ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM
|
|
- Devi Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM Oleh : Ismet Eka Putra, M. Haris Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstract Pada era otomatisasi, pekerjaan secara manual dapat digantikan dengan cara yang otomatis. Operasi tetap merupakan bagian penting dari sistem meskipun dengan mengubah tuntutan pada input fisik sebagai tingkat mekanisasi. Mesin pemotong bahan baku material komposit dengan serat alam merupakan mesin dengan sistem kerja mekanik. Dimana, mesin ini menggunakan sistem pneumatik sebagai penggerak dari mata pisau pemotong serat alam. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif yang lebih cepat dalam menggerakkan lengan angkat pada saat memotong dan mendorong serat alam. Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan cara mengukur waktu pemotongan serat dengan variasi tekanan yang diberikan ke sistem. Data penelitian yang diperoleh adalah waktu pemotongan serat dan kecepatan piston. Alat pemotong serat sistem pneumatik ini mampu memotong dalam waktu detik dengan kecepatan piston 549 mm/detik pada tekanan udara 0,5 Mpa. Makin besar tekanan udara yang diberikan makin singkat waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam, dan makin besar nilai kecepatan piston. Kata-kata kunci : otomatisasi, pneumatik, serat alam 1. PENDAHULUAN Menurut Renreng dan Hay (2015), kemajuan teknologi saat ini semakin serius dikembangkan oleh negara-negara di dunia, termasuk teknologi ramah lingkungan yang menjadi tantangan yang terus diteliti oleh para pakar. Salah satunya adalah teknologi komposit dengan material serat alam (Natural Fiber). Tuntutan teknologi ini disesuaikan juga dengan keadaan alam yang mendukung untuk pemanfaatannya secara langsung. Ada beberapa keuntungan yang mendasar yang dimiliki oleh serat alam : 1. Jumlahnya berlimpah, 2. Memiliki specific costyang rendah, 3. Dapat diperbaruhi, 4. Tidak mencemari lingkungan, Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dalam bidang pembuatan material komposit untuk memenuhi berbagai macam tujuan/kebutuhan telah banyak dilakukan baik dari kalangan perindustrian maupun pendidikan. Ketersedian bahan baku serat sebagai penguat yang berlimpah baik dari serat penguat komposit organik maupun serat penguat anorgonik dan kebutuhan/ permintaan hasil olahan material komposit yang cukup tinggi dipasaran menjadi alasan pada penelitian ini. (Yudo dan Jat miko, 2008). Dalam perkembangan teknologi manufaktur terdapat beberapa tuntutantuntutan untuk menghasilkan produk dalam waktu yang singkat dengan biaya yang rendah dan berkualitas maka, untuk memenuhi tuntutan tersebut dalam menghasailkan suatu produk dibutuhkan seorang operator yang mempunyai skilltinggi dengan kompleksitas perlengkapannya (Susandi, dkk, 2015). Pada era otomatisasi ini, di mana pekerjaan secara manual dapat digantikan dengan pekerjaan dengan cara yang otomatis. Operasi tetap merupakan bagian penting dari sistem meskipun dengan mengubah tuntutan pada input fisik sebagai tingkat mekanisasi. Mesin pemotong bahan baku material komposit dengan serat alam merupakan mesin dengan sistem kerja mekanik. Dimana, mesin ini menggunakan sistem pneumatik sebagai penggerak dari mata pisau pemotong serat alam. Namun di kampus Institut Teknologi Padang khususnya pada Program Studi Teknik Mesin hanya ada mesin pemotong serat semi otomatis tanpa menggunakan sistem pneumatik, oleh karena itu perlu inovasi untuk mengembangkan sebuah mesin pemotong serat semi otomatis dengan sistem pnematik. Alat pemotong serat yang telah digunakan atau yang dirancang sebelumnya oleh mahasiswa Institut Teknologi Padang DOI /JM.2017.V ITP Press. All right reserved. 50
