BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Data Hasil Penelitian Variabel X 1 Yang menjadi Variabel X 1 dalam penelitian ini yakni kekuatan otot lengan bahu. Dari hasil penelitian kekuatan otot lengan bahu dengan menggunakan tes Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang dijadikan sampel memiliki kemampuan dalam melakukan Tes Two-Hand Medicine Ball Putt dengan jarak terjauh 5,7 dan terendah 4,7 untuk tiga kali pengulangan dalam satuan meter. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, sampel yang memiliki kemampuan dengan rata-rata waktu tertinggi dari tiga kali pengulangan tes Two- Hand Medicine Ball Putt. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada tabel hasil distribusi variabel X 1 berikut. Tabel 1. Daftar Distribusi Frekuensi Variael X 1 Kelas Frekuensi Interval 4,7 4,87 4,88 5,05 5,06 5,23 5,24 5,41 5,42 5,59 5 4 2 10 8
Frekuensi 5,6 5,77 4 Jumlah 33 Dari tabel distribusi di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata waktu berada pada kelas interval ketiga sekaligus menampakkan frekuensi tertinggi. Hal ini berarti bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada umumnya memiliki skor waktu yang tidak jauh berbeda dengan skor waktu ratarata dan dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut: 10 8 6 4 2 0 4,7-4,87 4,88-5,05 5,06-5,23 5,24-5,41 5,42-5,59 5,6-5,77 Kelas Interval Gambar 11. Grafik distribusi frekuensi variabel X 1 4.1.2. Data Hasil Penelitian Variabel X 2 Yang menjadi Variabel X 2 dalam penelitian ini yakni daya ledak otot lengan bahu. Dari hasil penelitian daya ledak otot lengan bahu dengan menggunakan tes pull push strength menunjukkan bahwa kelompok responden yang dijadikan sampel memiliki kemampuan dalam melakukan pull push strength
dengan jarak terjauh 61 dan jarak terdekat 32 untuk tiga kali pengulangan dalam satuan kilogram. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, sampel yang memiliki kemampuan dengan rata-rata jarak terjauh dari tiga kali pengulangan tes pull push strength. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada tabel hasil distribusi variabel X 2 berikut. Tabel 2. Daftar Distribusi Frekuensi Variael X 2 Kelas Frekuensi Interval 32-37 38-43 44-49 50-55 56-61 6 4 15 5 3 Jumlah 33 Dari tabel distribusi di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata jarak terjauh berada pada kelas interval ketiga sekaligus menampakkan frekuensi tertinggi. Hal ini berarti bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada umumnya memiliki skor jarak terjauh yang tidak jauh berbeda dengan skor ratarata jarak terjauh dan dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Frekuensi 16 14 12 10 8 6 4 2 0 32-37 38-43 44-49 50-55 56-61 Kelas Interval Gambar 12. Grafik distribusi frekuensi variabel X 2 4.1.3. Data Hasil Penelitian Variabel Y Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Y (variabel bebas) adalah hasil servis atas dalam permainan bola voli. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, sampel yang memiliki kemampuan dengan rata-rata durasi waktu dari tiga kali pengulangan tes servis atas. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada tabel hasil distribusi variabel Y berikut. Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Variael Y Kelas Frekuensi Interval 3,3 3,54 6 3,55 3,77 5 3,78 4,01 17
Frekuensi 4,02 4,25 1 4,26-4,49 2 4,50 4,55 2 Jumlah 33 Dari tabel distribusi di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata durasi waktu berada pada kelas interval ketiga sekaligus menampakkan frekuensi tertinggi. Hal ini berarti bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada umumnya memiliki skor jarak terjauh yang tidak jauh berbeda dengan skor ratarata jarak terjauh dan dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut: 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 3,3-3,54 3,55-3,77 3,87-4,01 4,02-4,25 4,26-4,49 4,50-4,55 Kelas Interval Gambar 13. Grafik distribusi frekuensi variabel Y 4.2. Pengujian Prasyaratan Analisis 1. Pengujian Normalitas Tujuan yang dalam penelitian ini yakni mengukur hubungan antar variabel melalui analisis statistik secara parametrik. Dengan demikian uji prasyaratan yang dilakukan ialah uji normalitas data. Dalam uji normalitas data digunakan statistik
