Interaksi Sosial Antar Etnis. (Studi Kasus Di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo)

dokumen-dokumen yang mirip
INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode, Pendekatan, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa,

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB I PENDAHULUAN. disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal atau hewan sosial

KESADARAN MASYARAKAT MAJEMUK DAN KEBHINEKA TUNGGAL IKAA-AN KEBUDAYAAN DI INDONESIA Oleh : Wilodati*)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

Utara sebelah Utara : berbatasan dengan gampong Keuniree. Sebelah Timur : Berbatasan dengan gampong Tumpok 40

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Pematang Pasir menjadi desa definitif relatif masih baru yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN , Kelurahan Pammase terdiri dari 3 (tiga) lingkungan:

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM. Bungur). Pembentukan desa dipimpin oleh tokoh adat setempat yaitu Bapak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis dan pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika Multikulturalisme Kanada ( ). Kesimpulan tersebut

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

INTERAKSI MASYARAKAT YANG BERBEDA ETNIS DI KECAMATAN MASAMA SKRIPSI

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Latar Belakang Perumahan Bataranila dan Lokasi. Bataranila sendiri bediri pada tahun Pada saat ini penduduk Perumahan

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

Transkripsi:

Interaksi Sosial Antar Etnis (Studi Kasus Di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo) Leni B. Amiri, Ridwan Ibrahim S.Pd., M.Si, Sainudin Latare S.Pd., M.Si Program Studi Sosiologi Abstrak Leni B. Amiri Nim 2814 090 51 Interaksi Sosial Antar Etnis (Studi Kasus Interaksi Antar Etnis di Desa Kaaruyan). Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2013. (Pembimbing I Ridwan Ibrahim, S.Pd., M.Si dan Pembimbing II Bapak Sainudin Latare, S.Pd.,M.Si). Penelitian ini mengkaji tentang Interaksi Sosial Antar Etnis (Studi Kasus Interaksi Antar Etnis di Desa Kaaruyan), dan bagaimana hubungan interaksi sosial antar etnis yang terjadi di Desa Kaaruyan dalam kehidupan sehari-hari guna menjaga hubungan solidaritas antar berbagai etnis yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sesuai dengan permasalahan yang diangkat yaitu Interaksi Sosial Antar Etnis di Desa Kaaruyan. Dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung melalui interview dan observasi untuk memperoleh data yang akurat. Desa Kaaruyan terdiri dari berbagai latar belakang etnis yang beragam mulai dari etnis Minahasa, Cina, Jawa, Sangihe, Bugis, Dayak termasuk etnis Gorontalo. Kemajemukan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat, mereka hidup berdampingan dengan kondisi dan ciri etnis yang berbeda satu dan lainnya. Keberagaman ini merupakan ciri khas masyarakat yang ada di desa Kaaruyan, jika dilihat dari latar belakang berbagai etnis yang ada ini dipandang perlu untuk mendapat perhatian karena merupakan bentuk multikulturalisme yang ada di Gorontalo. Poses interksi sosial antar etnis di Desa Kaaruyan meliputi proses sosial yang asosiatif dan disosiatif. Proses sosial yang asosiatif terdiri dari kerjasama, akomodasi, asimilasi. Sedangkan proses sosial disosiatif meliputi persaingan dan pertentangan. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti, bahwa Intraksi sosial antar etnis yang terjadi di Desa Kaaruyan berdampak positif bagi kehidupan antar etnis yang ada. Dari hubungan interaksi yang dibangun ini mereka mampu menjalin hubungan solidaritas antar etnis yang berbeda. Kata Kunci: Interaksi, Sosial, Etnis, Kaaruyan.

A PENDAHULUAN Letak Indonesia sebagai sebuah Negara kepulauan yang terbesar dari Sabang hingga Merauke kini telah melahirkan beberapa bahasa dan adat istiadat. Bangsa Indonesia terdiri atas suku-suku, berbicara dengan bahasa daerah, memiliki adat dan memeluk agama yang berbeda pula, dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam, namun tetap merupakan satu bangsa. Kesatuan itu di simbolkan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika berbeda-beda tetap satu jua. Hal ini dapat pula dikatakan demikian Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai agama dan suku bangsa yang berbeda. Dalam hal ini berdasarkan realita yang ada, permasalahan lebih khususnya menyangkut identitas masyarakat penduduk desa Kaaruyan yang dikenal sebagai komunitas masyarakatnya berbasis Non Muslim, dimana salah satu konsekuensi migrasi bertemunya berbagai agama, kebudayaan, suku, dan ras di daerah yang menjadi sasaran migrasi (Rantau), dan pertemuan ini akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial. Sedangkan yang kita ketahui bersama bahwa Daerah Provinsi Gorontalo adalah Daerah yang masyarakatnya didominasi oleh orangorang Muslim sehingga Gorontalo dijuluki dengan Kota Serambi Madinah. Kedua etnis ini pun saling hidup berdampingan. Sedangkan yang kita ketahui bersama bahwa dikota-kota besar saat ini seringkali terjadi perang besar-besaran hanya karena persoalan konflik agama.