2 menggunakan sistem poros engkol, sehingga pada penelitian ini diharapkan proses pemotongan serat lebih efektif dan efesien dengan menggunakan alat pemotong serat dengan sistem pneumatik. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pneumatik Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Kata pneumatik berasasal dari bahasa yunani pneuma yang berarti nafas atau udara. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan udara mampat. 2.2 Perkembangan dan kepentingan pneumatik Udara atmosfer yang dihisap oleh kompresor dan dimanfaatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai tekanan yang lebih tinggi (biasanya antara 4 dan 8 bar) disebut udara mampat. Disebabkan oleh penurunan tekanan udara dan suhu, atau juga disebabkan oleh pemuaian udara mampat ini dalam suatu alat pneumatik maka energi pontensial yang terkandung dalam udara diubah menjadi energi kinetik, sehingga alat ini dapat menghasilkan kerja mekanis. Dalam berapa hal, tekanan udara mampat dapat digunakan secara langsung. Fungsi udara mampat ini sebenarnya adalah sebagai sumber tenaga. 2.3 Sistem Pneumatik Gambar 2.1 menunjukan komponenkomponen suatu sistem pneumatik. Aktuator dasar adalah juga sebuah silinder, dengan gaya maksimum pada poros akan ditentukan oleh tekanan udara dan luas penampang piston. Sistem pneumatik membutuhkan aktuator yang lebih besar dibanding sistem hidrolik untuk beban yang sama. Gambar 2.1 Sistem Pneumatik Katup yang mengirimkan udara ke silinder beroperasi dengan cara yang serupa ke ekuivalen hidroliknya. Satu perbedaan penting muncul dari kenyataan sederhana bahwa udara adalah bebas, maka udara balik akan dengan mudah dilepaskan ke atmosfer. Udara dihisap dari atmosfer lewat filter udara dan dinaikan ke tekanan yang dibutuhkan oleh sebuah kompresor udara (biasanya digerekkan oleh sebuah motor AC). Temperatur udara dinaikkan cukup banyak oleh kompresor ini. Udara juga mengandung uap air dalam jumlah besar. Sebelum dapat digunakan, udara harus didinginkan, dan ini menyebabkan kondensasi dan pengolahan udara. Kompresibilitasi suatu gas diperlukan untuk menyimpan sejumlah gas bertekanan dalam reservoir, untuk ditarik oleh beban. Tanpa servoir ini, suatu kenaikan eksponensial tekanan yang lambat bila katub dibuka terlebih dahulu. Jadi, sebuah unit pengolahan udara mesti disertai dengan reservoir udara. 2.4 Komponen-komponen Pneumatik Dalam penggunakan aplikasi sistem pneumatik sangat penting untuk memilih komponen-komponen yang tepat. Komponen-komponen pneumatik dibagi atas beberapa bagian (Krist, T., dan Ginting, D., 1993) : 1. Sumber energi (energi supply) seperti kompresor, tangki udara (reservoir), unit penyiapan udara (air service unit), unit penyalur udara (air distribution unit) dan lain-lain. 2. Actuator (actuator), seperti silinder kerja tunggal, silinder kerja ganda dan lainlain. 3. Elemen control (control element), seperti katup jenis 5/2, 3/2, flow regulator,dan lain-lain. 4. Elment masukan (input elments), seperti sensor, tombol, pedal, roller dansebagainya. 2.5 Symbol dan standarisasi dalam pneumatik Pada pneumatik telah ditetapkan standar lambang-lambang bagan untuk unsur hubungan antar komponen pneumatik, sehingga hubungan-hubungan yang direncanakan menjadi jelas. Lambanglambang hubungan ini ditetapkan dalam ISO 51
