra. 1991. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm. Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. 77 hlm. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 129 hlm. Purwa. 2007. Petunjuk Pemupukan. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 99 hlm. Rismunandar dan Nio. 1986. Membudidayakan Lima Jenis Bawang. CV Sinar. Bandung. 116 hlm. Rukmana, R. 1994. Kesuburan dan Pemupukan. Kanisius. Yogyakarta. 55 hlm. Samadi, B dan B, Cahyono. 2005. Intensifikasi Budidaya Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. 74 hlm. Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan tanah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. 60 hlm. Syarief, 2002. Permasalahan dalam Menanam bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. 60 hlm. Sudarkoco, S. 1992. Penggunaan bahan organik pada Usaha Budidaya Tanaman Lahan Kering serta Pengelolaannya. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 78 hlm. Sutanto. 2002.Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 205 hlm. Wibowo, S. 2005. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta. 201 hlm. 171