Fasilitas Terapi Anak Down syndrome di Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Stadion Bola Basket di Balikpapan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

GEDUNG PAGELARAN MUSIK ROCK DI SURABAYA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

GRHA LANSIA DAN ANAK YATIM PIATU DI SURABAYA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

Fasilitas Rehabilitasi Psikotik di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUB DAN HOTEL TRANSIT DI BALIKPAPAN

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

Bab V Konsep Perancangan

Perpustakaan Nasional di Surabaya

TAMAN BERMAIN DAN BELAJAR ANAK ANAK DI MANADO (Language of Space Sebagai Pendekatan Desain) Ewin Aldo Montol 1 Faizah Mastutie 2 Fela Warouw 3

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

Pusat K-Pop Di Surabaya

Fasilitas Rekreasi Olahraga Keluarga di Surabaya

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali

Fasilitas Pelatihan dan Pergelaran Seni Tari Hip Hop di Surabaya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN ANAK BERBASIS SENSOMOTORIK DI YOGYAKARTA

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB III: DATA DAN ANALISA

SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN DI BANGKALAN, MADURA

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

Hotel Resor di Labuan Bajo

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Perancangan Interior Pusat Informasi dan Rehabilitasi Kelumpuhan Pasca Stroke

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

SEKOLAH DASAR INKLUSI DI MAKASSAR

BAB III: DATA DAN ANALISA

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

Fasilitas Pendidikan Tata Busana Kebaya di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

Resor Wisata Kuliner Lombok di Pantai Nipah

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

LEMBAR PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, N R P : Periode : Semester Gasal 2015

Minggu 2 STUDI BANDING

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Sekolah Tinggi Musik di Surabaya