Sebagai etnis minoritas, penduduk desa kaaruyan yang berasal dari etnis minahasa menyadari bahwa mereka sebagai masyarakat pendatang saling menjaga sistem hubangan antara satu dengan yang lainnya, terutama dalam hal berinteraksi agar supaya tidak akan menimbulkan kesalah fahaman yang dapat menimbulkan konflik. Terwujudnya corak interaksi antar kedua Etnis tersebut membawa perubahan bagi masyarakat itu sendiri, dalam menjaga sistem kesolidaritasan kerjasama yang dibangun. B. Metode yang di gunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penggunaan metode ini guna mengungkap permasalahan tentang Interaksi Sosial Antar Etnis di desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo wilayah Kabupaten Gorontalo. Pendekatan deskriptif ini di gunakan untuk menguraikan semua gejala interaksi yang sedang terjadi di setiap kehidupan antar etnis yang tinggal di desa Kaaruyan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan segala masalah yang terjadi dalam kehidupan antar etnis tersebut. C. Hasil dan Pembahasan 1. Keadaan dan Letak Geografis Desa Kaaruyan adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Mananggu kabupaten Boalemo. Secara geografi desa Kaaruyan terletak di tengah-tengah pedesaan yang ada di kecatan Mananggu dengan luas wilayah 1.300 Ha yang terbagi menjadi 3 Dusun, yang meliputi: Dusun Esamokan, Dusun Pinaesaan, dan Dusun Maesa. Desa Kaaruyan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

sebelah utara berbatasan dengan hutan Sumalata, Sebelah timur berbatasan dengan desa Pontolo dan desa Salilama, sebelah selatan berbatasan dengan jalan trans Sulawesi, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Tabulo dan desa Bendungan. Menurut perkiraan, keberadaan Desa Kaaruyan berdiri sekitar tahun 1920-an saat itu masih hutan belukar dan sering disebut hutan Managgu, pada saat ada seorang petugas penjaga kawat telefon bernama Niklas Pandeirot melihat bahwa daerah tersebut adalah subur, tumbuhan yang menghijau, tanahnya luas dan datar di tumbuhi pohon dan semak cocok untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan, bahkan perkampungan. Hal ini diceritakan kepada teman-temannya yang pada waktu itu merantau di daerah Gorontalo (sekarang kota Gorontalo) sehingga terjadilah kesepakatan bersama untuk mengunjungi sekaligus membuka hutan belukar tersebut menjadi areal perkebunan. Adapun tokoh-tokoh yang membuka hutan belukar tersebut adalah: Niklas Pandeirot (petugas penjaga kawat telefon belanda), Zet Pandeirot (pelaut), Jairus Walukow ( penjaga pabrik es di Gorontalo) yang memberi nama Kaaruyan. Mereka bertiga berasal dari daerah Minahasa yang telah lama merantau di Gorontalo. Setelah mereka bercocok tanam di daerah tersebut mereka kembali ke daerah Minahasa dengan tujuan memanggil/mengajak sanak saudara dan teman-teman sehingga mulai pada saat itu terjadilah perpindahan penduduk secara bergelombang. Dan sejak saat itu Kaaruyan telah memenuhi syarat menjadi satu dusun bergabung dengan desa tetangga (Desa Tabulo) seiring dengan berjalannya waktu maka pada tahun 1948 Dusun Kaaruyan yang dipimpin oleh Jairus Walukow resmi menjadi Desa

