PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

ABSTRAK. Kata kunci: permen karet, sukrosa, xylitol, kapasitas bufer, ph saliva

HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

Retriksi Cairan dengan Mengunyah Permen Karet Xylitol)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

Nadia Fitri Hapsari*, Ade Ismail**, Oedijono Santoso***

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

ABSTRAK. Kata Kunci: permen karet, probiotik, Lactobacillus reuteri, Streptococcus mutans.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam

KARYA TULIS ILMIAH. PENGARUH MEROKOK TERHADAP ph SALIVA TERSTIMULASI PADA PEROKOK DEWASA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

ABSTRAK. Xylitol, populasi bakteri aerob, plak gigi.

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan insulin, baik total ataupun sebagian. DM menunjuk pada. kumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang dikarenakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

SKEMA ALUR FIKIR. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

PENGARUH RADIOTERAPI AREA KEPALA DAN LEHER TERHADAP ph SALIVA

PENGARUH PENGGUNAAN NIFEDIPIN PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA DAN PEMBESARAN GINGIVA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP PENURUNAN KELUHAN XEROSTOMIA PADA PASIEN DENGAN RADIOTERAPI KEPALA DAN LEHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. saliva yaitu dengan ph (potensial of hydrogen). Derajat keasaman ph dan

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum TRI UJI RAHAYU

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP PENURUNAN KELUHAN PADA LANSIA PENDERITA XEROSTOMIA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Distribusi kapasitas dapar saliva sesudah pengunyahan parafin, 2 buah xylitol, dan 4 buah xylitol

GAMBARAN KONSUMSI YOGHURT TERHADAP WAKTU PENINGKATAN ph SALIVA

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

PENGARUH PENGGUNA KAPTOPRIL PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA DAN PEMBESARAN GINGIVA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi gula adalah masalah utama yang berhubungan dengan. dan frekuensi mengkonsumsi gula. Makanan yang lengket dan makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

ABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

ABSTRAK PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB DI RONGGA MULUT SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI YOGHURT

Kata kunci: Belimbing wuluh, tekanan darah, wanita dewasa.

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP PENURUNAN KELUHAN PADA LANSIA PENDERITA XEROSTOMIA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum MUTIA DIAN PERMATASARI MOCHTAR 22010110120075 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVAPADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE Mutia Dian 1, Sri Yuniarti Rahayu 2 ABSTRAK Latar belakang Diperlukan upaya pencegahan terhadap penurunan curah dan ph saliva pada lansia hipertensi akibat terapi amlodipine berupa permen karet yang mengandung xylitol. Xylitol berfungsi menjaga keseimbangan asam/basa saliva dan merangsang laju aliran saliva. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian permen karet yang mengandung xylitol terhadap curah dan ph saliva pada lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine. Metode: Penelitian ini menggunakan eksperimental dengan rancangan pre and post test design. Jumlah sampel sebesar 15 orang lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine di Puskesmas Kedungmundu Semarang. Hasil pengukuran curah dan ph saliva sebanyak dua kali, berupa data primer dengan skala rasio yaitu sebelum dan sesudah pemberian permen karet yang mengandung xylitol tiga kali sehari selama seminggu. Uji statistik menggunakan uji paired t- test yang dilanjutkan dengan uji non parametrik Wilcoxon. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna curah saliva dengan nilai p=0,000 (p < 0,05) pada uji paired t-test dan perbedaan yang bermakna ph saliva dengan nilai p=0,046 (p < 0,05) pada uji non parametrik wilcoxon. Kesimpulan: Terdapat pengaruh berupa peningkatan curah dan ph saliva setelah pemberian permen karet yang mengandung xylitol Kata kunci: xylitol, curah saliva, ph saliva, lansia, terapi amlodipine 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang 2) Staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

