III.METODE PENELITIAN. menggunakan post test only controlled group design. Pada penelitian ini 25

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola Post Test-Only

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan menggunakan pola

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only

III. METODE PENELITIAN. menggunakan post test only controlled group design (Notoatmodjo, 2012).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

METODE PENELITIAN. saat akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan dengan. membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif dengan kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB III METODE PENELITIAN. Menggunakan 25 ekor tikus putih galur Sprague dawley jantan berumur 8-12

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental dengan Post Test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih galur Sprague dawley dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik, yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Only

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan pendekatan Post Test Control Group Design,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

Transkripsi:

III.METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan metode acak terkontrol menggunakan post test only controlled group design. Pada penelitian ini 25 ekor tikus putih galur Sprague Dawley berumur 2 3 bulan yang dipilih secara random yang dibagi menjadi 5 kelompok. B. Tempat dan Waktu Pengambilan tanaman uji dilakukan di Bandar Lampung. Sedangkan pengolahan tanaman dilaksanakan di Laboraturium Kimia Organik FMIPA, Universitas Lampung dan pengelolaan tikus putih dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. C. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas (independent variable) adalah ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia). 2. Variabel terikat (dependent variable) adalah aktivitas enzim ALT dan AST Sprague dawley.

31 D. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mencit galur Sprague dawley berumur 2 3 bulan yang diperoleh dari laboraturium Patologi Fakultas Kedokteraan Hewan IPB. Sampel penelitian sebanyak 25 ekor yang dipilih secara acak yang dibagi kedalam 5 kelompok dengan pegulangan sebanyak 5 kali. Menurut Supranto (2000), rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental, yakni (t 1) (n 1) 15. Dimana t merupakan jumlah kelompok perlakuan dan n adalah jumlah pengulangan atau sampel setiap kelompok, niai n sama dengan 5 kali. Cara pengambilan sampel untuk penelitian eksperimental dengan menggunakan Supranto (2000) : (t 1) (n 1) 15 t : jumlah kelompok n : jumlah sampel Pada penelitian kali ini terdapat 4 kelompok, sehingga (t 1) (n 1) 15 (5 1) (n 1) 15 n 3,75 +1 n 4,75 (n 1) 3,75 Sehingga jumlah sampel yang diambil adalah dibulatkan menjadi 5.

32 E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel yang di ambil harus memiliki kriteria inklusi sebagai berikut : 1. Memiliki berat badan antar 180 220 gram. 2. Jenis kelamin jantan. 3. Berusia sekitar 2 3 bulan. 4. Dinyatakan sehat. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memiliki penampakan rambut kusam, rontok atau botak dan aktivitas kurang atau tidak aktif. 2. Keluarnya eksudat yang tidak normal darimata, mulut, anus, genital setelah masa adaptasi. 3. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10 % setelah masa adaptasi di laboraturium F. Alat dan Bahan Untuk mendukung terlaksananya penelitian ini penulis menggunakan alat dan bahan, sebagai berikut : 1. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan yaitu - Etanol dengan dosis 10ml/kgBB. - Ekstrak daun binahong dengan dosis 50 mg/kgbb, 100mg/kgBB, 200mg/ kg BB.

33 - Hewan coba berupa tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley berasal dari IPB Bogor dan memenuhi kriteria inklusi. Mendapat pakan standar dan minum secara ad libitum. 2. Alat penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: - Kandang hewan. - Tempat pakan hewan. - Tempat minum hewan. - Neraca analitik Metler Toledo dengan tingkat ketelitian 0,01 g untuk menimbang berat tikus. - Beaker glass. - Sonde lambung. - Disposable spuit 1cc. - Handschoen. - Alat centrifuge. - Vacutainer SST (Yellow Top). - Mikropipet. - Tabung mikro. - Kapas. - Alkohol. - Kamera digital.

34 G. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Pembuatan Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Pembuatan ekstrak dilakukan di laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Lampung. Pembuatan ekstrak diawali dengan menyediakan daun binahong. Masing masing sampel tersebut dicuci bersih kemudian dikeringkan selanjutnya digiling hingga menjadi serbuk. Serbuk yang dihasilkan kemudian ditimbang, serbuk tersebut diekstraksi menggunakan etanol sebagai pelarut. Buat ekstrak dari serbuk kering simplisia dengan cara maserasi menggunakan pelarut yang sesuai yang dapat menyaring sebagian besar metabolit sekunder yang terkandung dalam serbuk simplisia. Jika tidak dinyatakan lain gunakan etanol 70% (Depkes, 2009). Masukan satu bagian serbuk simplisia ke dalam maserator, tambahkan 10 bagian pelarut. Rendam selama 6 jam pertama sambil sesekali diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan cara pengendapan, sentrifugasi, dekantasi atau filtrasi. Ulangi proses penyaringan sekurang kurangnya dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama (Depkes, 2009). Kumpulkan semua maserat, kemudian uapkan dengan vakum atau penguap tekanan rendah hingga diperoleh ekstrak kental (Depkes, 2009).

