Yth. Sdr. Pimpinan Pansus dan Rekan-rekan Anggota Pansus ; Yth. Sdr. Menteri Dalam Negeri beserta Staf ; Para hadirin sekalian yang kami hormati,

dokumen-dokumen yang mirip
Disampaikan oleh: Drs. Ali Mochtar Ngabalin, Msi. - Anggota No.A- 12

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

Disampaikan Dalam Rapat Pansus Pemilu DPR-Rl, Kamis 12 Juli 2007 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-Rl: Dra. Hj. Lena Maryana Anggota DPR-Rl Nomor: A-26

Disampaikan Oleh : Drs. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si. Anggota No. A-12. Bismillahorrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

JAKARTA, 11 Juli 2007

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP RANCANGAN UNDANG - UNDANG

PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

: DR. H. Happy Bone Zulkarnaen, MS.

Jakarta, 12 Juli 2007

Dibacakan Oleh : IGNATIUS MULYONO Nomor Anggota : A-103. Yth. Saudara Pimpinan Sidang, Yth. Para Anggota DPR-RI serta hadirin yang kami hormati.

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR/DPRD DAN DPD

PERTAMA: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Disampaikan oleh : Drs. AL MUZZAMIL YUSUF Nomor anggota A-249. Dibacakan pada Raker Pansus PEMILU dengan Pemerintah Kamis, 12 Juli 2007

PENDAPAT FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP TENTANG RUU TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD DAN RUU PEMILU PRESIDEN

FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan oleh : ANTARINI MALIK Nomor Anggota : A-424

Demokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat

Yang terhormat Pimpinan Sidang Paripurna DPR-RI; Yang terhormat Para Anggota Dewan; dan Hadirin yang berbahagia.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI Anggota Nomor: ================================== Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

PIDATO KETUA DPR-RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI KE-3 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG KAMIS, 1 OKTOBER 2009

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUMBAWA PENDAPAT AKHIR BUPATI SUMBAWA TERHADAP PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2016 بسماللهالرحمنالرحيم

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI TENTANG PENAMBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2010 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 T E N T A N G

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PELANTIKAN ANGGOTA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN (PPK) SE-KABUPATEN KULONPROGO

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA HARI SENIN TANGGAL 10 OKTOBER Senin, 10 Oktober 2016

Assalamualaikum Wr. Wb

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

PENDAPAT AKHIR PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT. Tanggal 23 Februari2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Assalamu alaikum Wr. Wb.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 11 Juli 2007

Selasa, 7 Pebruari 2006

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

MENURUT UUD Pihak TERMOHON I, TERMOHON II dan para Ahli yang kami hormati;

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

B U P A T I B E N G K A L I S

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELANTIKAN PANWASLU KECAMATAN SE- KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 TANGGAL 10 JUNI 2015

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

PENJELASAN PEMERINTAH ATAS RUU TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN RUU TENTANG PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SELASA, 10 JULI 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

Assalamu alaikum Wr. Wb; Salam sejahtera untuk kita semua;

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

KEBANGKITAN INDONESIA BARU

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

Transkripsi:

PENDAPAT FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI DPR RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MPR, DPR, DPD, DAN DPRD Disampaikan oleh JAMALUDDIN KARIM, SH - Anggota No.A-11 Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu alaikum Wr. WB. Yth. Sdr. Pimpinan Pansus dan Rekan-rekan Anggota Pansus ; Yth. Sdr. Menteri Dalam Negeri beserta Staf ; Para hadirin sekalian yang kami hormati, Pada kesempatan penyampaian pendapat Fraksi ini perkenankan kami mengajak seluruh hadirin dalam Sidang yang mulia ini untuk menghaturkan puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan ridho, perlindungan dan bimbingan-nya kepada kita dalam mengemban tugas - tugas konstitusional sebagaimana diamanahkan rakyat Indonesia., serta mohon ampunan atas segala kesalahan kita dalam menjalani kehidupan di dunia. Semoga Allah SWT. senantiasa meridhoi perjuangan kita dalam membangun tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis dan berlandaskan hukum guna mewujudkan cita Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amin. Sebelumnya, Fraksi BPD DPR memberi 'apresiasi' kepada Pemerintah yang telah mempersiapkan empat_ naskah RUU Paket Politik dan menyerahkannya kepada DPR serempak. Atas itikad dan kerja keras Pemerintah, sekali lagi, Fraksi BPD DPR RI menyampaikan ucapan terima kasih, meski dalam suasana ketersediaan waktu yang relatif pendek. dalam mengemukakan pendapat ini F-BPD memilah antara RUU tentang Pemilu dan RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

