Gambar 2.32 Full pneumatik element

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

Komponen Sistem Pneumatik

σ = 0,7 = = 15,52 Dimana : = Tegangan geser (N/ ) F = Gaya potong spon (N) = Bidang geser dari spon ( Sehingga : = = = 42175,6

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

4.4 Elektro Pneumatik

4.2.2 Perencanaan Diameter Pipa Saluran Diameter pipa saluran dapat dicari persamaan kerugian tekanan :

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

RANCANG BANGUN MESIN ELEKTRO PNEUMATIK BLANKING PROFIL SANDAL

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK

RANCANG BANGUN MESIN HOT EMBOSSING SANDAL DENGAN SISTEM ELEKTRO PNEUMATIK

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

Kompleks Maha Vihara Duta Maitreya, Sungai Panas, Batam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 4.19 Sket Benda Kerja 10

BAB III METODE PERANCANGAN

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

BAB II STUDI LITERATUR

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

Session 11 Steam Turbine Protection

Rekayasa rancang bangun sistem pemindahan material otomatis dengan sistem elektro-pneumatik

BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI. Mulai. Studi Literatur. Pengamatan di Lapangan. Data. Analisa. Kesimpulan. Selesai

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGEMBANGAN SISTEM PNEUMATIC DALAM BIDANG ROBOTIC DALAM KAITANNYA DENGAN OTOMATISASI PROSES INDUSTRI

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

PERANCANGAN SILINDER PELEPAS BENDA KERJA PADA STAMPING EQUIPMENT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELIPAT BAJU DENGAN PENGONTROL SISTEM ELEKTRO PNEUMATIK DAN PLC UNTUK INDUSTRI KONVEKSI

ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

RANCANG BANGUN MEDIA PRAKTIKUM SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PLC

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya digunakan pada suatu perusahaan. STIKOM memiliki Laboratorium

RANCANG BANGUN SIMULASI MESIN SORTIR BARANG BERDASARKAN BERAT BERBASIS PLC SIEMENS LOGO! SOFT 230 RCL

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

INSTALASI MOTOR LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB II DASAR TEORI Pemborosan Energi Compressor. membutuhkan energi selama beroperasi. Gambar 2.1. Diagram Flow Energi Compressor

KISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

MAKALAH JENIS-JENIS AKTUATOR ELEKTRONIK, PNEUMATIK DAN HIDROLIK. Disusun sebagai tugas mata kuliah Mekatronika dan Robotika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hidrolik & Pneumatik

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

SISTEM PENYELEKSI DAN PENGELOMPOKAN PRODUK BERDASARKAN WARNA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

MESIN BOR OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TUGAS AKHIR

1. Pengenalan Otomasi Sistem

SISTEM KONTROL PADA MODUL ALIRAN DISTRIBUSI BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

MODUL ELEKTROPNEUMATIK DAN PLC SIEMENS

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Bab 3 Katup Kontrol Arah

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL MESIN STEMPEL MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) CP1E-E30

Transkripsi:

2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal masuk tidak diberikan secara serempak pada kedua sisi masukannya, sinyal yang terakhir diberikan melalui saluran keluar. Katup ini juga dikenal sebagai katup fungsi logika AND. Gambar 2.29 kontruksi two pressure valve 3. Shuttle valve Katup ini juga disebut katup fungsi logika OR. Kiatup ini mempunyai dua saluran masukan dan satu saluran keluaran. Jika udara bertekanan bertekanan diberikan pada salah satu saluran masukan, maka dudukan seal katup menutup saluran masukann yang lain sehingga sinyal dilewatkan ke saluran keluaran. Ketika arah aliran udara dibalik, katup terhubung ke saluran pembuangan. Kedudukan seal tetap dalam posisi sebelumnya. Gambar 2.30 kontruksi shuttle valve 4. Quick exhaust valve Quick Exhaust Valve dipasang antara silinder dan directional control valve untuk mempertahankan exhaust besar dibandingkan supply udara dengan mengeluarkan udara exhaust dari silinder secara langsung, tanpa melalui directional control valve supaya dapat menjalankan silinder dengan kecepatan tinggi. 32

