ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3

dokumen-dokumen yang mirip
DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KEDELAI DAN NILAI TAMBAH TAHU DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DAN NILAI TAMBAH TEPUNG KARAGINAN DI KECAMATAN KEI KECIL, KABUPATEN MALUKU TENGGARA

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN EFISIENSI USAHA AGROINDUSTRI MINYAK CENGKEH

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

ANALISIS NILAI TAMBAH NIRA KELAPA PADA AGROINDUSTRI GULA MERAH KELAPA (KASUS PADA AGROINDUSTRI GULA MERAH DESA KARANGREJO KECAMATAN GARUM, BLITAR)

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK KULIT SAPI DI KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI DAN PEMASARAN PRODUK GULA AREN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

IV. METODE PENELITIAN

Nilai Tambah Produk Olahan Jahe Merah pada UD. VisionBali Herbal Indonesia, Denpasar

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden Bersangkutan:

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Negara agraris

Analisis Nilai Tambah dan BEP Kacang Garing Sihobuk di Desa Silangkitang Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI JAMU TRADISIONAL SKALA RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LABUH BARU TIMUR KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena memengaruhi hajat hidup orang banyak kurang lebih 114 Kilogram per kapita per tahun. Angka ini berkurang

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

III. METODE PENELITIAN

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus pada Usaha Agroindustri Tahu Bapak Warnok di Desa Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar)

Transkripsi:

Volume 8, No. 2, Oktober 2015 Halaman 143-149 ISSN: 0216-9495 ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3 1,2,3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura 3 s_coer_r@yahoo.com Abstrak: Industri jamu merupakan salah satu sektor strategis yang mampu menggerakkan roda perekonomian nasional. PT. Jamu Jokotole merupakan salah satu perusahaan obat tradisional yang berada di pulau Madura, kabupaten Bangkalan yang masih memproduksi berbagai macam obat tradisional dengan bahan dasar alami. Produk jamu yang diolah tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan nilai tambah bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai efisiensi usaha dan besarnya nilai tambah produk-produk yang diproduksi PT. Jamu Jokotole di Kabupaten Bangkalan Madura. Parameter efisiensi suatu usaha agroindustri dapat dilihat melalui pendekatan Return per Cost Ratio (R/C Ratio) dan metode Hayami untuk menganalisis nilai tambah. Hasil perhitungan analisis efisiensi perusahaan PT. Jamu Jokotole dari masing-masing produk jenis kapsul memiliki nilai efisiensi lebih dari 1. Sedangkan nilai tambah dari masing-masing produk jamu PT. Jamu Jokotole Bangkalan memiliki nilai tambah > 40 %. Kata kunci: Jamu, R/C Ratio, Nilai Efisiensi dan Nilai Tambah. 143