3 mengenai Circuit symbol for fluidic equipment and system. Setiap penomoran dan pemberian huruf pada setiap komponen mengikuti ketentuan DIN ISO Selain itu terdapat ketentuan keamanan sistem pneumatic yang diatur dalam ketentuan VDI 3229 mengenai Technical Design Guidelines for Machine Tools and other Production Equipment. Komponen pneumatik dan simbolnya Berupa: Sumber energi, katup dan berbagai port serta mekanismenya, pengkondisi fluida, sambungan fluida. Gambar 3.1 Rangkaian alat sistem pneumatik pemotong serat alam Keterangan gambar : 1. Silinder double acting 2. Roller valve 3. Katup 3/2 NC Push Button 4. Regulator 5. Katup 5/2 3.3 Diagram alir penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara sistematis dan struktur pelaksanaannya dengan prosedur penelitian seperti pada gambar 3.2. Gambar 2.2 Simbol Pneumatik 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Falkultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang mulai 15 Januari 2017 sampai 15 Februri Alat Penelitian Peralatan penelitian yang digunakan adalah alat pemotong serat alam yang diproduksi mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Padang, seperti tampak pada gambar 3.1 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 52
4 3.4 Rangkaian Pneumatik Berdasarkan step diagram gerak, dapat dirancang sirkuit pneumatik yang akan digunakan pada alat untuk pemotong serat alam yang diproduksi mahasiswa Teknik mesin menggantikan sistem poros engkol, sehingga alat tersebut dapat beroperasi secara otomatis ketika proses mendorong serat alam dan memotong (menekan) serat alam. Sirkuit pneumatik diperlihatkan pada gambar HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Rangkaian Pneumatik Berdasarkan step diagram gerak, dapat dirancang sirkuit pneumatik yang akan digunakan pada alat pemotong serat alam. Dengan diterapkannya rangkaian pneumatik, maka akan diperoleh sistem kerja yang baru pada alat tersebut dan dapat beroperasi secara otomatis seperti terlihat pada gambar 4.1 berikut : Gambar 3.3 Rangkaian pneumatik alat pemotong serat alam 3.5 Komponen Pneumatik Komponen alat kontrol pneumatik yang digunakan pada alat pemotong serat alam : 1 Silinder Pneumatik A = 2 buah Jenis = Silinder kerja ganda Tekanan terukur = 10 bar = 1 N/mm 2 Diameter batang = 15 mm piston(d) 2 Silinder pneumatik = 1 buah Jenis = Silinder kerja ganda Tekanan terukur = 10 bar = 1 N/mm 2 Diameter batang = 20 mm piston(d) 3 Katup 5/2 = 2 buah 4 Katup 3/2 NC push = 1 buah button 5 Sensor = 3 buah tekanpegas3/2nc 6 One way flow control = 4 buah 7 Unit kompresor = 1 unit 8 Selang Pneumatik = 10 m Gambar 4.1 Rangkaian pneumatik alat pemotong serat alam dengan push button Ketika push button A ditekan dan katup NC terbuka, fluida udara dari sumber diteruskan menuju ke katup 5/2. Udara yang masuk kemudian mendorong katup 5/2 sehingga katup NC terbuka dan udara supplai dari katup (P) keluar dari saluran 4 (14) kemudian diteruskan ke one way flow control. Intensitas udara yang keluar dari one way flow control diteruskan ke silinder A dan silinder A maju mendorong serat alam sampai batas maksimal (posisi A1). Kecepatan terdorongnya silinder tergantung pada penyetelan one way flow control pengatur langkah mundur (V2). Pada ujung langkah maju maksimal silinder A dipasang sensor tekan berpegas yang berfungsi sebagai pengganti push button (A1) dan katup NC terbuka fluida udara dari sumber diteruskan menuju ke katup 5/2. Udara yang masuk kemudian mendorong katup 5/2 sehingga katup NC terbuka dan udara supplai dari katup (P) keluar dari saluran 4 (14) kemudian 53