Vihara Buddha Theravada di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

lingkungan yang mendukung dengan adanya pantai karang kebagusan yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Fasilitas Terapi Anak Down syndrome di Surabaya Amanda Mulia dan Eunike Kristi, S.T., M.Sc. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl, Siwalankerto 121-131, Surabaya Email: amandamulia@yahoo.com; kristi@peter.petra.ac.id Abstrak-Fasilitas terapi anak down syndrome di Surabaya ditujukan bagi anak-anak dengan down syndrome dengan rentang usia 0-18 tahun. Jumlah penderita yang cukup banyak dan tidak adanya fasilitas pendukung khusus untuk anak down syndrome melatar belakangi pembuatan proyek ini. Untuk memberikan terapi yang maksimal bagi anak down syndrome diperlukan penggenalan terhadap perilaku anak dengan down syndrome. Dari pendekatan perilaku yang dilakukan diketahui anak down syndrome memiliki beberapa kekurangan. Untuk mengatasi kekurangan anak down syndrome dan memaksimalkan terapi digunakan konsep rumah terapi. Konsep ini diterapkan dalam zoning, sistem sirkulasi, tatanan dan bentukan massa, serta façade dan material. Pendalaman karakter ruang digunakan untuk memaksimalkan proses terapi. Kata kunci: down syndrome, perilaku anak, rumah terapi, Surabaya D I. PENDAHULUAN own syndrome atau trisomy 21 adalah kelainan yang menyebabkan penderita mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya (lambat bicara, duduk, dan jalan), kecacatan (bentuk kepala datar, hidung pesek, dll) dan kelemahan fisik (mudah lelah dan sakit) serta memiliki IQ yang relative rendah dibandingkan dengan orang normal pada umumnya (25-70). Kelainan ini diakibatkan kromosom 21 berjumlah 3 (pada orang normal 2)(NDSS, 2012). 1:700 dari kelahiran hidup(clinic for Children). Saat ini jumlahnya masih belum diketahui pasti Diselurh dunia jumlah mencapai 8.000.000 kasus. Sedangkan di Indonesia diperkirakan ada lebih dari 300.000 kasus (3.75%)(Aryanto,2008). Di Surabaya sendiri diperkirakan mencapai 924 anak. Angka ini diperoleh dari perhitungan perbandingan kelahiran anak down syndrome dengan jumlah anak usia 0-18 tahun di Surabaya yang mencapai 659.328 anak (BPS) Pendidikan formal tidaklah cukup. Dengan intelegensi yang rendah anak down syndrome perlu dilatih terus menerus untuk mandiri Dengan jumlah anak down syndrome yang cukup banyak diharapkan ada fasilitas yang khusus yang bisa memberikan terapi bagi anak down syndrome yang sekaligus dapat membekali mereka dengan kemampuan dasar dan ketrampilan di Surabaya. Diharapkan anak down syndrome dapat hidup mandiri dan memiliki nilai lebih untuk diterima di masyarakat. (Wahyu, Ketua POTADS). Dengan latihan yang berulang anak down syndrome dapat berprestasi dalam bidang non akademis (Dewi,Penanggung jawab ISDI). Dukungan orang tua sangat diperlukan. Sudah banyak anak down syndrome yang berprestasi dan dapat mandiri. Gambar 1. Ciri down syndrome Sumber:http://schoolworkhelper.com; http://mayoclinic.com Dalam 17 tahun terakhir ini jumlah kelahiran down syndrome meningkat cukup pesat dengan perbandingan Gambar 2. Prestasi anak down syndrome Sumber: http://gosmellthecoffee.com; http://madison.k12.wi.us; http://globaldownsyndrome.org; http://nj.com; http://muri.org; http://commercialappeal.com Fasilitas khusus yang ditujukan bagi anak down syndrome, ini terletak di Jl. Raya Medokan Semampir. Lokasi ini termasuk dalam kecamatan Medokan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 Semampir, Kelurahan Sukolilo, Surabaya (RDTRK UP Medokan Semampir, Surabaya) 2 adalah mata sehingga dalam pembelajaran lebih sering menggunakan alat peraga berupa gambar. Terapi secara terus menerus dan berulang serta interaksi sosial dapat membantu untuk mengatasi kekurangan anak down syndrome. Gambar 3. Lokasi Proyek Sumber: Google Earth 2012 II. PERANCANGAN A. PENDEKATAN PERANCANGAN Masalah yang muncul dan harus diatasi dalam desain adalah: Bagaimana membuat anak dengan dapat menggenali bangunan tanpa mengalami disorientasi arah? Bagaimana bangunan tidak hanya dapat menampung kegiatan terapi tapi juga menjadi terapi bagi anak? Gambar 5. Rumah terapi Sumber: syndrome.naturesedgetherapycenter.org http://down Untuk memenuhi kebutuhan anak down syndrome, konsep yang digunakan adalah rumah terapi dimana diharapkan anak-anak dapat menjalankan terapi dengan maksimal dengan terapi tidak hanya di dalam kelas tapi juga di luar kelas dan tetap merasakan kehangatan kasih sayang seperti ketika ditengah keluarga mereka. B. PENERAPAN PERANCANGAN Gambar 6. Perspektif Gambar 4. Perilaku anak down syndrome Sumber: http://prehealthfig2008.wikispaces.com; http://tempo.com ; http://centroone.com; http://tempo.com Pendekatan perilaku dilakukan untuk meneliti & menggali perilaku anak down syndrome agar dapat mengatasi masalah yang muncul dan memaksimalkan terapi. Hasilnya menunjukkan bahwa anak down syndrome memiliki kekurangan dalam perkembangan. Anak down syndrome memiliki memori rendah sehingga mudah lupa pemalu dan pendiam terutama pada orangorang baru, susah untuk fokus mengakibatkan disorientasi, kelemahan motoric (susah bergerak, otot lemah), system saraf sensori yang lemah (tidak dapat merasakan tekstur dan rasa), dan emosi yang tidak stabil. Indra yang paling baik pada anak down syndrome Penerapan konsep rumah terapi dilakukan pada keseluruhan bangunan. Dimulai dari perancangan zoning dan ruang luar,system sirkulasi, penataan massa, bentukan, façade dan material yang digunakan. Dalam perancangan zoning, untuk memaksimalkan belajar anak zoning dibagi menjadi 4 yaitu parkir dan loading dock, public yang meliputi fasilitas umum, semi privat,(klinik dan pengelola) ditujukan untuk pengelola, orang tua dan peserta terapi isidentil dan privat (area terapi, hunian, ruang makan dan servis) area privat diletakkan pada area yang sepi dan hanya diakses oleh peserta terapi agar anak-anak dapat focus terapi, merasa aman, dan dapat bebas bergerak dan bermain dengan teman mereka.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 3 Gambar 7. Zoning Gambar 9. Kebun dan mini zoo Pembagian zoning juga dilakukan pada ruang luar yang di bagi menjadi 3 zona yaitu: ampiteater untuk anak-anak melakukan pertunjukan untuk melatih percaya diri, kebun dan mini zoo untuk anak belajar mengenal dan merawat tumbuhan dan hewan, dan ruang luar privat (taman bermain, kolam renang, dan area santai, lintasan sepeda) dipakai untuk berlatih motoric dan sensori. Gambar 10. Area santai dan kolam renang Gambar 8. Ampiteater Gambar 11. Playground Sirkulasi pada bangunan juga dirancang untuk membantu anak terapi. Untuk system sirkulasi, agar anak tidak mengalami disorientasi maka sirkulasi didesain terpusat agar anak mampu melihat ke seluruh bangunan yang ada dan dapat memutuskan ke mana mereka akan pergi. Sistem sirkulasi linear diterapkan agar anak belajar focus. Untuk menjaga privasi anak dalam menjalankan terapi pengunjung dan orang tua tidak bisa mencapai area terapi.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 4 Pada penataan massa, massa disusun untuk melingkupi anak-anak agar anak-anak dapat merasakan keamanan. Akan tetapi anak down syndrome juga memerlukan bersosialisasi dengan lingkungan luar sehingga pada beberapa area tidak dibuat massif dengan menggunakan kaca, railing dan vegetasi sebagai pembatas agar anak tetap aman. Gambar 13. Penataan ruang Gambar 14. Dinding dibuat tidak massif mengunakan kaca dan railing Pererapan selanjutnya adalah dengan perancangan bentukan massa. Massa didesain seperti rumah karena rumah merupakan tempat awal anak belajar dan di rumah anak mendapatkan kasih sayang dan perhatian sehingga anak tidak merasa asing dan menjadi percaya diri. Dalam aplikasinya massa bangunan dibentuk persegi panjang yang memiliki sifat stabil, seimbang, dan bersih yang membantu perkembangan psikologis anak. Untuk atap digunakan bentuk pelana untuk memunculkan ekspresi rumah. Gambar 12. Sirkulasi Gambar 15. Tampak bangunan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 5 Untuk membantu anak agar tidak mengalami disorientasi arah dan dapat mengenal bangunan, façade tiap bangunan dibuat berbeda antara bangunan untuk anak-anak dan untuk dewasa. Massa untuk anak-anak menggunakan permainan bentuk geometri, garis vertical, horizontal dan kurva serta warna-warna yang dapat dilihat oleh mata anak-anak. Untuk lebih menonjol dinding diberi warna netral (coklat) agar anak dapat melihat dan juga sebagai alat pembelajaran. Perancangan façade disesuaikan dengan pengguna dan fungsi dari tiap bangunan, Selain itu juga untuk dapat melatih saraf sensori digunakan material yang berbeda, contoh dinding digunakan bata, batu alam, kaca dan metal. Material untuk penutup lantai digunakan keramik, vinyl, aspal, batu, rumput, dan pasir. dengan mengaplikasikan karakter dari warna, bentuk geometri, permainan garis bentuk ruangan, tinggi plafond dan tinggi jendela. Gambar 16. Ruang terapi Gambar 20. R. terapi kelompok Gambar 19. R.terapi one on one Gambar 21. Kamar tidur remaja III KESIMPULAN Gambar 17. R. makan Gambar 18. Hunian anak laki-laki Untuk lebih memkasimalkan proses terapi dengan memenuhi kebutuhan anak down syndrome dalam terapi digunakan pendalaman karakter ruang. Tiap ruang didesain sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan Dengan adanya fasilitas terapi anak down syndrome di Surabaya ini diharapkan anak down sydrome mendapatkan terapi yang maksimal dan memiliki ketrampilan sehingga mampu hidup mandiri. Diharapkan pula orang tua dan masyarakat memiliki pemikiran yang berbeda terhadap anak down syndrome sehingga mampu memberikan dukungan dengan memberikan perhatian dan menerima anak down syndrome di masyarakat ini lebih diperhatikan dan dapat diterima di masyarakat. Selain itu diharapkan anak-anak ini mampu untuk hidup mandiri [1] DAFTAR PUSTAKA Adler, David. (1999). METRIC HANDBOOK Planning and Design Data 2nd ed. Oxford: Architectural Press

