KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii)

dokumen-dokumen yang mirip
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil PerikananFakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR HISTAMIN PADA YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacore) ABSTRAK

METODE. Waktu dan Tempat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Tuna terhadap Karakteristik Hedonik Kue Bagea Khas Gorontalo

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada konsumen (Silalahi, 2006). Salah satu produk yang. makanan ringan, jajanan atau cemilan. Makanan ringan, jajanan atau

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

I. PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

ORGANOLElPTDK DAN GIZI COOKIES YANG DISUlZSTITUSI BEKATUL SERTA MENGGUNAKAN PENGEMULSI LESITIN KEDELAI

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

Prarencana Pabrik Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii I-1

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN FOOD BAR BERBASIS PISANG

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

I. PENDAHULUAN. alternatif (Suryana dan Purwoto, 1996). dan serat. Bentuk buah sukun padat dan sering disebut sebagai Bread fruit.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

METODE. Bahan dan Alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

METODE. Waktu dan Tempat

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR LAMPIRAN. viii

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) Sry Wulan Dangkua 1, Asri Silvana Naiu 2, Faiza A Dali 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimiawi produk stik rumput laut K. Alvarezii yang menggunakan perlakuan penambahan kosentrasi rumput laut yang berbeda yaitu 5%, 7.5% 10%. Percobaan yang dipakai menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua ulangan. Parameter yang diuji adalah karakteristik kimia yang terdiri atas kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat. Hasil uji kimiawi dan analisis sidik ragam (ANSIRA) menunjukan bahwa penambahan rumput laut berpengaruh nyata terhadap kadar air, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu, lemak, protein dan karbohidrat. Stik rumput laut dengan penambahan rumput laut meningkatkan protein tetapi tidak nyata. Lemak dan karbohidrat terdeteksi tinggi dengan kisaran lemak adalah 39,11% - 46,91%, sedangkan kadar karbohidrat berkisar antara 43,71% - 56,52%, air berkisar antara 1,73% - 3,22%, abu berkisar antara 0,25% - 0,27%, dan protein berkisar antara 2,32% - 2,36%. Kata Kunci : Stik rumput laut, karakteristik stik. PENDAHULUAN Indonesia memiliki kawasan perairan pantai yang luas sehingga potensi untuk memproduksi rumput laut besar. Produksi rumput laut Indonesia tahun 2009 sebesar 2,574 juta ton dan tahun 2010 sebesar 3,082 juta ton dengan produksi tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara produsen nomor satu di dunia menggeser dominasi Filipina (Kementrian Kelautan Perikanan, 2011). Lokasi budidaya rumput laut tersebar di tiga kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo, namun yang paling dominan adalah di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara (Harun dkk 2012). Produksi rumput laut Gorontalo tahun 1999-2004 telah mengalami peningkatan yaitu dari 3.150 ton menjadi 5.228 ton pada tahun 2009 (KKP, 2011). Rumput laut berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku stik sebab rumput laut mengandung serat sama halnya dengan sumber karbohidrat dari darat. Gorontalo menjadikan rumput laut sebagai komoditi unggulan daerah sehingga pemanfaatan rumput laut baik dalam bentuk segar dan olahannya terus dikembangkan. Adanya pengolahan stik berbahan rumput laut diharapkan sebagai upaya diversifikasi rumput laut yang ada, sehingga masyarakat mempunyai pilihan akan produk penganan yang disukai karena kandungan gizinya. Serat pangan yang terkandung dalam rumput laut diperlukan untuk membentuk