5 diteruskan ke one way flow control. Intensitas udara yang keluar dari one way flow control diteruskan ke silinder B dan silinder B yang dipasang mata pisau turun sampai batas maksimal (posisi B2) untuk memotong serat alam. Kecepatan terdorongnya silinder B tergantung pada penyetelan one way flow control pengatur langkah mundur (V4). Pada ujung langkah maju maksimal silinder B dipasang sensor tekan berpegas yang berfungsi sebagai pengganti push button (B1) dan katup NC terbuka fluida udara dari sumber diteruskan menuju ke katup 5/2. Udara yang masuk kemudian mendorong katup 5/2 sehingga katup NC terbuka dan udara supplai dari katup (P) keluar dari saluran 4 (14) kemudian diteruskan ke one way flow control. Intensitas udara yang keluar dari one way flow control diteruskan ke silinder A dan mendorong silinder A mundur sampai batas maksimal (posisi A0), kemudian lintasan pneumatik terisi kembali oleh serat alam. Kecepatan terdorongnya silinder A mundur tergantung pada penyetelan one way flow control pengatur langkah maju (V1). Saat silinder A berada pada posisi A0, dipasang sensor tekan berpegas yang berfungsi sebagai pengganti push button (A0) dan katup NC terbuka fluida udara dari sumber diteruskan menuju ke katup 5/2. Udara yang masuk kemudian mendorong katup 5/2 sehingga katup NC terbuka dan udara supplai dari katup (P) keluar dari saluran 4 (14) kemudian diteruskan ke one way flow control. Intensitas udara yang keluar dari one way flow control diteruskan ke silinder B dan silinder B tempat dipasangnya mata pisau naik kembali sampai batas maksimal (posisi b0). Kecepatan terdorongnya silinder B mundur tergantung pada penyetelan one way flow control pengatur langkah maju (V3). Mundurnya silinder secara otomatis karena ujung silinder sudah menyentuh dan menekan sensor. Walaupun sensor sudah tidak tertekan ketika silinder B mundur tetapi silinder tetap mendapat aliran dorongan udara dari power pada katup 5/2 karena fungsi sensor tekan hanya untuk mengubah posisi katup dari posisi kerja 14 menjadi 12. Langkah kerja ini akan berlangsung secara terus menerus ketika silinder B dipasang sensor tekan berpegas yang berfungsi sebagai pengganti push button (B0) dan katup NC terbuka fluida udara dari sumber diteruskan menuju ke katup 5/2 dengan 3/2 NC push button yang ditekan terus-menerus atau dikunci sebagaimana pada gambar berikut : Gambar 4.2 Rangkaian pneumatik alat pemotong serat alam dengan 3/2 NC Push Button yang dikunci 4.2 Hasil Analisis Gerak Alat Potong Serat Berdasarkan proses pemotongan serat alam menggunakan sistem penggerak pneumatik, maka diperoleh waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses pemotongan serat alam seperti pada tabel 4.1 Tabel 4.1Waktu rata-rata proses pemotongan serat alam (detik) pada tekanan udara 0.2; 0,3; 0,4; 0,5 Mpa No Tekanan Udara (MPa) Waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam (t) <detik> Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam (t) <detik>
6 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam berbanding terbalik dengan tekanan udara yang diberikan ke dalam sistem pneumatik. Semakin besar tekanan udara yang diberikan semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam, sebagaimana terlihat pada grafik berikut ini : Kecepatan Piston (V) <mm/detik> Waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam (t) <detik> Gambar 4.1 Hubungan Tekanan Udara (Mpa) dengan waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam (detik) Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 bahwa tekanan berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam. Makin singkat waktu yang dibutuhkan menunjukkan makin besar kecepatan piston yang dihasilkan, seperti pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Kecepatan piston pada tekanan udara 0.2;0,3;0,4;0,5 Mpa Proses Tekanan Udara (Mpa) Kecepatan Piston (mm/detik) Pneumatik Rata-rata Waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam (t) <detik> Tekanan Udara yang masuk ke silind <MPa> Kecepatan piston tersebut dipengaruhi oleh beban (gaya yang melawan silinder yaitu serat) dan tekanan kerja yang diberikan, seperti