BAB I PENDAHULUAN. Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BESARAN TARIF TIKET ZONA ASTRONOMI DAN WAHANA BAHARI DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN W ALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2017

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai

BAB I PENDAHULUAN. Malaysia menemukan bahwa faktor destination awareness, motivation, WOM

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi

Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta

BAB I PENGANTAR. merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup terkenal di Indonesia. Kekayaan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan multidestinasi adalah jenis perjalanan yang sering. dilakukan wisatawan dalam berkunjung ke kawasan yang memiliki banyak

B. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui indeks kepuasaan masyarakat (IKM) terhadap Taman Pintar.

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

LAPORAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP TAMAN PINTAR JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dan kemajuan teknologi telah mempermudah hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

NOVEMBER 2014 KERJA SAMA:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belanja dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan hal penting bagi penyedia produk

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Kendaraan di Kota Bandung pada Tahun

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. sebagai berikut: Pertama, di Kawasan Candi Cetho masih terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sumber devisa keempat di Indonesia. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN KULIAH MANAJEMEN PARIWISATA SEMESTER GAZAL 2012/2013. By deni darmawan

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Besar Kunjungan Wisatawan di Kota Yogyakarta JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA

BAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UN-WTO) pariwisata merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti BR Tarigan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman Pintar Yogyakarta yang selanjutnya disebut Taman Pintar adalah wahana ilmu pengetahuan yang dibangun dengan konsep pengembangan kawasan yang terencana, terintegrasi dan berbasis teknologi dalam rangka memberikan ruangan berekspresi dan memfasilitasi tumbuh kembang anak-anak dalam suasana pendidikan yang menyenangkan. Lokasi Taman Pintar yang strategis, yakni berada di kawasan Nol kilometer kota Yogyakarta, selalu dikunjungi oleh wisatawan setiap harinya. Benteng Vrederbugh, Monumen Serangan Umum Satu Maret, pusat buku Shopping, pasar Beringharjo, kawasan Malioboro, dan Taman Budaya merupakan beberapa objek wisata yang berada di sekitar Taman Pintar. Kawasan ini dapat dikategorikan sebagai theme-park yang dibangun pemerintah di lahan seluas 12.000m 2 dengan harapan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan sejak dini dan memperdalam pemahaman materi yang telah diterima di pendidikan formal. Hingga tahun 2013, beberapa zona yang dapat diakses oleh wisatawan dengan balutan edukasi di Taman Pintar. Zona tersebut ialah, zona playground, zona Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), zona Gedung Oval (alat peraga edukasi sains), zona Gedung Memorabilia (alat peraga sejarah), dan yang terbaru zona planetarium. 1

Data statistik yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Yogyakarta bahwa Taman Pintar menjadi objek wisata utama tujuan wisatawan di Kota Yogyakarta disusul kebun binatang Gembira Loka dan Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Taman Pintar mengalami peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan pada awal pembukaannya, dari 6.012 pengunjung (2008) meningkat menjadi 1.085. 538 pengunjung (2009), 1.127.864 pengunjung (2010), 1.128.058 pengunjung (2011), dan 932.705 pengunjung (2012) (Data Statistik Pariwisata DIY 2012). Konsistensi tingkat kunjungan wisatawan di angka satu juta menggambarkan bahwa kondisi Taman Pintar yang sudah mengalami stagnasi. Dinamika kunjungan wisatawan selama empat tahun pasca dibukanya objek wisata ini menunjukkan peningkatan yang positif. Namun, terjadi penurunan jumlah pada tahun 2012. Penurunan ini tidak terlalu berarti. Akan tetapi, penurunan kunjungan tersebut dapat diperbaiki pada tahun 2013. Hal tersebut diutarakan oleh pengelola Taman Pintar, yakni : Tingkat kunjungan di Taman Pintar Yogyakarta akhirnya menembus angka di atas sejuta orang selama tahun 2013. Dari target kunjungan 929.056 orang, terealisasi 114,86 persen atau 1.067.166 orang. Raihan tersebut memacu pengelola untuk melakukan inovasi zona edukasi.... Yunianto menambahkan, total zona edukasi yang dimiliki mencapai 47 unit. Tahun 2013 lalu sedikitnya ada empat zona baru, yakni Zona Standar Nasional Indonesia, Zona Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Zona Robotik serta Zona Fisika. Sedangkan zona baru yang akan dibangun tahun ini juga terkait dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Terkait dengan target kunjungan selama ini, imbuhnya, pengelola menargetkan 909 ribu orang. Menurut Yunianto, target tersebut disesuaikan dengan kapasitas maksimal yang tersedia di Taman Pintar. "Bisa saja kami menargetkan di atas satu juta orang. Tapi luasan Taman Pintar tiap tahun tidak ada perluasan. Padahal tingkat kunjungan sangat tinggi," imbuhnya. Secara ideal, tingkat kunjungan per hari maksimal tiga ribu orang. Sementara realisasinya saat musim libur selalu diatas 2

