BAB I PENDAHULUAN. Adapun alasan mengapa judul Perang Proxy pada Keterlibatan Iran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

Kekuasaan dan Kewenangan. IR. HJ. KHODIJAH,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. beberapa belahan dunia. Salah satu dari konflik tersebut adalah konflik Israel

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB

BAB I PENDAHULUAN. Suriah merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang mulai

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya nanti Iran, Suriah, Lebanon adalah target berikutnya. Invasi

BAB I PENDAHULUAN. Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

2016 PERANG ENAM HARI

HUBUNGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

Kekuasaan dan Wewenang. Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Krisis Gaza: Bukan Perang, Melainkan Genosida! Written by Administrator Friday, 16 January :51

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. yahudi di tanah yang mereka kuasai saat itu. Hal tersebut membuat Israel selalu

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015

Bab V. Kesimpulan. Namun hal ini berubah di tahun 2005 saat Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

STRATEGI AIPAC MEMPERKUAT PENGARUHNYA DALAM KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP PALESTINA DI BAWAH HAMAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia memiliki cita-cita dan tujuan utama untuk

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SIKAP ISRAEL PADA MASA PEMERINTAHAN PERDANA MENTERI BENJAMIN NETANYAHU TERHADAP PROGRAM NUKLIR IRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65


BAB II GAMBARAN UMUM

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

SENGKETA INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan invasi militer yang dilakukan oleh Israel ke Jalur Gaza yang di

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

PENDAHULUAN. Republik Lebanon adalah sebuah negara di Timur tengah, sepanjang Laut

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III SIKAP OKI TERHADAP KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL. Arab/Palestina-Israel lalu kegagalan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dalam menangnai dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

ANALISIS PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-HEZBOLLAH Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan di wilayah Timur Tengah. mulai

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis, tujuan penelitian, jangkauan penelitian, dan sistematika penelitian.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

RESUME PERUBAHAN SIKAP CHILE TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Adapun alasan mengapa judul Perang Proxy pada Keterlibatan Iran dalam Konflik Lebanon-Israel (tahun 2006-2010) menjadi pilihan judul skripsi ini dikarenakan ketertarikan penulis pada permasalahan atau konflik yang terjadi antara Lebanon dan Israel yang sudah terjadi selama bertahun-tahun yang bermula dari pelanggaran Israel atas Lebanon di Perladangan Sheeba dan terhadap pecahnya perang diantara kedua negara tersebut di tahun 2006 yang melibatkan Hizbullah dengan angkatan bersenjata Israel di perbatasan Lebanon- Israel yang kemudian perang dimenangkan oleh Lebanon. Selain itu terus membesarnya kekuatan dan pengaruh Iran di Kawasan Timur Tengah khususnya terhadap Lebanon dalam memerangi Israel dan Amerika Serikat membuat Iran menjadi semakin menarik perhatian dunia barat untuk mengawasi tingkah laku Negeri Syiah ini. Republik Islam Iran secara terbuka mendukung Pemerintah Lebanon dan Hizbulah dalam melawan Israel dan Amerika Serikat yang pengaruh dan kebijakannya di Kawasan Timur Tengah yang cenderung merugikan negara-negara di kawasan ini. Berbagai spekulasi mengenai perang proxy pada keterlibatan Iran dalam konflik Lebanon-Israel (2006-2010) membuat penulis tertarik untuk mencoba meneliti permasalahan tersebut. 1