1. RUU tentang Partai Politik Sebagai penyempurnaan atas UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik maka prinsip dasar yang harus dipenuhi adalah amanat konstitusi. Di mana, berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya merupakan kemerdekaan bagi rakyat yang ditetapkan dengan undang-udang. Di samping itu pula bahwa, bentuk perkumpulan yang dalam arti lebih lanjut kita sebuat sebagai partai politik adalah INSTRUMEN MEMILIH WAKIL RAKYAT melalui Pemilihan Umum. Hal ini berarti bahwa semangat yang harus dikedepankan adalah adanya ruang yang diberikan kepada segenap rakyat yang berhimpun dalam partai poilitik ikut serta dalam Pemilihan Umum. Meskipun demikian, sebagai sebuah regulasi yang bertujuan pada penyempurnaan, beberapa batasan dalam muatan-muatan RUU ini dapat kita sepakati. Karenanya, Fraksi BPD DPR RI memberi penekanan perhatian terhadap RUU tentang Partai Politik ini kepada 3 (tiga) hal, yaitu: Sistem Kepartaian, Pembentukan Partai Politik dan Kemandirian Partai Politik. Sistem kepartaian yang dikandung semangatnya dalam RUU ini adalah PENYEDERHANAAN. Prinsipnya, seperti kami sebutkan sebelumnya, FBPD sepakat. Namun, meskipun bentuk penyederhanaan itu adalah diperketatnya aturan pembetukan partai baru, perlu dipahami bahwa PLURALITAS ADALAH REALITAS yang harus kita hadapi. Karenanya, pengetatan persyaratan menjadi standar utama baik pada tingkatan Propinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan. Peluang pembentukan parpol baru secara teoretis sangatlah demokratis, ada semangat baru untuk tidak menutup hak warga negara mendirikan parpol. Di sinilah semangat penyederhanan yang kita sepakati. Terkait Pembentukan Partai Politik, perlu merasionalkan beberapa hal dalam beberapa hal syarat-syarat pendiriannya. Pertama, jumlah pendiri tidak perlu sebanyak 250 orang, bila ingin tetap ditetapkan persyaratan jumlah 100 orang bisa menjadi anternatif. Kedua, batasan usia warga negara yang dipersyaratkan berusia 21 tahun, menurut F-BPD

usia ini, agar konsisten dengan Bab tentang Keanggotaan dan Kedaulatan Anggota (Pasal 11) RUU ini, serta dalam RUU Pemilu, sebaiknya disamakan yaitu berusia 17 tahun. Terkait dengan Kemandirian Partai Politik, beberapa hal yang menjadi catatan F-BPD DPR RI, yaitu: tentang keuangan, dan sengketa partai politik. Dalam hal keuangan partai politik, prinsip dasar yang harus kita pahami bersama adalah PEMASUKAN, PROSES DAN PENGELUARAN UANG pada suatu partai politik haruslah memenuhi aspek-aspek transparansi dan akuntabilitas. Karenanya, sistem pencatatan keuangan partai yang sesuai dengan Standard Operation Procedure-nya KPU dan IAI menjadi hal yang harus dilengkapi dalam RUU yang diajukan Pemerintah ini. Karenanya pula menjadi penting untuk mempertimbangkan batasan nilai sumbangan seseorang atau badan hukum kepada Partai Politik. Sebatas kriteria di atas dapat terpenuhi maka LIMITASI NILAI SUMBANGAN menjadi tidak relevan, dan kemungkinan partai politik MEMILIKI BADAN USAHA YANG PROFITABLE dapat dipertimbangkan untuk diadopsi. Meskipun, Fraksi BPD DPR RI sepakat untuk memberi batasan atas sumber dana, khususnya asing terkait dengan integritas sebagai bangsa. 2. RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD Sebagai penyempurnaan atas UU No. 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang dipakai setelah Pemilu tahun 2004 yang lalu, Fraksi BPD DPR RI memberi beberapa catatan penyempurnaan. Pertama, tentang Majelis Permusyawaratan Rakat (MPR). Fraksi BPD, sesuai amanat Konsitusi dan melihat perjalanan 3 tahun MPR, melihat bahwa sebaiknya keberadaan MPR benar-benar seperti semangat yang dikandung dalam Konstitusi, menjadi lembaga yang hadir karena adanya JOINT SESSION antara DPR dan DPD saja. Karenanya, TIDAK PERLU ADA JABATAN KETUA (Pimpinan) MPR apalagi sekretariat MPR yang DIPERMANENKAN. Bila diperlukan is eksis saat digelar sidang