Katup buang cepat ini digunakan untuk meningkatkan kecepatan piston silinder. Waktu balik yang lama bias dipersingkat. Katup ini mempunyai sambungansuplai tekanan (p), sebuah saluran keluaran (A) dan saluran pembuangan (R). prinsip pengoperasiannya adalah membolehkan batang silinder untuk keluar atau masuk hamper pada kecepatan maksimumnya, dengan mengurangi tahanan aliran udara pembuangan selama silinder bergerak. Jika udara bertekanan masuk ke saluran P, cakra penutup menutup celah pembuengan R. sehingga dengan demikian udara mengalir kesaluran A. apabila udara dihilangkan pada P, udara masuk dari saluran A menggerakkan cakra meunutup melawan saluran P dan menutupnya. Udara pembuangan dapat mengalir bebas ke atmosfir. Gambar 2.31 Quick exhaust valve Sistem kontrol pneumatik Aktuator pneumatik dapat bergerak dengan gerakan tertentu karena adanya sistem control yang dirancang untuk menggerakkannya. Dalam dunia otomasi, gerakan peralatan pneumatik dapat dikontrol dengan menggunakan beberapa cara pengontrol, yaitu : 1. Full pneumatik controller 2. Electro pneumatik controller 3. Programmable logic controller (plc) 1. Full pneumatik controller Dalam sistem Full Pneumatik Controller semua gerakan rangkaian peralatan pneumatik juga. Sistem ini juga disebut sistem pneumatik murni. Di sini rangkaian peralatan pneumatik dapat bergerak karena adanya sinyal udara dari peralatan pneumatik lainnya. 33

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Elektro pneumatik element Cara lain untuk mengontrol gerakan rangkaian peralatan pneumatik adalah dengan menggunakan rangkaian listrik. Sistem control pneumatik jenis ini disebut Electro Pneumatik Controller. Pada system control ini untuk menggerakkan rangkaian peralatan pneumatik menggunakan sinyal listrik (AC atau DC) dari peralatan kelistrikan lainnya. 34

ACTUATORS Pneumatik cylinder rotary Actuator lamp/buzzer CONTROL ELEMENT Selenoid actuated directional Control valve relavs PROSESSOR Selenoid actuated directional control valve logic element Pneumatic/electric converter relay SENSOR Limit switches push buttons Proximity sensors ENERGY SUPPLY Compressor receiver Pressure regulator air Service equipment AC dan DC Power supply Gambar 2.33 Elektro pneumatik element Beberapa peralatan listrik yang sering digunakan dalam mengontrol rangkaian peralatan pneumatik yaitu : solenoid, relay, push button switch. Solenoid merupakan salah satu peralatan utama conrol elektronik dalam rangkaian pneumatik. Dalam bekerja solenoid biasanya dipasangkan pada katup directional. Biasanya katup ini disebut dengan katup elektro pneumatik atau katup solenoid, seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya. Dengan adanya katup ini 35

memungkinkan mengontrol suatu rangkaian pneumatik dengan menggunakan rangkaian listrik. Keuntungan menggunakan katup solenoid dalam electro pneumatik adalah sebagai berikut : 1. Jangkauan pengiriman siknyal listrik lebih jauh daripada sinyal udara. 2. Sinyal listrik lebih bereaksi daripada sinyal udara. 3. Sinyal elaktrik lebih efisien daripada sinyal udara. Karena energi yang digunakan untuk pengontrolan dengan sinyal listrik lebih sedikit daripada pengotrolan dengan sinyal udara. 4. Komponen komponen yang digunakan dalam rangkaian pengontrolan dengan listrik (elekktronik) lebih murah dan lebih hemat ruangan daripada komponen komponen pneumatik. Adapun layout rangkaian elektro pneumatik berbeda dari rangkaian pneumtik murni. Contoh layout dari rangkaian elektro pneumatik adalah seperti gambar berikut : Gambar 2.34 Contoh layout elektro pneumatik controller 36

METODOLOGI 3.1. Diagram alir Pada gambar barikut ditunjukan diagram alir : Start Tinjauan Pustaka Pengamatan Lapangan Perencanaan Kerja Pengujian Benda Kerja Gaya Pemotongan Perencanaan Sistem Pneumatik Pengujian Sistem Pneumatik Tidak Ya Perbaikan Alat Selesai Gambar 3.1. Flow Chart Perencanaan dan Penyempurnaan Alat 37

