KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Potensi dan Peluang Pengembangan Sistem Integrasi Komoditas Jagung dan Ternak Sapi di Lahan Kering Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

POTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

KONTRIBUSI PENDAPATAN PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DALAM SISTEM INTEGRASI JAGUNG DAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

PROSPEK DAN KENDALA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI SUMBER PRODUKSI JAGUNG

cara-cara sederhana dapat diubah menjadi pakan ternak (BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, 2000). BPTP telah meneliti dan mengkaji SITT diant

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

Abstrak

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

Transkripsi:

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib, Sumanto dan Nelson H. Kario. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Jagung adalah tanaman pangan kedua setelah padi dan kebutuhannya meningkat terus setiap tahun, sehingga diperlukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi dalam negeri belum mencukupi. Kalimantan Selatan mempunyai wilayah sentra jagung di lahan kering yaitu Kabupaten Tanah laut, dimana sumber pendapatan utama penduduknya adalah jagung, dan pertanaman jagung hampir ada terus sepanjang tahun. Masalah utama dilahan kering ini adalah tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga diperlukan masukan bahan organik yang cukup tinggi untuk membuat usaha pertanian dapat berhasil disamping input lainnya seperti pupuk anorganik dan penggunaan benih atau varitas unggul yang tepat. Budidaya jagung di wilayah ini dapat berhasil secara layak, apabila menggunakan teknologi sesuai dengan rekomendasi anjuran berupa paket teknologi yang sudah diuji melalui penelitian yang lama dan terencana. Penduduk dikawasan sentra produksi jagung ini, juga sebagian memelihara ternak sapi yang diusahakan secara tradisional dan belum menerapkan pemeliharaan secara intensif. Pola pemeliharaan ternak sapi dan jagung yang dilakukan petani masih belum terintegrasi, sehingga limbah jagung setelah panen tidak dimanfaatkan untuk pakan ternak dan sebaliknya limbah ternak sapi dibiarkan saja tanpa pengolahan lebih lanjut. Berdasarkan pengamatan dilahan petani selama lebih lima tahun dikawasan sentra produksi jagung ini, maka penerapan system integrasi jagung dan ternak sapi dengan teknologi mengacu P3T yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan keadaan social ekonomi petani terbukti dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi ongkos produksi secara layak. Kata kunci : Jagung, sapi, integrasi, pendapatan. PENDAHULUAN Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang menjadi prioritas utama setelah padi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan. Pengembangan jagung dimaksudkan dalam rangka meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap jagung yang semakin meningkat setiap tahun. Peningkatan kebutuhan jagung disebabkan antara lain karena meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan industri bahan baku pakan ternak, dan bahan baku industri makanan olahan lainnya (Darto, 2000). Oleh karena itu jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan andalan di Propinsi Kalimantan Selatan yang kawasan sentra produksinya berada di Kabupaten Tanah Laut. Pengembangan jagung di Kalimantan Selatan didukung oleh potensi lahan kering yang cukup luas, yaitu sekitar 1.737.886 hektar dan sekitar 1.355.578 hektar sudah diusahakan. Pemanfaatan untuk tanaman pangan dan hortikultura sekitar 135.806 hektar, sementara dimanfaatkan untuk tanaman jagung baru seluas 22.624 hektar (Distan Prop.Kal-Sel, 2005). sehingga kedepan masih berpotensi besar untuk pengembangan jagung. Disamping dukungan sumberdaya manusia yang terampil, dukungan Pemda setempat, serta potensi pasar yang cukup, turut memberi harapan dalam pengembangan jagung selanjutnya (Darto, 2000). Produksi jagung di Kalimantan Selatan pada kenyataannya belum dapat mencukupi kebutuhan di daerahnya. Sehingga untuk mencukupinya masih perlu mendatangkan jagung dari luar daerah terutama dari Jawa dan Sulawesi. Kawasan sentra produksi jagung pipilan kering di Propinsi Kalimantan Selatan, adalah Kabupaten Tanah Laut, memiliki luas pertanaman jagung sekitar 10.404 hektar dan tingkat produktivitas jagung telah meningkat menjadi rata-rata 3,97 t/ha. Sementara hasil penelitian dengan teknologi maju dapat mencapai 4 t/ha sampai 6,5 t/ha, bahkan menurut Subandi dan Made (2003) produktivitas jagung varitas Sukmaraga dapat mencapai 8,5 t/ha pipilan kering. Permasalahan yang dihadapi pengembangan jagung di Kalimantan Selatan disebabkan antara lain; kurangnya tenaga kerja, kemasaman tanah, gulma, kekeringan, rendahnya tingkat kesuburan tanah, harga saat panen rendah, kurang tersedianya benih jagung unggul berumur genjah yang berkualitas dan