THE EFFECT OF XYLITOL CONTAINING CHEWING GUM CONSUMPTION ON SALIVARY SECRETION AND SALIVARY ph IN HYPERTENSION ELDERLY WITH AMLODIPINE THERAPY Mutia Dian 1, Sri Yuniarti Rahayu 2 ABSTRACT Background: Prevention efforts because of the decreasing of the salivary secretion and salivary ph are needed in elderly with hypertension with amlodipine therapy that is chewing gum containing xylitol. Xylitol can maintain the acid/base balance of saliva and stimulates salivary secretion. Aim: To find out the effect of xylitol containing chewing gum consumption concerning salivary secretion and salivary ph changes in elderly patients with hypertension with amlodipine therapy. Methods: This study was a experimental research with pre and post test design. The samples of the study were 15 elderly patients with hypertension with amlodipine therapy in Kedungmundu Health Center Semarang. The result of salivary secretion and salivary ph measurements in twice, is primary data in the form of a ratio scale which was determined from before and after consuming the xylitol containing chewing gum three times a day for a week. Statistical testusing paired t-test followed by non-parametric Wilcoxon test. Results: Based on paired t-test, the difference of salivary secretion between before and after treatment of both groups was significant with p=0.000 (p<0,05) and based the non-parametric Wilcoxon test, the difference of salivary ph between before and after treatment of both groups was significant with p=0.046 (p <0.05). Conclusion Xylitol containing chewing gum influence to increasing of salivary secretion and salivary ph. Keywords: xylitol, salivary secretion, salivary ph, elderly, amlodipine therapy 1) Undergraduate student of Medical Faculty Diponegoro University Semarang 2) Lecturer of Destistry Department Medical Faculty Diponegoro University Semarang

PENDAHULUAN Keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmhg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmhg yang kemudian dikenal dengan hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang meningkat dengan bertambahnya usia. 1,2,3,4 Penggunaan terapi amlodipine yang diberikan pada pasien lansia penderita hipertensi dapat menimbulkan perubahan keseimbangan asam/basa saliva dan pembesaran ginggiva. 5 Keadaan ini menyebabkan mulut kering akibat penurunan curah dan ph saliva. 6 Tindakan pencegahan penurunan curah dan ph saliva pada lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine perlu dilakukan dengan cara mencari bahan makanan yang dapat merangsang pengunyahan dan menstabilkan ph yang baik yaitu permen karet yang mengandung xylitol. Salah satu bahan kimia yang telah diteliti dan terbukti efektif dalam meningkatkan curah dan ph saliva adalah xylitol dalam bentuk permen karet. Xylitol menstimulasi curah saliva dan membantu mengembalikan keseimbangan asam/basa saliva karena tidak dapat diubah menjadi asam oleh bakteri mulut. 7 Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa mengunyah permen karet yang mengandung sukrosa, xylitol, dan probiotik dapat menstimulasi kecepatan aliran saliva, volume saliva, viskositas saliva, ph saliva dan mengurangi jumlah koloni Streptococcus mutans dalam saliva. 8 Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, ingin diketahui pengaruh pemberian permen karet yang mengandung xylitol terhadap curah dan ph saliva pada lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menilai curah dan ph saliva sebelum maupun sesudah mengkonsumsi permen karet yang mengandung xylitol.

