Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

dokumen-dokumen yang mirip
Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM SAPI POTONG DI KELOMPOK SAIYO SAKATO KECAMATAN IV ANGKEK KABUPATEN AGAM

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

KA-DO UNTUK PETERNAKAN INDONESIA Oleh: Fitria Nur Aini

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT DAN UREA MOLASES BLOK (UMB) TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN SAPI POTONG

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 2 No. 1 Maret 2018 e. ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SILASE DAN GROWTH PROMOTOR

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

LUMBUNG PAKAN RUMINANSIA. Bernadete Barek Koten 1), Lilo J.M. Ch. Kalelado 1) dan Redempta Wea 1)

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

Nutrisi dan Pakan Kambing dalam Sistem Integrasi dengan Tanaman

Riswandi, Sofia Sandi, Meisji Liana Sari, Muhakka, Asep Indra M. Ali Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN TONGKOL JAGUNG UNTUK MENGATASI MASA PACEKLIK PAKAN TERNAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

JURNAL INFO ISSN : PENDAMPINGAN PROGAM PENGUATAN PAKAN INDUK SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

Transkripsi:

PENERAPAN SUPLEMENTASI UMMB (UREA MINERAL MOLASSES BLOCK) DAN KONSENTRAT BERBAHAN BAKU LOKAL UNTUK PENGGEMUKAN TERNAK SAPI DI KECAMATAN MOJOGEDANG, KABUPATEN KARANGANYAR Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta ABSTRAK Kabupaten Karanganyar merupakan daerah yang sangat cocok untuk pengembangan peternakan, khususnya ternak sapi potong. Hal ini karena dukungan kondisi geografis yang mampu menyediakan pakan alami secara berlimpah. Peternakan yang mereka kerjakan selama ini masih dilaksanakan secara tradisional, hanya menggantungkan pakan alami tanpa adanya sentuhan teknologi baik dalam pemberian pakan (kualitas, kuantitas maupun komposisi) maupun kualitas bibit. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu introduksi teknologi peternakan sapi potong utamanya teknologi pengolahan pakan. Kelompok Tani Ternak di Kec Mojogedang hanya dibina oleh petugas penyuluhan Dinas Peternakan Karanganyar, yang menangani banyak wilayah. Oleh karena itu diperlukan pendampingan dari lembaga/institusi lainnya utamanya Perguruan Tinggi untuk menerapkan teknologi tepat guna dalam masyarakat. Untuk itu perlu adanya sentuhan teknologi, khususnya teknologi pakan dengan pertimbangan bahwa pakan merupakan sarana produksi ternak terbesar dalam struktur biaya pemeliharaan sapi potong. Dalam usulan ini akan di lakukan pembinaan dalam pembuatan konsentrat berbahan baku lokal dan pembuatan urea mineral molases block (UMMB) sebagai pakan suplemen, serta penggunaan bibit yang berkualitas tinggi. Beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan adalah dengan pelaksanaan FGD (Focus Group Discussion) dengan masyarakat dan pemerintah daerah agar diperoleh kerjasama yang sinergi dan Perguruan Tinggi. Kemudian selanjutnya dilakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan konsentrat dan UMMB. Penyuluhan dan pelatihan pengolahan limbah kotoran ternak, serta penyuluhan tentang Sapta Usaha Peternakan. Kata Kunci: Urea Mineral Molasses Block, pakan suplemen, penggemukan sapi potong PENDAHULUAN Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu wilayah yang sektor ekonominya sebagian besar adalah pertanian dan peternakan. Seperti diketahui bahwa mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan buruh tani. Ds Mojogedang, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar tempat rencana program IbM dilaksanakan, 37

sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani peternak dan buruh tani. Menurut informasi dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar, kecamatan ini sangat cocok untuk peternakan, khususnya ternak sapi potong, karena dukungan kondisi geografis yang mampu menyediakan pakan alami secara berlimpah. Disamping itu, peternakan yang mereka kerjakan selama ini masih dilaksanakan secara tradisional, hanya menggantungkan pakan alami tanpa adanya sentuhan teknologi baik dalam pemberian pakan (kualitas, kuantitas maupun komposisi) maupun kualitas bibit. Kelompok petani peternak di Desa Mojogedang sudah lama melakukan usaha penggemukan sapi potong, namun karena dilaksanakan dengan cara-cara tradisional, maka produksinya sangat rendah, bahkan kalau dihitung secara ekonomi, usaha yang mereka lakukan sama sekali tidak menghasilkan keuntungan. Untuk itu perlu adanya sentuhan teknologi, khususnya pakan termasuk pemberian konsentrat berbahan baku lokal dan pemberian urea mineral molases block (UMMB) sebagai pakan suplemen, serta penggunaan bibit yang berkualitas tinggi. UMMB merupakan pakan pemacu atau pakan tambahan/ suplemen sumber protein (Non Protein Nitrogen) energi dan mineral yang banyak dibutuhkan ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan. Bahan pembuat UMMB adalah urea, molases, mineral dan bahan-bahan lainnya yang memiliki kandungan protein dan mineral yang baik. Bentuk bahan pakan ini dapat diatur sesuai dengan selera pembuatnya, dapat dibuat berbentuk kotak persegi empat, berbentuk bulat (berbentuk mangkuk) atau bentuk-bentuk lain menurut cetakan yang digunakan dalam proses pemadatan. Tujuan pemberian UMMB adalah penambahan supplemen pada ternak, membentuk asam amino yang dibutuhkan oleh sapi juga untuk membantu meningkatkan pencernaan pakan yang sulit dicerna dengan cara menstabilkan kondisi keasaman (ph) di dalam rumen. Banyaknya limbah industri yang ada di daerah Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya seperti molase dari pabrik tebu, ampas singkong dari pabrik tapioka, bekatul dari penggilingan padi, limbah dari pabrik tahu dan kecap, serta limbah pertanian khususnya jerami dari ratusan ribu hektar pertanian belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan sebagian besar berpotensi sebagai pencemar lingkungan. Berdasarkan berbagai penelitian, limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi ternak dengan merubahnya menjadi pakan utama maupun pakan suplemen melalui tambahan teknologi yang sangat sederhana. Teknologi yang sederhana ini sebenarnya merupakan paduan dari ilmu biokimia, fisiologi, mikrobiologi, genetika dan nutrisi yang dikemas sedemikian rupa sehingga masyarakat pada umumnya dapat menguasai serta menerapkan teknologi ini dengan mudah. Penerapan teknologi ini misalnya dapat dilakukan melalui penggunaan UMMB dengan berbagai variasi formula dengan bahan dasar dari limbah industri, fermentasi dan penambahan Nitrogen pada pakan jerami dari limbah pertanian. Selain penerapan teknologi pakan konsentrat berbahan baku lokal dan UMMB sebagai pakan suplemen yang merupakan kunci utama, keberhasilan peningkatan produksi ternak melalui usaha penggemukan sapi menjadi lebih tinggi bila dibarengi dengan penggunaan bibit yang berkualitas, dan pemeliharan kesehatan yang baik. Perbaikan sistem pemeliharaan dan perawatan juga menentukan 38