berdaya hasil tinggi (Zubachtiroddin, et.al, 2005), sehingga diperlukan penggunaan varietas jagung yang toleran terhadap kemasaman, dan tahan terhadap kekeringan serta efisien dalam penggunaan tenaga kerja ditambah dengan pemberian bahan organik yang cukup. Masalah lainnya yang cukup serius adalah pertanaman dimusim hujan yang bertepatan dengan adanya hujan sehingga proses panen dan pasca panen menjadi masalah dan sangat menurunkan tingkat kualitas hasil jagung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka salah satu solusi yang memungkinkan dan murah biayanya adalah dengan menyediakan benih jagung varietas unggul dan berkualitas tinggi, meningkatkan intensitas tanam dengan mengatur Pola Tanam yang dikombinasikan dengan penggunaan varietas jagung berumur genjah serta pemberian bahan organik. Bahan organik dapat diperoleh dengan cara mengintegrasikan ternak sapi seperti PTT pada kegiatan P3T, karena sebagian petani di lahan kering tidak hanya mengusahakan tanaman pangan melainkan juga mengusahakan ternak seperti ternak sapi (Noor, dkk., 2002). Kalimantan Selatan memiliki ternak sapi sebanyak 173.648 ekor dan sebanyak 66.444 ekor berada di Kabupaten Tanah Laut (Disnak Prop. Kalsel, 2005). Menurut Diwyanto (2002), seekor sapi dapat menghasilkan fases sebanyak 8-10 kg/hari. Dari fases tersebut dapat menghasilkan pupuk organik antara 4-5 kg setelah melalui proses pengomposan. Dengan demikian maka Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi penghasil pupuk organik sebesar 265.776 332.220 kg/hari. Bila setiap ha memerlukan pupuk organik sebanyak 2 t/ha, maka mampu melayani pemupukan lahan seluas 132.888-166.110 ha/hari. Tanaman jagung selain menghasilkan produk utama berupa biji jagung yang dapat digunakan sebagai pangan dan pakan. Produksi sampingan lain adalah daun, batang, janggel dan klobot jagung yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi. Tetapi pada saat ini masih banyak petani yang tidak memanfaatkan secara optimal sehingga sistem integrasi jagung dan sapi sangat sesuai diterapkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Penerapan sistem Integrasi Jagung dan Ternak sapi dengan teknologi seperti PTT pada kegiatan P3T dan berdasarkan hasil pengkajian di wilayah yang bersangkutan terbukti memberikan peningkatan pada efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan ternak sapi dan tanaman jagung serta dapat memberikan manfaat berupa nilai tambah komersial terhadap produk pertanian yang dihasilkan. Pengurangan pemakaian pupuk kimia, diharapkan dapat mengurangi pencemaran terhadap lingkungan dan usaha pertanian berkelanjutan berpeluang besar dapat tercapai. Usahatani jagung dan peternakan sapi yang dikelola secara terintegrasi dilahan kering beriklim basah di Kalimantan Selatan dapat meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan indeks pertanaman, pengurangan biaya produksi dan pemanfaatan limbah secara terpadu tanpa sisa yang terbuang percuma. METODOLOGI Pendekatan Kegiatan pengkajian ini bersifat partisipatif, dilaksanakan di lahan petani, dengan cara bekerja sama dengan petani. Introduksi pengkajian paket pengelolaan tanaman jagung terpadu, peningkatan indeks pertanaman, pemeliharaan sapi dengan pakan tambahan dan teknologi pengelolaan limbah dilakukan di desa Bumi Asih dan Batu Mulya, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Pelaihari, Propinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2004. Pengumpulan data Analisa data Data yang dikumpulkan untuk pertanaman jagung meliputi hasil dan pertumbuhan tanaman jagung. Ternak sapi hanya diamati pada setiap penjualan yang dilakukan, dan, pendapatan dihitung dari modal awal dikurangi biaya selama pemeliharaan. Data ekonomi dikumpulkan selama proses kegiatan pengkajian berjalan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa biaya dan pendapatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya untuk mengatasi keperluan akan jagung di Kalimantan Selatan yang terus meningkat adalah peningkatan intesitas tanam jagung di lahan kering, sehingga intensitas panen dan produksi jagung juga meningkat. Produksi jagung di Kalimantan Selatan baru mencapai ± 35.661 ton (Zauhari, 2000), sementara peternak ayam di kabupaten Banjar saja memerlukan jagung ± 60.000 ton/tahun