Manfaat penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa permen karet yang mengandung xylitol dapat meningkatkan curah dan ph saliva, sebagai salah satu informasi ilmiah bagi penelitian yang lebih lanjut pada manusia serta berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan pre and posttest design untuk mengetahui pengaruh pemberian permen karet yang mengandung xylitol terhadap curah dan ph saliva pada lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine. Populasi penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine di Puskesmas Kedungmundu kecamatan Tembalang kota Semarang dengan jumlah sampel yang digunakan 15 orang yang diberi perlakuan mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. Adapun kriteria inklusinya adalah lansia yang berusia 60-70 tahun, lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine 10 mg, lansia yang kooperatif dan bersedia untuk diikutkan dalam penelitian, lansia yang tidak sedang dalam perawatan psikiatri dan lansia yang tidak sedang mengkonsumsi obat antidiabetes dan menjalani radioterapi kepala leher. Sedangkan untuk kriteria eksklusi meliputi Lansia yang menderita infeksi saat pengambilan data dan pemakai gigi palsu lepasan. Permen karet yang mengandung xylitol yang digunakan adalah merk Lotte Xylitol yang mengandung 1044 miligram xylitol per butirnya. Selain permen karet yang mengandung xylitol bahan yang digunakan adalah unstimulated saliva yang didapatkan dari subyek penelitian, larutan buffer ph 7 dan larutan aquades. Alatalat yang digunakan berupa gelas penampung Saliva dan label, ph meter digital merk Hanna, kertas tissue dan sarung tangan, dan stopwatch. Pengukuran curah dan ph saliva dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah pemberian permen karet yang mengandung xylitol dengan metode spitting. Tahapan spitting method yaitu : 1) Subyek diminta untuk tidak makan dan minum kurang lebih satu jam sebelum pengambilan saliva.

2) Subyek diminta untuk duduk dengan nyaman selama lima menit, kemudian membersihkan mulutnya dengan larutan aquades. 3) Subyek diminta untuk menelan saliva yang terdapat di dalam rongga mulut untuk memulai pengukuran. Setelah itu kepala menunduk dan sedikit mungkin melakukan gerakan, seperti bicara. 4) Subyek tidak diperbolehkan untuk menelan saliva selama proses pengukuran. 5) Subyek diminta untuk mengumpulkan saliva di dalam rongga mulut dengan bibir tertutup selama satu menit dengan mata yang terbuka kemudian meludahkannya ke dalam gelas penampung. 9 Pada hari pertama, sesudah makan pagi, sampel diukur curah dan ph salivanya secara langsung sesuai kriteria yang ada. Selanjutnya sampel yang masuk ke dalam kelompok perlakuan mengkonsumsi permen karet yang mengandung xylitol sebanyak 42 butir dengan frekuensi 3 kali sehari. Sampel mengunyah permen karet selama 5 menit dengan berkontak pada seluruh permukaan gigi. Semua sampel dinilai kembali curah dan ph salivanya setelah 7 hari. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian permen karet yang mengandung xylitol dengan variabel terikat adalah curah dan ph saliva. Analisis data dilakukan menggunakan uji paired t-test dan uji non parametrik Wilcoxon. HASIL PENELITIAN Hasil deskriptif sebaran data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Deskriptif sebaran data Variabel Frekuensi (%) Mean ± SD Jenis kelamin Laki-laki 9 (60%) Perempuan 6 (40%) Tabel 1 menunjukkan bahwa pada penelitian ini jumlah sampel dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah sampel dengan jenis kelamin perempuan.

Usia tertinggi pada penelitian ini yaitu 67 tahun, sedangkan usia terendah yaitu 60 tahun. Sehingga didapatkan rerata usia sampel pada penelitian ini yaitu 63,13 tahun. Hasil pengukuran rerata curah saliva pada semua sampel pada saat sebelum dan sesudah perlakuan adalah sebagai berikut : Tabel 2. Rerata curah saliva Variabel Mean ± SD p Curah saliva (ml) sebelum 1,19 0,758 Curah saliva (ml) sesudah 1,75 ± 0,785 0,000 Tabel 2 menunjukkan rerata curah saliva sebelum pemberian permen karet yang mengandung xylitol lebih rendah daripada rerata curah saliva sesudah pemberian permen karet yang mengandung xylitol. Dengan uji beda berpasangan menggunakan uji paired t-test didapatkan nilai p=0,000, karena p<0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna curah saliva sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Hasil pengukuran rerata ph saliva pada semua sampel pada saat sebelum dan sesudah perlakuan adalah sebagai berikut : Tabel 3. Rerata ph saliva Variabel Mean ± SD P ph saliva sebelum 6,73 ± 0,322 ph saliva sesudah 6,95 ± 0,288 0,046 Tabel 3 menunjukkan rerata ph saliva sebelum pemberian permen karet yang mengandung xylitol lebih rendah daripada ph saliva sesudah pemberian permen karet yang mengandung xylitol. Dengan uji beda berpasangan menggunakan uji non parametrik Wilcoxon didapatkan nilai p=0,046, karena p<0,05 maka dapat