kapasitas maksimal. Yunianto mengakui, kondisi tersebut membuat kenyamanan pengunjung terganggu lantaran berdesak-desakan. (http://krjogja.com/read/200355/wow-selama-2013-taman-pintartembus-1-juta-pengunjung.kr Kamis, 9 Januari 2014) Tingginya minat wisatawan untuk mengunjungi Taman Pintar tidak seimbang dengan luasan kawasan yang terbatas. Penambahan wahana dan objek di kawasan berimplikasi terhadap berkurangnya ruang sirkulasi dan ruang gerak bagi pengunjung. Kepadatan kunjungan terjadi. Padahal, rata-rata kunjungan wisatawan tiap hari lebih dari 3.000 pengunjung. 1.1.1 Taman Pintardan Daya Dukung Kawasan WTO (2004b) mengatakan bahwa daya dukung dalam pariwisata berusaha untuk mengidentifikasi nilai maksimum dari infrastruktur yang digunakan dan terkait dengan pengunjung yang dapat ditampung di tempat tersebut sebelum nilai tempat tersebut berkurang ke tingkat yang tidak dapat diterima. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa apabila nilai maksimum tersebut telah terlampaui, maka akan terjadi dampak sebagai akibat dari terbatasnya ruang gerak wisatawan. Selain itu, kenyamanan wisatawan selama melakukan kunjungan akan terganggu. Pengunjung yang datang ke Taman Pintar berasal dari dalam dan luar kota Yogyakarta. Jumlah pengunjung akan meningkat pada akhir pekan. Walaupun pengunjung Taman Pintar didominasi oleh anak-anak, namun kedatangan mereka tidak sendiri. Kedatangan mereka diikuti/didampingi oleh anggota keluarga/orang dewasa yang menemani 3

maupun berkeinginan mengunjungi objek wisata lain setelah/sebelum dari Taman Pintar. Kuantitas pengunjung di Taman Pintar sudah cukup sulit untuk dipaksakan naik karena luas tempat wisata yang terbatas. Taman Pintar dibangun di lahan seluas 1,2 hektar. Jumlah ideal pengunjung di Taman Pintar adalah 3.000 hingga 4.000 orang per hari, namun jumlah pengunjung bisa meningkat empat hingga lima kali lipat saat libur panjang sehingga dalam satu tahun ada sekitar satu juta orang yang datang ke tempat wisata itu. (http://antarayogya.com/berita/320992/taman-pintar-lakukanpenyesuaian-tarif-tiket-masuk Selasa, 25 Maret 2014 13:00 WIB) Berdasarkan fakta yang dituturkan Kepala Pengelola Taman Pintar, Taman Pintar hanya mampu menampung rata-rata 3.000 pengunjung setiap harinya. Tingkat kunjungan akan meningkat pada saat libur dengan jumlah pengunjung berkisar antara 12.000 hingga 20.000 pengunjung. Taman Pintar dapat dikatakan padat pengunjung di lahan seluas 12.000m 2. 1.1.2 Taman Pintar dan Manajemen Pengunjung Manajemen pengunjung di bidang pariwisata menurut Hall dan McArthur (1993) dalam Ratnadewi (2005) adalah pengelolaan pengunjung ke suatu objek wisata baik alam maupun budaya yang diarahkan kepada upaya untuk memaksimalkan kualitas pengalaman kunjungan dan meminimalkan dampak negatif kunjungan terhadap kualitas fisik lingkungan objek wisata. Namun objek wisata tidak hanya sebatas alam maupun budaya. Bangunan yang dibuat oleh manusia dengan tujuan awal sebagai objek wisata maupun tidak, merupakan bagian dari objek wisata (atraksi). Fakta di lapangan menunjukkan 4