uji normalitas galat regresi hasil servis atas (Y) atas kekuatan otot lengan bahu (X 1 ), dan daya ledak otot lengan bahu (X 2 ). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji galat taksiran (Y - ŷ) dengan menggunakan uji Liliefors (l 0 ). Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut. H 0 : Sampel galat taksiran berdistribusi normal H 1 : Sampel galat taksiran tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah H 0 diterima jika L 0 L tabel H 0 ditolak jika L 0 > L tabel pada taraf nyata α yang dipilih yaitu 0,05. 1. Pengujian normalitas persamaan galat regresi hasil servis atas (Y) atas kekuatan otot lengan bahu (X 1 ). Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji normalitas galat regresi persamaan Liliefors diperoleh nilai L 0 = 0,12860 dan L tabel = 0,1982 dengan taraf signifikan α = 0,05. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa L 0 > L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X 1 berdistribusi normal. Dalam hal ini data yang berasal dari sampel berdistribusi normal,yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linier sederhana Y atas X 1 dipenuhi. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 2. Pengujian normalitas persamaan regresi dengan hasil servis atas (Y) atas daya ledak otot lengan bahu (X 2 ). Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji normalitas galat regresi persamaan Liliefors diperoleh nilai L 0 = 0,0859 dan L tabel = 0,1191dengan taraf signifikan α = 0,05. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa L 0 < L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X 2
berdistribusi normal. Dalam hal ini data yang berasal dari sampel berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linier sederhana Y atas X 2 dipenuhi. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 2. Uji Regresi Sederhana 1. Uji persamaan regresi sederhana kekuatan otot lengan bahu (X 1 ) dengan hasil servis atas (Y) Hasil analisis regresi sederhana bahwa kekuatan otot lengan bahu (X 1 ) dengan hasil servis atas (Y) menghasilkan regresi b sebesar 0,159 dan konstanta sebesar 3,0108. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variaber tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ŷ = 3,0108 + 0,159 (X 1 ). Sebelum digunakan untuk menarikkesimpulan penelitian,persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas.untuk itu digunakan uji F. Dengan menggunakan bantuan dari program excel for windows 2010 diperoleh nilai F seperti pada tabel berikut. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 4. Hasil uji anova persamaan regresi Y atas X 1 Sumber Variansi Derajat Jumlah Rata-rata Kebebasan Kuadrat Jumlah F hitung F tabel (dk) (jk) kuadrat (RJK) Total 33 491,005 488,1579 Signifikan = 2,5224 1,24 Linier = 1,667 2,603
Regresi (a) 1 487,8344 487,8344 Ternyata: Regresi (b/a) 1 0,2317 0,2317 Perbandingan F hitung Residu 33 2,9389 0,09184 dengan F tabel signifikan dan Tuna Cocok Kesalahan (Error) 24 4 2,70 0,24 0,1 0,06 linieritas. Keterangan: 2,5224 > 1,24 1,667 < 2,603 Berdasarkan tabel uji anova atau F tes, pada uji signifikan persamaan regresi diperoleh F hitung = 2,5224 lebih besar dari F tabel = F (0,95)(1,31) = 1,24 menunjukkan persamaan regresi signifikan pada taraf 5% dengan dk pembilang = k - 2 dan dk penyebut n k. Sementara pada uji linieritas persamaan regresi diperoleh F hitung = 1,667 lebih kecil dari F tabel = F (0,95)(27,4) = 2,603. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi berpola linier menunjukkan konstanta sebesar 3,0108 yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel kekuatan otot lengan bahu (X 1 ), maka nilai hasil servis atas (Y) adalah 3,0108 Koofisien regresi sebesar 0,159 yang menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai kekuatan otot lengan bahu akan memberikan penurunan nilai sebasar 0,159 pada hasil servis atas. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. 2. Uji persamaan regresi sederhana daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y) Dari hasil analisis regresi sederhana bahwa daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y) menghasilkan regresi b sebesar 0,0072 dan
konstanta a sebesar 4,1678. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variaber tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ŷ = 4,1678-0,0072(X 2 ). Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Dengan menggunakan bantuan dari program excel for windows 2010 diperoleh nilai F seperti pada tabel berikut. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 5. Hasil uji anova persamaan regresi Y atas X 2 Sumber Variansi Derajat Jumlah Rata-rata Kebebasan Kuadrat Jumlah F hitung F tabel (dk) (jk) kuadrat (RJK) Total 33 299,216 2,992163 Signifikan = 37,153 1,24 Linier = 1,163 2,603 Regresi (a) 1 487,8344 487,8344 Ternyata: Regresi (b/a) 1 22,086 22,086 Perbandingan F hitung dengan Residu 33 19,0744 0,6153 F tabel signifikan dan linieritas. Tuna Cocok Kesalahan (Error) 24 4 18,8344 0,24 0,69757 0,06 Keterangan: 37,153 > 1,24 Signifikan 1,163 < 2,603 Linier Berdasarkan tabel uji anova atau F tes, pada uji signifikan persamaan regresi diperoleh F hitung = 37,153 lebih besar dari F tabel = F (0,95)(1,31) = 1,24 menunjukkan persamaan regresi signifikan pada taraf 5% dengan dk pembilang = k - 2 dan dk