2 gumpalan kotoran sehingga memudahkan dalam pengeluaran feses dari dalam usus (Wisnu dan Rachmawaty, 2010). Kajian-kajian yang melaporkan tentang pemanfaatan rumput laut sebagai produk penganan stik, atau tentang formulasi bahan baku stik dari rumput laut yang dapat menghasilkan stik rumput laut yang terbaik dilihat dari karakteristiknya belum banyak dilakukan. Produk stik yang telah beredar di pasaran Gorontalo belum memiliki informasi mengenai karakteristik produk stik rumput laut K.alvarezii. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang karakteristik produk stik dari rumput laut K. alvarezii yang sebagai penganan ringan fortifikasi yang ditinjau dari karateristik organoleptik dan kimia. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik organoleptik dan kimiawi stik rumput laut K. alvarezii. Hipotesis 1. H 1 adalah konsentrasi rumput laut K. alvarezii berpengaruh pada karakteristik organoleptik dan kimiawi produk stik rumput laut K.alvarezii. 2. H 0 adalah konsentrasi rumput laut K. alvarezii tidak berpengaruh pada karakteristik organoleptik dan kimiawi produk stik rumput laut K.alvarezii. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 hingga Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. Penelitian dilakukan dengan 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menggunakan trial and error dan juga mengacu pada UMKM Sari Laut yang menggunakan rumput laut kosentrasi 5% dalam pembuatan stiknya. Dilakukan juga uji waktu penggorengan dan diperoleh waktu penggorengan yang terbaik adalah 3 menit. Produk UMKM telah dijual dan dipasarkan secara lokal. Berdasarkan penelitian pendahuluan maka penelitian utama ini melakukan perlakuan penambahan rumput laut dengan kosentrasi 5%, 7.5%, dan 10%. Adapun formulasi stik rumput laut dapat dilihat pada Tabel 1.

3 Tabel 1. Formulasi stik rumput laut Bahan penyusun Formulasi Formulasi II Formulasi III I Rumput laut 5% 7,5% 10% 0% Tepung ketan 100 (gr) 100 (gr) 100 (gr) 110 Gula 60 (gr) 60 (gr) 60 (gr) 60 Telur 27 (gr) 27 (gr) 27 (gr) 27 Santan 0,87 (gr) 0,87 (gr) 0,87 (gr) 0,87 Margarin 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 Bawang putih 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 Bawang merah 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 Vanili 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 Karakterisasi kimia merupakan penilaian obyektif produk sebab menggunakan alat pengukuran dalam analisisnya. Karakterisasi kandungan proksimat terdiri atas kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar karbohidrat. Untuk analisis kimiawi (proksimat) menggunakan analisis data dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu perlakuan yaitu perbedaan konsentrasi rumput laut dua kali ulangan. Secara matematis, RAL dirumuskan dengan persamaan (Daha, 2002): Keterangan adalah nilai hasil pengamatan pada perlakuan ke i ulangan ke j adalah rata-rata nilai perlakuan adalah pengaruh konsentrasi rumput laut ε adalah faktor kesalahan (galat) Apabila terjadi berbeda nyata, maka selanjutnya diuji lanjut menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) dimana nilai tengah dihitung dengan rumus BNT =

Kadar air (%) 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kimiawi Stik Rumput Laut K. alvarezii Stik rumput laut hasil perlakuan dianalisis kandungan proksimatnya, dan rata-rata kandungan proksimat stik rumput diuraikan sebagai berikut. A. Kadar air Kadar air dapat dihitung sebagai persentase kandungan air suatu bahan yang dinyatakan dalam basis basah atau kering. Kadar air hasil analisis pada stik rumput laut masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1. 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 3.40 a 3.22 a Perlakuan 2,05 b 1,73 b 5% 7.50% 10% Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang berbeda menunjukan pengaruh nyata. Gambar 1. Kadar air stik rumput laut berpengaruh nyata. Gambar 1 menunjukan terjadi penurunan kadar air seiring bertambahnya konsentrasi rumput laut yang digunakan. Berdasarkan hasil Analisis Statistik Sidik Ragam (ANSIRA) maka penambahan konsentrasi rumput laut ( K. alvarezii ) berpengaruh nyata (p < 0,05) pada kadar air stik rumput laut. Uji BNT menunjukan bahwa penambahan rumput laut 10% dan 7,5% memberikan pengaruh yang sama namun berbeda dengan konsentrasi rumput laut 5% serta kontrol. Penurunan kadar air ini diduga terjadi karena kandungan air yang terdapat dalam stik rumput laut diikat oleh komponen tepungnya. Berdasarkan Indriyani (2007) bahwa golongan tepung khususnya tepung terigu dan tepung rumput laut akan mengikat air yang ada di dalam bahan-bahan komposisi lainnya.