B. Latar Belakang Masalah Iran merupakan salah satu negara yang berpengaruh di Timur Tengah. Terdapat beberapa indikator yang menguatkannya, seperti predikatnya sebagai salah satu penghasil minyak terbesar di dunia, sebagai satu-satunya Negeri Syiah di dunia dan sebagai negara yang sangat menentang dominasi barat. Keberanian Iran dalam menentang Israel dan dunia barat terlebih terhadap Amerika Serikat begitu besar. Ketika dunia barat mengecam Iran karena merealisasikan program nuklirnya, Iran tidak lantas mundur, mempertimbangkan ulang atau bahkan menghentikannya, begitu juga ketika Iran mengambil kebijakan Internasional yang berlawanan arah dengan dunia barat, Iran sama sekali tidak pernah takut dikucilkan di dunia Internasional. Kebijakan-kebijakan pemerintah Iran cenderung berani dan bertentangan terhadap dunia barat pasca bergulirnya Revolusi Islam Iran. Sebelum Revolusi Islam Iran di tahun 1979 1, Iran merupakan sekutu dekat Amerika Serikat di Kawasan Timur Tengah. Muhammad Shah Reza Pahlevi merupakan pemimipin terakhir Iran sebelum bergulirnya Revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhullah Khomeini. Shah Reza Pahlevi sendiri mampu berkuasa di Iran atas campur tangan Inggris dan Amerika Serikat. Pengaruh politik luar negeri AS di Iran begitu kuat dan mengakar pada rezim Pahlevi. Hal ini merupakan akibat dari kuatnya lobby Yahudi di AS sehingga menciptakan kebijakan yang merugikan umat Islam di Iran. 1 Noor Arif Maulana, Revolusi Islam Iran dan Realisasi Vilayat-I Faqih, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2003 2

Revolusi Islam Iran 1979 dimulai satu tahun sebelum revolusi terealisasi melalui penguasaan kota-kota dan wilayah di Iran 2. Pasca kemenangan Revolusi Islam Khomeini menyerukan referendum kepada seluruh rakyat Iran untuk menentukan sistem pemerintahan Iran. Hasil dari referendum tersebut menyatakan 98,2% warga Iran memilih Republik Islam sebagai sistem pemerintahan Iran. Strategi politik luar negeri Iran dalam menggapai tujuan diantaranya adalah menghegemoni Dunia Islam (Al-amal fi ithari Al-Islam) 3. Hal ini berarti pentingnya mendayagunakan umat dengan seluruh kemampuannya demi kehidupan dan pertumbuhan dalam tataran masyarakat internasional. Tujuan dari menjadikan Islam sebagai pegangan adalah untuk mendukung posisi Iran dalam mencapai keberhasilan segala aktifitasnya dalam dunia internasional. Ketika Iran melakukan aktifitas internasional di Dunia Islam, dan juga mendukung gerakangerakan Islam (perlawanan), seperti mendukung Hizbulah di Lebanon dan Hamas di Palestina dan hal ini akan menjadi kekuatan bagi Iran. Dan pengejewantahan dari ini semua, Iran telah memiliki basis ideologi di Lebanon. Jika Iran telah memiliki basis dukungan di Lebanon, maka hal ini akan menjadi pendukung kepentingan Iran di dunia internasional. Melalui basis dukungan di Lebanon ini, Iran bisa menggunakan dukungan tersebut untuk kepentingan Iran kapan saja jika Iran menghendaki, atau ketika suatu saat Iran menghendaki Hizbullah untuk menyerang kepentingan negara yang memiliki permusuhan dengan Iran. Dengan kondisi seperti ini, Iran bukan 2 Diyah rahma Fauziana-Izzudin Irsam Mujib, Khomeini dan Revolusi Iran. Narasi, Yogyakarta, 2010 3 M.Anas Aziz, Politik Iran dan Pengaruh Syiah, Mesir, 2010. Lihat di www.masisionline.com diakses pada 25 Agustus 2010 3