disimpulkan terdapat perbedaan bermakna ph saliva sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. PEMBAHASAN Lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine dapat mengalami penurunan curah dan ph saliva. 5,6 Amlodipine secara tidak langsung mempengaruhi keseimbangan asam dan basa dalam saliva karena menghambat masuknya ion kalsium ke dalam sel. 10,5 Penelitian terhadap curah dan ph saliva pada lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Diberikan perlakuan pada masa penurunan curah dan ph saliva yang dapat memperlihatkan pengaruh terhadap curah dan ph saliva berupa penurunan atau peningkatan rerata curah dan ph saliva. Sampel yang masuk ke dalam kelompok perlakuan mengkonsumsi permen karet yang mengandung xylitol selama tujuh hari sesuai waktu yang ditentukan yaitu tiga kali sehari setelah makan. Peningkatan curah dan ph saliva dapat terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan berbicara dan mengkonsumsi makanan kaya serat serta air. 11 Mengunyah makanan keras atau permen karet juga dapat berpengaruh dalam peningkatan curah dan ph saliva. Permen karet dapat menyebabkan stimulus mekanis untuk merangsang peningkatan sekresi saliva. Curah dan ph saliva lebih dapat ditingkatkan lagi dengan cara mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. Xylitol adalah gula alkohol golongan polialkohol tipe pentitol yang tersusun atas lima rantai karbon dengan formula (CHOH)3(CH2OH)2 yang bersifat tidak dapat diubah menjadi asam, merangsang saliva, meningkatkan faktor protektif dalam saliva, menstabilkan kalsium dan fosfat, mendorong remineralisasi gigi, mengurangi akumulasi plak dan menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans di dalam rongga mulut penyebab karies. 7,12 Tubuh juga memproduksi xylitol dan memiliki enzim enzim yang memecahnya, sehingga bisa sedikit terjadi ketidaknyamanan dalam beberapa hari setelah mengonsumsi xylitol karena aktivitas enzimatik tubuh menyesuaikan asupan xylitol yang lebih tinggi. 7

Penelitian ini menyerupai penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moch. Rodian tahun 2011 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa, xylitol, dan probiotik dalam menstimulasi kecepatan aliran saliva, mempengaruhi volume, viskositas, ph saliva dan mengurangi jumlah koloni Streptococcus mutans dalam saliva. 8 Akan tetapi selisih rerata curah saliva sebelum dan sesudah perlakuan pada penelitian ini, lebih besar dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebesar 0,56 ml pada penelitian ini dan 0,41 ml pada penelitian sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pada penelitian ini perlakuan diberikan sebanyak tiga kali per hari, sedangkan pada penelitian sebelumnya hanya diberikan dua kali per hari. Konsistensi pengunyahan permen karet secara rutin dalam jumlah kecil berpengaruh dalam peningkatan curah saliva karena pengunnyahan berulang dan terus menerus dapat menstimulasi peningkatan curah saliva. Selisih rerata ph saliva sebelum dan sesudah perlakuan pada penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebesar 0,22 pada penelitian ini dan 0,26 pada penelitian sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena pada penelitian ini subyek penelitian adalah lansia, sedangkan pada penelitian sebelumnya subyek penelitian adalah mahasiswi. Lansia mengalami kemunduran fungsi kelenjar saliva sehingga ph saliva menurun. Lansia dapat mengkonsumsi permen karet yang mengandung xylitol sebagai usaha untuk mempertahankan gigi alami sepanjang hidup, mencegah pembusukan yang muncul, dan merangsang kelenjar ludah dalam memproduksi saliva. Perbedaan rerata curah dan ph saliva yang bervariasi pada setiap sampel penelitian tampak pada penelitian ini. Hal tersebut diperkirakan dapat disebabkan oleh faktor pola makanan atau diet dan kepatuhan sampel penelitian yang tidak dapat dikendalikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Moch. Rodian tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini karena menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengunyahan permen karet yang mengandung xylitol dengan peningkatan curah dan ph saliva. 7