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 6 [2] Indonesia. Buah Hati Cerdas. Retrivied Agustus 12,2012,from http://down syndrome.buahaticerdas.com/joomla/index.php?optio n=com_content&view=article&id=217 [3] Children Clinic. (October 24,2010). Retrived July 13,2012, from http://childrenclinic.wordpress.com/2010/10/24/down -syndrome-deteksi-dini-pencegahan-danpenatalaksanaan-sindrom-down/ [4] California State University Stanislaus.(Agustus 4, 2010). Retrived November 2012, from http://down syndrome.csustan.edu/oit/webservices/supportreso urces/psychofcolor.html [5] California State University Stanislaus.(Agustus 4, 2010). Retrived November 2012, from http://down syndrome.csustan.edu/oit/webservices/supportreso urces/psychofshapes.html [6] Dewi, Penangung jawab Center of Hope Jakarta Wawancara 8 Agustus 2012 [7] Kopacz, Jeanne. 2003. Color in Three-Dimensional Design. United States of America : Penerbit The McGraw-Hill Companies, Inc [8] National Down syndrome Society. Retrived July 10, 2012, from down syndrome.ndss.org [9] Wahyu, ketua POTADS Surabaya. Wawancara tanggal 16 Juli 2012 [10] Pemerintah Kota Badan Perencanaan Pembangunan. (2008). Rencana Detail Tata Ruang Kota Unit Distrik Medokan Semampir Surabaya: Author.