hanya sebatas sebuah negara tapi telah menjadi kekuatan internasional yang menikmati hegemoni dan kekuatan dari luar Iran. Dari sini, maka tujuan dari menjadikan Islam sebagai jargon, membangun basis-basis keislaman (husainiayat) di setiap sudut negeri, memperbanyak pengikut Islam (Syiah), dan mengagum-agumkan pemerintahan Republik Islam Iran, semuanya bertujuan untuk menguatkan hegemoni dan mendukung kepentingan Iran. Strategi politik luar negeri Iran yang lain adalah Ummu Al-Qura 4. Prinsip Umul Qura adalah refleksi dari ambisi Iran untuk menghegemoni di Dunia Islam. Dengan mencita-citakan Iran akan menjadi pemimpin dan pusat kekuasaan Umat Islam. Yang dimaksud Ummul Qura adalah Iran yang memimpin Dunia Islam, dan hal ini bisa dilihat dari prinsip dan tujuan dari politik luar negeri Iran, yaitu ekspansi nilai-nilai dan ajaran Revolusi Islam. Dalam hal ini konsep vilayat I-faqih (ajaran Syiah) yang berarti kekuasaan tertinggi dalam struktur politik Republik Islam Iran yang berada di tangan Imam. Ekspansi tersebut diantaranya dengan Tasdir As-Tsaurah atau ekspansi Revolusi Iran keluar negara Iran, yaitu Dunia Islam, seperti kerjasama pendidikan dengan negara-negara Islam. Dan tujuan penting dari politik luar negeri Iran adalah ta min lil Ihtiyajat ad-dakhili lil Ummul al-qura 5 atau menjaga kebutuhan internal Ummul Al-Quro yang tak lain adalah Iran. Iran terkenal dengan sebutan Negeri Syiah karena dominasi Islam Syiah begitu kuat dan berpengaruh dalam kebijakan Pemerintahan Iran. Revolusi Islam Iran tahun 1979 yang dipimpin Ayatulah Khomeini merupakan awal dari 4 Ibid. 5 Ibid. 4

berkuasanya Islam Syiah di Iran. Syiah Immamiyah (Imam dua belas) merupakan mayoritas Syiah yang menghegemoni Iran dan hingga saat ini 31 tahun pasca Revolusi Islam Iran, Syiah Immamiyah masih dipegang teguh oleh rakyat Iran dan menjadi background utama dalam sistem pemerintahan Republik Islam Iran. Hizbulah yang berarti Partai Allah adalah organisasi politik dan Paramiliter dari kelompok Islam Syiah yang didirikan pada tahun 1982 yang berbasis di Lebanon 6. Hizbullah mengakar kuat di Lebanon dan merupakan kekuatan utama yang berani melawan Israel. Lebanon terlibat konflik dengan Israel sejak Lebanon merdeka. Kemenangan Israel pada perang 5 Juni 1967 yang berhasil menduduki wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai (Mesir), Dataran Tinggi Golan (Suriah), dan perladangan Shebaa (Lebanon), merupakan awal mula pelanggaran Israel terhadap Lebanon dimulai. Lebanon menjadi negara tujuan yang menampung para pengungsi Palestina yang meminta perlindungan dari Lebanon pasca Israel merdeka di tanah Palestina, hal ini menjadi sasaran Israel untuk melancarkan serangan ke Beirut dan Israel juga melancarkan operasi untuk memberantas PLO (Palestine Liberation Organization) yang didirikan di Yordania pada 2 Juni 1964 namun kemudian berpindah dan berkembang di Lebanon pasca diusirnya PLO dari Yordania oleh Pemerintah Yordania sendiri karena ancaman serangan militer Israel. 6 Dahr Jamail, Hezbollah's transformation, http://www.atimes.com/atimes/middle_east/hg20ak02.html diakses pada 30 Maret 2011 5