terlihat pada gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2 Hubungan tekanan udara (MPa) dengan kecepatan piston (mm/detik) Perbandingan dengan alat pemotong serat dengan sistem poros engkol (said;2016), bahwa dengan sistem pneumatik gaya dorong yang dihasilkan melalui pengamatan lebih besar, dan jumlah pemotongan yang dihasilkan lebih banyak, seperti tampak pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Perbandingan jumlah proses pemotongan sistem pneumatik dan poros engkol Proses Tekanan (Mpa) Poros Engkol 1 Pneumatik Waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam (t) <detik> Dari tabel 4.2 dapat kita lihat perbandingan antara sistem pneumatik dengan poros engkol. Pada tekanan 0.5 MPa, sistem pneumatik mampu memotong serat dua kali lipat dibandingakan dengan poros engkol. Artinya volume serat yang terpotong menggunakan sistem pneumatik dua kali lipat besarnya dibandingkan dengan poros engkol. 5. KESIMPULAN Tekanan Udara (P) <MPa) 1. Waktu yang dibutuhkan untuk memotong serat alam dengan menggunakan sistem pneumatik tergantung dengan tekanan udara yang diberikan, makin besar tekanan udara yang diberikan makin singkat waktu 55
7 yang dibutuhkan untuk memotong serat alam. 2. Kecepatan piston bergantung kepada beban dan tekanan kerja. Makin kecil beban dan makin besar tekanan kerja maka makin besar nilai kecepatan piston. 3. Alat pemotong serat sistem pneumatik ini mampu memotong dalam waktu detik dengan kecepatan piston 549 mm/detik, pada tekanan udara 0,5 Mpa. Kekuatan Tarik Dan Impak. Universitas Diponegoro. Jawa Tengah DAFTAR PUSTAKA Antoni, Al, A. (2009) : Perancangan Simulasi Sistem Penggerak Dengan Pengontrolan Pneumatik Untuk Mesin Pengamplas Kayu Otomatis, Universitas Sriwijaya. Palembang. Lutfi, Yuke, B dan Tri, Ferdy, P. (2014) : Mesin Pengepres Plastik Dengan Sistem Penggerak Pneumatik, ITS. Surabaya. Ikhsan, M, Saruna, Poeng Rudi, Dan Rantung, Jotje. (2013) : Analisa Sistem Penggerak Pneumatik Alat Angkat Kendaraan Niaga Kapasitas 2 Ton, Universitas Sam Ratunglangi Manado, Sulawesi Utara. Marthen, Samuel dan Noor, Azman, H, (2012) : Perancangan Instalasi Kontrol Pneumatik Menggunakan Metode Cascade Pada Alat Pelumatan Tanah Liat Sebagai Bahan Dasar Bata Merah. Politeknik Negeri Ambon. Maluku. Parr. Andrew (1991, 1998) : Hidrolika Dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi Dan Insinyur. England. Rengreng, Ilyas dan Hay, Abdul, M. (2015) : Kekuatan Tarik Komposit Serat Kelapa ( Coco Nucifera) Dengan Perlakuan Curcuma Dom. Universitas Hasanuddin. Makasar. Susandi, D, Rachmat, A, Samanta Y, Dan Priyatna. G. (2015) : Perancangan Mesin Pemotong Bahan Baku Genteng Dengan Sistem Kendali PLC Smart Relay (SR3B101FU). Universitas Majalengka. Jawa Barat. Yudo, H, Dan Jatmiko, S. (2008) : Analisa Teknis Kekuatan Mekanis Material Komposit Berpenguat Serat Ampas Tebu ( Baggase) Ditinjau Dari 56
Komponen Sistem Pneumatik
Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciElektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan
Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian
Lebih terperinciMekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik
Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik
Lebih terperinciGambar 2.32 Full pneumatik element
2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS
SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Disusun Oleh : 1. Lilis Susanti ( 2214 039 007 ) 2. Kirliyanti Novia Rachma ( 2214 039 024 ) 3. M. Zein Al Haq ( 2214 039
Lebih terperinciLembar Latihan. Lembar Jawaban.
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.
Lebih terperinciINSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.