35 2. Prosedur Pemberian Etanol Dosis etanol yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya yang telah terbukti memiliki efek kerusakan signifikan pada hati. Pada penelitian Chen (2010), digunakan etanol dengan dosis 5g/kgBB. Perhitungan volume pemberian etanol yaitu 1 gram etanol sama dengan 1 ml alkohol 100%. Jadi jika konsentrasi etanol dibuat 50% maka dalam 50% v/v 100 ml terdapat 50 gram etanol. Maka volume etanol 5g/kgBB = 5g / 50g x 100mL = 10ml/kgBB 3. Prosedur Pemberian Ekstrak Daun Binahong Dosis pada penelitian ini di daasarkan atas penelitian sebelumnya yaitu Elin Yulinah et al, pemberian ekstrak etanol terhadap mencit dengan dosis 100mg/kgBB dan 200mg/kgBB dapat meminimalisir kerusakan organ dalam tikus akibat induksi bahan toksik. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan dosis 100mg/kgBB dan 200mg/kgBB. Tikus yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur 8 12 minggu dengan berat 130g 1500g, untuk itu dilakukan penyesuaian dosis untuk sebagai berikut: Konversi dosis 50mg/kgBB ke tikus dengan berat 130g dan 150g = 130g = 130/1000 x 50mg = 6.5mg/130grBB tikus (satu ekor) 150g = 150/1000 x 50mg = 7.5mg/150grBB tikus (satu ekor) Konversi dosis 100mg/kgBB ke tikus dengan berat 180gr dan 220gr =

36 130g = 180/1000 x 100mg = 13mg/130grBB tikus (satu ekor) 150g = 150/1000 x 100mg = 15mg/150grBB tikus (satu ekor) Konversi dosis 200mg/kgBB ke tikus dengan berat 180gr dan 220gr = 130g = 180/1000 x 200mg = 26mg/130grBB tikus (satu ekor) 150g = 150/1000 x 200mg = 30mg/150grBB tikus (satu ekor) 4. Prosedur Perlakuan pada Tikus a. Tikus sebanyak 25 ekor, dikelompokkan dalam 5 kelompok. b. Selama satu minggu tiap tiap kelompok tikus diadaptasikan sebelum diberi perlakuan. c. Mengukur berat badan tikus sebelum perlakuan. d. Melakukan perlakuan pada masing masing kelompok: - Kelompok kontrol normal diberikan aquades (minum) dan pakan standar. - Kelompok kontrol positif, diberikan aquades pada hari 1 4, kemudian etanol dosis 10 ml/ kgbb pada hari 5 14 dan pakan standar. - Kelompok perlakuan 1 diberikan aquades dan pakan standar ditambah ekstrak daun binahong dosis 50 mg/kgbb pada hari 1 4. Pada hari 5 14 diberi ekstrak daun binahong dosis 50 mg/kgbb selang 2 jam diinduksi etanol dosis 10 ml/kgbb. - Kelompok perlakuan 2 diberikan aquades dan pakan standar ditambah ekstrak daun binahong dosis 100 mg/kgbb pada hari 1 4. Pada hari 5 14 diberi ekstrak daun binahong dosis 100 mg/kgbb selang 2 jam diinduksi etanol dosis 10 ml/kgbb.

37 - Kelompok perlakuan 3 diberikan aquades dan pakan standar ditambah ekstrak daun binahong dosis 200 mg/kgbb pada hari 1 4. Pada hari 5 14 diberi ekstrak daun binahong dosis 200 mg/kgbb selang 2 jam diinduksi etanol dosis 10 ml/kgbb. e. Setelah 14 hari perlakuan dihentikan. - Pengambilan Sampel Darah Tikus Pengambilan sampel darah dilakukan pada akhir penelitian. Tikus dikeluarkan dari kandang dan ditempat terpisah dengan tikus lainnya kemudian ditunggu beberapa saat untuk mengurangi penderitaan pada tikus akibat aktivitas antara lain pemindahan, penanganan, gangguan antar kelompok dan penghapusan berbagai tanda yang pernah diberikan. Setelah itu, tikus dianestesi dengan Ketamine xylazine 75 100 mg/kg + 5 10 mg/kg secara IP kemudian tikus di euthanasia berdasarkan Institusional Animal Care and Use Committee (IACUC) menggunakan metode cervical dislocation dengan cara ibu jari dan jari telunjuk ditempatkan dikedua sisi leher di dasar tengkorak atau batang ditekan ke dasar tengkorak. Dengan tangan lainnya, pada pangkal ekor atau kaki belakang dengan cepat ditarik sehingga menyebabkan pemisahan antara tulang leher dan tengkorak (AVMA, 2013). Setelah tikus dipastikan mati, darah di ambil melalui jantung dengan menggunakan alat suntik sebanyak ±2 cc, kemudian langsung dimasukkan ke dalam vacutainer SST (Yellow Top)