penyebut n k. Sementara pada uji linieritas persamaan regresi diperoleh F hitung = 1,163 lebih kecil dari F tabel = F (0,95)(27,4) =2,603. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi berpola linier menunjukkan konstanta sebesar 4,1678 yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel daya ledak otot lengan bahu (X 2 ), maka nilai hasil servis atas (Y) adalah 4,1678. Koofisien regresi sebesar 0,0072 yang menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) akan memberikan penambahan nilai sebasar 0,0072 pada hasil servis atas. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. 3. Uji persamaan regresi ganda kekuatan otot lengan bahu (X 1 ) dan daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y) Dari hasil analisis regresi ganda kekuatan otot lengan bahu (X 1 ) dan daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y) menghasilkan regresi b 1 sebesar 0,4566, arah regresi b 2 sebesar 0,0000286 dengan konstanta a sebesar 1,4483. Dengan demikian bentuk hubungan dari ketiga variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ŷ = 1,4483 + 0,4566(X 1 ) + 0,0000286 (X 2 ). Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Pada uji signifikan persamaan regresi ganda diperoleh F hitung = 1,124 lebih besar dari F tabel = 3,63 menunjukkan persamaan regresi ganda ŷ = 1,4483 + 0,4566(X 1 ) + 0,0000286 (X 2 ). Signifikan pada taraf 5% dengan dk pembilang m =2 dan dk penyebut n m-1 =29. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kekuatan otot lengan bahu berkurang dan skor daya ledak otot lengan bahu meningkat.
3. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis I Dalam pengujian statistik, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 0 : r < 0 melawan H 1 : r 0 Dimana; H 0 : Tidak terdapat hubungan negatif signifikan antara kekuatan otot lengan bahu dengan hasil servis atas H 1 : Terdapat hubungan negatif signifikan antara kekuatan otot lengan bahu dengan hasil servis atas Besarnya tingkat hubungan antara variabel kekuatan otot lengan bahu (X 1 ) dengan hasil servis atas (Y) yang dihitung dengan koofisien korelasi (r X1Y ) = 0,8157 menunjukkan hubunga negatif yang tinggi diantara kedua variabel. Karena r X1Y lebih kecil dari nol, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian terdapat hubungan negatif signifikan antara kekuatan otot lengan bahu dengan hasil servis atas. Sedangkan koofisien determinasi r 2 = 0,6654 menunjukkan 66,54% kontribusi variabel kekuatan otot lengan bahu terhadap hasil servis atas sedangkan sisanya 33,46% dipengaruhi oleh faktor variabel lain. Selanjutnya dengan membandingkan t hitung = 7,85 pada taraf kesalahan 5% untuk uji dua pihak dengan t tabel = 1,55 ternyata t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian koofisien korelasi yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan keseluruh populasi dimana sampel diambil. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
2. Pengujian Hipotesis II Dalam pengujian statistik, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 0 : r < 0 melawan H 1 : r 0 Dimana; H 0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas H 1 : Terdapat hubungan positif signifikan antara daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas Besarnya tingkat hubungan antara variabel daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y) yang dihitung dengan koofisien korelasi (r X2Y ) = 0,5059 menunjukkan tingkat hubunga yang sedang diantara kedua variabel. Namun karena r X2Y lebih dari nol pada taraf kesalahan 5% sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara variabel daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y). Sedangkan koofisien determinasi r 2 = 0,2559 menunjukkan 25,59% besarnya kontribusi variabel daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y) sedangkan sisanya 74,41% dipengaruhi oleh faktor variabel lain. Selanjutnya dengan membandingkan t hitung = 3,265 pada taraf kesalahan 5% untuk uji dua pihak dengan t tabel = 1,55 ternyata t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian koofisien korelasi yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan keseluruh populasi dimana sampel diambil. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