Israel terus menginvasi Lebanon tanpa henti jika rakyat Palestina dan PLO masih berada dan dalam perlindungan Pemerintah Lebanon dan Hizbulah. Namun hal tersebut tidak menggentarkan langkah Lebanon melawan Israel. Lebanon Selatan merupakan daerah perbatasan antara Lebanon dengan Israel yang menjadi markas dari tempat milisi-milisi Palestina dan Hizbulah. Adanya markas besar milisi Lebanon ini membuat Israel semakin tidak nyaman sehingga melancarkan operasi-operasi serangan ke Hizbulah pasca invasinya ke Lebanon, dan terlibat dalam perang besar antara Hizbulah Lebanon dengan tentara militer Israel pada tahun 2006 7. Iran mendukung kegiatan Hizbulah berkaitan dengan tindakannya melawan Israel dan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Iran dan Lebanon bertujuan menghentikan kejahatan Israel dan Amerika Serikat terhadap Palestina dan Negara Timur Tengah lainnya. Lobby Yahudi atas Amerika Serikat membuat Amerika Serikat sering behasil menanamkan pengaruh-pengaruhnya kepada pemimpin Negara-Negara di Timur Tengah. Bagi Iran dan Hizbullah, pengaruh Amerika Serikat dan Israel di Timur Tengah merupakan hal yang merugikan umat muslim dan Negara-Negara itu sendiri daripada memberikan sebuah kebijakan yang baik dan menguntungkan. Tanggal 13 Oktober 2010 Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad melakukan kunjungan kenegaraan ke Lebanon atas undangan dari Presiden Lebanon, Michel Sleiman 8. Pada kesempatan itu pula, Ahmadinejad 7 Junito Drias, Konflik Lebanon-Israel 2006. Lihat di www.masisionline.com diakses pada 25 Agustus 2010 8 VOA Indonesia, Ahmadinejad Bertemu Pemimpin Hezbullah Di Lebanon, lihat di www.voanews.com diakses pasa 21 Oktober 2010. 6

memberikan pidatonya di Bint Jubail, Beirut, kota di selatan Lebanon yang hanya beberapa kilometer jaraknya dari perbatasan Lebanon-Israel. Tujuan lain dari kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon yaitu untuk bertemu dengan pemimpin Hizbulah, Hassan Nasralah. Kunjungan Ahmadinejad ini disambut baik oleh seluruh rakyat Lebanon, begitu juga dengan sambutan Hassan Nasralah dan Hizbulah. Hassan Nasralah secara simbolik memberikan sepucuk senjata tentara militer Israel yang berhasil disita oleh Hizbulah pada perang Lebanon-Israel tahun 2006. Nasrallah pada kesempatan tersebut berterima kasih atas kunjungan Ahmadinejad yang secara khusus berkenan memberikan pidatonya pada rapat umum Hizbulah di Bint Jubail, Beirut, Lebanon yang merupakan markas besar Hizbullah. Kemenangan Lebanon atas perang Lebanon-Israel tahun 2006 semakin memperkuat hubungan Iran dan Lebanon dalam menumpas pengaruh Israel dan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Kunjungan Presiden Ahmadinejad ini kemudian mengakibatkan seruan keras dari Israel dan Amerika serikat karena Iran dianggap memprovokasi Lebanon. Iran dianggap menanamkan pengaruhnya ke Lebanon dan menyerukan genderang perang baru. Kedatangan Ahmadinejad ke Lebanon semakin memperkuat analisa bahwa Iran mempunyai kepentingan politik di Lebanon. Melalui Hizbullah yang bercokol kuat di Lebanon, Iran terlibat dalam percaturan politik dalam negeri Lebanon melalui konflik Lebanon-Israel dan hal tersebut membuat Iran semakin memperkuat dukungan dan bantuan kepada Hizbulah untuk memerangi Israel dan Amerika Serikat. 7

C. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat ditarik suatu pokok permasalahan Bagaimanakah Perang Proxy pada keterlibatan Iran dalam konflik Lebanon-Israel (2006-2010)? D. Landasan Teoritik Untuk menganalisa dan menjelaskan pokok permasalahan diatas dapat menggunakan teori Hubungan Kekuasaan ( Power Relationship ) dan konsep perang Proxy. 1. Hubungan Kekuasaan Hubungan kekuasaan merupakan obyek studi penting dalam Hubungan Internasional. Hubungan kekuasaan juga tidak bisa dipisahkan dari konsep kekuasaan (power) karena hal tersebut adalah mutlak harus dikuasai untuk dapat memahami hubungan kekuasaan (power relationship). Ilmuwan Hubungan Internasional menganggap bahwa power adalah unsur utama tindakan politik. Hans J. Morgenthau mendefinisikan politik, baik politik luar negeri maupun politik internasional sebagai perjuangan untuk meraih kekuasaan (Struggle for Power). Hans J. Morgenthau kemudian mendefinisikan power sebagai kemampuan seseorang untuk mengendalikan pikiran dan tindakan orang lain (Capability to control other mind and action). Jadi menurut Morgenthau, power bisa terdiri dari apa saja yang menciptakan dan mempertahankan pengendalian seseorang atas orang lain (dan itu) meliputi semua hubungan sosial yang mendukung tujuan (pengendalian) itu, mulai dari kekerasan fisik sampai ke 8