38 yang sudah berisi clot activator dan inner separator. Tikus kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar. - Cara Pembuatan Serum Darah yang sudah berhasil didapatkan lalu dipusingkan selama 10 20 menit pada kecepatan 4000 rpm. Serum yang terbentuk dipisahkan dari endapan sel sel darah dengan menggunakan pipet sebanyak 200 µl. - Prosedur Pemeriksaan Aktivitas AST dan ALT Pemeriksaan menggunakan alat Chemistry Autoanalyzer DiagnosticCOBAS Integra 400 Plus. Serum di analisis secara spektrofotometri absorbansi 340 nm dengan metode kinetik International Federation of Clinical Chemistry (IFCC) dan pembacaan hasil secara otomatis oleh alat ini.

39 Timbang Berat Badan Tikus Kn K+ P1 P2 P3 Tikus diadaptasi selama 7 hari Timbang berat badan Hari 1 4 diet standar diet standar+ cekok akuades diet standar + cekok ekstrak 50mg/kgBB diet standar+ cekok ekstrak 100mg/kgBB diet standar + cekok ekstrak 200mg/kgBB Hari 5 10 diet standar diet standar+ cekok etanol 10mg/kgBB diet standar + cekok ekstrak 50mg/kgBB diet standar + cekok ekstrak 100mg/kgBB diet standar + cekok ekstrak 200mg/kgBB Setelah 2 jam, cekok etanol 10 mg/kgbb Tikus di anesthesia kemudian di euthanasia Sampel darah kemudian dikirim ke Laboratorium Patologi Klinik RS. Abdoel Moeloek untuk pemeriksaan ALT Intepretasi hasil pemeriksaan Gambar 6. Diagram Alur Penelitian

40 5. Definisi Operasional Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: Tabel 1. Definisi Operasional NO VARIABEL DEFINISI HASIL UKUR 1 Daun Dosis ekstrak daun mg/kg binahong binahong BB Dosis I: 50 mg/kgbb/hari Dosis I: 100 mg/kgbb/hari Dosis II: 200 mg/kgbb/hari SKALA Numerik 2 Aktivitas AST dan ALT Tingkat aktivitas AST dan ALT tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley U/L Numerik H. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas enzim ALT diuji analisis statistik menggunakan program SPSS versi 17.0. Hasil penelitian dianalisis secara statistik untuk mengetahui normalitas data dengan uji Shapiro Wilk (karena jumlah sampel<50). Kemudian untuk mengetahui homogenitas dilakukan uji Levene. Jika varian data berdistribusi normal serta homogen, maka dilanjukan dengan uji parametrik one way ANOVA. Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc LSD. Hipotesis akan dianggap bermakna bila p<0,05.

41 Jika tidak homogen atau distribusi tidak normal atau tidak homogen dan distribusi tidak normal, dilanjutkan dengan uji non parametrik Kruskal Wallis. Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whiteney. Hipotesis akan dianggap bermakna bila p<0,05. I. Ethical Clearance Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan menerapkan prinsip 3R dalam protokol penelitian, yaitu: 1. Replacement adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan. 2. Reduction adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel dihitung berdasarkan rumus Supranto yaitu (t 1) (n 1) 15 dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan. 3. Refinement adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi, dengan prinsip dasar membebaskan hewan coba dalam beberapa kondisi. a. Bebas dari rasa lapar dan haus maka pada penelitian ini hewan coba diberikan pakan standar dan minum secara ad libitum. b. Bebas dari ketidaknyamanan maka pada penelitian hewan coba ditempatkan di pet house dengan suhu terjaga 20 25 0 C kemudian

42 hewan coba dibagi menjadi 2 3 ekor tiap kandang. Pet house berada jauh dari gangguan bising dan aktivitas manusia serta kandang dijaga kebersihannya sehingga mengurangi stress pada hewan coba. c. Bebas dari nyeri dan penyakit dengan menjalankan program kesehatan, pencegahan pemantauan serta pengobatan terhadap hewan percobaan jika diperlukan. Pada penelitian hewan coba diberikan perlakuan dengan menggunakan sonde. Dosis perlakuan diberikan berdasarkan pengalaman terdahulu maupun literatur yang telah ada. Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan dengan mempertimbangkan tindakan manusiawi dan anesthesia serta euthanasia dengan metode yang manusiawi untuk meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba sesuai dengan IACUC (Ridwan, 2013)