(Darto, 2000), sehingga pangsa pasar jagung domestik masih terbuka lebar. Sementara ini kekurangan kebutuhan jagung didatangkan dari luar Kalimantan, utamanya Jawa dan Sulawesi. Budidaya jagung di lahan kering dengan peningkatan IP seperti diatas dapat dilaksanakan dan berhasil baik dengan mengatur pola tanam yang tepat seperti penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, berumur genjah dan tahan terhadap kekeringan. Sukmaraga adalah salah satu varietas jagung bersari bebas, benih jagung produksi dalam negeri (Badan Litbang Pertanian) yang memiliki potensi hasil cukup tinggi. Potensi hasil jagung dapat mencapi 8,5 t/ha (Subandi, 2003), varietas Sukmaraga dirancang untuk lahan kering masam dengan ph rendah dan tahan terhadap kekeringan (Made, 2003). Pengembangan varietas jagung unggul bersari bebas akan lebih menjamin keberhasilan program peningkatan produksi jagung pada daerah-daerah marginal, karena kemudahan dalam penyediaan benihnya. Penggunaan jagung varietas unggul bersari bebas diharapkan mampu menggantikan varietas lokal maupun varietas unggul yang telah lebih dulu berkembang di petani namun kemurniannya sudah tidak terjamin lagi dan produktivitas telah menurun. Hasil usahatani jagung dilahan kering Tanah laut di desa Batumulya pada musim tanam 2004 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel. 1. Produktivitas Beberapa Varietas jagung di Desa Batu Mulya MT 2004. Varie Produktivitas (t/ha) No. tas Okt/Nop Des/ Jan/Peb Apr/ Mei/Jun Agt/Sep Jan Mei 1. Bisi-2 5,4 4,8-2. Lokal 3,0 2,1-3. CPI - 4,9-4. Sukmaraga 6,1 4,7 4,3 Selain penggunaan varietas unggul, peningkatan produksi jagung dapat ditempuh melalui perbaikan sifat fisika dan kimia tanah dengan pemberian bahan organik (Anonim, 1987/1988; Anonim, 1988; Sally, 1999 dan Tamrin, 2002). Berdasarkan informasi, bahan organik juga mampu mempertahankan air di lahan sampai enam kali lipat dari berat bahan organik yang diberikan. Peningkatan bobot badan sapi berkisar antara 250 gram sampai 400 gram perhari selama proses perlakuan, tetapi setelah perlakuan selesai, sapi petani ini kembali dipakai untuk meluku sehingga manfaat yang diperhitungkan hanya pada hasil pengomposan limbahnya. Pemanfaatan kompos asal dari kotoran sapi yang difermentasi dapat meningkatkan hasil jagung dan ketersediaan pupuk kandang menjadi lebih bervariasi dan tidak tergantung hanya dari pupuk kandang limbah kotoran ayam saja. Disamping itu petani dapat membuat sendiri setelah belajar dari peneliti/penyuluh yang melakukan kegiataan dilokasi ini. Tabel 2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Jagung dengan IP 300 di Desa Batu Mulya, Kal-Sel, MT. 2003/2004. No Uraian Budidaya jagung I II III 1. Varietas Bisi-2 CPI Sukmaraga 2. Hasil (kg/ha) 5.400 4.933 4.700 3. Harga (Rp/kg) 950 1.200 1.500 4. Penerimaan 5.130.000 5.919.600 7.050.000 (Rp) 5. Biaya 2.600.000 3.000.000 3.540.000 6. Pendapatan 2.530.000 2.919.600 3.510.000 (Rp) 7. R/C ratio 1,976 1,973 1,991 Sebagai perbandingan pola tanam jagung yang umum berlaku dipetanii dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Analisis finansial usahatani jagung petani di lahan kering kalimantan selatan, tahun 2004.