144 Jurnal Rekayasa Vol. 8, No. 2, Oktober 2015, hlm. 143-149 PENDAHULUAN Industri jamu merupakan salah satu sektor strategis yang mampu menggerakkan roda perekonomian nasional. Pada tahun 2014, omset penjualan jamu mencapai Rp. 15 Trilyun. Pada saat ini, terdapat 1.160 industri jamu yang terdiri dari 16 industri skala besar dan 1.144 industri skala kecil dan menengah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia terutama di Pulau Jawa (Kementrian Perindustrian, 2015). Indonesia memiliki banyak keunggulan-keunggulan dalam hal pengembangan jamu dengan beribu- ribu macam jenis tanaman obat yang dapat digunakan sebagai bahan dasar jamu. Bahan baku jamu, hampir sekitar 99% yang digunakan merupakan produk dalam negeri. Beberapa jenis jamu yang terkenal dan banyak dikonsumsi adalah jamu sinom, kunir asam pahitan dan beras kencur. PT. Jamu Jokotole adalah merupakan salah satu perusahaan obat tradisional yang berada di kabupaten Bangkalan yang masih memproduksi berbagai macam obat tradisional dengan bahan dasar alami. PT. Jamu Jokotole memproduksi tiga jenis jamu yaitu jamu seduhan, jamu berbentuk tablet dan jamu berbentuk kapsul. Produk jamu yang diolah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan nilai tambah bagi perusahaan. Nilai tambah sangat penting untuk diketahui dalam suatu usaha agar perusahaan dapat mengetahui besaran perolehan yang dihasilkan sehingga dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas jamu yang dihasilkan. Perhitungan nilai tambah terhadap suatu produk usaha hanya sebatas pada produk olahan yang berupa makanan seperti pada penelitian Ngamel (2012) yang menghitung nilai tambah tepung karaginan dan penelitian Hapsari at, al (2008) yang menghitung nilai tambah pengolahan salak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai efisiensi usaha dan besarnya nilai tambah produk-produk yang diproduksi PT. Jamu Jokotole di Kabupaten Bangkalan Madura. METODE PENELITIAN Analisis Efisiensi Usaha R/C Ratio adalah merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya. Suatu usaha sudah efisien jika nilai R/C Ratio lebih dari satu. Perhitungan nilai efisiensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Biaya (cost) Biaya dalam PT. Jamu Jokotole terdiri dari biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian bahan baku, biaya bahan bakar dan transportasi. Biaya tetap terdiri dari tenaga kerja dan penyusutan peralatan. Biaya total (TC) diperoleh dari hasil penjumlahan antara total biaya tetap (TFC) dan total biaya variabel (TVC). Dengan menggunakan formulasi biaya total sebagai berikut: TC = TFC + TVC (1) Biaya penyusutan peralatan dihitung dengan menggunakan garis lurus dengan rumus sebagai berikut: Penyusutan = HHHH NNNN mm Keterangan: HP = Harga perolehan (cost) NS = Nilai sisa (residu) m = Umur ekonomis mesin Penerimaan (Revenue) Penerimaan total (total revenue) dari suatu usaha dapat diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi (P) jamu yang dihasilkan (terjual) dengan harga jamu (Q). Secara matematis penerimaan dituliskan dengan rumus: TR = P x Q (3) Keuntungan Keuntungan usaha yang diperoleh merupakan hasil akhir penerimaan (TR) dikurangi dengan biaya total produksi (TC). Secara matematis keuntungan dituliskan dengan rumus: π = TR TC (4) (2)

Istifadhah dkk, Analisis Efisiensi dan Nilai 145 Efisiensi Usaha Untuk mengetahui berapa banyak pengeluaran dan besar keuntungan yang diperoleh perusahaan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: RR CC RRRRRRRRRR = TTTTTTTTTT PPPPPPPPPPPPPPPPPPPP (TTTT) TTTTTTTTTT BBBBBBBBBB (TTTT) Jika, R/C > 1 maka usaha menguntungkan untuk diusahakan. Jika, R/C < 1 maka usaha tidak menguntungkan untuk diusahakan. Jika, R/C = 1 maka usaha yang dimiliki memberikan jumlah penerimaan yang sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Tabel 1. Analisis Nilai Tambah Hayami Keluaran (Output) Masukan (Input) dan Harga Simbol 1 Output/produk total (kg/proses produksi) 1 2 Input bahan baku (kg/proses produksi) 2 3 Input tenaga kerja (HOK/proses produksi) 3 4 Faktor konversi (kg output/kg bahan baku) (1/2) = (4) 5 Koefisien tenaga kerja (HOK/ kg bahan baku) (3/2)=(5) 6 Harga output (Rp/kg) 6 7 Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ proses produksi) 7 Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku (Rp/kg) 8 9 Sumbangan input lain (Rp/kg)* 9 10 Nilai output (Rp/kg) (4x6)=10 11 a. Nilai tambah (Rp/kg) b. Rasio nilai tambah (%) (10-9-8)=11a (11a/10)x100%=(11b) 12 a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) b. Bagian tenaga kerja (%) (5)x(7)=(12a) (12a/11a)x100%=(12b) 13 a. Keuntungan (Rp/kg)** (11a-12a)=(13a) b. Bagian keuntungan (%) (13a/11a)x100%=(13b) Balas Jasa Untuk Faktor Produksi 14 Marjin (Rp/kg) Pendapatan tenaga kerja (%) Sumbangan input lain (%) Keuntungan perusahaan (%) Sumber: Hayami, et al., (1987) Analisis Nilai Tambah (10-8)=(14) (12a/14)x 100% (9/14)x 100% (13a/14)x 100% Pendekatan metode hayami ini digunakan untuk mengetahui mengenai besarnya pendapatan yang dihasilkan dari suatu hasil proses produksi. Analisis nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 1. (5) HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan jamu langsung berasal dari pemasok yang memang memiliki kontrak dengan perusahaan. Dalam satu kali produksi PT. Jamu Jokotole maksimal mampu menghasilkan 16,67/kg perhari, sedangkan dalam satu bulan PT. Jamu Jokotole mampu menghasilkan output rata-rata sebanyak 25/kg untuk jenis jamu kapsul. Proses produksi pada PT. Jamu Jokotole jenis kapsul diproduksi selama 12 hari dalam satu bulan, karena jamu jokotole menggunakan sistem rooling produksi. Analisis Efisiensi Usaha PT. Jamu Jokotole Analisis Biaya Analisis biaya Jamu Jokotole yaitu semua biaya yang digunakan dalam proses produksi selama satu bulan. Jumlah total biaya yang dikeluarkan perusahaan PT. Jamu Jokotole Bangkalan rata-rata sebesar