INSTRUMENT EVALUASI MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd. 1 / 1 A.Karakteristik Pneumatik TUP : Mampu menjelaskan pengertian,
Lebih terperinciMEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh
Lebih terperinciSIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN
MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN
Lebih terperinciKUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam
KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan macam lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida yang mampu memampatkan gas atau udara. Dalam keseharian, kita sering memanfaatkan udara
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK
RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin Universitas Wijaya
Lebih terperinciANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI
ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin
Lebih terperinciSistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Pengantar Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim
Lebih terperinciPRAKTIKUM DAC HIDROLIK
LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 1, Mei 2016: 1-100 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG Anhar Khalid (1), H. Raihan (1) (1) Stap Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciMODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK
BIDANG STUDI TEKNIK PRODUKSI MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU DENGAN SISTEM PNEUMATIK Oleh : Rahmat Hadi Sukarno ( 2106.030.048 ) Dosen Pembimbing : Ir. Hari Subiyanto, MSc. PROGRAM STUDI D III TEKNIK
Lebih terperinciPERENCANAAN INSTALASI KONTROL PNEUMATIK MENGGUNAKAN METODE CASCADE PADA ALAT PELUMATAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DASAR BATU BATA MERAH.
PERENCANAAN INSTALASI KONTROL PNEUMATIK MENGGUNAKAN METODE CASCADE PADA ALAT PELUMATAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DASAR BATU BATA MERAH. Semuel Marthen Taribuka * 1), Azmain Noor Hatuwe *2) ABSTRACT Red
Lebih terperinciσ = 0,7 = = 15,52 Dimana : = Tegangan geser (N/ ) F = Gaya potong spon (N) = Bidang geser dari spon ( Sehingga : = = = 42175,6
BAB IV PERENCANAAN dan PERHITUNGAN 4.1. Perhitungan dan Pemilihan Peralatan Pneumatik Pada sub bab ini dilakukan perhitungan perencanaan untuk memilih peralatan pneumatik sesuai dengan beban yang telah
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK
PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,
Lebih terperinciB. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA
A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PEMOTONGAN BAHAN BAKU GENTENG DENGAN SISTEM KENDALI PLC LOGIC SMART RELAY(SR3B101FU)
PERANCANGAN MESIN PEMOTONGAN BAHAN BAKU GENTENG DENGAN SISTEM KENDALI PLC LOGIC SMART RELAY(SR3B101FU) Dony Susandi, AsepRachmat, Yudi Samantha, Guntur Priyatna FakultasTeknik UniversitasMajalengka Email
Lebih terperinciDESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin
Lebih terperinci4.4 Elektro Pneumatik
4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinci4.2.2 Perencanaan Diameter Pipa Saluran Diameter pipa saluran dapat dicari persamaan kerugian tekanan :
Sehingga: F =. D 2. P - 42175,6 = D 2 = D 2 = 995,64 D = D = 31,55 mm Dari perencanaan diatas didapat diameter minimal silinder pneumatik sebesar 31,55 mm. Maka untuk perencanaan ini dipilih silinder dengan
Lebih terperinciPERANCANGAN SIMULASI SISTEM PERGERAKAN DENGAN PENGONTROLAN PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS. Al Antoni Akhmad ST, MT
PERANCANGAN SIMULASI SISTEM PERGERAKAN DENGAN PENGONTROLAN PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Al Antoni Akhmad ST, MT Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION
LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION Oleh: PUTRA BINDO PAMUNGKAS NIM. I8610027 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SINGKONG DENGAN SISTEM PNEUMATIK
RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SINGKONG DENGAN SISTEM PNEUMATIK (Proses Pembuatan dan Perhitungan Waktu Permesinan) Disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan
Lebih terperinciMenguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik
Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciKompleks Maha Vihara Duta Maitreya, Sungai Panas, Batam ABSTRAK
PROFISIENSI, Vol 5 No. 1 ;51-60 Juni 2017 ISSN Cetak: 2301-7244 PERANCANGAN DAN SIMULASI ELEKTRO PNEUMATIK HOLDER MECHANISM PADA SHEET METAL SHEARING MACHINE DESIGN AND SIMULATION OF ELECTRO PNEUMATIC
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
23 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN Mulai Studi Pustaka Kapasitas mesin press, F = 30 kn Daftar kehendak rangkaian EH Perencanaan Rangkaian elektro Hidrolik dg Simulator Perhitungan
Lebih terperinciSISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.
SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika
Lebih terperinciPERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)
PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU Nama Disusun Oleh : : Jiwandana Nugraha Npm : 23411830 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing
Lebih terperinciMekatronika Modul 11 Pneumatik (1)
Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN ELEKTRO PNEUMATIK BLANKING PROFIL SANDAL
RANCANG BANGUN MESIN ELEKTRO PNEUMATIK BLANKING PROFIL SANDAL Disusun Oleh : Achmad Nizar Sholihuddin ( 2110039003 ) Joko Kariyono ( 2110039020 ) Dosen Pembimbing Rivai Wardhani ST, MSc Instruktur Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PNEUMATIK Kata pneumatic berasal dari bahasa Yunani " pneuma " yang berarti nafas atau udara. Jadi pneumatic berarti berisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik
Lebih terperinciINSTALASI MOTOR LISTRIK
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur & Observasi Lapangan Identifikasi & Perumusan Masalah 1) Penentuan Kebutuhan Alat 2) Preliminari (awal) Disain 3) Pengolahan
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT SIMULASI STEEL STRIP FEEDER SISTEM PNEUMATIK DENGAN KONTROL PLC
RANCANG BANGUN ALAT SIMULASI STEEL STRIP FEEDER SISTEM PNEUMATIK DENGAN KONTROL PLC Abstrak Suyadi, Nanang Budi Sriyanto, Dichi Yanuar Pratama Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.
Lebih terperinciANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Ari Setiawan, Sumardi, ST. MT, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya
BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Perancangan Perancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada diagram alir dibawah ini agar meminimalisir terjadinya kesalahan yang sering terjadi di lapangan. MULAI Studi
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 1.1 Implementasi 1.1.1 Sistem Gerbang Bendungan Perancangan Kontrol otomatis sistem bendungan menggunakan Programble logic Control (PLC) sebagai alat pengendali yang menggerakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH
BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH 4.1 Perhitungan Gaya 4.1.1 Perhitungan Gaya Silinder A Untuk Pemadatan Produk Gaya yang membebani silinder A adalah gaya pegas, berat beban total dan gaya gesek. Silinder
Lebih terperinciDAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Umum Sebelum memulai suatu analisa harus dibuat sebuah diagram alir kerja yang bertujuan untuk membuat suatu proses analisa agar dapat terarah dengan baik.
Lebih terperinciKISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI
KISI-KISI INSTRUMEN Mata Kuliah : Pneumatik & Hidroulik Kode / SKS : MSN 326 / 2 ( dua ) SKS Semester : 4 ( genap ) Dosen / Asisten : Purnawan,S.Pd. POKOK / 1 / 1 A.Karakteristik Pneumatik a. Pengertian
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS
PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme
Lebih terperinciRANGKAIAN DASAR PNEUMATIK
RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK KOMPONEN KONTROL PNEUMATIK Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik mekatronika Berdasarkan Kurikulum 2013 Penyusun : TRI MARYONO, S.Pd DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL RANCANG BANGUN SIMULATOR PNEUMATIK SEBAGAI ALAT PEMINDAH BARANG TUGAS AKHIR : BUDI SUSILO NIM :
UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL RANCANG BANGUN SIMULATOR PNEUMATIK SEBAGAI ALAT PEMINDAH BARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya NAMA : BUDI SUSILO NIM : 21050110060036
Lebih terperinciMekatronika Modul 12 Pneumatik (2)
Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciMesin Diesel. Mesin Diesel
Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik
Lebih terperinciMONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC
MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PRES BRIKET BLOTHONG BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK
PERENCANAAN DAN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PRES BRIKET BLOTHONG BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang Email : dartounmer@gmail.com Abstract The use of compressed
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR
PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)
Jawaban ( Katup Solenoid Tunggal dan Silinder Kerja Tunggal ) Alat Penyortir ( Sorting Device ) Soal : Dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya.
