Kata Kunci: Dismenore, remaja putri, abdominal exercise, minuman kunyit asam.

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

PENGARUH MINUMAN KUNYIT ASAM TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWI DIII KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB V PEMBAHASAN. A. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Minuman Jahe. sebagian responden mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan berkurang

NASKAH PUBLIKASI AYU ARIFIANI I

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINORHEA PADA SISWI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

Pengaruh Pemberian Kunyit Asam terhadap Intensitas Nyeri saat haid pada RemajaTingkat SMA di Pondok Pesantren Darul Hijrah Puteri

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

PENGARUH MINUM KUNYIT ASAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENOREA PADA SISWI DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JATINOM KLATEN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

SATUAN ACARA PENGAJARAN

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA AEROBIK DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

PENGARUH LATIHAN SENAM DISMENORE TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI FISIOTERAPI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses


Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

(Nurul Azmi) Nim

PERILAKU REMAJA PUTERI DALAM MENGATASI DISMENORE (STUDI KASUS PADA SISWI SMK NEGERI 11 SEMARANG )

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

PENCEGAHAN NYERI HAID MELALUI PEMANFAATAN TERAPI NON-FARMAKOLOGI PADA REMAJA PUTRI SMAN I TAMBUSAI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN KUNIR ASAM PADA DISMINORE DI DESA MIJEN KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

Transkripsi:

EFEKTIFITAS TERAPI KOMBINASI ABDOMINAL EXERCISE DAN MINUMAN KUNYIT ASAM TERHADAP DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN MANBA U CHAFIDHIL QUR AN DESA TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN Sri Wahyuni 1, Lilik Nur Indahsari 2 Departemen Maternitas, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung, Email : ners.yunifalvin@gmail.com ABSTRAK Latar belakang: Menstruasi merupakan salah satu tanda ciri kedewasaan seorang perempuan. Pada saat menstruasi terkadang perempuan mengalami nyeri yang disebut dengan dismenore.dismenore dapat diatasi dengan terapi non farmakologi salah satunya yaitu dengan terapi kombinasi abdominal exercise dan minum kunyit asam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas kombinasi abdominal exercise dan minuman kunyit asam terhadap dismenore pada remaja putri. Metode: Jenis penelitian ini adalah pre eksperiment dengan One-Group Pretest-posttest Design. Pengumpulan data dilakukan dengan angket dan lembar skala nyeri. Jumlah responden sebanyak 38 dengan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil: Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa sebagian besar responden berada pada usia remaja madya (15-18 tahun), berpendidikan SMP dan aktif dalam menjalankan abdominal exercise serta minum kunyit asam. Sebagian besar responden sebelum di berikan intervensi berada pada nyeri sedang dan setelah intervensi berada pada nyeri ringan. Simpulan: Kombinasi abdominal exercise dan minuman kunyit asam efektif untuk mengatasi dismenore pada remaja putri (p value < 0,05). Kata Kunci: Dismenore, remaja putri, abdominal exercise, minuman kunyit asam. PENDAHULUAN Menstruasi merupakan tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai dan merupakan salah satu ciri kedewasaan perempuan yang ditandai dengan perdarahan secara periodik dari rahim serta meluruhnya selaput endometrium.(proverawati & Maisaroh, 2009; Saktiyono, 2004 ). Pada saat menstruasi wanita terkadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan dismenore, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari- hari (Kusmiran, 2011). Dismenore dapat dirasakan di perut bagian bawah atau di pinggang dan bersifat seperti mules-mules, ngilu, atau seperti di tusuk-tusuk. Rasa nyeri itu dapat timbul menjelang haid, sewaktu dan setelah haid selama satu dua hari, atau lebih lama (Prawirohardjo, 2011).Dismenore dibedakan menjadi dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa ada kelainan. sementara dismenore sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi (Pudiastuti, 2012). Dismenore yang sering terjadi pada remaja adalah dismenore primer karena siklus hormonal yang dialami belum begitu stabil, dan remaja putri belum sering mengalami kontraksi uterus seperti wanita dewasa muda. Dalam studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun), di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan pravelensi dismenorea 59,7 %, yang mengeluh nyeri berat 12%, nyeri sedang 37%, dan nyeri ringan 49%. (Anurogo, 2011). Keadaan ini menyebabkan absensi di sekolah yang 108