146 Jurnal Rekayasa Vol. 8, No. 2, Oktober 2015, hlm. 143-149 Rp.43,121,580,-/bulan dengan kontribusi biaya variabel sebesar Rp. 29,313,580,-/bulan dan biaya tetap sebesar Rp. 13,808,000,-/bulan untuk satu jamu berjenis kapsul. Biaya variabel terdiri dari pembelian semua bahan baku dan sumbangan bahan lain yang digunakan dalam proses produksi PT. Jamu Jokotole. Menurut Asmara (2011), bahwa biaya variabel merupakan biaya yang dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi. Analisis Penerimaan dan Keuntungan Produksi Jamu di PT. Jamu Jokotole terdiri dari beberapa macam kategori jamu kapsul yaitu jamu empot-empot, sari rapet, nifas, sehat perempuan, jerawat, gemuk sehat, sehat lelaki dan Pegal Linu. Keuntungan yang dimiliki perusahaan PT. Jamu Jokotole sebesar Rp 14,141,806,-/bulan. Total hasil penerimaan sebesar Rp. 55,710,000,-/bulan tersebut dihasilkan dari semua jumlah total penerimaan semua item produk jenis kapsul. Keuntungan terbesar dari semua item produk tersebut yaitu dihasilkan dari produk jamu Sari Rapet yaitu sebesar Rp. 11,025,000,-, hal tersebut disebabkan karena produk jamu Sari Rapet memiliki kapasitas produksi yang lebih banyak dibandingkan dengan produk-produk yang lain. Keuntungan yang paling kecil didapat dari keuntungan jamu jerawat sebesar Rp. 5,062,500,- hal tersebut disebabkan karena permintaan konsumen yang tidak terlalu banyak sehingga perusahaan meminimkan kapasitas produksi dari jamu tersebut. Analisis Efisiensi Usaha Efisiensi suatu usaha agroindustri dapat dilihat melalui pendekatan Return per Cost Ratio (R/C Ratio) yaitu penerimaan rata- rata suatu agroindustri dibagi dengan biaya total produksinya sehingga diperoleh hasil nilai R/C Ratio. Nilai R/C Ratio pada perusahaan PT. Jamu Jokotole Bangkalan sebesar 1,30, yaitu berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 1,00,- maka usaha PT. Jamu Jokotole Bangkalan akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,30. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha PT. Jamu Jokotole tersebut layak untuk dikembangkan karena memiliki nilai R/C Ratio lebih dari 1. Analisis Nilai Tambah Menurut Asmara et al., (2011) nilai tambah adalah penambahan nilai yang terdapat pada suatu produk setelah dilakukan proses pengolahan. Dasar perhitungan nilai tambah PT. Jamu Jokotole adalah satu kali proses produksi yaitu selama 8 jam/hari. Proses produksi jamu dilakukan setiap hari kecuali hari minggu. Dalam proses produksi jamu diperlukan input bahan berupa rempah-rempah, bahan penolong (meliputi solar, gas, listrik, botol kemasan, kemasan, plastik segel dan kulit kapsul), serta tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi. Nilai Tambah Jamu Empot- empot Jamu empot-empot yaitu jamu yang menggunakan bahan baku (kunyit, manjakani, kayu rapet, temu ireng) yang digunakan sebanyak 2,5 kg/hari dapat menghasilkan jamu empot-empot sebanyak 2,25 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu empot- empot sebanyak 3,2 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.025.000,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku seharga Rp. 72.000,-/kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 80.106,-/kg. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh dari setiap 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.872.893,- /kg atau 92,49% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 92,49% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 320.000,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 17,90%. Pengolahan jamu empot-empot memiliki tingkat keuntungan sebesar 82,91% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan jamu empot-empot sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 82,91,-. Nilai Tambah Jamu Sari Rapet Jamu sari rapet merupakan produk jamu yang menggunakan bahan baku (temu ireng, manjakani, kayu keningar, kayu rapet) yang digunakan sebanyak 3,08 kg/hari dapat menghasilkan jamu sari rapet sebanyak 2,775 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu sari rapet sebanyak 2,60 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.027.191,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku seharga Rp. 53.971,-/kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 77.300,-/kg. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh dari setiap 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.895.918,-