hubungan psikologis yang paling halus dipakai oleh pikiran seseorang untuk mengendalikan pikiran orang lain 9. Power menurut Ramlan Surbakti diartikan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Secara sempit power dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya, ataupun masyarakat pada umumnya 10. Konsep kekuasaan terdiri dari 6 konsep yang tidak bisa dipisahkan dari power yaitu influence, persuasion, manipulation, coercion, force, dan authority. Ramlan Surbakti mendefinisikan influence sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan perilakunya secara sukarela. Kemudian persuasion ialah kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu. Manipulation ialah penggunaan pengaruh, dalam hal ini yang dipengaruhi tidak menyadari bahwa tingkah lakunya sebenarnya mematuhi keinginan pemegang kekuasaan. Coercion ialah peragaan kekuasaan atau ancaman paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan, termasuk sikap dan perilaku yang bertentangan dengan kehendak yang dipengaruhi. Force ialah penggunaan tekanan fisik, seperti 9 Hans J. Morgenthau, Kenneth W,Thompson, Politik Antar Bangsa, Yayasan Pustaka Obor, Jakarta, 2010. 10 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Grasindo, Jakarta, 1992 hal. 58 9

membatasi kebebasan, menimbulkan rasa sakit ataupun membatasi pemenuhan kebutuhan biologis terhadap pihak lain agar melakukan sesuatu 11. Couloumbis dan Wolfe mendefinisikan power secara lebih luas dan menyimpulkan bahwa power memiliki 3 unsur penting yaitu Daya Paksa (Force) yang meliputi ancaman eksplisit atau penggunaan militer, ekonomi ataupun sarana pemaksa lainnya oleh aktor A terhadap aktor B demi tercapai tujuan politik A, unsur yang kedua yaitu Pengaruh (influence) yang bisa didefinisikan sebagai penggunaan alat-alat persuasi oleh aktor A demi menjamin agar perilaku aktor B sesuai dengan keinginan aktor A. Unsur yang terakhir adalah wewenang (authority), yaitu sikap tunduk sukarela aktor B pada arahan (nasehat, perintah) yang diberikan oleh aktor A. Sikap ini muncul dari persepsi aktor B tentang aktor A, contohnya penghormatan, kedekatan, solidaritas, dsb 12. Karl Deutsch berpendapat bahwa untuk mengukur power yang dimiliki oleh suatu negara dapat dibagi kedalam tiga dimensi atau variabel, yaitu wilayah, intensitas, dan ruang lingkup kekuasaan 13. Dari pandangan Morgenthau, hubungan kekuasaan merujuk kepada adanya aktor A dan aktor B dimana posisinya aktor A mempunyai kekuasaan, kekuatan, pengaruh, wewenang yang lebih besar sehingga bisa mempengaruhi tindakan, perilaku aktor B baik secara melalui daya paksa (force), pengaruh (influence) serta wewenang (authority). Hubungan kekuasaan terdiri dari tiga unsur yang selalu terkandung didalamnya yaitu meliputi tujuan, cara penggunaan, sumber-sumber pengaruh, 11 Ibid. 12 Mohtar Mas oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin Dan Metodologi, LP3ES, 1990, Yogyakarta hal. 118 13 Ibid. 10