Definitiv Desa Kaaruyan. Nama Kaaruyan berasal dari bahasa Minahasa Aruy yang artinya senang bahagia. Kata Aruy adalah kata yang dicetuskan oleh orang minahasa yang pertamakali datang membangun desa Kaaruyan tersebut. Kata ini berasal dari bahasa lokalnya etnis Minahasa yang disebut dengan Bahagia sedangkan Ka dan sambungan an, dari kata Kaaruyan tersebut itu sebenarnya sambungan kata yang bisa diartikan sebagai Berbahagia. Adapun nama-nama tokoh yang pernah memimpin sebelum dan sesudah berdirinya desa Kaaruyan sebagai berikut: 1. Jairus Walukow (Kades Persiapan < 1948) 2. Gerson Sumolang (Kades Terpilih) 3. Jairus Walukow (Kades Terpilih) 4. Semuel Pua (Demisioner 1955) 5. Albert Sumolang (Pejabat) 6. Alex Lensun (Pejabat) 7. Yus Luwuk (Pejabat 1964-1967) 8. Welli Manopo (Pejabat) 9. Jiko Pongoliu (Pejabat) 10. Emba Palele (Pejabat) 11. Jefri Lumingas (Pejabat/Kades Terpilih 1975-1989) 12. Yan Tamon (Kades Terpilih 1999-2005) 13. Rulli Pontoh (Kades Terpilih 2006-2007) 14. Berty Walukow (PLH Kades 2008-2009) 15. Berty Walukow (Kades Terpilih 2010-2016)

Desa Kaaruyan kecamatan Mananggu yang merupakan daerah otonomi desa dengan jumlah penduduk 625 jiwa yang terdiri dari 328 jiwa penduduk lakilaki dan 297 jiwa perempuan. Desa Kaaruyan memiliki potensi yang cukup besar, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Potensi yang dimiliki tentunya harus tetap dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga kedepan pelaksanaan pembangunan yang ada didesa Kaaruyan lebih optimal pemanfaatannya dan dapat dikembangkan secara merata demi kepentingan dan kemakmuran masyarakat desa Kaaruyan. 2. Keadaan Penduduk Desa Kaaruyan memiliki jumlah penduduk sebesar 625 jiwa yang terdiri dari 328 jiwa penduduk laki-laki dan 297 jiwa perempuan dan yang terbagi dalam tiga dusun yang ada didesa Kaaruyan. 3. Keadaan Pendidikan Desa Kaaruyan dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini cukup memuaskan, hal ini ditunjukkan dengan minimnya jumah penduduk buta huruf. (Keaksaraan Fungsional ) sedangkan sarana pendidikan formal cukup memadai, dalam rangka meningkatakan kualitas peserta didik, pemerintah desa beserta warga masyarakat sedang melakukan peningktan sarana pendidikan berupa rehabilitas sarana pendidikan. Persoalan ini juga harus mendapat perhatian dari pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo, sehingga pelaksanaan program pendidikan dapat di implementasikan dengan baik.

4. Keadaan Mata Pencaharian Menurut Status Pekerjaan Pada umumnya sebagian besar masyarakat Desa Kaaruyan memiliki mata pencaharian sebagai petani, hal ini disebabkan Desa Kaaruyan memiliki lahan pertanian berupa persawahan yang cukup memadai. Disamping itu ada juga yang berprofesi sebagai PNS, Tukang, Wiraswasta, dan lain sebagainya. 5. Interaksi Sosial Antar Etnis di Desa Kaaruyan Dalam penelitian yang pernah dilakukan Interaksi antar etnis merupakan suatu hubungan yang melahirkan hubungan sosial dimana beberapa etnis sangat berperan penuh didalamnya karena dilihat dari faktor etnis pendatang. Desa Kaaruyan terdiri dari berbagai latar belakang etnis yang beragam mulai dari etnis Minahasa, Cina, Jawa, Sangihe, Bugis, Bali termasuk etnis Gorontalo. Kemajemukan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat, mereka hidup berdampingan dengan kondisi dan ciri etnis yang berbeda satu dan lainnya. Keberagaman ini merupakan ciri khas masyarakat yang ada di desa Kaaruyan, jika dilihat dari latar belakang berbagai etnis yang ada ini dipandang perlu untuk mendapat perhatian karena merupakan bentuk multikulturalisme yang ada di Gorontalo. Hubungan sosial yang di bangun oleh masyarakat yang ada di desa Kaaruyan merupakan bentuk hubungan sosial yang bisa jadi positif ketika mereka saling memahami sifat kepribadian etnis lain, begitu pula bentuk hubungan negatif juga akan terjadi ketika mereka saling mengadakan perselisihan dengan etnis lain. Untuk kelangsungan hidup etnis ini mereka sering mengadakan