Istifadhah dkk, Analisis Efisiensi dan Nilai 147 /kg atau 93,52% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 93,52% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hubeis (1997), bahwa nilai tambah sebesar 40% merupakan nilai tambah tinggi dan layak untuk diusahakan karena memiliki nilai positif. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 259.740,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 13,70%. Pengolahan jamu sari rapet memiliki tingkat keuntungan sebesar 86,30% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan jamu sari rapet sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 86,30,-. Nilai Tambah Jamu Sehat Perempuan Jamu sehat perempuan merupakan jamu yang menggunakan bahan baku (kunyit, temu ireng, addas, kayu manis) yang digunakan sebanyak 1,25 kg/hari dapat menghasilkan jamu sehat perempuan sebanyak 1,125 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu sehat perempuan sebanyak 6,4 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.025.000,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku seharga Rp. 34.000,-/kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 94.248,-/kg. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh dari setipa 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.896.751,- /kg atau 93,70% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 93,70% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 640.000,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 33,74%. Pengolahan jamu sehat perempuan memiliki tingkat keuntungan sebesar 66,26% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan jamu sehat perempuan sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 66,26,-. Nilai Tambah Jamu Nifas Jamu nifas merupakan jamu yang terbuat dari bahan baku (laos, temu ireng, manjakani, polo) yang digunakan sebanyak 1,083 kg/hari dapat menghasilkan jamu nifas sebanyak 0,975 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu nifas sebanyak 7,39 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.025.623,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku yang berupa seharga Rp. 34.358,-kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 100.269,-/kg. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh dari setiap 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.890.995,-/kg atau 93,35% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 93,35% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi. Imbalan tenaga sebesar Rp. 738.688,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 39,06%. Pengolahan jamu nifas memiliki tingkat keuntungan sebesar 60,94% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan jamu nifas sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 60,94,-. Nilai Tambah Jamu Jerawat Jamu jerawat merupakan obat herbal jenis kapsul yang diracik menggunakan bahan baku (kayu rapet, manjakani, kunyit, temu ireng) yang digunakan sebanyak 1,83 kg/hari dapat menghasilkan jamu jerawat sebanyak 1,647 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu jerawat sebanyak 4,37 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.025.000,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku yang berupa seharga Rp. 56.557,-kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 84.749,-/kg. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh dari setiap 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.883.693,-/kg atau 93,02% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 93,02% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 437.158,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 23,21%. Pengolahan jamu jerawat memiliki tingkat keuntungan sebesar 76,79% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan jamu jerawat sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 76,79,-.