dan hasil penggunaan sumber-sumber pengaruh. Ciri hubungan kekuasaan yaitu kekuasaan merupakan hubungan antar manusia, ciri kedua pemegang kekuasaan mempengaruhi pihak lain. Ketiga, pemegang kekuasaan dapat seorang individu, kelompok, organisasi, ataupun pemerintah. Keempat, sasaran kekuasaan (yang dipengaruhi) dapat berupa individu, kelompok organisasi, atau pemerintah. Kelima, suatu pihak yang memiliki sumber kekuasaan belum tentu mempunyai kekuasaan karena bergantung pada kemampuannya menggunakan sumber kekuasaan secara efektif 14. Berikut ini gambar hubungan kekuasaan. Lingkaran besar diberi huruf A sebagai Aktor A yang memiliki pengaruh, kekuasaan yang lebih besar daripada lingkaran kecil yang dimaksudkan aktor B. Gambar 1.1 Hubungan Kekuasaan (power Relationship) Menurut Hans J.Morgenthau A B Sumber: Hans J. Morgenthau, Politik Antar Bangsa 15 14 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Grasindo, Jakarta, 1992 hal. 58 15 Hans J. Morgenthau, Kenneth W. Thompson, Politik Antar Bangsa, Yayasan Pustaka Obor, Jakarta, 2010. 11

2. Perang Proxy Perang Proxy adalah perang yang terjadi ketika kekuasaan yang saling menentang menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti untuk memerangi satu sama lain secara langsung. Sementara kekuasaan jarang menggunakan pemerintah sebagai Proxy, namun menggunakan aktor non negara, tentara bayaran, dan pihak ketiga lainnya yang sering digunakan. Diharapkan kelompokkelompok atau aktor tersebut dapat menyerang lawan tanpa menyebabkan munculnya perang dalam skala besar. Hampir mustahil untuk bisa menghasilkan perang proxy murni, sebagai kelompok yang berjuang untuk suatu bangsa tertentu biasanya memiliki kepentingan mereka sendiri, yang dapat menyimpang dari para patron mereka. Perang Proxy digunakan sebagai akibat tidak inginnya terjadi perang satu sama lain secara langsung 16. E. Aplikasi Teori Iran merupakan Negara yang mempunyai pengaruh besar terhadap percaturan politik Lebanon terlebih terhadap kekuatan Hizbullah. Sebagai negara Syiah terbesar didunia, Iran berhasil menanamkan pengaruhnya kepada Lebanon khususnya Hizbullah. Hal tersebut terlihat dari dukungan Iran ketika Hizbullah berkonflik dengan Israel dikawasan Lebanon Selatan. Dukungan Iran juga terlihat ketika Iran membantu mempersenjatai dan mendanai Hizbullah melawan Israel dan AS. 16 Anggodaka Sartika Dewi, Proxy Wars, lihat di http://www.scribd.com/doc/40836577/proxy- Wars diakses pada 22 April 2011 pukul 02.39 WIB 12