3.2. Metodelogi Perencanaan Untuk membuat alat pemotong spon sandal dengan sistem pneumatik melalui beberapa tahapan proses sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan penelitian penulis mencari dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini yang didapat dari perpustakaan, internet, buku-buku dan, di industri kecil di Wedoro sidoarjo. 2. Benda uji yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah spon yang digunakan pada umumnya. 3. Silinder pneumatik yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah silinder pneumatik dengan diameter silinder 100 mm. 4. Pipa saluran yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah pipa saluran jenis polyurethane dengan diameter dalam 8 mm dan diameter luar 12 mm. 3.3. Pengujian Spon 3.3.1. Standar Uji Tarik Untuk membuat suatu perencanaan alat pemotong spon sandal dengan sistem pneumatik, maka perlu diketahui besarnya tegangan tekan dari material yang akan dipotong (Spon). Dengan mengetahui besarnya tegangan tekan dari bahan maka akan diketahui besarnya gaya pemotongan dan diameter silinder pneumatik yang diperlukan untuk pemotongan tersebut. Untuk mengetahui besarnya tegangan tekan dari bahan maka dipilih metode JIS K 7113 untuk pengujian. Dan pengujian dilakukan dilaboratorium uji tarik. Gambar 3.2 Alat uji tarik 38

3.3.2. Bahan UJI Tarik Bahan yang digunakan dalam pengujian adalah spon sandal yang ada dipasaran dengan tebal 4 mm. 3.3.3. Dimensi Bahan Uji Gambar 3.3 spon Dimensi dari bahan uji dibentuk sesuai dengan standart JIS K 7113. Adapun dimensi dari bahan uji adalah : Gambar 3.4 Dimensi uji tarik standart JIS K 7113 Keterangan : A = 175 mm B = 20 ± 0,5 mm C = 60 ± 0,5 mm D = 10 ± 0,5 mm E = 4 mm F = 50 ± 0,5 mm G = 115 ± 5 mm 3.3.4. Prosedur Uji Tarik Langkah awal adalah penyiapan bahan, dilanjutkan dengan membentuk sesuai dengan standar JIS K 7113. Lalu spesimen diklem pada mesin uji tarik kemudian ditarik dengan beban yang semakin lama semakin bertambah hingga spesimen patah. Lalu dicatat gaya tarik maksimumnya. 39

3.3.5. Hasil Pengujian Hasil pengujian dapat dilihat pada jarum penunjuk yang ada pada alat uji tekan. Sehingga besarnya gaya tekan maksimum yang dapat diterima bahan diketahui dalam satuan Kgf. Spesimen 1 = gaya tarik maksimum 10 Kgf Spesimen 2 = gaya tarik maksimum 10,1 Kgf Spesimen 3 = gaya tarik maksimum 12,5 Kgf Hasil pengujian Sehingga gaya tekan maksimum rata-rata dari bahan adalah 10,87 Kgf. 3.4 Penyempurnaan Alat Gambar 3.5 Kerangka Alat Pemotong Spon 40

Keterangan : 1. Silinder Pneumatik 2. Top Plat 3. Pisau Potong Spon Sandal 4. Ejektor 5. Guide Way 6. Spon Sandal 7. Tatakan/Teflon 8. Bottom Plat 9. Kerangka 10. Pipa Saluran 11. Contorl Valve 12. FRL (Filter Pneumatik, Regulator, dan Lurikator 13. Katub Pedal 14. Pressure Regulator 15. Kompresor 3.5. Pengujian Alat Setelah penyempurnaan alat selesai, maka alat tersebut dilakukan pengujian dan selanjutnya diambil kesimpulan dari pengujian tersebut. 41

BAB IV PERENCANAAN dan PERHITUNGAN 4.1. Perhitungan dan Pemilihan Peralatan Pneumatik Pada sub bab ini dilakukan perhitungan perencanaan untuk memilih peralatan pneumatik sesuai dengan beban yang telah diketahui. 4.2. Gaya Pemotongan Spon Pada Dies Berdasarkan proses pembentukan produk maka terdapat beberapa langkah perlakuan pada beda kerja, yaitu : Meletakkan benda kerja pada dies Memotong benda kerja Mengambil benda kerja dari dies Dari langkah-langkah di atas dapat direncanakan suatu pengerak dengan menggunakan sistem pneumatik, tetapi perlu dicari gaya pemotongan terlebih dahulu. σ = 0,7 = = 15,52 Dimana : = Tegangan geser (N/ ) F = Gaya potong spon (N) = Bidang geser dari spon ( Sehingga : = = = 42175,6 Jadi gaya yang dibutuhkan untuk pemotongan spon sebesar = 42175,6. 4.2.1 Perencanaan Diameter Silinder Pneumatik Untuk mencari diameter minimal dari silinder pneumatik, maka perencanaan awal, diambil tekanan operasi dari sistem sebesar 60 Psi dan gaya pembentukan yang terjadi pada produk sebesar 42175,6. Dan ini kemudian dipakai dalam perencanaan silinder pneumatik untuk pengepresan benda kerja. Diameter minimal silinder dapat dicari dengan persamaan : F =. D 2. P - (Tenaga Fluida Pneumati,:hal 77) 42