KONTRIBUSI PENDAPATAN PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DALAM SISTEM INTEGRASI JAGUNG DAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONTRIBUSI PENDAPATAN PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DALAM SISTEM INTEGRASI JAGUNG DAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING"

Transkripsi

1 KONTRIBUSI PENDAPATAN PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DALAM SISTEM INTEGRASI JAGUNG DAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING (Livestock Income Contribution of Integrated Corn Plant and Beef Cattle at Upland) ENI SITI ROHAENI, AHMAD SUBHAN, NOOR AMALI, SUMANTO dan A. DARMAWAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No.4, Banjarbaru ABSTRACT This paper aims at finding out the income contribution of cattle rearing by integrated system at upland representing the study results at Sumber Mulia Village, Pelaihari Sub district, Tanah Laut Regency. This activity was carried out by surveys on cooperators of integrated corn and livestock assessment activities, and by interviewing non-cooperator farmers. The activities were conducted at dry season, from July to December The area of the corn plant observed was 3 ha with a scale of cattle rearing of 20 heads. The study results showed that livestock rearing in integrated system at dry season provided an income contribution amounted Rp 9,747,800 or 49.96%. The non integrated system farmers at dry season experienced financial loss due to feed scarcity and resulted in decreasing growth. Based on these results it is known that integrated system can increase the income contribution amount % compared to that of non-integrated one. The R/C yielded from the corn farming system and livestock in integrated system is 1.32, whereas that of non integrated system is Key Words: Integrated, Cattle, Corn, Dry Season, Income, R/C, Upland, Tanah Laut ABSTRAK Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendapatan pemeliharaan ternak sapi dalam sistem integrasi di lahan kering yang merupakan hasil studi di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Kegiatan ini dilakukan dengan cara survei terhadap kooperator pada kegiatan pengkajian integrasi jagung dan ternak dan pada petani non kooperator dengan cara wawancara. Kegiatan ini dilakukan pada musim kemarau yaitu pada bulan Juli sampai Desember Luas tanam jagung yang diamati 3 ha dengan skala pemeliharaan ternak sapi sebanyak 20 ekor. Hasil kajian diketahui bahwa pemeliharaan ternak sapi dalam sistem integrasi pada musim kemarau memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp atau 49,96%. Kontribusi pendapatan dari pemeliharaan ternak sapi yang dilakukan petani non sistem integrasi pada musim kemarau mengalami kerugian karena kelangkaan pakan sehingga pertumbuhan menurun. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa sistem integrasi dapat meningkatkan kontribusi pendapatan dibandingkan tanpa sistem integrasi sebesar 124,69%. Nilai R/C yang dihasilkan untuk usahatani jagung dan sapi pada sistem integrasi sebesar 1,32 sedang sistem non integrasi 1,14. Kata Kunci: Integrasi, Ternak Sapi, Jagung, Musim Kemarau, Pendapatan, R/C, Lahan Kering, Tanah Laut PENDAHULUAN Usaha tani ternak sebagai bagian dari sektor pertanian dapat diintegrasikan dengan usaha tani tanaman pangan atau perkebunan. Artinya dapat saling menunjang untuk saling mengisi dalam meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan produk samping usaha. Peran ternak dapat dimasukkan dalam bagian integral sistem usaha tani untuk saling mengisi dan bersinergi yang memberi hasil dan nilai tambah optimal. Tanaman, baik dari tanaman semusim ataupun tanaman tahunan tidak hanya menghasilkan pangan sebagai produk utama, tetapi juga menghasilkan produk samping. Hasil samping tersebut berupa limbah 186