Campur tangan yang dilakukan oleh Iran sebagai bukti Iran mempunyai Power dan terkait hubungan kekuasaan yaitu Iran memberikan dukungan kepada pemerintah Lebanon dan Hizbulah dengan cara mengunjungi Lebanon menemui Presiden Lebanon, Michel Sleiman dan pemimpin Hizbulah, Hassan Nasrallah di Bint Jubail, Beirut, kota di selatan Libanon. Mengingat kota ini adalah kota penting bagi Lebanon karena merupakan kawasan panas yang rawan kontak senjata dengan Israel. Sebelumnya wilayah ini adalah wilayah yang diperebutkan dan dikuasai oleh Israel yang kemudian pada perang antara Lebanon-Israel tahun 2006 berhasil direbut oleh Hizbulah dan dengan kata lain menjadi wilayah milik Lebanon kembali. Tindakan Iran dikatakan sebagai sebuah keterlibatan terhadap politik dalam negeri Lebanon dikarenakan Iran mendukung Lebanon dan bersedia mendanai Hizbulah dari dibalik layar. Posisi Iran yang saat ini tak bisa dipandang lagi sebelah mata oleh dunia barat mengingat perekonomian Iran yang tiap tahunnya terus membaik dan meningkat. Selain itu kesuksesan Iran dengan program nuklirnya yang banyak dikecam dunia khususnya Israel dan AS semakin menguatkan Power Iran di kawasan Timur Tengah. Namun disisi lain, Israel dan AS sebagai musuh utama Iran tidak menginginkan Iran menguasai dan memberikan pengaruh di Timur Tengah maupun dunia baik melalui nuklirnya dan Republik Islamnya serta pengaruh Syiahnya karena hal tersebut dianggap berbahaya bagi keterpengaruhan dan kedudukan Israel dan Amerika di kawasan Timur Tengah. Kekhawatiran lain Israel dan AS mengenai Power yang dimiliki oleh Iran yaitu akan membangkitkan kejayaan Islam untuk menguasai dunia, melalui 13

sumber daya yang dimiliki baik sumber daya energi yang luar biasa serta pasukan militer yang siap menggempur lawan kapan saja. Beberapa contoh tersebut menjadi bukti bahwa Iran terlibat terhadap Lebanon karena Iran mempunyai Power terhadap Lebanon, Power tersebut menunjukkan adanya hubungan kekuasaan (power relationship) dimana Iran sebagai aktor yang mempunyai kekuasaan, pengaruh, daya paksa, yang bisa mempengaruhi kebijakan maupun tindakan Lebanon khususnya Hizbullah dalam melawan Israel dan AS. Hubungan kekuasaan (power relationship) yang dimiliki dan dilakukan oleh Iran dapat digambarkan melalui dua lingkaran dibawah ini. Lingkaran besar sebagai Iran yang mempunyai power yang lebih besar dari Lebanon. Tanda panah merupakan gambaran Iran mampu mempengaruhi Lebanon dan mempunyai power besar. Lingkaran yang lebih kecil dimaksudkan Lebanon yang terpengaruhi tindakan dan kebijakan negaranya dimana didalam Lebanon terdapat Hizbullah sebagai kekuatan militer Lebanon yang berperan dalam memerangi tindakan maupun ancaman Israel dan AS. Berikut ini merupakan gambar Iran sebagai pemilik power yang besar mampu mengintervensi Lebanon yang didalamnya terdapat organisasi Hizbullah. Sedangkan gambar kedua merupakan gambar Amerika Serikat yang mempunyai power yang lebih besar yang mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Israel yang dalam hal ini turut campur dalam konflik Lebanon-Israel dan mendukung Israel menghancurkan Hizbullah. AS dan Israel sudah banyak diketahui bahwa dua Negara ini merupakan sekutu dekat yang saling mempunyai kepentingan. 14

Gambar 1.2 Aplikasi Teori Hubungan Kekuasaan (Power Relationship) Iran Terhadap Lebanon dan AS terhadap Israel Iran Lebanon Hizbullah Amerika Serikat Israel Sumber: Hans J. Morgenthau, Politik Antar Bangsa 17 Konflik Lebanon-Israel menjadi media Iran untuk semakin memperkuat hubungan dan dukungan Iran kepada Lebanon. Selain itu Lebanon menjadi aktor pada perang proxy yang terjadi antara Iran dengan AS dimana Lebanon sebagai aktor yang berperang dengan lawannya Israel yang dimotori oleh AS. Keterlibatan ini dilakukan oleh Iran untuk memperkuat eksistensinya dan 17 Hans J. Morgenthau, Politik Antar Bangsa, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1991 15