bahwa, wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta lebih banyak mengunjungi objek wisata buatan daripada objek wisata budaya maupun alam. El-Barmelgy (2013) berpendapat bahwa tujuan manajemen pengunjung merupakan upaya memberikan perlindungan yang lebih tinggi terhadap sumber daya apabila diperlukan. Kunci dari manajemen pengunjung ialah perlindungan terhadap sumber daya (konservasi). Terkait dengan sumber daya pariwisata, upaya untuk melindungi sumber daya pariwisata dan mengurangi dampak akibat kegiatan pariwisata dapat dilakukan dengan cara pengendalian dan kesadaran. Pengendalian jumlah pengunjung serta memberikan kesadaran dan pemahaman mengenai konservasi kepada pengunjung terhadap objek yang berada dalam atraksi. Konsep manajemen pengunjung dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan cara pengendalian jumlah pengunjung, mencoba untuk memodifikasi perilaku pengunjung, dan juga memodifikasi sumber daya pariwisata (Mason, 2005). Tingginya tingkat kunjungan dan terbatasnya luasan ruang berdampak terhadap terganggunya kenyamanan pengunjung. Pihak pengelola telah berupaya untuk melakukan pembenahan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan mengendalikan tingkat kunjungan ialah dengan menaikkan tarif tiket. Kenaikan tarif tiket ini tidak hanya dipandang dari sisi pendapatan, namun sebagai alat kontrol 5

untuk memberikan kenyamanan yang lebih kepada pengunjung. Berikut merupakan pernyataan pengelola Taman Pintar: "Kenaikan tarif tiket dilakukan untuk menyesuaikan target pendapatan tahun ini dan sudah lima tahun tidak ada kenaikan tarif di Taman Pintar," kata Kepala Kantor Pengelola Taman Pintar Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Selasa. Kenaikan tarif tiket tersebut diatur melalui Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2014 yang disahkan pada 28 Februari dan peraturan tersebut dinyatakan berlaku sejak ditetapkan. (http://antarayogya.com/berita/320992/taman-pintar-lakukanpenyesuaian-tarif-tiket-masuk Selasa, 25 Maret 2014 13:00 WIB) Dalam konteks situasi sosial yang terjadi (dalam hal ini ialah pengunjung yang sedang beraktivitas, berinteraksi sosial antar pengunjung dan berinteraksi dengan objek yang menjadi atraksi di Taman Pintar) akan mencari titik keseimbangan antara permintaan oleh pengunjung dan penawaran yang diberikan oleh Taman Pintar. Ekstensifikasi tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan keterbatasan lahan di Taman Pintar yang dapat mempengaruhi tingkat kunjungan yang terjadi disana dan menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu keberlanjutan Taman Pintar. Ini bukanlah hal yang mudah untuk mengatur dan mengarahkan hampir 3.000 pengunjung setiap hari (pada waktu libur bisa mencapai 12.000 hingga 20.000 pengunjung) di kawasan dengan luas 12.000m 2. Kepadatan, ketidak puasan, keterbatasan ruang gerak pengunjung, berkurangnya nilai pengalaman pengunjung, serta terjadinya penurunan daya dukung dapat disebabkan oleh tingginya tingkat kunjungan yang terjadi di Taman Pintar. Kenyataan yang terjadi di lapangan ialah, terjadinya antrian pada saat penggunaan alat peraga, terjadinya tabrakan 6

arus pengunjung di beberapa ruas, disorientasi kunjungan wisatawan, bahkan terdapat wisatawan hanya mengikuti alur perjalanan yang telah dibuat oleh pengelola tanpa menikmati wahana yang berada di dalam kawasan pada waktu-waktu tertentu. Pihak pengelola Taman Pintar telah mengetahui bahwa kepadatan pengunjung berpengaruh terhadap daya dukung fisik kawasan. Apalagi kunjungan yang terjadi pada musim libur dan akhir pekan. Pihak pengelola sudah menerapkan beberapa metode untuk mengatur dan mengontrol jumlah pengunjung yang datang ke Taman Pintar. Hal tersebut merupakan bagian dari konsep manajemen pengunjung. Namun apakah metode yang telah diterapkan saat ini dapat mengatur/mengontrol pengunjung, atau diperlukan serangkaian metode untuk mengatur dan mengontrol pengunjung sehingga pengalaaman dari kunjungan wisatawan bertambah dan dampak kunjungan berkurang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, sebagai objek wisata buatan yang memuat nilai-nilai pendidikan, keberadaan Taman Pintar yang menjadi objek wisata unggulan di kota Yogyakarta telah mengalami kelebihan daya tampung ( over carriying capacity). Keadaan semakin memburuk pada saat hari libur dan akhir pekan. Jumlah kunjungan akan meningkat empat hingga lima kali lipat dari hari-hari biasa. Banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung (terutama pada saat hari libur dan akhir pekan) dan terbatasnya 7

