Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia dipisahkan tidak hanya menurut suku bangsa dan negara tempat tinggalnya, melainkan juga bahasa yang mereka gunakan. Dalam kehidupan seharihari, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Bahasa yang digunakan oleh manusia berbeda-beda tergantung tempat tinggal dan suku bangsanya. Menurut SIL International(2013), saat ini ada 6.716.664.407 manusia yang tinggal di bumi ini dan menggunakan 7.105 bahasa. Jumlah populasi di Asia sendiri adalah 4.115.950.000 orang sedangkan jumlah bahasa yang digunakan adalah 2.305 bahasa. Jumlah tersebut didapatkan tidak hanya berdasarkan bahasa nasional masing-masing negara, tetapi juga bahasa daerah dari masing-masing tempat di Asia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa didefinisikan sebagai 1 sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; 2 percakapan (perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun: baik budi -- nya;-- menunjukkan bangsa, pb budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan). Sebagai makhluk sosial, bahasa merupakan kunci penting dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa seseorang juga dituntut untuk semakin hari semakin baik. Tidak hanya dalam 1
menguasai bahasa ibu, tetapi dalam perkembangan zaman seperti saat ini, setiap orang diharapkan dapat menguasai setidaknya satu bahasa ibu dan satu bahasa asing yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berasal dari negara lain. Menurut majalah online ThirdAge, ada 10 bahasa yang merupakan bahasa asing yang paling popular untuk dipelajari, yaitu; Spanyol, Perancis, Inggris, Jerman, Mandarin, Arab, Hindi, Jepang, Korea, dan Rusia. Banyak alasan mengapa orang ingin belajar bahasa asing selain bahasa ibu mereka, beberapa orang mempelajarinya karena mereka menyukai negara atau budaya tempat bahasa itu berasal, ada juga yang mempelajarinya karena saat ini tren musik ataupun fashion sedang mengacu pada negara tersebut, dan ada juga yang mempelajari bahasa tersebut karena ingin menggunakannya untuk kepentingan pekerjaan. Setiap bahasa memiliki tata bahasa atau gramatika yang berbeda-beda. Dalam mempelajari bahasa asing, pemelajar bahasa asing harus mengenal, mengetahui dan memahami tata bahasa asing yang mereka pelajari agar tidak menimbulkan kesalahan makna. Maka dari itu, penting untuk mempelajari tata bahasa atau gramatika karena bahasa tidak boleh ditulis maupun diucapkan secara sembarangan, bahasa harus digunakan dengan baik, benar dan efektif agar dapat dipahami apa yang ingin disampaikan atau pesan yang diterima dalam komunikasi verbal maupun tulisan atau naskah (Sudjianto, 1996. Hal 15). Umumnya, setiap bahasa memiliki aturan tersendiri dalam pembentukan kalimatnya. Aturan yang umum dan sistematis dalam setiap bahasa disebut dengan gramatika (Katoo, 1991. Hal 109). Maka, pada saat mempelajari suatu bahasa baru, kita tidak hanya mempelajari bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi verbal, tetapi juga dalam penulisannya. 2
Bahasa dibagi menjadi dua ragam bahasa menurut penggunaannya yaitu ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam lisan adalah ragam yang digunakan untuk berkomunikasi secara verbal. Dalam ragam ini, dikenal jeda pada saat membagi kalimat atau mengakhiri kalimat. Berbeda dengan ragam lisan, dalam penggunaannya ragam tulisan memiliki aturan-aturan seperti penggunaan tanda baca yang dipakai dalam pembentukan kalimat. Tanda baca ini tidak muncul pada ragam lisan secara harafiah, tetapi diwujudkan dalam bentuk jeda. Setiap bahasa memiliki ciri dan keunikannya masing-masing, demikian juga dengan bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang juga dikenal tanda baca yang disebut dengan kutouten ( 句読点 ). Walaupun fungsi kutouten dalam bahasa Jepang mirip dengan tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi ada sedikit perbedaan yang dapat kita lihat. Ada sepuluh jenis tanda baca yang digunakan dalam bahasa Jepang, yaitu; kuten atau titik ( ), touten atau koma ( ), Kagikakko ( ), nijuukagikakko ( ), Nami dasshu (~), Odoriji ( 々, ゝ, ヽ ), nakaten ( ), gimonfu atau tanda Tanya (?), dan kantanfu atau tanda seru (!), ioriten () (New Generation Publishing Institute, 2001). Masing-masing tanda baca memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Beberapa tanda baca memiliki fungsi yang hampir mirip dengan fungsi tanda baca dalam bahasa Indonesia. Tanda baca juga memiliki peran yang penting dalam memaknai kalimat. Banyak orang yang merasa bingung dengan penggunaan tanda baca dalam bahasa Jepang, khususnya penggunaan touten. Karena begitu luasnya penggunakan touten dalam kalimat Jepang, banyak pemelajar bahasa Jepang yang kesulitan untuk memahami keseluruhan makna kalimat. Oleh karena itu, penulis ingin menganalisis tentang tanda baca touten dan fungsi serta penggunaannya dalam cerpen Kimi ni Shika Kikoenai dan Kizu karya 3