Kadar abu % 5 B. Kadar abu Gambar 2. Hasil analisis kadar abu pada stik rumput laut K. alvarezii dapat digambarkan melalui 0.4 0.3 0,25 b 0,26b 0,27 b 0,33 b 0.2 0.1 5% 7.50% 10% 0 Perlakuan Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh yang sama. Gambar 2. Kadar abu stik rumput laut K. Alvarezii Gambar 2 menunjukan semakin tinggi konsentrasi rumput laut K. alvarezii semakin tinggi pula kadar abu yang terkandung pada stik rumput laut. Kadar abu tertinggi terdapat dalam stik dengan jumlah konsentrasi penambahan 10% yaitu 0,33%. Berdasarkan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA) penambahan rumput laut dengan berbagai konsentrasi tidak berpengaruh nyata (p > 0,05) terhadap kadar abu stik rumput laut yang diteliti. Peningkatan kadar abu pada stik rumput laut diduga berasal dari rumput laut itu sendiri. Kandungan abu pada rumput laut K. alvarezii adalah 15,13 % (Wisnu dan Rachmawaty, 2010), sehingga diduga abu yang tinggi akan memberikan sumbangsih kadar abu pada produk-produk dari rumput laut tersebut. Penelitian Harun dkk (2012) yang melaporkan bahwa rumput laut K. alvarezii yang dibudidayakan di Gorontalo Utara pada umur panen 2 bulan mengandung kadar abu pada tepung karageenan dengan kisaran 14,62% - 18,41%

Kadar lemak % 6 C. Kadar lemak Hasil analisis lemak stik rumput laut yang terlihat pada Gambar 3 menunjukan bahwa kadar lemakyang tinggi pada stik rumput laut K. alvarezii. 60.00 50,75 b 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 46,91 b 42,67 b 39,11 b 5% 7.50% 10% 0.00 Perlakuan Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh yang sama. Gambar 3. Kadar lemak pada stik rumput laut K. alverezii Berdasarkan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA), penambahan konsentrasi rumput laut tidak menunjukan pengaruh yang nyata (p > 0,05) terhadap kadar lemak, Gambar 3 menunjukan bahwa semakin tinggi penambahan konsentrasi rumput laut semakin menurun kadar lemak. Kadar lemak terendah terdapat pada stik rumput laut dengan penambahan 10% yaitu 39,11%, sedangkan kadar lemak tertinggi terdapat pada stik tanpa penambahan rumput laut 0% yaitu 50,75%. Secara alami, rumput laut sedikit mengandung lemak 0,58% (Wisnu dan Rachmawaty, 2010). Kandungan lemak pada stik rumput laut dipengaruhi oleh bahan-bahan yang mengandung lemak dalam formulasinya seperti santan, margarine namun meningkatknya kadar lemak diduga dipengaruhi oleh penggunaan minyak sebagai media penggorengan. Namun semakin bertambahnya konsentrasi rumput laut maka semakin menurun kadar lemak stik rumput laut, hal ini berdasarkan Hasanah (2007) yang menyatakan bahwa rumput laut memiliki kemampuan untuk mereduksi lemak dan kolesterol.