148 Jurnal Rekayasa Vol. 8, No. 2, Oktober 2015, hlm. 143-149 Nilai Tambah Jamu Gemuk Sehat Jamu gemuk sehat merupakan jamu yang menggunakan bahan baku (kunyit, temu ireng, kayu keningar) yang digunakan sebanyak 2,08 kg/hari dapat menghasilkan jamu gemuk sehat sebanyak 1,872 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu gemuk sehat sebanyak 3,87 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.025.000,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku yang berupa seharga Rp. 24.951,-/kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 83.029,- /kg. Dengan demikian, tambah yang diperoleh dari setiap 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.917.018,- /kg atau 94,67% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 94,67% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 384.615,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 20,06%. Pengolahan jamu gemuk sehat memiliki tingkat keuntungan sebesar 79,94% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan jamu gemuk sehat sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 79,94,-. Nilai Tambah Jamu Sehat Lelaki (Perkasa) Jamu sehat lelaki merupakan jamu khusus para lelaki yang menggunakan bahan baku (pinang muda, kapulago, laos, jinten) sebanyak 2,83 kg/hari dapat menghasilkan jamu sehat lelaki sebanyak 2,547 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu sehat lelaki sebanyak 2,83 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.025.000,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku seharga Rp. 77.084,-/kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 78.058,-/kg. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh dari setiap 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.869.856,-/kg atau 92,33% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 92,33% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 282.685,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 15,12%. Pengolahan jamu sehat lelaki memiliki tingkat keuntungan sebesar 84,88% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan jamu sehat lelaki sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 84,88,-. Nilai Tambah Jamu Pegal Linu Jamu pegal linu merupakan jamu yang memiliki racikan menggunakan bahan baku (temu ireng, polo, jinten, kunyit) sebanyak 2 kg/hari dapat menghasilkan jamu pegal linu sebanyak 1,8 kg. Perusahaan PT. Jamu Jokotole mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8 HOK/hari. Dengan demikian, curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg bahan baku menjadi jamu pegal linu sebanyak 4 HOK/hari. Apabila harga output sebesar Rp. 2.250.000,-/kg dan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,9, maka nilai produksi/output sebesar Rp. 2.025.000,-/kg nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku seharga Rp. 85.750,-/kg dan semua jumlah total sumbangan input lain sebesar Rp. 83.533,-/kg. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh dari setiap 1 kg bahan baku adalah sebesar Rp. 1.855.716,-/kg atau 91,64% dari nilai produksi. Nilai tambah dengan rasio 91,64% termasuk dalam parameter yang memiliki nilai tambah tinggi. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 400.000,-/kg dengan demikian pangsa tenaga kerja sebesar 21,56%. Pengolahan jamu pegal linu memiliki tingkat keuntungan sebesar 78,44% dari nilai produksi, artinya bahwa setiap investasi yang ditanam pada pengolahan pegal linu lelaki sebesar Rp. 100,- dari nilai produksi yang dihasilkan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 78,44,-. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan analisis efisiensi perusahaan PT. Jamu Jokotole dari masing-masing produk jenis kapsul yaitu: jamu empot-empot nilai R/C Ratio yaitu 1.26%, jamu sari rapet nilai R/C Ratio yaitu 1.69%, jamu sehat perempuan nilai R/C Ratio yaitu 1.63%, jamu nifas nilai R/C Ratio yaitu 1.65%, jamu jerawat nilai R/C Ratio yaitu 1.06%, jamu gemuk sehat nilai R/C Ratio yaitu 1.48%, jamu sehat lelaki nilai R/C Ratio yaitu 1.05% dan jamu pegal linu nilai R/C Ratio yaitu 1.18%. Sedangkan hasil analisis perhitungan nilai tambah dari masing-masing produk jamu jenis kapsul di PT. Jamu Jokotole Bangkalan yaitu nilai tambah pada jamu empot-empot Rp.1.872.893,-, jamu sari rapet Rp. 1.895.918,-, jamu sehat perempuan Rp. 1.896.751,-, jamu nifas Rp.1.890.995,-, jamu jerawat Rp.

Istifadhah dkk, Analisis Efisiensi dan Nilai 149 1.883.693,-, jamu gemuk sehat Rp. 1.917.018,-, jamu sehat lelaki Rp.1.869.856,- dan jamu pegal linu Rp. 1.855.716,-. DAFTAR PUSTAKA Asmara, R., B. Setiawan, W. N., Putri. 2011. Analisis Nilai Tambah Dan Efisiensi Agroindustri Minyak Cengkeh.AGRISE Volume XI No. 1.45-55 Budiman, A., J. Yusri, E. Tety. 2013. Analisis Efisiensi Dan Nilai Tambah Agroindustri Tahu Di Kota Pekanbaru. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Hayami, Y., Kawagoe T., Murooka Y. dan Masdjidin S. 1987. Agriculture Marketing and Processing in Upland Java a Perspective from A Sundas Village. Bogor: CPRGT centre. Hapsari, H., E. Djuwendah dan T. Karyani. 2008. Peningkatan Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan salak Manon Jaya. Jurnal Agricultura.19(3).208-215 Hubeis, M. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Manajemen Industri. Fakultas Teknologi Pertanian Bogor. Kementrian Perindustrian. 2015. Berita Industri (Prospek Industri Jamu Nasional). [online]: http://ww w.kemenperin.go.id/artikel/8 78/Prospek-Industri-Jamu- Nasional. Diakses tanggal 6 Februari 2015. Ngamel A. K. 2012. Analisis Finansial Usaha Budidaya Rumput Laut Dan Nilai Tambah Tepung Karaginan Di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Sains terapan. 2(1). 68-83.