beberapa kegiatan dengan etnis lain untuk menciptakan hubungan yang semakin erat dengan etnis yang berbeda. Hubungan sosial yang dilakukan berupa bentuk interaksi; komunikasi yang baik yang harus diungkapkan kepada etnis lain, membangun kerjasama seperti ada hari-hari penting yang dilakukan dengan aktivitas gotong royng bersama, persaingan dalam bentuk aktivitas dalam tingkat ekonomi, serta hubungan asimilasi dalam perkawinan antar etnis, serta membangun. Hubungan-hubungan sosial yang dibangun ini merupakan bentuk interaksi yang ada di desa Kaaruyan, hubungan-hubungan sosial ini telah dibangun sejak terbentuknya desa Kaaruyan yang tentunya di huni oleh berbagai latar belakang etnis yang ada. Keadaan ini menunjukan bahwa masyarakat desa Kaaruyan merupakan masyarakat yang multikultural yang di dalamnya terdapat berbagi etnis dengan beragam bentuk budaya, sistem kepercayaan dan lain sebagainya. Interaksi yang di bangun ini merupakan cerminan yang sangat positif yang perlu di pertahankan sehingga perbedaan-perbedaan yang akan memimbulkan konflik di kalangan berbagai etnis dapat di minimalisir dan di cegah sedini mungkin. Interaksi yang di bangun oleh etnis yang ada di desa Kaaruyan mampu menciptakan hubungan-hubungan sosial antar berbagai etnis yang ada sehingga persatuan dan rasa solidaritas yang tinggi dapat diwujudkan dengan baik tanpa memandang status maupun latar belakang etnis yang berbeda

D KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Desa Kaaruyan terdiri dari berbagai latar belakang etnis yang beragam mulai dari etnis Minahasa, Cina, Jawa, Sangihe, Bugis, Dayak termasuk etnis Gorontalo. Kemajemukan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat, mereka hidup berdampingan dengan kondisi dan ciri etnis yang berbeda satu dan lainnya. Keberagaman ini merupakan ciri khas masyarakat yang ada di desa Kaaruyan, jika dilihat dari latar belakang berbagai etnis yang ada ini dipandang perlu untuk mendapat perhatian karena merupakan bentuk multikulturalisme yang ada di Gorontalo. Poses interaksi sosial antar etnis di Desa Kaaruyan meliputi proses sosial yang asosiatif dan disosiatif. Proses sosial yang asosiatif terdiri dari kerjasama, akomodasi, asimilasi. Sedangkan proses sosial disosiatif meliputi persaingan dan pertentangan. 2. Dalam proses sosial yang terjadi di Desa Kaaruyan ternyata ada banyak permasalahan yang timbul, namun hal ini dapat diselesaikan oleh mereka sehingga tidak menimbulkan konflik antar etnis. Faktor etnis perbedaan ras, agama, dan budaya, ternyata tidak menimbulkan perbedaan yang negatif dalam menjalin hubungan sosial antar etnis melainkan menimbulkan hubungan yang harmonis antar berbagai etnis yang ada di desa Kaaruyan.

E. DAFTAR PUSTAKA Agus Salim, MS. 2006. Stratifikasi Etnik (Kajian Mikro Sosiologi Interaksi Etnis Jawa dan Cina). Yogyakarta : Tiara Wacana. Dewi Wulansari. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung :Refika Aditama. Nasikun. 2006. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta :PT. RajaGrafindo Persada. Nining I. Soesilo. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta :PT. Universitas Indonesia (UI-Press). Soerjono Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rajawali Pers. Sya roni, 2008. Jurnal Interaksi Sosial Antara Kelompok Etnik di Kelurahan Tambak Sari, Kec. Jambi Selatan Kota Jambi. (Kontekstualita vol. 23 No. 1, Juni).Hlm 01. Ubed Abdilah S. 2002. Politik Identitas Etnis. Magelang : Yayasan Indonesia Tera. Udin Saripudin Winataputra, 2008, Multikulturalisme Bineka Tunggal Ika Dalam Perspektif pendidikan Pewarganegaraan Sebagi Wahana Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia. Jurnal pendidikan dan Kebudayaan No. 075 FKIP-UT Hlm.1011. Uhar Suharsaputra. 2012. Metode Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama. Wilodati, Jurnal Masyarakat Majemuk (MKDU FPIPS UPI). Hlm 3.