BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Tinjauan Kesehatan Nasional Dalam Undang-Undang Dasar Republik Demokratik Timor Leste, pasal 57 dinyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pelayanan kesehatan dan perawatan medis, serta berkewajiban untuk melindungi dan memajukkannya, negara akan memajukkan pembentukan suatu sistem kesehatan nasional yang universal dan umum, dan selama memungkinkan membebaskan biaya berdasarkan undang-undang serta pelayanan kesehatan nasional sejauh mungkin akan dikelola secara desentralisasi dan partisipatif 1. Untuk mendukung isi dari pasal 57 UUD RDTL tersebut, maka dalam Strategi Pembangunan Nasional, bab 11, dibahas mengenai kesehatan, yaitu dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan status kesehatan masyarakat Timor Leste dan ikut serta dalam perbaikan ekonomi, sosial dan budaya serta kesejahteraan individu, keluarga dan komunitas di Timor Leste. Tantangan berat yang harus dihadapi dalam sektor kesehatan adalah mendesain dan mengimplementasikan kebijakan tersebut, termasuk didalamnya tingginya penyakit menular atau penyakit infeksi di Timor Leste yang termasuk disini penyakit Tuberkulosis, jauhnya pusat kesehatan dari pemukiman penduduk yang sangat membutuhkan dan tidak adanya sistem rujukan yang memadai 2. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya invasi kuman / mikrorganisme tertentu ke dalam tubuh manusia. Kuman tersebut bisa berupa berbagai jenis parasit, bakteri, dan virus. Oleh sebab itu penyakit infeksi juga dikatakan sebagai penyakit menular. Penyakit infeksi adalah penyakit yang banyak didapatkan di negara berkembang karena berhubungan erat dengan hygiene dan 1. Majelis Konstituante, Undang-Undang Dasar Republik Demokratik Timor Leste, 2002. 2. Commission Plan, National Development Plan, Dili Timor Leste, 2002 1
sanitasi (kebersihan diri dan lingkungan), serta kurangnya daya tahan tubuh yang dihubungkan dengan malnutrisi atau gizi buruk 3. Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu dari penyakit infeksi menular langsung yang menghantui dunia sejak lama. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini terkenal gampang sekali menular, sebagian besar kuman TBC menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainya. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TBC adalah pantas dikatakan sebagai bakteri pembunuh masal. WHO memperkirakan bakteri ini membunuh sekitar dua juta jiwa setiap tahunnya. Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu dari sekian penyakit infeksi yang banyak terdapat di Timor Leste. Di Timor Leste sendiri penyakit Tuberkulosis menjadi pembunuh nomor satu. Pada tahun 2000 Health Care Department-Caritas East Timor (HCD-CET) melaporkan angka insiden 900 penderita TBC diantara 100.000 penduduk 4. Agar setiap proses infeksius dapat terjadi, kuman dan penjamu pertama-tama harus saling bertemu. Dengan demikian, faktor-faktor seperti geografi, lingkungan dan perilaku akan mempengaruhi kecenderungan timbulnya infeksi. Penyakit TBC sebagai salah satu penyakit infeksi juga mengalami proses seperti tersebut diatas. Fasilitas kesehatan di Timor Leste masih sangat minimal untuk mendukung kesehatan di daerah ini. Hanya tersedia sebuah rumah sakit umum pusat yang terletak di kota Dili yang berfungsi sebagai rumah sakit rujukan utama dari seluruh pusat kesehatan yang ada, sisanya adalah rumah sakit daerah yang menangani 1 sampai 2 kabupaten, dan pusat kesehatan masyarakat yang menangani beberapa desa sekaligus. Rata-rata waktu perjalanan ke pusat kesehatan terdekat adalah 70 menit. Sampai saat ini belum terdapat satupun rumah sakit khusus di Timor Leste 5, sehingga dibutuhkan rumah sakit khusus TBC (Tuberkulosis) di Dili Timor Leste. 3. Tjokronegoro, A., et al : Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 3, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 1999, hal.407-558. 4. Health Care Department Caritas East Timor, Program Tuberkulosis Nasional TL, Hal i. 5. http://www.ifrc.org/ 2
