PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL YANG DIPADU DENGAN TGT

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID UNTUK SISWA KELAS XI

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KINERJA PRAKTIK PERAWATAN MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PADA SISWA KELAS XI TKPI SMK NEGERI 3 TARAKAN ABSTRAK

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Abstrak PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PROFESSIONAL CS6

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Media Pembelajaran Perakitan Komputer Berbasis Android

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP DAN GLOSARIUM PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMAN 12 PADANG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL 3D (SKETCH UP ) GAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

Oleh: Asri Setyaningrum dan Yusman Wiyatmo, Prodi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

BAB III METODE PENELITIAN

Keyword: User guide experimental composting, Wet garbage household, Starter rotten pineapple extract.

PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMP KELAS VII ARTIKEL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN HANDOUT INTERAKTIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN LISTRIK

PENGEMBANGAN E-MODULE PEMBELAJARAN IPA BERBASIS LECTORA SEBAGAI BAHAN BELAJAR MANDIRI SISWA SMP KELAS VII ARTIKEL SKRIPSI

BAB III METODE PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR DI KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI pada Materi Teori Kinetik Gas

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA KOMIK BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII Rizki Siska Rosalita, Sarwono, dan Triastono Imam Prasetyo Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan modul pembelajaran remedi materi sistem ekskresi pada manusia untuk kelas VIII yang telah tervalidasi. Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D dari Thiagarajan yang memiliki 4 tahap (define, design, develop, dan disseminate). Penelitian dibatasi hanya sampai pada tahap ketiga. Validasi dilakukan oleh ahli materi dengan persentase rata-rata nilai 96,53%, oleh ahli pembelajaran dengan persentase rata-rata nilai 87,36%, oleh validator lapangan dengan persentase ratarata nilai 77,50% dan uji keterbacaan oleh siswa dengan persentase rata-rata nilai 85,42%. Hal tersebut menunjukkan kriteria modul sangat valid dan sangat layak untuk digunakan. Kata kunci: modul, pembelajaran remedi, sistem ekskresi pada manusia. ABSTRACT: This research aimed to develop remedial learning modules in material human excretory system for eighth graders. This research is uses 4-D from Thiagarajan models which has 4 steps (define, design, develope, and disseminate). This research is conducted merely on the third step. The validation is done by content experts with percentage of the average score of 96.53%, module experts with percentage of the average score of 87.36 %, field validator with percentage of the average score 77.5% and students trial with percentage of the average score of 85.42%. These results show that this module has reached the validity criteria and is most qualified for use. Keywords: module, remedial learning, human excretory system Penilaian pencapaian kompetensi siswa baik pada kurikulum 2013 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menggunakan prinsip pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan masing-masing sekolah. Salah satu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi siswa setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih adalah ulangan harian. Siswa yang belum mencapai KKM, harus dituntaskan melalui pembelajaran remedi sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya (Permendikbud, 2013). Pemberian pembelajaran remedi didasarkan atas latar belakang perbedaan individu dan kesulitan belajar siswa. Perbedaan individu ditinjau dari perkembangan kognitif, kecepatan belajar, maupun cara belajar setiap siswa yang berbeda satu sama lain, bergantung kepada karakter individu masing-masing. Djamarah dalam Suwarto (2013:87) menyatakan bahwa kesulitan belajar diklasifikasikan ke 1