mengenai 10% remaja putri yang menjadi murid sekolah lanjut tiap bulan dan di pekerjaan mencapai 140 juta jam kerja hilang tiap tahun (Kowalak, Welsh, Mayer, 2011). Sementara pada tahun 2002 telah dilakukan penelitian pada 4 SLTP di Jakarta untuk mencari angka kejadian dismenore, dari 733 orang sebagai subjek penelitian, 543 orang mengalami dismenore dari derajat ringan sampai berat (74,1%), sedangkan sebanyak 190 orang (25,9%) tidak mengalami dismenore (Baziad, 2008). Dismenore primer merupakan siksaan tersendiri yang harus dialami setiap bulannya, sehingga remaja harus dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Banyak cara untuk menghilangkan atau menurunkan dismenore, baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Manajemen non farmakologis lebih aman untuk digunakan karena tidak menimbulkan efek samping seperti obat- obatan. Ada beberapa cara non farmakologis yang dapat meredakan dismenore diantaranya adalah dengan abdominal exercise dan minum kunyit asam (Bobak, 2005, Sina, 2012). Olah raga seperti abdominal exercise secara teratur dapat memperlancar aliran darah pada otot disekitar rahim sehingga akan meredakan nyeri saat menstruasi (Anurogo, 2011; Laila, 2007). Salah satu manfaat olah raga adalah merangsang produksi endorphin dalam otak. Endorphin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituatari yang dapat memberikan perasaan tenang dan daya tahan terhadap perasaan nyeri (Kuntaraf & Kuntaraf, 2003). Penanganan dismenore secara non farmakologis dapat juga dilakukan dengan cara mengonsumsi produk- produk herbal yang telah di percaya khasiatnya. Salah satu produk herbal yang biasa dikonsumsi untuk mengurangi nyeri haid adalah minuman kunyit asam yang terdiri dari campuran kunyit dan asam (Laila, 2007; Sina, 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan di pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an, jumlah santri keseluruhan yaitu 63 orang dan yang sudah mengalami menstruasi sebanyak 52 orang. Hasil wawancara awal terhadap 15 orang remaja putri menyebutkan ketika menstruasi mereka semua merasakan nyeri, sehingga menyebabkan penurunan aktivitas belajar dan membuat para remaja putri tidak bisa mengikuti kegiatan di pondok pesantren. Para remaja putri biasanya mengatasi disminore dengan beberapa cara, 8 orang mengatakan mengoleskan minyak, 6 orang mengatakan mengatasi dengan tidur dan 1 orang minum obat yang dibeli di warung, sementara upaya untuk mengatasi disminore dengan cara non farmakologi belum pernah dilakukan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian pre eksperiment dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design, yaitu kelompok dilakukan observasi sebelum intervensi, kemudian diobservasi kembali setelah intervensi dilain waktu yang telah di tentukan. Responden dalam penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami dismenore, sudah menstruasi minimal 6 kali, tidak mempunyai riwayat gastritis, tidak mempunyai riwayat gangguan ginekologi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 15 April- 18 Juni 2013 dengan jumlah responden sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purpossive sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala ukur nyeri, yaitu Numeric Rating Scale (NRS) dengan rasio 0-10. Selain itu di gunakan juga angket data demografi dan karakteristik menstruasi. 109