3. Pengujian Hipotesis III Dalam pengujian statistik, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H 0 : r = 0 melawan H 1 : r 0 Dimana; H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas Besarnya hubungan secara bersama-sama antara kekuatan otot lengan bahu (X 1 ) dan daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y) yang dihitung dengan koofisien korelasi (R X1X2Y ) = 0,983 hubungan ini secara kualitatif dapat dinyatakan tinggi, dan besarnya lebih dari korelasi antara X 1 dengan Y, maupun X 2 dengan Y. Besarnya korelasi (R X1X2Y ) = 0,983 berlaku untuk sampel yang diteliti sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara kekuatan otot lengan bahu (X 1 ) dan daya ledak otot lengan bahu (X 2 ) dengan hasil servis atas (Y). Sedangkan koofisien determinasi r 2 = 0,966 menunjukkan 96,6% kontribusi variabel kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu terhadap hasil servis atas sedangkan sisanya 3,4% dipengaruhi oleh faktor variabel lain. Selanjutnya dengan membandingkan F hitung = 43,92 pada taraf kesalahan 5% untuk uji dua pihak dengan F tabel = 2,185 ternyata F hitung lebih besar dari F tabel.
Dengan demikian koofisien korelasi ganda yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan keseluruh populasi dimana sampel diambil. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. 4.3. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik dekriptif dapat dilihat bahwa kekuatan otot lengan bahu, daya ledak otot lengan bahu dan hasil servis atas berada pada kategori sedang. Jika ditinjau dari variabel kekuatan otot lengan bahu (X 1 ), pesentase pengkategorian skor mahasiswa yang berada pada kategori tinggi lebih besar daripada skor mahasiswa yang berada pada kategori rendah meskipun selisih pengkategorian persentase skornya sangat tipis. Sementara skordaya ledak otot lengan bahu cenderung seimbang antara persentase jumlah mahasiswa yang memperoleh skor tinggi dan rendah. Lain halnya dengan hasil servis atas, ternyata persentase pengkategorian skor mahasiswa yang tinggi lebih kecil dibandingkan dengan persentase kategori rendah dengan selisih yang cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil servis atas masih rendah. Berdasarkan hasil analisis pengujian statistik inferensial yang telah diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu secara bersama-sama dengan hasil servis atas signifikan. Dibawah ini akan dijelaskan uraian lengkapnya adalah sebagai berikut. 1. Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan Bahu dengan Hasil Servis Atas Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini bahwa kekuatan otot lengan bahu memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan
hasil servis atas dilihat dari tingkat hubungan antara kedua variabel ini cukup tinggi. Artinya makin besar kekuatan yang diberikan seseorang dalam melakukan servis atas maka semakin besar pula skor hasil servis atas yang diperoleh, begitu pula sebaliknya semakin kecil kekuatan otot lengan bahu yang diberikan maka semakin kecil skor hasil servis atas yang dipeoleh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwaekuatan otot lengan memiliki hubungan yang signifikan denga hasil servis atas. 2. Hubungan antara daya ledak Otot Lengan Bahu dengan Hasil Servis Atas Daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas memiliki hubungan positif yang signifikan. Sehingga diperlukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot lengan bahu yang tentunya aan berpengaruh pada peningkatan hasil servis atas. 3. Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan Bahu dan daya ledak Otot Lengan Bahu dengan Hasil Servis Atas Kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu memiliki hubungan yang signifikan secara bersama-sama dengan hasil servis atas. Dimana hubungan yang ada secara kualitatif termasuk kategori tinggi.artinya agar hasil servis atas jauh meningat makaperlu adanya kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu yang besar. Daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot lengan bahu merupakan unsur fisik yang mempengaruhi hasil servis atas. Daya ledak otot lengan bahu diperlukan agar hasil servisnya juga menjadi maksimal sedangkan kekuatan otot lengan bahu merupakan sumbangan awal yang dapat membantu meningkatkan
hasil servis. Maka dari itu tanpa daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot lengan bahu yang maksimal, akan membuat seseorang akan mengalami kesulitan melakukan servis atas yang maksimal.