dalam 2 kelompok. (1) terkait dengan perkembangan mental dan (2) kesulitan belajar akademik. Kesulitan belajar akademik ditunjukkan adanya hasil belajar yang rendah. Menurut Suryosubrata dalam Suwarto (2013), seorang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM), berarti siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar. Pembelajaran remedi merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Wijaya (2007) mengatakan bahwa pembela-jaran remedi bertujuan untuk meningkatkan nilai siswa yang kurang hingga siswa tersebut mencapai standar nilai yang ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada SMP Negeri 15 Malang, diketahui bahwa KKM untuk matapelajaran IPA adalah 70. Nilai KKM tersebut ternyata tidak dapat dicapai oleh sebagian siswa. Dalam satu kelas, siswa yang harus mengikuti remedi mencapai lebih dari 40%. Teknik pelaksanaan remedi, dilakukan dengan sekedar pemberian tugas atau mengadakan ulangan kembali tanpa ada solusi untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Sering juga terjadi, setelah mengikuti tes ulang, nilai siswa lebih rendah dari sebelumnya. Selain itu, apabila melaksanakan pembelajaran remedi setiap selesai melaksanakan satu kompetensi dasar, guru menyatakan kesulitan dalam menempatkan waktu, tempat maupun persiapan perangkat untuk melakukan pembelajaran remedi. Pembelajaran remedi dilakukan dengan cara memberikan pembelajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai siswa. Kegiatan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan metode dan bahan ajar untuk mencapai suatu tujuan yang direncanakan terlebih dahulu. Oleh karena itu agar pembelajaran remedi bisa lebih optimal maka perlu bahan ajar yang efektif dan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Salah satu materi IPA yang dipelajari di kelas VIII pada semester II yaitu Sistem Ekskresi pada manusia. Materi Sistem Ekskresi merupakan materi yang mempelajari suatu proses atau mekanisme pengeluaran zat sisa metabolisme di dalam organ tubuh. Pemahaman konsep sangat diperlukan agar dapat menjelaskan suatu proses. Materi sistem ekskresi pada manusia merupakan materi yang bersifat 2

konkret tetapi untuk prosesnya tidak dapat diindera, karena kajiannya yang mencakup proses fisiologi yang terjadi didalam tubuh manusia. Sistem ekskresi merupakan salah satu konsep yang cukup sulit karena banyak unsur hafalan, dan terlalu banyak istilah. Berdasarkan hasil observasi, kecepatan dan gaya belajar setiap siswa dalam memahami konsep berbeda. Siswa yang mengikuti remedi materi sistem ekskresi menyatakan bahwa kesulitan dalam memahami materi sistem ekskresi karena materi dalam buku disajikan hanya dalam bentuk paragraf yang sulit dipahami, banyak istilah baru, gambar kurang menarik, dan latihan soal kurang bervariasi sehingga kurang mendorong motivasi belajar siswa. Maka dengan permasalahan tersebut, siswa membutuhkan bahan ajar yang memfasilitasi kecepatan dan gaya belajar dengan teknik yang mampu membimbing dan memudahkan mereka dalam mempelajari materi Sistem Ekskresi pada Manusia. Menanggapi hal tersebut, perlu dikembangkan bahan ajar alternatif berupa modul cetak yang belum banyak digunakan di SMP Negeri 15 Malang. Menurut Depdiknas (2008), modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Pembelajaran menggunakan modul akan dapat mengatasi guru dalam pelaksanaan remedi, baik ditinjau dari waktu, tempat, maupun pengembangan media. Hal tersebut dikarenakan siswa dapat belajar secara mandiri menggunakan modul. Menurut Jaya (2012), modul juga dapat memfasilitasi siswa lebih tertarik dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar. 3 METODE Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model 4-D dari Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel, M.I. (1974). Model 4-D dipilih dengan alasan karena model 4-D ini tersusun secara terprogram dengan urut-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dan juga model 4-D ini khusus digunakan untuk pengembangan bahan ajar bukan rancangan pembelajaran. Pengembangan model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develope), dan penyebaran (disseminate). Penelitian dibatasi pada tahap pengembangan (develope).