keberhasilan usaha ini, karena hanya sapi yang sehat yang dapat memberikan produksi yang optimal. Mitra yang dibina dalam penerapan program IbM ini adalah Kelompok Tani Ternak (KTT) Simetal Makmur dan KTT Makmur Santoso di Desa Mojogedang Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. KTT ini sementara ini hanya dibina oleh petugas penyuluhan Dinas Peternakan Karanganyar, yang menangani banyak wilayah. Kelompok Usaha Tani Ternak ini merupakan wadah bagi para petani peternak yang mempunyai usaha ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) dengan skala yang kecil. Kenyataan yang ada di daerah pedesaan, pada umumnya usaha ternak ruminansia dilakukan secara tradisional. Sehingga perlu diusahakan suatu upaya introduksi inovasi IPTEK peternakan terapan yang sudah terbukti kehandalannya yang sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani peternak. METODE KEGIATAN Sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelompok tani ternak seperti yang telah diuraikan diatas, maka tim pengabdian melakukan beberapa kegiatan yaitu: Pelatihan teknologi pengolahan pakan Konsentrat dan UMMB Limbah industri dan pertanian (molase dari pabrik tebu, ampas singkong dari pabrik tapioka, bekatul dari penggilingan padi, limbah dari pabrik tahu dan kecap, serta limbah pertanian lainnya) berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sentuhan teknologi untuk mengolah bahan baku limbah menjadi produk pakan yang berkualitas dan dapat disimpan dalam kurun waktu yang lama sebagai pakan tambahan yang berkualitas untuk meningkatkan produktifitas ternak. Teknologi pakan yang akan digunakan adalah konsentrat dan UMMB yang berbahan dasar limbah industri dan pertanian. Redesain atau perbaikan kandang peternak anggota kelompok tani sebagai percontohan kandang yang ideal untuk pemeliharaan sapi potong, dengan dilengkapi sarana penampungan dan pengolahan limbah feses dan urin menjadi pupuk organic. Metode pelatihan manajemen pengelolaan usaha Manajerial mutlak dikuasai seorang petani dan peternak agar usahanya bisa berkembang dengan baik. Pelatihan pembukuan keuangan berupa pembukuan praktis yaitu model pembukuan keuangan sederhana yang mudah dipahami oleh peternak. Dengan pembukuan yang baik, maka bisa mengontrol posisi keuangan sehingga pemborosan dan kerugian bisa diminimalisir. Selain masalah keuangan, masalah pemasaran juga mutlak dipahami karena tidak ada manfaatnya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kalau tidak bisa memasarkannya. Untuk itu peternak mitra perlu diberi pelatihan teknik- 39

teknik pemasaran praktis sehingga usaha peternakannya bisa memberikan keuntungan yang signifikan dan bisa berkembang. Pelatihan manajemen pemasaran difokuskan kepada perluasan daerah pemasaran dengan pengemasan produk sedemikian rupa sehingga menarik konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan petani peternak. HASIL DAN PEMBAHASAN Mitra yang dibina dalam penerapan program IbM ini adalah Kelompok Tani Ternak (KTT) Simental Makmur dan KTT Makmur Santoso di Desa Mojogedang, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kelompok UKM ini sementara ini hanya dibina oleh petugas penyuluhan Dinas Peternakan Karanganyar, yang menangani banyak wilayah. Kelompok Usaha Tani Ternak ini merupakan wadah bagi para petani peternak yang mempunyai usaha ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) dengan skala yang kecil. Kenyataan yang ada di daerah pedesaan, pada umumnya usaha ternak ruminansia dilakukan secara tradisional. Sehingga perlu diusahakan suatu upaya introduksi inovasi IPTEK peternakan terapan yang sudah terbukti kehandalannya yang sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani peternak. KTT Simental Makmur dalam kegiatan pengabdian ini, merupakan gabungan kelompok tani yang memerlukan dukungan pengembangan produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan permintaan akan hasil-hasil pertanian dan peternakan masyarakat di Kabupaten Karanganyar dan kota-kota sekitarnya. Permasalahan rendahnya produktivitas ternak sapi di daerah ini dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan peternak dalam manajemen pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan disini dikenal dengan sebutan Sapta Usaha peternakan yang meliputi: pemilihan bibit, pakan, perkandangan, kesehatan, perkembangbiakan, manajemen dan pemasaran. Dari sapta usaha ini, hal yang menjadi masalah utama di KTT Simental Makmur yaitu kualitas pakan. Ketersediaan pakan dari segi kualitas ini menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan produktifitas ternak. Pada sisi lain, potensi limbah industri dan pertanian di daerah Karanganyar (molase dari pabrik tebu, ampas singkong dari pabrik tapioka, bekatul dari penggilingan padi, limbah dari pabrik tahu dan kecap, serta limbah pertanian lainnya) di daerah ini sangatlah besar untuk digunakan pakan ternak. Oleh karena itu, pembinaan dalam pemanfaatan limbah pertanian dengan sentuhan teknologi ini sangatlah penting. KTT Makmur Santoso dalam kegiatan ini yang berlokasi sama di Desa Mojogedang, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Kelompok tani ternak ini, untuk sementara ini juga dibina oleh petugas penyuluh dari Dinas Peternakan Karanganyar. KTT ini merupakan wadah bagi para petani peternak yang mempunyai usaha ternak dengan skala yang kecil. Kelompok Tani Ternak ini didirikan guna memberikan solusi atas permasalahanpermasalahan yang ada kaitannya dengan usaha peternakan. Jumlah kepemilikan sapi berkisar 2-5 ekor per orang, dengan sistem pemeliharaan di angon. Di bidang produksi, KTT Makmur Santoso memiliki permasalahan tingkat produktivitas ternak yang masih rendah 40