Otsuichi (2001). Sehingga dapat membantu pemelajar bahasa Jepang dalam memahami fungsi tanda baca ini. 1.2 Rumusan Permasalahan Adapun permasalahan yang ingin diangkat oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah analisis penggunaan tanda baca dalam cerpen Jepang. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Pada saat membaca karangan atau tulisan dalam bahasa Jepang, sering dijumpai tanda baca koma atau touten yang disisipkan di tengah-tengah kalimat. Banyak pemelajar bahasa Jepang yang kesulitan untuk memahami makna dari kalimat tersebut karena berusaha memenggal kalimat sesuai dengan letak tanda baca tersebut. Akan tetapi penggunaan tanda baca touten dalam bahasa Jepang tidaklah sama dengan tanda baca koma dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Penggunaan tanda baca touten dalam bahasa Jepang lebih beragam dibandingkan dengan penggunaan tanda baca koma dalam bahasa lain. Oleh karena itu, dalam skripsi ini, penulis ingin menganalisis fungsi dari tanda baca touten yang akan dibatasi hanya tiga pola penggunaan sesuai dengan teori dalam Bab 2, dalam cerpen Kimi ni Shika Kikoenai dan Kizu karya Otsuichi. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi touten sebagai tanda baca dan menganalisis fungsinya dalam cerpen Kizu. Penulis juga ingin agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pemelajar bahasa Jepang mengetahui fungsi dari tanda baca touten dan dapat mengaplikasikannya dalam penulisan bahasa Jepang. 4
1.5 Metode Penelitian Dalam skripsi ini, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam masalah ini,penulis akan menggunakan metode kepustakaan. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.(nazir,1988. Hal 111). Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisi data adalah metode deskriptif analisis. Menurut Sugiono (2009. Hal 29), Metode Deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Dengan menggunakan kedua metode di atas, penulis pertama-tama akan mengumpulkan teori-teori mengenai tanda baca dalam bahasa Jepang dan penggunaannya, kemudian dari teori tersebut akan dikumpulkan data yang sesuai yang terdapat dalam cerpen Kimi ni Shika Kikoenai dan Kizu. Dari data yang telah dikumpulkan tersebut, penulis akan menjabarkannya dalam paragraf untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai objek yang tengah diteliti. Dari penjabaran tersebut akan dianalisis dan dibuat kesimpulan berdasarkan temuan yang ditemukan oleh penulis. 5
1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi dan hubungannya antara bab yang satu dengan bab berikutnya, penulis akan menguraikan kelima bab yang terdapat dalam skripsi ini sebagai berikut: Bab 1 membahas mengenai fungsi dan ragam bahasa serta pentingnya mengenal tanda baca, salah satunya adalah touten. Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Permasalahan, Ruang Lingkup Permasalahan, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab 2 menerangkan tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, diantaranya adalah teori tanda baca, konsep tanda baca koma, dan teori penggunaan touten dalam bahasa Jepang. Bab 3 memaparkan analisis data yang dilakukan oleh penulis didukung dengan landasan teori yang terdapat dalam bab 2. Analisis ini dilakukan dengan mengambil contoh-contoh kalimat yang memiliki tanda baca touten yang terdapat dalam novel Kizu karya Otsuichi. Bab 4 merupakan simpulan yang ditarik oleh penulis sebagai jawaban dari permasalahan yang ada dan saran untuk pembaca agar dapat memetik manfaat dari skripsi ini. Bab 5 penulis akan mengulang kembali topik dan isi skripsi mengenai penggunaan tanda baca touten dalam cerpen Jepang secara ringkas dan mencakup latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan hasil penelitian yang telah dirangkum oleh penulis. 6