No Uraian Varietasl lokal Hibrida (Bisi-2) 1. Bulan tanam-panen Sep - Jan/Pebr April Mei 2 Input (Rp) Hasil t/ha 1.302.000 3,0 3.114.000 4,893 1.200 Harga (Rp/kg) 950.- 3. Output (Rp) 2.850.000 5.871.600 4. Pendapatan (Rp) 1.548.000 2.757.600 5. R/C ratio 2,18 1,88 Penggunaan komponen ternak sapi pada kegiatan ini selain sebagai penyedia utama bahan organik untuk pertanaman jagung, dapat memberikan keuntungan lain berupa pertambahan bobot badan sapi, sehingga penghasilan petani meningkat dan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja seperti meluku (Sugandi dan Kusnadi, 1993; Suryana, dkk., 2000). Kegiatan pengkajian integrasi jagung dan sapi dapat memberikan manfaat lain seperti mengatasi pencemaran lingkungan. Limbah dari sapi berupa faces dan air kencing, melalui proses pengomposan dapat menjadi komoditas yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman jagung, sedangkan limbah jagung berupa jerami dan bagian lain dapat difermentasi menjadi pakan yang bergizi bagi sapi. Dengan demikian sistem pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan akan tercipta pada kegiatan ini. Tabel 4. Hasil Jagung dengan Sumber Pupuk Kandang Berbeda Di Desa Batumulya, MH.2004. No. Varietas Hasil jagung (ton/ha) Limbah ayam Limbah sapi Dosis P.kdg 1. Bisi-2 7,87 7,28 1,5 2 t/ha 2. Sukmaraga 6,10 5,98 3. Lokal 3,86 3,67 Teknologi pengelolaan ternak dengan pakan limbah jagung yang difermentasi; Sapi dipelihara di dalam kandang. Limbah jagung yang sudah diolah sebagai sumber pakan berserat utama, diberikan sebanyak 6 8 kg/ekor/hari. Sapi juga diberi pakan tambahan berupa konsentrat ± 1kg/ekor/hari. Air minum diberikan dalam jumlah yang cukup. Teknologi pengelolaan limbah jagung untuk pakan ternak dengan fermentasi; Untuk 1 ton limbah jagung diperlukan urea dan probiotik masing-masing 2,5 kg. Limbah jagung yang baru dipanen dikumpulkan di tempat yang telah disediakan. Limbah jagung segar yang akan difermentasi ditumpuk hingga ketebalan sekitar 20 cm, kemudian ditaburi urea dan probiotik, dan dengan perlakuan yang sama diteruskan pada lapisan berikutnya yang juga setebal 20 cm. Demikian seterusnya hingga ketebalan mencapai 1 2 meter. Setelah itu didiamkan hingga 21 hari agar proses fermentasi berlangsung sempurna. Setelah proses fermentasi selesai, limbah jagung dikeringkan dengan sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Setelah proses fermentasi tersebut limbah jagung telah siap sebagai pakan sapi. Teknologi pengelolaan limbah sapi (kotoran sapi) dengan pengomposan; Bahan-bahan yang diperlukan adalah; kotoran sapi minimal 40%, kotoran ayam maksimal 25%, serbuk gergaji kayu 5%, abu 10%, calcit 2% dan stardec 0,25%. Bahan-bahan tersebut dicampur secara merata sebelum proses pembuatan kompos dimulai. Setelah bahan tercampur, tumpukan bahan disisir sambil ditaburi stardec secara merata. Setiap 1 minggu sekali kompos dibalik, pekerjaan ini dilakukan hingga 4 kali, dan diperkirakan setelah 5 minggu kompos telah siap digunakan, dengan ciri; warna hitam kecoklatan, struktur remah dan bebas bau. Tabel. 3. Biaya dan penerimaan usahatani jagung dan ternak sapi di desa Batu Mulya tahun 2004. Komoditas Biaya (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp) Pola Introduksi Jagung ( 1 ha) 5.600.000 11.049.600 5.449600 Sapi (2 ekor) 1.430.000 2.798.750 1.368.750 Pupuk Kandang 200.000 574.500 374.500 Jumlah 7.230.000.- 14.422.850.- 7.192.850.- R/C ratio 1,99