2 pertanian yang dengan cara-cara sederhana dapat diubah menjadi pakan ternak (BADAN LITBANG PERTANIAN, 2000). Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup potensial baik sebagai pangan maupun pakan. Kabupaten Tanah Laut yang merupakan salah satu daerah lahan kering di Kalimantan Selatan merupakan sentra produksi jagung. Produktivitas jagung yang dihasilkan berkisar antara 4-6 ton/ha dengan 2 kali tanam per tahun. Tanaman jagung selain menghasilkan biji jagung, juga dihasilkan limbah berupa daun dan batang jagung. Bila jagung dijual dalam bentuk pipilan maka akan dihasilkan limbah berupa janggel jagung. Janggel ini masih mempunyai nilai nutrien yang dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi (AMALI et al., 2002). Produksi janggel yang dihasilkan berkisar antara 0,75 1,3 ton/ha dengan rataan 1 ton/ha (AMALI et al., 2003). Produksi ini berpotensi sebagai pakan terutama pada musim panen dan atau sebagai stok saat musim kemarau. Pakan tersebut oleh ternak dapat ditransformasi menjadi pangan yang bermutu (daging, telur dan susu). Ternak sapi bagi petani berfungsi sebagai penghasil pupuk kandang dan tabungan yang memberikan rasa aman pada saat kekurangan pangan (paceklik) di samping berfungsi sebagai ternak kerja (NAJIB et al., 1997). Ternak selain menghasilkan produk utama juga menghasilkan hasil samping berupa feses dan urine yang sampai saat ini masih dianggap masalah. Dengan inovasi yang sederhana dapat diubah menjadi kompos yang bermutu, dan nilai kompos yang dihasilkan ternyata cukup besar. Penggunaan kompos pada lahan pertanian akan mendukung kelestarian lingkungan sekaligus mewujudkan Organic Farming yang berdaya saing tinggi (BADAN LITBANG PERTANIAN, 2000). Keberadaan sapi potong sangat erat kaitannya dengan kegiatan lainnya karena sapi potong merupakan bagian dari kehidupan petani terutama dalam memanfaatkan limbah pertanian dan sebagai penghasil pupuk kandang yang cukup potensial. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendapatan pemeliharaan ternak sapi dalam sistem integrasi di lahan kering yang merupakan hasil studi di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. MATERI DAN METODE Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, dengan cara survei terhadap kooperator pada kegiatan pengkajian integrasi jagung dan ternak dan pada petani non kooperator dengan cara wawancara. Kegiatan ini dilakukan pada musim kemarau yaitu pada bulan Juli sampai Desember Luas tanam jagung yang diamati 3 ha dengan skala pemeliharaan ternak sapi sebanyak 20 ekor. Teknologi yang diintroduksikan pada kegiatan pengkajian integrasi jagung dan ternak sapi sebagai berikut: Teknologi budidaya jagung Teknologi budidaya jagung yaitu dengan memanfaatkan kotoran sapi menjadi fine compost sehingga menurunkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk kotoran ayam dan mengurangi pencemaran lingkungan. Tahapan teknologi budidaya jagung yaitu: Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor. Tanam: Jagung (varietas BISI 2) ditanam dengan cara ditugal (kedalaman ± 5 cm), jarak tanam 70 x 20 cm 1 tanaman per lubang. Benih jagung yang telah dimasukkan ke dalam lubang tanam segera ditutup dengan tanah maupun pupuk kandang. Pemupukan: Sepertiga bagian urea diberikan saat tanam dan dua pertiga urea diberikan saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam. Pupuk SP- 36 dan KCl seluruhnya diberikan pada saat tanam. Pupuk tersebut diberikan dengan cara ditugal atau dilarik di samping barisan tanaman, kemudian ditutup rapat. Pupuk kandang diberikan seluruhnya pada saat tanam sekaligus sebagai penutup lubang tanaman jagung/pupuk kimia. Pemeliharaan: Pemeliharaan yang dilakukan yaitu penyulaman, penyiangan dan pembumbunan, dan pengendalian hama/ penyakit. Penyulaman dilaksanakan antara 187

3 5 7 hari setelah tanam. Penyulaman tidak boleh dilakukan sampai terlambat, sebab akan menyebabkan pertumbuhan dan waktu masak tidak serempak. Penyiangan dilaksanakan saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam. Pembumbunan dilaksanakan setelah tanaman berumur 30 hari, agar tanaman kokoh dan tidak mudah rebah. Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan berdasarkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Panen: Jagung yang siap dipanen adalah jagung yang secara fisiologis telah masak, dengan ciri-ciri antara lain; kelobot berwarna kuning kecoklatan, timbul jaringan hitam pada pangkal biji, biji mengkilap dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas. Teknologi budidaya ternak sapi Teknologi yang diintroduksikan yaitu perbaikan manajemen berupa pemeliharaan ternak secara terkurung dengan kandang kolektif, pemberian pakan lengkap sebanyak 3% dari bobot hidup, pemberian UMB (Urea Multinutrient Block) sebanyak 250 gram/ekor/minggu, pencegahan penyakit dengan cara pemberian obat cacing dan vitamin B compleks. Ternak sapi disediakan air minum sebanyak liter/ekor/hari. Pakan lengkap yang diberikan pada ternak, terlebih dahulu diadaptasikan selama 3 minggu yaitu pada minggu pertama diberikan 1 kg/ ekor/hari, minggu kedua 2 kg/ekor/hari dan minggu ketiga 3 kg/ekor/hari. Pada minggu keempat pakan lengkap diberikan sekitar 3% dari bobot hidup sapi. Teknologi fine compost Kotoran sapi yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pupuk dasar untuk tanaman jagung. Kotoran sapi ini difermentasi dengan menggunakan probiotik (Stardec) selama minimal 3 minggu sehingga dihasilkan fine compost. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan fine compost yaitu: kotoran sapi kg, Stardec 2,5 kg, urea 2,5 kg, SP-36 2,5 kg, serbuk gergaji 100 kg, abu gosok 100 kg, Kalsit/dolomite 2 kg dan air. Cara pembuatan : bahan seperti stardec, urea, SP-36 dan kalsit dicampur merata (bahan A), kotoran sapi dicampur dengan serbuk gergaji dan abu gosok secara merata (B), bahan A dan B dicampur merata dan ditambahkan air sehingga diperoleh kadar air kira-kira 60%, inkubasi selama 3 minggu, setiap minggu lakukan pembalikan, kotoran sapi yang difermentasi dilakukan di bawah naungan, atau ditutup dengan terpal/daun pisang/daun kelapa, penutupan dilakukan agar tidak kena panas dan hujan langsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Usahatani jagung dan ternak Produktivitas jagung yang diperoleh dengan penggunaan pupuk kandang dari kotoran sapi sebanyak zak/ha dapat mencapai 6,33 ton/ha jagung pipilan kering. Hasil tersebut relatif tidak berbeda dengan ratarata hasil jagung yang ditanam petani dengan menggunakan kotoran ayam di sekitar lokasi pengkajian yakni berkisar antara 5 8,5 ton/ha dengan rataan 6,4 ton/ha. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang antara kotoran ayam dan kotoran sapi dengan dosis 2 3 ton/ha, produksi jagung yang dihasilkan relatif tidak berbeda jauh. Pemakaian kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah yang berdampak positif pada peningkatan hasil panen sehingga mewujudkan usaha agribisnis yang berdaya saing dan ramah lingkungan (PAMUNGKAS dan HARTATI, 2004). Bila ditinjau dari segi biaya untuk pembelian pupuk kandang, memerlukan biaya sebesar Rp /ha, sedang kotoran ayam sebesar Rp /ha. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kotoran sapi dapat menghemat biaya produksi sebesar Rp /ha atau menghemat sekitar 7,55% dari biaya produksi. Berdasarkan luasan tanam jagung di Tanah Laut pada tahun 2004 yaitu ha, jika digunakan pupuk dengan kotoran sapi maka dapat menghemat sekitar 2,9 milyar rupiah. Potensi kotoran sapi di Kabupaten Tanah Laut sangat besar melihat populasi ternak sejumlah ekor (DINAS PETERNAKAN, 2004) sehingga bila diasumsikan dapat menghasilkan kotoran sebanyak 5 188