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014 A. Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an desa Tambakselo Wirosari Grobogan Jawa Tengah tahun 2013 (n=38) Usia Responden Jumlah Persentase (%) Remaja awal (12-14th) 4 10,5% Remaja madya (15-18) 25 65,8% Remaja akhir (19-21) 9 23,7% Jumlah 38 100 % Berdasarkan analisa tabel 1. diketahui (Proverawati & Maisaroh, 2009). bahwa karakteristik responden Berdasarkan hal tersebut maka sebagian besar berada pada usia remaja madya (15-18 tahun) yaitu sebanyak 25 orang (65,8%). Hasil penelitian dismenore primer terjadi pada usia remaja awal dan madya yaitu berkisar pada usia 12 tahun sampai 18 tahun. yang ditunjukkan pada tabel diatas Hal ini di dukung oleh studi sesuai dengan teori bahwa, dismenore epidemiologi pada populasi remaja primer biasanya terjadi dalam 6-12 (berusia 12-17 tahun) di Amerika bulan pertama saat menstruasi Serikat, Klein dan Litt melaporkan (Baziad, 2008), dan pada umumnya pravelensi dismenore 59,7%, yang timbul setelah 2-3 tahun dari menarche mengeluh nyeri berat 12%, nyeri (Handrik, 2006). Menarche biasanya mulai dialami oleh seorang gadis yang sedang 37%, dan nyeri ringan 49% (Anurogo, 2011). sudah berusia 10-16 tahun 2. Gambaran Tingkatan Nyeri pada Remaja Putri yang Mengalami Dismenore Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat nyeri dan keaktifan dalam menjalani terapi pada remaja yang mengalami dismenore di pondok pesantren Ma ba u Chafidhil Qur an desa Tambakselo Wirosari Grobogan Jawa Tengah tahun 2013 (n=38) Tingkat Keaktifan Responden Total Prosentase Nyeri Aktif Prosentase Pasif Prosentase Tidak 3 75% 1 25% 4 100% nyeri Nyeri 14 58,3% 10 41,7% 24 100% ringan Nyeri 7 70% 3 30% 10 100% sedang Total 24 63,2% 14 36,8% 38 100% Tabel 2 menunjukkan bahwa remaja putri yang aktif melakukan terapi sehat berada pada tingkat nyeri ringan sebanyak 24 orang (63,2%). 110

3. Gambaran Tingkatan Nyeri pada Remaja Putri yang Mengalami Dismenore Sebelum dan Setelah dilakukan Intervensi Tabel 3 Distribusi frekuensi tingkat nyeri pada remaja putri yang mengalami disminore sebelum dan setelah terapi kombinasi abdominal exercise dan minum kunyit asam di pondok pesantrenmanba u Chafidhil Qur an desa Tambakselo Wirosari Grobogan Jawa Tengah tahun 2013 (n=38) Tingkat Nyeri Intervensi Sebelum Sesudah Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Tidak Nyeri 0 0% 3 7,9% Nyeri Ringan 6 15,8% 26 68,4% Nyeri Sedang 21 55,3% 9 23,7% Nyeri Berat 11 28,9% 0 0% Nyeri 0 0% 0 0% BeratSekali Jumlah 38 100% 38 100% Tabel 3 menunjukkan bahwa bahwa remaja putri yang mengalami dismenore sebelum di lakukan intervensi paling banyak yaitu berada pada tingkat nyeri sedang sebanyak 21 orang (55,3%). Setelah di lakukan intervensi distribusi frekuensi remaja putri yang mengalami dismenore paling banyak berada pada tingkat nyeri ringan yaitu sebanyak 26 oarng (68,4%). dapat mengurangi dismenore (Sina, 2012). Jumlah responden yang pasif yaitu sebanyak 14 orang. Responden yang pasif di pengaruhi oleh banyak hal diantarannya, karena siklus menstruasi manusia yang tidak bisa di tetapkan secara pasti yaitu terkadang mundur ataupun lebih cepat sehingga responden yang mengalami menstruasi lebih cepat dan tidak dapat melakukan terapi selama 7 hari. Responden yang tidak dapat Berdasarkan penelitian yang melakukan terapi selama 7 hari dilakukan, dalam menjalankan yaitu sebanyak 9 orang, sedangkan terapi terdapat responden yang 5 orang yang lain hanya mengikuti melakukan secara aktif dan pasif. salah satu kombinasi terapi saja Aktif yaitu responden melakukan yaitu hanya melakukan abdominal semua terapi kombinasi abdominal exercise atau minum kunyit asam exercise dan minum minum kunyit saja.. Responden sebanyak 5 orang asam selama 7 hari atau melewati 7 yang hanya melakukan salah satu hari menjelang menstruasi. Hal ini kombinasi terapi saja antara lain sesuai dengan teori yang yaitu ada 2 orang yang melakukan menyebutkan bahwa abdominal kombinasi antara senam dan exercise atau latihan fisik dapat dilakukan 7 hari menjelang menstruasi (Anurogo, 2011), dan minum minuman kunyit asam selama 7 hari menjelang menstruasi minuman kunyit asam selama 4 hari saja, untuk 3 hari selanjutnya responden hanya melakukan senam dismenoresaja dan tidak minum kunyit asam karena saat itu 111