Kadar protein ( %) 7 D. Kadar protein Kadar protein pada stik rumput laut dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukan rata-rata nilai protein stik rumput laut berkisar 2,31-2,36 %. 2.5 2 1.5 1,89 b 2,36 b 2,31 b 2,32 b 5% 1 7.50% 0.5 10% 0 Perlakuan Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh sama. Gambar 4. Kadar protein stik rumput laut K. alvarezii Berdasarkan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA), penambahan konsentrasi rumput laut tidak menunjukan pengaruh yang nyata pada nilai protein stik rumput laut hasil perlakuan, meskipun pada Gambar 4 menunjukan kadar protein yang lebih tinggi pada stik yang diformulasi dengan rumput laut. Kisaran protein pada stik rumput laut rendah, sebab rumput laut tidak tergolong sebagai sumber protein namun sebagai sumber karbohidrat. Kadar protein rumput laut K. alvarezii dari hasil penelitian (Wisnu dan Rachmawaty, 2010) adalah 2,09%. E. Kadar karbohidrat Gambar 5 menunjukan kadar karbohidrat stik rumput laut mengalami peningkatan seiring dengan penambahan konsentrasi rumput laut K. alvarezii. Kadar karbohidrat tertinggi yaitu 56,52 % terdapat pada stik dengan penambahan rumput laut dengan konsentrasi 10% dan terendah pada stik tanpa penambahan rumput laut yaitu 43,71%.

Kadar karbohidrat ( %) 8 60 50 40 30 20 10 43,71 b 47,25 b 52,71 b 56,52 b 5% 7.50% 10% 0 Perlakuan Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh yang sama. Gambar 5. Kadar karbohidrat stik rumput laut K. alvarezi Berdasarkan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA) (Lampiran 10), penambahan konsentrasi rumput laut tidak menunjukan pengaruh yang nyata pada kadar karbohidrat stik rumput laut tetapi menunjukan hasil yang sama. Tingginya kadar karbohidrat pada stik rumput laut hasil perlakuan dipengaruhi oleh akumulasi bahan yang mengandung karbohidrat dalam formulasinya seperti tepung ketan dan rumput laut. Semakin tinggi konsentrasi rumput laut yang ditambahkan dalam formulasi, maka akan semakin meningkatkan jumlah karbohidrat dalam produk stik. Menurut Hasanah (2007), karbohidrat yang terdapat dalam terigu yang dipakai sebagai komposisi stik merupakan komponen pati yang terdiri atas amilosa dan amilopektin, sedangkan jenis karbohidrat pada rumput laut merupakan komponen nonpati yang sebagian besar terdiri atas senyawa gumi atau serat sehingga produk pangan yang mengandung rumput laut memiliki kandungan serat yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan jika mengkonsumsinya. Kesimpulan PENUTUP Penambahan rumput laut K. alvarezii memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan air stik rumput laut tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak, abu, protein dan karbohidrat. Produk stik yang ditambahkan dengan rumput laut K. alvarezii secara rata-rata meningkatkan kadar abu dan karbohidrat sedangkan kadar air dan lemak menurun serta kadar protein relatif rendah.

9 DAFTAR PUSTAKA Daha, La. 2002. Rancangan Percobaan Untuk Bidang Biologi dan Pertanian Teori dan Aplikasinya. Masagena Press. Makasar. Harun M, Montolalu R, Suweja K. 2012. Karateristik Fisiko Kimia Karagenan Rumput Laut Jenis Kappahycuss alvarezii pada Umur Panen Yang Berbeda Di Perairan Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara. Artikel hasil penelitian. Manado:Fakultas Perikanan Dan Kelautan. Universitas Samratulangi Manado. Hasanah, R. 2007. Pemanfaatan Rumput Laut (Glacilaria sp.) Dalam Peningkatan Kandungan Serat Pangan Pada Sponge Cake.[Skripsi]. Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Indriyani, A. 2007. Cookies Tepung Garut (Maranta arundinaceae L.) Dengan Pengkayaan Serat Pangan. [Skripsi]. Jurusan Teknologi Pangan dan hasil Pertanian. Fakulas Pertanian. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Kementrian Kelautan Dan Perikanan [KKP], 2011. Produksi Rumput Laut Indonesia Geser Filipina. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/4060/produksi-rumput-laut- Indonesia-Geser-Filipina/ [09 mei 2013]. Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta. Wisnu R dan Rachmawaty D, 2010. Analisa Komposisi Nutrisi Rumput Laut (Euchema Cotoni) Di Pulau Karimunjawa Dengan Proses Pengeringan Berbeda. eprints.undip.ac.id/20602/1/artikel_rumput_laut.doc [09 Mei 2013]

10