Pada tahap pengembangan ini dilakukan validasi ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi dan uji coba pengembangan (developmental testing). Vali-dasi oleh ahli pakar/ahli dilakukan oleh ahli materi (dosen), ahli pembelajaran (dosen), dan validator lapangan (guru Biologi SMP Negeri 15 Malang). Uji coba lapangan terbatas untuk mengetahui tingkat keterbacaan modul dilakukan oleh 12 siswa kelas VIII yang telah mengikuti remedi materi sistem ekskresi pada ma-nusia. Jenis data yang diperoleh terdiri atas dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data selain angka yang diperoleh dari catatan, komentar, kritik maupun saran-saran yang diberikan oleh validator yang digunakan untuk perbaikan atau revisi modul. Data kuantitatif merupakan data berupa angka yang diperoleh dari angket penilaian yang diberikan kepada subjek uji coba. Teknik analisis data kuantatif menggunakan teknik analisis rata-rata dengan rumus sebagai berikut. = X Xi 100% Keterangan : = nilai rata-rata (dalam persen) X = jumlah total jawaban responden dalam 1 aspek Xi = jumlah skor ideal dalam 1 aspek 100% = konstanta Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut, untuk menentukan kualifikasi validitas/kelayakan modul yang dikembangkan, digunakan ketentuan pada Tabel 1. Tabel 1 kriteria validitas data angket penilaian Kategori Persentase Klasifikasi Keterangan A 85%- 100% Sangat Valid Tidak perlu revisi, produk baru siap dimanfaatkan di lapangan untuk kegiatan pembelajaran. B 70%- 84% Valid Revisi sedikit, produk dapat dilanjutkan dengan menambahkan sesuatu yang kurang berdasarkan catatan subyek uji coba. C 56%- 69% Kurang valid Revisi sebagian, dengan meneliti kembali secara seksama dan mencari kelemahankelemahan produk untuk disempurnakan. D < 55% Tidak valid Revisi besar, peneliti dapat mengganti atau mengubah aspek yang disajikan dalam modul. (Sumber: data diolah dari Sugiyono, 2012, 137-144) 4

Selain data kuantitatif diperoleh juga data kualitatif berupa komentar, saran, dan kritik dari validator. Data tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan modul. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Modul merupakan produk hasil pengembangan yang divalidasi oleh ahli materi, ahli modul dan validator lapangan. Ringkasan data hasil validasi modul oleh ahli materi dipaparkan pada Tabel 2, ringkasan data hasil validasi modul oleh ahli pembelajaran pada Tabel 3, ringkasan data hasil validasi oleh validator lapangan pada Tabel 4, dan ringkasan hasil keterbacaan modul oleh siswa pada Tabel 5. Tabel 2 Ringkasan validasi oleh ahli materi No. Aspek Rata-rata % Kriteria 1. Sistem Ekskresi 100% Sangat valid 2. Ginjal 91,67% Sangat valid 3. Kulit 95,83% Sangat valid 4. Hati 95,83% Sangat valid 5. Paru-paru 95,83% Sangat valid 6. Pola Hidup Sehat 100% Sangat valid Rerata % skor total 96,53% Sangat valid Keterangan Validator Ahli Materi : Dra. Susilowati, M.S. Tabel 2 menyatakan bahwa persentase rata-rata nilai kebenaran/kesesuaian materi sistem ekskresi pada manusia yang dikembangkan dalam modul yaitu 87,36%. Nilai tersebut berada pada rentangan 85%-100% dengan kriteria validitas sangat valid artinya tidak perlu revisi, produk baru siap dimanfaatkan di lapangan untuk kegiatan pembelajaran, revisi hanya dalam bentuk revisi kecil sesuai saran validator. Tabel 3 Ringkasan validasi oleh ahli pembelajaran No. Aspek Rata-rata% Kriteria 1. Halaman sampul 83,33% Sangat valid 2. Kata pengantar 75% Valid 3. Daftar Isi 100% Sangat valid 4. Pendahuluan 100% Sangat valid 5. Petunjuk Penggunaan Modul 100% Sangat valid 6. Peta Kompetensi 100% Sangat valid 7. Kegiatan belajar siswa 100% Sangat valid 8. Rangkuman 100% Sangat valid 9. Latihan Soal 100% Sangat valid 10. Daftar Pustaka 87,50% Sangat valid