powernya sebagai sebuah Negara yang kuat. Dalam hal ini, Iran sendiri juga menginginkan kehancuran Israel dan AS serta menginginkan Israel dan AS hengkang dari Timur Tengah dengan segala macam pengaruh dan kepentingankepentingan tertentu dibaliknya. Perang Proxy dilakukan oleh Iran dengan AS menggunakan media Lebanon dan Israel bertujuan agar tidak terjadi perang yang berbahaya dan dalam skala besar. F. Hipotesa Iran terlibat dalam konflik Lebanon-Israel (2006-2010) melalui Perang Proxy yang dapat di jelaskan sebagai berikut: 1. Iran mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Lebanon melalui Hizbullah khususnya terhadap tindakan Lebanon memerangi AS dan Israel, musuh utama Iran. 2. Iran memberikan fasilitas kepada Lebanon sehingga Lebanon tunduk patuh terhadap pengaruh Iran. G. Batasan Penelitian Untuk memfokuskan dan memperjelas tujuan penelitian ini, maka penulis memberikan batasan penelitian ini dimulai sejak terjadinya perang antara Lebanon-Israel pada tahun 2006 hingga tahun 2010. Tahun 2006 merupakan tahun dimana Israel melakukan agresi militer ke Lebanon. Wilayah penyerangan di perbatasan Lebanon-Israel. Wilayah tersebut merupakan markas besar 16

Hizbullah, tepatnya di Lebanon Selatan. Agresi militer tersebut berhasil dimenangkan secara telak oleh Lebanon. Bahkan beberapa tentara militer Israel berhasil disandera dan senjata-senjata militernya berhasil disita. Pada tahun ini Iran memberikan bantuan pemulihan kondisi Lebanon pasca perang Lebanon- Israel. Tahun 2007, 2008, 2009 Lebanon-Israel masih berkonflik, namun cenderung kepada konflik tanpa gencatan senjata atau serangan militer khusus. Tahun 2010 Iran secara terbuka mendukung Lebanon dalam memerangi Israel dan AS melalui kedatangan Mahmoud Ahmadinejad ke Lebanon. Kedatangan Ahmadinejad disambut baik oleh Presiden Michel Sleiman dan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Kedatangan Ahmadinejad ini menandai bahwa Iran siap membantu Lebanon untuk melawan Israel dan AS. H. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kajian literature dan pustaka serta penggunaan data sekunder yang diperoleh dari makalah, diktat, jurnal, ensiklopedi, media massa baik cetak maupun elektronik, internet, serta sumber pendukung lainnya. I. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini direncanakan akan terdiri dari lima bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang berisikan Alasan pemilihan judul, Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Landasan teoritik, Aplikasi teori, Hipotesa, Batasan penelitian dan Teknik pengumpulan data. 17

Bab kedua akan menjelaskan Iran sebagai negara berdaulat yang terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab pertama akan menjelaskan Sejarah Negara Iran. Sub bab kedua akan menjelaskan Republik Islam Iran yang terdiri dari sejarah Republik Islam Iran. Selanjutnya sub bab kedua juga akan membahas Vilayat I- Faqih dan politik luar negeri Republik Islam Iran. Sub bab ketiga akan menjelaskan Iran masa kini yang terdiri dari Ahmadinejad sebagai Presiden Iran dan Kebijakan Luar negeri Ahmadinejad. Bab tiga akan menjelaskan Konflik Lebanon-Israel tahun 2006-2010. Sub bab pertama akan menjelaskan Berbagai Faksi di Lebanon. Sub bab kedua akan menjelaskan tentang Posisi Hizbullah dalam Percaturan Politik Lebanon dan sub bab ketiga akan menjelaskan Perang Proxy di Lebanon. Bab keempat akan menjelaskan tentang eksplanasi sebab dan prosesproses Perang Proxy pada keterlibatan Iran dalam konflik Lebanon-Israel tahun 2006-2010. Dalam sub bab pertama akan menjelaskan Iran mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Lebanon melalui Hizbullah. Dalam sub bab kedua akan menjelaskan Iran memberikan fasilitas kepada Lebanon. Bab kelima berupa penutup yang merupakan kesimpulan dari semua pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya. Bab ini juga menandai akhir dari karya tulis ini. 18