bersama. Kedua, tentang Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Bagi Fraksi BPD, semangat membuka pintu pada bikameral menjadi keniscayaan. Namun, melihat praktik yang berkembang dan tuntutan yang disampaikan terhadap eksistensi lembaga ini, perlu mempetimbangkan keanggotaan DPD yang bukan saja berasal dari perorangan non-parpol tapi membuka pintu bagi calon yang berasal dari Partai Politik. Hal ini dimungkinkan karena di samping praktik yang telah berjalan dan kenyataan bahwa terjadi asosiasi yang pada gilirannya berinduk pada kecenderrungan kekuatan-kekuatan partai politik di parlemen. Ketiga, Komposisi Pimpinan. Terkait hal ini pola penentuan komposisi pimpinan sebaiknya mengacu pada electoral threshold. Artinya komposisi pimpinan (MPR, DPR) ditentukan jumlahnya sesuai dengan keberadan partai yang memiliki perwakilan yang melampaui batasan electoral threshold. Karenanya, jumlahnya akan sangat menggambarkan keterwakilan unsur-unsur yang ada dalam lembaga tersebut. Keempat, hal lainnya. Terkait dengan ini, beberapa catatan F-BPD DPR RI dalarn hal RUU Susduk ini adalah perlunya meneguhnya keberadaan supporting system terhadap eksistensi anggota, fraksi, dan lembaga. Supporting system dimaksud di antaranya: Tenaga Ahli, Sekretaris Pribadi dan fasilitas penunjang. Dalam hal Tenaga Ahli sudah saatnya masing-masing Anggota DPR RI memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Tenaga Ahli di samping Tenaga Ahli yang telah disediakan bagi pendukung masing-masing fraksi. Demikian pendapat Fraksi BPD DPR RI terhadap Rancangan UndangUndang, Partai Politik dan Susduk yang diajukan Pemerintah. Pembahasan lebih intensif dan segerat menjadi hal yang harus diprioritaskan ke depan. Ke depan, F-BPD DPR RI berharap kita mampu melahirkan udang-udang yang tidak setiap periode kita perbaharui. Tapi lebih mendapat ruang untuk beradaptasi, sekurang-kurangnya 2 periode

pelaksanaan Pemilu. Dan semangat yang kita bangun dalam penyempurnaan setiap regulasinya adalah perbaikan atas hal-hal yang dianggap kurang terhadap undangudang sebelumnya. Sehingga kita mampu menciptakan sistem politik dan lembaga negara yang lebih stabil. Yth. Sdr. Pimpinan Pansus dan Rekan-rekan Anggota Pansus ; Yth. Sdr. Menteri Dalam Negeri beserta Staf ; Para hadirin sekalian yang kami hormati, Pokok - pokok pikiran kami tersebut hendaknya menjadi perhatian kita dalam membahas RUU tentang Partai Politik dan RUU tentang Susunan dan Kedudukan Anggota MPR, DPR, DPD dan DPRD untuk dibahas lebih lanjut. Wabillahittaufiq Walhidayah. Wassalamu 'alaikum Wr. Wb. Jakarta, 11 Juli 2007 PIMPINAN FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI