PENDEKATAN SUPERVISI PENGAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya

PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU MELALUI SUPERVISI KLINIK Oleh : Ahkam Zubair

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DI SEKOLAH DASAR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

PELATIHAN GURU SMP DI KAB. SUMEDANG PROGRAM PERMUTU. Dr. Ida Kaniawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Fungsi monitoring merupakan aktivitas yang mendasari aktivitas lainnya.

SUPERVISI KLINIS ADALAH SUATU PROSES BIMBINGAN YANG BERTUJUAN UNTUK MEMBANTU PENGEMBANGAN PROFESIONAL CALON GURU, KHUSUSNYA DALAM PENAMPILAN MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB V PEMBAHASAN. temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya. sesuai fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

PROSEDUR PELAKSANAAN PTK

SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

1. M emaham i p e p nge rtian, an i, de d nt n ifikasi, c, ara m a engi n de d nt n ifikasi, d, an

BAB III METODE PENELITIAN

PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

MENGEMBANGKAN ALTERNATIF-ALTERNATIF PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

SUPERVISI PENDIDIKAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research)

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

SUPERVISI KLINIS SOLUSI MEMPERTEMUKAN IDEALITAS-REALITAS PERILAKU MENGAJAR GURU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Model-model Bimbingan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS DI SEKOLAH DASAR ISLAM

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidik penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini dimulai dengan sajian simpulan hasil penelitian. Selanjutnya, berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. kabupaten Solok, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1. Pendekatan pelaksanaan Supervisi Klinis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

Ciri Penelitian Tindakan Kelas. 1. Bersifat Praktis 2. Ada unsur kolaborasi 3. Guru berperan ganda: peneliti, praktisi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokus penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Kutalimbaru yang. beralamatkan di Komplek Perumahan BTS Desa Sampecita Kecamatan

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia memiliki kemauan, kemampuan, emosi, pengetahuan, dan perasaan yang. dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENELITIAN KUALITATIF

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PROSES PEMBELAJARAN PADA GURU SD SE-GUGUS VII KECAMATAN SAWAN

SUPERVISI KLINIS BAGI CALON GURU DALAM PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Oleh Suhardi Marli 1

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

Ita Juwitaningrum, S.Psi

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SOP PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UGM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENDEKATAN ILMIAH Pengajaran dipandang sebagai ilmu, oleh karena itu perbaikan pengajaran dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah, yakni rasional dan empirik. Guna meningkatkan kualitas pengajaran melaksanakan tiga hal, yakni: PENDEKATAN SUPERVISI PENGAJARAN 1) Mengimplementasikan hasil temuan para peneliti; 2) Bersama dengan peneliti mengadakan riset bidang pengajaran (ex: PTK); 3) Menerapkan metode ilmiah dan memiliki sikap ilmiah dalam menentukan keefektifan pengajaran. Indikator keberhasilan mengajar dilihat dari komponen-komponen pembelajaran, variabel-variabel proses belajar mengajar. Sehingga pusat perhatian pendekatan ilmiah lebih ditekankan pada pengembangan komponen pembelajaran secara keseluruhan. Kelebihan: Pembinaan guru didasarkan pada aspek-aspek yang mudah digali, mudah dianalisis dan disimpulkan. Cara Kerja Ilmiah Kedudukan Supervisi Pengajaran 1) Sebagai bagian dari manajemen ilmiah Supervisi pengajaran menggunakan pendekatan ilmiah dipandang memberikan respons atas kekurangan-2 dalam mengevaluasi keefektifan pengajaran. Kekurangan tersebut: (1) kurang jelasnya standar yang digunakan untuk menilai keefektifan pengajaran; (2) sulitnya menentukan metode-2 yang baik; dan (3) sulitnya menentukan guru mana yang mengajar dan melaksanakan tugas paling baik. Tugas utama supervisor ialah membantu guru dalam menyeleksi metode-2 mengajar dan memperbaharui kemampuan guru dalam mengajar. Supervisor mengidentifikasi kekurangan-2 mengajar guru, melalui pengukuran pengetahuan guru tentang materi pelajaran, metode pengajaran, dan proses pengajaran. 1

Siapa yang meneliti.?? 2) Sebagai gambaran hasil riset dan aplikasi metode penyelesaian masalah Supervisi dilaksanakan dengan pendekatan penelitian pendidikan dengan semangat inquirif. Guru bersama supervisor: (1) melaksanakan eksperimentasi mengenai cara, prosedur, dan metode baru dalam pengajaran; dan (2) menguji pengaruh cara, prosedur, dan metode baru terhadap keefektifan pengajaran. 1) Penelitian ilmiah oleh supervisor Supervisor melaksanakan riset bidang pengajaran: teori, paradigma, dan desain eksperimental pengajaran. Masih sedikit riset yang berhubungan dengan pengukuran keefektifan pengajaran guru (Barr, 1999) sehingga perlu kajian yang mendalam tentang: (1) prasyarat personal; (2) perilaku gurusiswa; (3) pengetahuan dasar, sikap, dan keterampilan guru 2) Guru meneliti keefektifan pengajaran Guru melakukan riset tentang faktor yang dapat memengaruhi hasil pengajaran. Guru mengkaji elemen yang dapat memengaruhi kesuksesan belajar, yakni emosional, bakat, intelegensi, ketekunan, kualitas pengajaran, dan kesempatan belajar. Prosedur yang lazim dikembangkan: belajar tuntas, pengajaran individual, dan bimbingan individual. PENDEKATAN ARTISTIK Berkembang sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap pendekatan ilmiah. Dipelopori oleh Eisner (1982) yang mengkritik kelemahan pendekatan ilmiah secara internal, yang disinyalir gagal karena menggeneralisasikan tampilan pengajaran yang tampak sebagai keseluruhan peristiwa pengajaran. Pendekatan artistik berupaya menerobos keterbatasan pendekatan ilmiah, menjangkau latar psikologi dan sosiologi pelakunya. Manusia secara psikologi berbeda, mengharuskan penyelaman yang berbeda-2 sesuai dengan keberbagaiannya. Pendekatan artistik melihat berhasil tidaknya pengajaran, usaha meningkatkan mutu guru banyak menekankan pada kepekaan, persepsi, dan pengetahuan supervisor sebagai saran untuk mengapresiasi kejadian pengajaran yang bersifat subleties (halus, lembut) dan sangat bermakna di dalam kelas. Supervisor diharapkan dapat mengapresiasi kejadian pengajaran yang bersifat subtleties (lembut). Pengajaran di dalam kelas dengan demikian dilihat secara ekspresif, puitis, dan bahkan menggunakan bahasa simbol dan kiasan. Faktor yang memengaruhi kegiatan pengajaran di dalam kelas diamati secara teliti. Pendekatan artistik menempatkan supervisor sebagai instrumen observasi dalam mencari data untuk keperluan supervisi. Oleh karena supervisor sendiri yang berperan sebagai instrumennya, maka dialah yang membuat pemaknaan terhadap pengajaran yang berlangsung. 2

Argumen penyangga pendekatan artistik Pendekatan artistik merupakan wujud ketidakpuasan pendekatan ilmiah, maka argumen penyangga ialah kelemahan pendekatan ilmiah. Kelebihan pendekatan artistik: Dalam melihat fenomena pengajaran dicermati secara teliti, halus, dikaitkan dengan gejala yang lain. Peristiwa yang sama mungkin memiliki penyebab yang berbeda, sehingga pembinaan yang dilakukan supervisor bisa berbeda, sesuai dengan persepsi supervisor. Kelemahan pendekatan artistik: Tidak semua supervisor mampu mengapresiasikan fenomena secara tepat. Mungkin dari segi waktu juga agak lama. Ciri-ciri pendekatan artistik 1. Menaruh perhatian terhadap karakter ekspresif tentang peristiwa pengajaran 2. Memerlukan ahli seni dalam pendidikan, melihat sesuatu dengan halus, lembut, dan menjangkau dengan rasa 3. Mengapresiasi setiap kontribusi unik para guru terhadap perkembangan siswa 4. Menaruh perhatian pada kehidupan kelas secara keseluruhan 5. Memerlukan hubungan yang baik dan menyenangkan antara supervisor dan guru 6. Memerlukan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat menggali potensi guru 7. Memerlukan kemampuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan setiap peristiwa pengajaran 8. Menerima kenyataan bahwa supervisor, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kepekaan dan pengalamannya, merupakan instrumen pokok. Sehingga dialah yang memberikan makna atas segala kejadian pengajaran yang diamati PENDEKATAN SUPERVISI KLINIS DAN NONKLINIS SUPERVISI KLINIS Suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik dalam perencanaannya, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesional guru itu. SUPERVISI NONKLINIS supervisi dengan inisiatif dari supervisor, sasaran supervisi yang luas dan samar-samar, pemberian balikan lebih bersifat penyampaian kesimpulan dan pengarahan saja. Supervisi nonklinis tersebut kurang mendukung pembentukan kemauan dan kemampuan untuk menganalisis dan mengembangkan diri. 3

Perbedaan Supervisi Klinis dan Nonklinis SUPERVISI KLINIS Suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik dalam perencanaannya, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesional guru itu. Pemberian bimbingan berbentuk bantuan sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan, dan dilakukan dengan berbagai upaya (observasi secara sistematis, analisis data balikan) sehingga guru menemukan sendiri cara-cara meningkatkan dirinya melalui analisis bersama. Di dalam kata "Klinis" tersirat cara kerja di bidang medis, dimana pihak yang memerlukan pertolongan itu datang atas prakarsa sendiri karena menyadari akan sesuatu kekurangan (gangguan kesehatan), dianalisis berdasarkan keluhan-keluhan pasien, dan pada akhirnya diberikan terapi. Dalam dunia medis, dokter memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan pasien, diadakan diagnosis, prognosis, penentuan penyakit, treatment, dan follow up. Pendekatan supervisi klinis, di dalamnya bimbingan diberikan atas prakarsa calon guru, diobservasi dan dianalisis bersama untuk menemukan cara-cara yang tepat untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang masih ada dalam suatu keterampilan mengajar yang dilatihkan itu, untuk dilatihkan berikutnya, dan seterusnya. Pengertian Klinis di dalam supervisi klinis, menekankan bahwa bimbingan itu: Dilaksanakan dalam suatu hubungan tatap muka antara supervisor dan calon guru yang intim dan terbuka, Terpusat pada kebutuhan / kesatuan (concern) calon guru Observasi dilakukan secara langsung dan cermat, Data observasi terpusat pada tingkah laku calon guru sewaktu mengajar dan dideskripsikan secara rinci, Analisis dan interpretasi data hasil observasi dilakukan secara bersama, serta berlangsung sebagai pemberian bantuan, bukannya instruksi. Sehingga supervisi klinis adalah supervisi yang terpusat pada guru (Teacher- Centered Supervision). Selain memang dapat diartikan bahwa istilah klinis mengandung makna pada usaha perbaikan pada kesalahan yang dilakukan guru dalam mengajar. Namun perlu ditekankan pelaksanaannya melibatkan guru mulai dari tahap perencanaan sampai dengan analisis keberhasilannya. Berdasarkan segi lain, meskipun di dalam supervisi klinis ini dipergunakan kata "Klinis", tidaklah dimaksudkan hanya terbatas pada usaha perbaikan atau remedi terhadap kekurangan atau kesalahan guru saja dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. 4