Pola petani Jagung ( 1Ha) 3.114.000 4.648.350 1.534.350 Sapi ( 2 ekor) - 600.000 600.000 Jumlah 3.114.000 5.248.350 2.134.350 R/C ratio 1,68 Berdasarkan keragaan biaya dan penerimaan usaha jagung dan ternak sapi yang dapat diperoleh petani dengan pola integrasi lebih tinggi dibandingkan pola petani biasa. KESIMPULAN Pertanaman jagung di lokasi pengkajian dapat dilakukan sepanjang tahun, dan untuk intensitas pertanaman tigakali setahun (IP.300) dapat dilakukan pada lokasi tertentu dengan imbangan biaya dan penerimaan lebih dari satu, sehingga cukup layak untuk di kembangkan. Perpaduan pemeliharaan sapi dan usahatani jagung yang terintegrasi dapat memberikan tambahan pendapatan bersih, tetapi juga memerlukan tambahan modal usaha dan curahan tenaga kerja, sehingga skala usaha dan pengelolaan secara optimal masih harus dilakukan. Hasil produksi usahatani jagung yang menggunakan pupuk kandang berasal dari limbah kotoran sapi tidak terlalu berbeda dengan hasil produksi usahatani jagung yang menggunakan limbah kotoran ayam, padahal sementara ini pupuk kandang sapi dapat dibuat sendiri dan harganya hanya 50 % dari pupuk kandang ayam. Berdasarkan data tersebut, maka budidaya jagung yang terintegrasi dengan ternak sapi di lahan kering beriklim basah Kalimantan Selatan cukup layak untuk dilakukan secara luas. DAFTAR PUSTAKA Balittan, 1993. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Jagung Balittan Banjarbaru, hal 123 127. Balittra, 1996. Prosiding Seminar Teknologi Sistem Usahatani Lahan Rawa dan lahan kering, tanggal 22 23 September 1995. Amuntai, hal 53 55. -----------------. Aspek-aspek Sosial Ekonomi Usahatani Lahan Marginal di Kalimantan. Hal 246 250. Darto, 2000. Selayang pandang Budidaya Jagung di Kabupaten Tanah Laut. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanah Laut. Pelaihari. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan selatan, 2005. Laporan tahunan 2005. Banjarbaru, Kalimantan Selatan Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan selatan, 2005. Laporan tahunan, 2005. Banjarbaru, Kalimantan Selatan. BPTP Kalimantan Selatan, 1999. Laporan Hasil Pengkajian SUP jagung di Lahan Kering Kalimantan Selatan. Zuraida, R. dan E. Siti Rohaeni, 1998. Kontribusi pendapatan Tanaman pangan pada Sistem usahatani di Lahan Kering Kalimantan Selatan. Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan. IPPTP Banjarbaru, 501 507. Norginayuwati, A. Jumberi dan M. Noor, 1998. Peluang dan Masalah Pengembangan Usahatani jagung di Lahan Kering Beriklim Basah (kasus di Kalimantan Selatan). Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan. IPPTP Banjarbaru, 474 483. Rohaeni, ES., N. Amali, A. Darmawan, Sumanto, A. Subhan, S. Nurawaliah dan Pagiyanto, 2004. Pemanfaatan Limbah Jagung Untuk Pakan Lengkap dalam Sistem Usahatani Ternak Sapi dan Jagung di Lahan Kering Kalimantan Selatan. Laporan Akhir. BPTP Kalsel. Banjarbaru, 63 hal.

Rosita Galib, M. Darwis, R. Qomariah, Mukarji, Syahrudji, S. Nurawaliah dan S. Noor, 2004. Pengkajian Kelembagaan, Distribusi dan Pemasaran Mendukung Agribisnis Jagung dan Padi di Kalimantan selatan. Laporan Akhir. BPTP Kalsel. Banjarbaru, 36 hal. Zubachtirodin, Subandi, A.Najamuddin, Rosita Galib, 2005. Teknologi Produksi Jagung Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Lahan Kering Masam di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Lahan Kering. Banjarbaru, 6 Desember 2005.