responden sedang melaksanakan puasa dan tidak mau untuk minum kunyit asam saat sahur atau buka puasa karena rasannya yang asam dan perutnya merasa tidak enak ketika puasa, sedangkan untuk 2 orang responden hanya melakukan kombinasi senam dismenore dan minuman kunyit asam selama 5 hari, untuk 2 hari selanjutnya responden hanya minum kunyit asam dan tidak melakukan senam dismenore karena responden merasa badannya capek dan tidak mau melakukan senam. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat nyeri pada responden sebelum dilakukan terapi rata- rata berada pada nyeri sedang, hal ini disebabkan karena jadwal dan materi pelajaran remaja putri di pondok pesantren yang sangat padat. Pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an adalah podok pesantren khusus untuk belajar dan menghafal alqur an, sehingga setiap hari responden harus menghafalkan al-qur an. Hal ini terkadang membuat para responden merasakan stres yang akhirnya menyebabkan banyak yang mengalami dismenore. Tanda pertama yang menunjukan keadaan stress adalah adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh hormon stress yang menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan meningkat. Disisi lain saat stress, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan progesteron bersifat menghambat kontraksi. Peningkatan kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika haid (Handrawan,2008).. Pada saat melakukan penelitian, ada 2 responden yang drop out. Hal ini karena pada saat melakukan terapi, responden mengalami sakit perut karena sering minum kunyit asam. Tetapi, setelah minuman kunyit asam dihentikan sakit perut tidak dirasakan lagi. Faktor stress dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. B. Analisis Bivariat 1. Efektivitas Terapi Kombinasi Abdominal Exercise dan Minuman Kunyit Asam Terhadap Disminore Tabel 4. Uji normalitas data terapi kombinasi abdominal exercise dan minuman kunyit asam terhadap disminore pada remaja putri di pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an desa Tambakselo Wirosari Grobogan Jawa Tengah tahun 2013 (n=38) Tests of Shapiro- Wilk Normality Statistic Df Sig. Nyeri sebelum.793 38.000 112