1.1.2. Tinjauan Pustaka Salah satu pelayanan kesehatan di dalam system rujukan ialah rumah sakit. Di rumah sakit terdapat berbagai upaya yang ditujukan guna pemulihan penderita. Upaya tersebut adalah upaya penyembuhan, di samping upaya lain seperti promotif, preventif dan rehabilitatif 6. Dengan demikian salah satu usaha untuk meningkatkan kesehatan masyarakat adalah dengan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada seluruh lapisan masyarakat. Terdapat dua jenis rumah sakit, yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik. Rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi tipe A sampai D 7. Sedangkan rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu 8. Rumah sakit khusus Tuberkulosis (RSK TBC) yang direncanakan tersebut masuk dalam kategori rumah sakit khusus atau rumah sakit tipe E. Pada rumah sakit khusus Tuberkulosis terutama dilakukan aktivitas kuratif (penyembuhan), sehingga diharapkan dapat menurunkan angka penyakit TBC. Aspek yang tak kalah pentingnya dalam memenuhi kebutuhan akan wadah pelayanan kesehatan dalam rangkaian kegiatan penyembuhan dan pemulihan kesehatan adalah sangat dimungkinkan adanya unsur-unsur lain yang bersifat non medis, antara lain berupa pengaturan lingkungan fisik sekitarnya yang dalam bahasa arsitekturnya adalah landscape lingkungan atau ruang luar. Penataan lingkungan rumah sakit sebagai lingkungan terapi akan memberikan dampak psikologi pada pasien yang dapat membantu proses pemulihan dan penyembuhan. Untuk memenuhi kebutuhan psikologi tersebut, maka unsur-unsur psikologi antara lain : social, stabilisasi, individual, ekspresi diri dan peningkatan nilai dikaitkan dengan faktor psikologisnya, yaitu : visual, orientasi dan jarak (interpersonal distance). 6. Bouwcentrum, General Hospital : Functional studies on the main Department, Roterdam, Elsevier Publicion Company, 1961. 7. S.W, Gregorius, Diktat Kuliah Perancangan Rumah Sakit, UKWD, 2004. 8. Neufert Ernst, Data Arsitek, Edisi 33, Jilid 2 Erlangga, Jakarta, 2002, Hal 205. 3
Menciptakan landscape lingkungan yang sebaik-baiknya sehingga mendekati atau mencapai zona nyaman adalah salah satu pendukung dari lingkungan terapetik. Untuk mencapai hal tersebut, iklim mikro, vegetasi menjadi bagian yang penting untuk dikembangkan sebagai suatu solusi penciptaan kondisi nyaman 9. Pengolahan tata hijau tidak hanya sebatas memanfaatkan ruang-ruang sisa tetapi lebih dari itu tata hijau harus berinteraksi secara positif dengan ruang dalam. Dalam RSK TBC, hal tersebut sangat penting, sebagai ventilasi. 1. 2. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang timbul adalah bagaimana merancang rumah sakit khusus TBC yang dapat menampung dan mewadahi pelayanan kesehatan TBC, dengan desain lingkungan rumah sakit sebagai lingkungan terapi. 1. 3. Tujuan Merencanakan dan merancang rumah sakit khusus TBC di Dili Timor Leste, yang dapat menampung dan mewadahi pelayanan kesehatan TBC, dengan mendesain lingkungan rumah sakit sebagai lingkungan terapi. 1. 4. Sasaran Sasaran dari perancangan rumah sakit khusus TBC di Dili, Timor Leste adalah: 1. Melakukan studi tentang penyakit TBC 2. Melakukan studi tentang penyakit TBC di Timor Leste 3. Melakukan studi tentang rumah sakit khusus TBC 4. Melakukan studi tentang lingkungan terapi. 1. 5. Lingkup Pembahasan Dalam lingkup pembahasan ditekankan pada : 1. Penyakit dibatasi pada penyakit TBC 2. Kesehatan Timor Leste dibatasi pada penyakit TBC 9. Carter, David And Sandra, Designing For The Therapeutic Environment, Jhon W And Sons, 1979, Hal 76. 4