lahan untuk pengembangan objek wisata dapat mempengaruhi kualitas pengalaman kunjungan yang dilakukan oleh pengunjung. Melihat realitas yang terjadi di lapangan, untuk tetap menjaga eksistensi Taman Pintar sebagai objek wisata unggulan kota Yogyakarta, perlu dilakukan penelitian permasalahan yang fokus terhadap manajemen pengunjung di Taman Pintar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh pengunjung di ruang yang terbatas serta meningkatkan kualitas pengalaman kunjungan yang dialami oleh pengunjung. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana manajemen pengunjung di Taman Pintar? 2. Apakah manajemen pengunjung yang diterapkan di Taman Pintar mampu mengatasi persoalan daya dukung pengunjung di kawasan tersebut? Bagaimana caranya? 1.4 Tujuan Penelititan 1. Mengetahui manajemen pengunjung untuk objek wisata buatan Taman Pintar yang dilihat dari perspektif kunjungan dan keruangan yang dibantu dengan komponen pariwisata pembentuk manajemen pengunjung di Taman Pintar. 2. Mengetahui apakah manajemen yang diberlakukan dapat mengatasi kepadatan/persoalan daya dukung pengunjung dan menyusun konsep manajemen pengunjung yang dapat diterapkan di Taman Pintar. 8

1.5 Sasaran Penelititan 1. Mengetahui manajemen pengunjung di Taman Pintar dari perspektif keruangan dan kunjungan. 2. Menyusun konsep manajemen pengunjung yang dapat diterapkan di Taman Pintar untuk meningkatkan jumlah dan kualitas kunjungan wisatawan dan mengurangi dampak akibat dari kunjungan di Taman Pintar. 1.6 Batasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya fokus dan membahas mengenai manjemen pengunjung (visitor management) yang akan diterapkan di atraksi buatan yakni Taman Pintar. 2. Parameter pembentuk konsep manajemen pengunjung cukup banyak. Parameter pembentuk manajemen pengunjung yang digunakan akan diuraikan pada bab berikutnya. Pembahasan konsep manajemen pengunjung ( visitor management) tidak dikorelasikan dengan atraksi pengunjunng ( visitor attraction) maupun manajemen atraksi ( attraction management). 1.7 Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan atau kalangan akademisi, memberi wawasan mengenai manajemen pengunjung di bidang pariwisata. 2. Bagi pengelola destinasi, memberi wawasan sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan manajemen pengunjung di Taman Pintar. 9

1.8 Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian yang dimaksudkan ialah penelitian terdahulu di bidang kepariwisataan yang memiliki kesamaan fokus mengenai manajemen pengunjung ataupun kesamaan lokasi yakni penelitian berada di Taman Pintar Yogyakarta. No Nama Peneliti Tahun Enny 1 Ratnadewi 2005 2 Elyas 2008 3 Ries Hartadi 2009 Mira 4 Hafizhah 2012 Tanjung Moh. Nur 5 Dita 2015 Nugroho Tabel 1.1.Keaslian penelitian Aspek yang Judul Diteliti Pengelolaan Tinggalan Persepsi Budaya Melalui wisatawan Pendekatan Visitor terhadap kualitas Management (studi pengalaman kasus Candi Borobudur) kunjungan Persepsi Persepsi Pengunjung wisatawan terhadap Objek Taman terhadap Pintar di Kota pelayanan fasilitas Yogyakarta publik kota Pola Kunjungan Pola kunjungan Wisatawan di Desa wisatawan Candirejo Borobudur Manajemen pengunjung (Visitor Management) Sebagai Pendekatan Pengembangan Pengembangan kawasan Kawasan Tamansari Yogyakarta Manajemen Manajemen pengunjung pengunjung di Taman Pintar (ruang dan Yogyakarta kunjungan) Lokasi Metode Kabupaten Deskriptif Magelang kuantitatif Deskriptif Taman kuantitatif Pintar dan Yogyakarta kualitatif Desa Candirejo, Deskriptif Kabupaten Kualitatif Magelang Deskriptif Kota (Kuantitatif Yogyakarta dan kualitatif) Kota Deskriptif Yogyakarta Sumber: Analisis, 2014 10