Nyeri sesudah.718 38.000 Tabel 4 merupakan hasil uji normalitas dan diperoleh nilai p = 0.000 dengan demikian di simpulkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga selanjutkan menggunakan uji wilcoxon. Tabel 5. Efektifitas terapi kombinasi abdominal exercise dan minuman kunyit asam terhadap disminore pada remaja putri di pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an desa Tambakselo Wirosari Grobogan Jawa Tengah tahun 2013 (n=38) Test statistics b Z Asymp.Sig.(2-tailed) Tabel 1.4 merupakan hasil uji wilcoxon yaitu nilai Z= -5,771 a dengan significancy 0,000 (p < 0,05), dengan demikian di simpulkan terapi kombinasi abdominal exercise dan minum kunyit asam efektif dalam mengatasi dismenore pada remaja putri di pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an Wirosari Grobogan. Hasil penelitian diketahui bahwa remaja putri yang mengalami dismenore sebelum di lakukan intervensi paling banyak yaitu berada pada tingkat nyeri sedang sebanyak 21 orang (55,3%). Setelah di lakukan intervensi distribusi frekuensi remaja putri yang mengalami dismenore paling banyak berada pada tingkat nyeri ringan yaitu sebanyak 26 oarng (68,4%). Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan tingkat nyeri pada responden setelah dilakukan terapi sehat. Berdasarkan uji statistik menggunakan wilcoxon diketahui bahwa nilai Z= -5,771 a dengan significancy Nyeri sebelum- Nyeri sesudah -5.771 a.000 0,000 (p < 0,05), dengan demikian di simpulkan terapi sehat efektif dalam mengatasi dismenore pada remaja putri di pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an Wirosari Grobogan. Hasil penelitian didukung oleh pendapat Laila (2007), bahwa penanganan dismenore secara non farmakologi dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi produk- produk herbal yang telah dipercaya khasiatnya, salah satu produk herbal yang biasa dikonsumsi untuk mengurangi nyeri saat haid adalah minuman kunyit asam. Agen aktif dalam kunyit yang berfungsi sebagai analgetik adalah curcumine, (Said, 2007), sedangkan kandungan dari asam jawa sebagai antiinflamasi dan antipiretik adalah anthocyanin (Nair, et.,al, 2004). Mekanisme penghambat kontraksi uterus melalui curcumine adalah dengan mengurangi influks ion 113

kalsium (Ca2+) kedalam kanal kalsium pada sel- sel epitel uterus (Thaina, et.,al, 2009), sedangkan manfaat dari asam jawa sebagai antiinflamasi dan antipiretik adalah anthocyanin yang mampu menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX) sehingga menghambat prostaglandin yang berlebihan dan mengurangi kram pada perut saat menstruasi (Said, 2007 & Nair, et al., 2004). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Anindita (2010), tentang pengaruh kebiasaan mengkonsumsi minuman kunyit asam terhadap keluhan dismenore primer pada remaja putri di Kotamadya Surakarta, di dapatkan hasil perhitungan dengan metode Chi Square diperoleh X2 hitung 25,4524 sedangkan X2 tabel dengan derajat kebebasan 1 dan taraf signifikansi ( ) adalah 0,05 adalah 3,841. Jadi diperoleh X2 hitung lebih besar daripada X2 tabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima pada taraf signifikansi 5% atau sebesar 0,05. Berarti terdapat pengaruh kebiasaan mengkonsumsi minuman kunyit asam terhadap keluhan dismenorea primer pada remaja putri di Kotamadya Surakarta. Penelitian lainnya juga pernah dilakukan oleh Merlina (2012), tentang pengaruh minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer pada remaja putri, di dapatkan hasil terjadinya penurunan tingkat nyeri dismenore setelah minum minuman kunyit asam (p< 0,05). Exercise merupakan manajemen non farmakologis yang lebih aman digunakan karena menggunakan proses fisiologis (Woo & McEneaney, 2010). Hal ini didukung oleh pendapat Bobak (2005) dan Anurogo (2011), bahwa salah satu cara non farmakologis untuk mengatasi dismenore primer salah satunya dengan melakukan olahraga atau exercise. Olahraga yang disarankan untuk meredakan nyeri saat menstruasi adalah dengan melakukan senam dismenore (Laila, 2007). Melakukan latihan akan memicu produksi endorphin. Endorphin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari yang terletak di bagian bawah dari otak yang dapat memberikan rasa tenang dan daya tahan terhadap nyeri. Exercise atau latihan fisik terbukti dapat meningkatkan kadar endorphine sampai lima kali dalam darah sehingga semakin banyak melakukan exercise maka akan semakin tinggi pula kadar endorphine.perasaan tenang bisa terasakan 30 menit samapi 1 jam atau lebih (Kuntaraf & Kuntaraf, 2003). Peregangan atau senam dapat dilakukan selama 30 menit setiap hari dan dapat dilakukan 7 hari menjelang menstruasi (Laila, 2011., Anurogo, 2011). Penelitian tentang senam dismenore ini sejalan dengan 114