3. Rumah Sakit dibatasi pada Rumah Sakit Khusus TBC 4. Lingkungan Terapi dibatasi pada lingkungan buatan yaitu lingkungan luar dan lingkungan dalam rumah sakit 1. 6. Metode Dalam penulisan tugas akhir ini dipilih beberapa metode pembahasan sebagai berikut: 1. 6. 1. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: 1. Wawancara, yaitu suatau metode pengumpulan data, dimana upaya untuk mendapatkan informasi dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada responden 10. Adapun teknik yang digunakan adalah bebas terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden, dalam hal ini para dokter, perawat, dan pasien kemudian dijawab dengan bebas dan terbuka. 2. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki 11. Adapun observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan yaitu penulis tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung. Tetapi hanya mengamati dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan perancangan rumah sakit khusus TBC di Dili, Timor Leste. 3. Studi pustaka atau literatur, yaitu mempelajari dan mencari pustaka yang berhubungan dengan penyakit TBC, rumah sakit khusus TBC dan mengambil beberapa bagian yang dapat berguna. 1. 6. 2. Metode Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah analisis non statistic. Untuk menganalisa data kualitatif digunakan beberapa pendekatan berpikir, yaitu: 10. Masri Singarimbun (ed) : Metode penelitian Survei, Jakarta, LP3ES, 1989, hal. 192. 11. Sutrisna Hadi, Methodology Research, Jilid III, Andi Ofset, Yogyakarta, 1989, hal. 136. 5
- Metode diskriptif analitik, yaitu metode dengan mengumpulkan data, menyusunnya, menganalisa, dan menafsirkan data yang sudah terkumpul 12. - Metode penalaran deduktif, yaitu metode berpikir dengan menerangkan beberapa data yang bersifat umum dalam suatu generalisasi berdasarkan hubungan persamaan 13. - Metode komparatif, yaitu metode yang menjabarkan dan memaparkan beberapa pendapat dan kondisi yang berbeda kemudian membandingkannya, untuk mendapatkan validitas. 1. 7. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ilmiah ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Yang mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan dan metoda pembahasan, serta sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Masyarakat Penderita TBC Dan Fasilitas Kesehatan TBC Di Timor Leste Mengungkapkan kondisi Timor Leste, gambaran umum, kondisi demografi, fasilitas kesehatan di Timor Leste, fasilitas kesehatan umum, fasilitas kesehatan TBC, tinjauan penyakit TBC Di Timor Leste, data epidemiologi, perkembangan TBC di Timor Leste, penangulangannya, kebijakan pemerintah, serta kesimpulan. Bab 3 Tinjauan Teoritis Rumah Sakit TBC Dan Lingkungan Terapi Mengungkapkan, tinjauan penyakit TBC, pengertian dan jenis penyakit TBC, penyebab penyakit TBC, ciri-ciri dan cara penularan, gejala-gejala TBC, tinjauan rumah sakit TBC, pengertian rumah sakit TBC, kedudukan, fungsi dan tugas, fasilitas yang tersedia, persyaratan umum, lingkungan rumah sakit sebagai lingkungan terapi, latar belakang lingkungan terapi, lingkungan binaan sebagai lingkungan terapi, linkungan terapi dalam lingkungan pasien 12. Nawawi Hadari,Metode Penelitian Bidang Sosial, Tarsito, Bandung, 1985, hal. 134. 13. Sutrisno Hadi, Metodology Research I, Fak. Psikologi UGM,Yogyakarta, 1982, hal. 26. 6
rumah sakit TBC, komponen-komponen lingkungan terapi dan contoh bangunan, dan kesimpulan. Bab 4 Analisis Menuju Konsep Perencanaan Dan Perancangan Mengungkapkan proses penemukan ide ide konsep perencanaan dan perancangan rumah sakit TBC yang diaplikasikan pada site, contohnya seperti analisis besaran ruang Bab 5 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Mengungkapkan konsep konsep yang akan di terapkan dalam rancangan fisik arsitektural, contohnya seperti konsep penzoningan. 7
BAB 2 RUMAH SAKIT KHUSUS TUBERKULOSIS (TBC) DI DILI, TIMOR LESTE DESAIN LIGKUNGAN RUMAH SAKIT SEBAGAI LINGKUNGAN TERAPI 7