Penelitian ini memiliki beberapa kendala antara lain pemeriksaan rutin tekanan darah di puskesmas pada lansia hanya dilakukan sebulan sekali dan data alamat responden yang ada kurang jelas sehingga menyebabkan jumlah sampel yang didapat terbatas meskipun peneliti telah memperpanjang waktu penelitian. Beberapa responden merasa bosan karena permen karet yang mengandung xylitol harus dikonsumsi secara teratur tiga kali sehari selama tujuh hari berturut turut agar konsistensi pengunyahan dapat terjaga. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat peningkatan curah dan ph saliva pada lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine setelah pemberian permen karet yang mengandung xylitol. Pemberian permen karet yang mengandung xylitol dapat mencegah terjadinya efek samping berupa mulut kering pada lansia penderita hipertensi dengan terapi amlodipine karena curah dan ph saliva tetap terjaga dengan baik. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh permen karet yang mengandung xylitol dengan terapi obat antihipertensi selain amlodipine terhadap kelenjar saliva. Penelitian-penelitian tersebut diharapkan dapat membuat tenaga medis lebih memperhatikan pemberian obat antihipertensi sehingga dapat mengurangi efek samping obat antihipertensi terhadap kelenjar saliva, tetapi tidak mengurangi efektivitas pengobatan. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada drg. Sri Yuniarti Rahayu, Sp. KG yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Puspita Kusuma Dewi, Msi.Med selaku ketua penguji dan drg. Restadiamawati, Sp. KG selaku penguji serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sidabutar RP, Wiguno P. Hipertensi Essensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. 1999:210-222 2. American Heart Association. International Cardiovascular Disease Statistic [Internet]. c2004 [cited 2014 Feb 28]. Available from: http://www.americanheart.org/ 3. Depkes RI. Profil Kesehatan Republik Indonesia 2004 [Internet]. c2004 [cited 2014 Feb 28]. Available from: http://www.depkes.go.id/ 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Riset Kesehatan Jawa Tengah. 2007 [Internet]. c2008. [cited 2014 Feb 28]. Available from: http://www.dinkesjatengprov.go.id/ 5. Clark BR. Applied pharmacology for the dental hygienist. Michigan: Mosby. 2000:342-346 6. Pedersen P, Loe H. Geriatric Dentistry. 1 st ed. Copenhagen: Munksgard. 1986: 94-120 7. Shellman S. Xylitol: Our Sweet Salivation?.LA LEVA [Internet]. 2002 [updated Feb 2003; cited 2014 Januari 2]. Available from: http://www.laleva.cc/food/xylitol.html. 8. Rodian M, Satari MH, Rolleta E. Efek mengunyah permen karet yang mengandung sukrosa, xylitol, probiotik terhadap karakteristik saliva.2011 [cited 2014 Feb 12]: 16(1).44-48. Available from: http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/06/pustaka_unpad_efe k_mengunyah-_permen_karet.pdf 9. Navazesh M, Kumar SKS. Measuring Salivary Flow: Challenges and opportunities. JADA. 2008:139(2):35-40. Available from: http://jada.ada.org/. 10. Tan I. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2007:358-359

11. Pierini C. Xylitol: A sweet Alternative. Unique Sweetener Supports Oral Health [Internet]. 2012 [cited 2013 Dec 09]. Available from: http://www.iprogressivemed.com/misc/xylitol_a_sweet_alternative.pdf 12. Fithrony MT. Pengaruh radioterapi area kepala dan leher terhadap curah saliva. Semarang: UNDIP. 2012.23-24