Lebih terperinciGambar 4.19 Sket Benda Kerja 10
Tabel 4.11 Benda Kerja 8 Gambar 4.16 Benda Kerja 9 Gambar 4.17 Sket Benda Kerja 9 Dari hasil tabel diatas didapatkan pada P = 30 Psi t = 0,3 detik hasil pemotngannya kurang sempurna, sedangkan pada P =
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK Anthon de Fretes 1, Riccy Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN INSTRUMENTASI INDUSTRI
KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN INSTRUMENTASI INDUSTRI Kompetensi Keahlian: - Teknik Instrumentasi Gelas - Teknik Instrumentasi Logam - Kontrol Proses - Kontrol Mekanik Kompetensi Menguasai
Lebih terperinciBAB lll METODOLOGI PENELITIAN
BAB lll METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pembuatan Alat Dalam penyusunan bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana merancang alat tersebut beserta rangkaiannya, perancangan dengan menentukan spesifikasi
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Alat Simulasi Mesin Pneumatik Pemadat Sampah Plastik Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi
Lebih terperinciPengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan
Latihan 1 : ( Silinder kerja tunggal, kontrol langsung ) Deskripsi soal : Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan Benda didorong ke dalam mesin dari tempat penyimpanan dengan mempergunakan silinder
Lebih terperinciBAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI. Mulai. Studi Literatur. Pengamatan di Lapangan. Data. Analisa. Kesimpulan. Selesai
BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI 3.1 Flowchart Penelitian Mulai Studi Literatur Pengamatan di Lapangan Data Analisa Kesimpulan Selesai Penelitian dimulai dari studi literatur seperti yang telah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN PNEUMATIKA DASAR Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Edisi Tahun 2017
B U K U S E R I A L R E V I TA L I S A S I S M K M O D U L E L E K T R O N I K A D A N M E K AT R O N I K A P N E U M AT I K A D A S A R OLEH HERI YUDIANTO 1 MODUL PEMBELAJARAN PNEUMATIKA DASAR Untuk Sekolah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinciSISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON
POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON Syaprudin Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru-UI Depok 16425 W_mail : syap_pnj@yahoo.com
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI
KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI Kompetensi Keahlian: - Teknik Instrumentasi Gelas - Teknik Instrumentasi Logam - Kontrol Proses - Kontrol Mekanik Kompetensi
Lebih terperinciBAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER
BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik
Lebih terperinciPERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK
PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi TEKNIK MESIN UN PGRI Kediri
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan
Lebih terperinciHidrolik & Pneumatik
DIKTAT KULIAH Hidrolik & Pneumatik (MES304) (Untuk Kalangan Sendiri) Oleh : Dhimas Satria, ST., M.Eng JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2013 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah,
Lebih terperinciBAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK
BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. industri sebagai alat bantu yang berfungsi untuk memperbesar tekanan gas.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompresor sangat banyak dibutuhkan dan digunakan pada industri industri sebagai alat bantu yang berfungsi untuk memperbesar tekanan gas. Kompresor dapat juga menghasilkan
Lebih terperinciBAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen
BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum
Lebih terperincia. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)
2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengujian Lengkung (Bending Test) Pengujian lengkung merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap speciment dari bahan baik bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciAKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri
AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON
TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI
BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam
Lebih terperinciPneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup
Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SYSTEM SETTINGS FOR STORAGE AND DELIVERY WITH PNEUMATIC
Lebih terperinciBAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan
BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinciAPLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK
LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E
TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Lebih terperinciANALISA SISTEM PNEUMATIK UNTUK PENGGERAK ALAT PANEN KELAPA SAWIT ( TEMBILANG DAN SABIT ) Legisnal Hakim ABSTRACT
nalisa Sistem Pneumatik NLIS SISTEM PNEUMTIK UNTUK PENGGERK LT PNEN KELP SWIT ( TEMBILNG DN SBIT ) Legisnal Hakim BSTRCT Pneumatic is a fluid power system, that the energy source from the air pressure
Lebih terperinci