Supervisi klinis bertujuan membimbing guru membentuk berbagai keterampilan mengajar, menyempurnakan berbagai kekurangankekurangan serta mengembangkan keterampilan mengajar itu selanjutnya. Pendekatan klinis kesejawatan antara supervisor dan guru lebih ditekankan Keberhasilan pengajaran banyak ditentukan oleh guru dalam penampilannya di kelas. Di samping itu dalam menentukan peningkatan kemampuan guru telah didahului dengan kontrak (kesepakatan) antara guru dan supervisor, komponen atau kemampuan apa yang perlu diamati untuk ditingkatkan. Titik tolak pembinaan didasarkan atas kebutuhan guru. Tujuan Supervisi Klinis 1) Membantu guru meningkatkan kemampuan mengajarnya, terutama kepercayaan atas kemampuannya serta kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar; 2) Memberi balikan yang obyektif atas perilaku guru dalam mengajar di kelas; 3) Membantu guru menganalisis, mendiagnosis serta mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi guru di kelas; 4) Membantu guru meningkatkan kemampuan dan sikap positifnya secara terus menerus dan berkelanjutan; 5) Sebagai dasar menilai kemampuan guru dalam rangka promosi jabatan atau pekerjaannya. Ciri-Ciri Supervisi Klinis 1. Pembimbingan yang dilaksanakan supervisor kepada guru (calon guru) bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi sehingga prakarsa dan tanggung jawab ada di tangan guru; 2. Jenis kemampuan yang akan ditingkatkan haruslah didasarkan pada usul yang diajukan oleh guru, dikaji oleh supervisor dan guru, untuk dijadikan kesepakatan semacam kontrak latihan; 3. Sasaran supervisi klinis hanya dibatasi pada beberapa keterampilan atau kemampuan tertentu saja; 4. Instrumen observasi dipilih dan dikembangkan bersama antara guru dan supervisor sesuai dengan kontrak kedua belah pihak; 5. Balikan terhadap kegiatan mengajar guru diberikan segera setelah pengamatan dilakukan supervisor; 6. Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterprestasi data yang telah direkam, akan tetapi dalam diskusi balikan guru terlebih dahulu diminta menganalisis kemampuannya; 7. Kegiatan supervisi klinis berlangsung secara tatap muka dalam suasana intim dan terbuka; 8. Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada pengarahan dan memerintah; 9. Kegiatan supervisi klinis berlangsung dalam siklus yang terdiri dari tiga tahap, yaitu pertemuan awal, observasi, dan pertemuan balikan; 10.Supervisi klinis dapat dipergunakan baik untuk konteks pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan. Di samping juga untuk pembentukan dan peningkatan keterampilan mengajar. 5

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Supervisi Klinis 1. Hubungan guru dengan supervisor lebih bersifat interaktif daripada direktif. Hubungan interaktif ini menunjukkan adanya hubungan kolegial yang sederajat antara guru dan supervisor; 2. Penentuan tindakan dilakukan secara demokratik. Keterbukaan kedua belah pihak (guru dan supervisor) sangat ditekankan. Keduanya berhak mengemukakan pendapat yang akhirnya dicari kesepakatannya; 3. Terpusat pada guru. Prinsip ini menekankan prakarsa dan tanggung jawab guru, terutama dalam pengambilan keputusan tentang fokus kegiatannya; 4. Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru serta tetap dalam ruang lingkup penampilan guru dalam mengajar di kelas. Dengan demikian memanfaatkan supervisi klinis betul-betul dirasakan guru; 5. Pemberian balikan didasarkan pada rekaman data yang cermat sesuai dengan kontrak serta dilakukan segera setelah observasi kelas; 6. Supervisi bersifat bantuan, bukan instruksi, dengan tujuan meningkatkan kemampuan mengajar dan pembentukan sikap profesional; 7. Pusat perhatian dalam kegiatan belajar mengajar hanya pada beberapa keterampilan mengajar sesuai dengan kontrak yang telah dibuat bersama. Pelaksanaan supervisi klinis membawa implikasi baik bagi supervisor maupun mahasiswa calon guru Implikasi kepada supervisor: Yakin akan kemampuan guru untuk mengembangkan dirinya serta memecahkan masalah yang dihadapinya; Memiliki sikap terbuka dan tanggap terhadap semua pendapat guru; Mau dan mampu memperlakukan guru sebagai kolega yang memerlukan bantuannya. Implikasi bagi guru: Perubahan sikap dari "siswa" menjadi "guru" yang mau dan mampu mengambil prakarsa untuk menganalisis dan mengembangkan dirinya; Bersikap terbuka dan obyektif dalam menganalisis dirinya. Clinical Supervision Observation Flowchart Supervisi Klinis (Sergiovanni, 1987) (Adapted Sergiovanni, 1987) 6

Perpaduan Pendekatan Supervisi Supervisi Ilmiah EFFECTIVE SUPERVISION Supervisi Klinis Supervisi Artistik 7