KESIMPULAN penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah (2008), tentang efektivitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMUN 5 Semarang, didapatkan hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung 4,525, lebih besar dari t tabel (1,761) dan nilai signifikansi hasil uji Paired Sample t-test yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan ( ) 0,05 atau dengan signifikansi 95 % maka nilai di luar daerah penerimaan Ho, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga di dapatkan senam dismenore efektif dalam mengurangi nyeri dismenore pada remaja putri. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Novia (2009), tentang hubungan dismenore dengan olahraga pada remaja usia 16-18 tahun di SMA St. Thomas 1 Medan, didapatkan hasil ada hubungan kebiasaan olahraga terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore (p< 0,05). 1. Responden yang mengalami dismenore di pondok pesantren Manba u Chafidhil Qur an Tambakselo Wirosari Grobogan paling banyak berada pada rentang usia remaja madya (15-18 tahun) dan berpendidikan SMP. 2. Intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi kombinasi abdominal exercise dan minum kunyit asam paling banyak berada pada tingkat nyeri sedang. 3. Tingkat keaktifan dalam menjalankan terapi kombinasi abdominal exercise dan minum kunyit asam paling banyak berada pada tingkat aktif dengan hasil nyeri ringan. 4. Intensitas nyeri setelah dilakukan terapi kombinasi abdominal exercise dan minum kunyit asam paling banyak berada pada tingkat nyeri ringan. 5. Terapi sehat efektif dalam mengatasi dismenore. REFERENSI Anindita, Ahimsa. (2010). Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Kunyit Asam Terhadap Keluhan Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di Kotamadya Surakarta. Surakarta: Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Anurogo, Dito. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta: CV Andi Offset. Baziad, Ali Med. (2008). Endokrinologi Ginekologi Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius. Bobak, lowdermilk, Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta. EGC. Handrawan (2008). Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan bina pustaka. Hendrik. (2006). Problem Haid. Solo. Tiga Serangkai. Istiqomah, Puji A. (2008). Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri Di SMU N 5 Semarang. Semarang: Fakultas Kedokteran Program Studi S1 Keperawatan Universitas Diponegoro. Kowalak, Jennifer P., Welsh, William dan Mayer, Brenna. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Kuntaraf, Jonnathan & Kuntaraf, Kathleen. (2003). Olahraga Sumber 115

Kesehatan. Bandung: Advent Indonesia. Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta; Salemba Medika. Laila, Najmi Nur. (2011). Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru. Merlina, Eli. (2012). Pengaruh Minuman Kunyit Terhadap Tingkat Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di SMA N 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Sina M. (2012). Khasiat Super Minuman Alam Tradisional: Beras Kencur Kunyit Asam. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia. Thaina P., Tungcharoen P., Wongnawa M., Reanmongol W and Subhadhirasakul S. (2009). Uterine relaxant effects of Curcuma aeruginosa Roxb. Rhizome extracts. Journal of Ethnopharmacology. Nair, Muraleedharan G.,et al. (2004). Journal of: Dietary Food Supplement Containing Natural Cyclooxigenase Inhibitorss and Metods for Inhibiting Pain and Inflammation. Vol 06. United States. Novia, I. (2006). Faktor Resiko yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Erlangga. Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu Kandungan. Edisi ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Proverawati, Atikah dan Siti Maisaroh. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Pudiastuti, Ratna Dewi. (2012). 3 Fase Penting pada Wanita (Menarche, Menstruasi, dan Menopouse). Jakarta: PT Elex Media. Said, Ahmad. (2007). Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Sinar Wadja Lestari. Saktiyono. (2006). IPA Biologi 2. Jakarta: Erlangga. 116