dengan capaian pertambahan berat badan harian (PBBH). Rendahnya produktivitas ternak disebabkan manajemen pemeliharaan masih dilaksanakan tanpa mempertimbangkan kualitas dan kuantitas pakan. Peternak memberikan pakan tambahan berupa hijauan yang berupa daun-daunan yang sebenarnya tidak mudah untuk diperoleh. Disisi lain banyaknya limbah pertanian lain belum dimanfaatkan secara optimal, padahal dengan sentuhan teknologi limbah pertanian ini bisa digunakan sebagai bahan pakan tambahan yang berkualitas untuk sapi. Oleh karena itu, introduksi Ipteks seperti teknologi pengolahan pakan seperti UMMB merupakan suatu upaya mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keberagaman sumberdaya bahan pakan lokal dan memperbaiki kualitas pakan yang bersumber dari bahan baku lokal yang berasal dari limbah pertanian yang memiliki kandungan nutrient cukup bagus dan ketersediannya melimpah belum tersentuh secara baik sebagai alternatif pakan ternak. Dengan dijadikannya KTT Simental Makmur dan Makmur Santoso sebagai sasaran utama atau mitra dalam program ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai motor penggerak bagi petani dan peternak lainnya yang tidak tergabung dalam kelompok tersebut untuk mengembangkan peternakan sapi potong dengan konsep pertanian-peternakan terpadu (Integrated Crop Livestock System), yaitu dengan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Hasil kegiatan pengabdian yang sudah kami laksanakan tersebut masih banyak keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa ditransfer kepada masyarakat peternak. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pendampingan yang terus menerus kepada kedua kelompok tani ternak ini agar terjadi perbaikan produktifitas ternak yang akhirnya akan meningkatkan taraf kehidupan ekonomi masyarakat. KESIMPULAN Kesimpulan dari kegiatan tim pengabdian bahwa masih diperlukan pendampingan dan pembinaan kepada kedua kelompok tani ternak tersebut agar proses difusi Iptek bisa berjalan dengan baik. Saran yang bisa diajukan oleh tim pengabdian adalah perlu ditambah introduksi Iptek yang lain seperti pembuatan jerami fermentasi, jerami amoniasi, atau teknologi tepat guna lain yang dibutuhkan oleh kelompok tani ternak. 41

DAFTAR PUSTAKA FAO of United Nations. 1989. Biotechnology for Livestock Production. Plenum Press, New York. Hatmono, H. dan Hastoro, I. 1997. Urea Molase Blok Pakan Suplemen Ternak Ruminansia. Trubus Agriwidya, Ungaran. Saenab, A. 2010. Evaluasi Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai pakan Ternak Ruminansia di DKI Jakarta. Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia, BPTP Jateng Sellier, P. 1994. The future role of molecular genetics in the control of meat production and meat quality. Meat Science 36, 29-44. Shioya, Y. 1994. Applications of Biotechnology to Livestock Production, In: Biotechnology Applications in Agriculture in Asia and The Pacific. Asian Productivity Organization, Tokyo. Siregar, S.B. 1997. Penggemukan Sapi. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Soller, M. 1994. Marker assisted selection-an overview. Animal Biotechnology 5(5), 193-207. Sugeng, B. 1998. Sapi Potong. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. 42