6 No. Aspek Rata-rata% Kriteria 11. Glosarium 100% Sangat valid 12. Tampilan 81,25% Sangat valid 13. Keterbacaan 91,67% Sangat valid 14. Sajian 91,67% Sangat valid Rerata % skor total 87,36% Sangat valid Keterangan Validator Ahli Pembelajaran : Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D Tabel 3 menyatakan bahwa persentase rata-rata nilai modul yaitu 87,36%. Nilai tersebut berada pada rentangan 85%-100% dengan kriteria validitas sangat valid artinya tidak perlu revisi, produk baru siap dimanfaatkan di lapangan untuk kegiatan pembelajaran, revisi hanya dalam bentuk revisi kecil sesuai saran validator. Tabel 4 Ringkasan validasi oleh validator lapangan/guru No. Aspek Rata-rata % Kriteria 1. Tampilan 80% Valid 2. Keterbacaan 75% Valid 3. Sajian 85% Valid 4. Penyajian Materi 75% Valid 5. Latihan Soal 75% Valid 6. Penilaian 75% Valid Rerata % Total 77,50% Valid Keterangan Validator Lapangan: Yudi Hermanto, S.Pd Tabel 4 menyatakan bahwa persentase rata-rata nilai modul yaitu 77,50%. Nilai tersebut berada pada rentangan 75%-84% dengan kriteria validitas valid artinya revisi sedikit, produk dapat dilanjutkan dengan menambahkan sesuatu yang kurang berdasarkan catatan subyek uji coba. Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa No. Aspek Rata-rata % Kriteria 1. Saya mudah memahami informasi, petunjuk, perintah, yang ada pada modul ini. 83,33% Valid Modul ini memuat permasalahan dan 2. kegiatan belajar yang menarik dan menimbulkan 87,50% Sangat valid rasa ingin tahu saya. 3. Modul ini menyediakan gambar yang jelas dan mudah dipahami 91,67% Sangat valid 4. Kegiatan belajar pada modul ini memberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan 83,33% Valid saya. 5. Kegiatan belajar pada modul ini memberi saya motivasi melalui variasi soal yang 87,50% Sangat valid menarik. 6. Modul ini disusun secara sistematis sehingga 83,33% Valid

saya mudah mempelajari materi sistem ekskresi. 7. Saya senang belajar dengan modul ini karena tampilannya menarik. 81,25% Valid 8. Saya mudah memahami bahasa yang digunakan pada modul ini 85,42% Sangat valid Rerata % Total 85,42% Sangat valid Keterangan Siswa: 1. Fakhiya Shinta Nuriya 5. Amanda Cherlyana P. 1. Diaz Elok Nurhofifa 2. Aidora Syahniah 6. Wanda Dheanata 2. Rayhan Afrianantha R. 3. Gevald Galant A. A. 7. Hadista Khutsiyah O. 3. Sandra Ameilia Salsabila 4. Dinda Aprilia 8. Lintang 4. Achmad Widad I. 7 Tabel 5 menyatakan bahwa persentase rata-rata nilai modul yaitu 85,42%. Nilai tersebut berada pada rentangan 85%-100% dengan kriteria validitas sangat valid artinya tidak perlu revisi, produk baru siap dimanfaatkan di lapangan untuk kegiatan pembelajaran, revisi hanya dalam bentuk revisi kecil sesuai saran para validator. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pengembangan, dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan berupa modul pembelajaran remedi materi sistem ekskresi pada manusia untuk siswa kelas VIII, layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase rata-rata hasil validasi oleh ahli materi mendapatkan nilai rata-rata sebesar 96,53%, ahli pembelajaran sebesar 87,36%, validator lapangan sebesar 77,50%, serta hasil uji keterbacaan oleh siswa sebesar 85,42%. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan, antara lain: 1) bagi siswa disarankan mempelajari modul sesuai dengan petunjuk penggunaan dan sistematika penyajian materi agar memudahkan dalam membangun pemahaman dan mendapatkan konsep yang utuh, 2) bagi guru disarankan mempelajari RPP dan petunjuk penggunaan modul sehingga pelaksanaan pembelajaran remedi menggunakan modul dapat berjalan dengan baik, dan 3) melanjutkan penelitian sampai tahap selanjutnya yaitu tahap penyebaran

(disseminate) yang dilakukan dengan validasi empiris (uji coba lapangan) untuk mengetahui keefektifan penggunaan modul dalam pembelajaran. 8 DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2008. Teknik Peyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jaya, Sang Putu Sri. 2012. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 Di Smk Negeri 3 Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha: Program Studi Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suwarto. 2013. Pengembangan tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota Wijaya, Cece. 2007. Pendidikan Remidial. Bandung: Remaja Rosdakarya.