4 kg/ekor maka akan diperoleh sejumlah 315 ton/hari. Potensi pupuk yang dihasilkan selama ini belum dimanfaatkan dengan optimal, sementara pupuk kotoran ayam disamping harganya cukup mahal dan terkadang saat diperlukan tidak tersedia. Hasil ini menunjukkan bahwa kotoran sapi dapat menjadi alternatif pengganti pupuk kotoran ayam. Berdasarkan analisis terhadap biaya dan pendapatan (Tabel 1) dari usahatani jagung diperoleh hasil bahwa pendapatan dari jagung yang dipupuk dengan kotoran sapi lebih tinggi sekitar Rp atau 5,44% dari jagung yang dipupuk kotoran ayam. Nilai R/C yang dihasilkan lebih tinggi pada jagung yang dipupuk dengan kotoran sapi (1,88). Hal ini disebabkan karena adanya penekanan pembelian pupuk dari kotoran ayam menjadi kotoran sapi (7,55%). Beberapa asumsi yang digunakan yaitu harga jagung yang berlaku Rp 1.100/kg, harga kotoran ayam Rp 7.000/zak (sampai ditempat), kotoran sapi Rp 3.500/zak. Pada Tabel 2 bila dihitung analisis biaya dan pendapatan serta nilai R/C pada pemeliharaan ternak sapi dengan asumsi bahwa harga bibit Rp /kg, hijauan Rp 100/kg, obat-obatan Rp 5.000/ekor/3 bulan, kandang Rp /ekor/3 bulan dan upah tenaga kerja 1 HOK (Hari Orang Kerja) Rp , kotoran ternak yang dihasilkan dalam keadaan kering Rp 2.500/kg, dan harga pakan lengkap Rp 500/kg. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dengan teknologi yang diintroduksikan lebih sedikit yaitu 1 orang Tabel 1. Analisis biaya dan pendapatan usahatani jagung per ha Uraian Fisik Nilai (Rp) Jumlah (Rp) Perlakuan Kontrol Input Bibit jagung 15 kg KCl 2 zak (100 kg) Urea 6 zak (300 kg) SP-36 2 zak (100 kg) Pupuk kotoran ayam 80 zak Pupuk kotoran sapi 80 zak Kapur 10 zak (500 kg) Herbisida DMA 3 lt Insektisida 300 ml Bajak 1 kali Upah melarik 1 kali Upah tanam 3 kantg Upah memupuk 80 zak Upah menyemprot 3 orang Upah memetik 200 zak Upah angkut 2 kali Upah memipil 6,3 ton ,4 ton Pengeringan 6,3 ton ,4 ton Jumlah (Rp) Output Jagung 6,33 ton ,4 ton Jumlah (Rp) Pendapatan (Rp) R/C 1,88 1,77 189

5 mampu memelihara sebanyak 10 ekor dengan alokasi waktu sekitar 0,2 jam/ekor atau 0,025 HOK/ekor sedang pemeliharaan kontrol diperlukan waktu 0,4 jam/ekor atau 0,05 HOK/ ekor. Hasil analisis diketahui bahwa nilai R/C yang diperoleh dari teknologi yang diintroduksikan/kooperator sebesar 1,19 sedang kontrol 0,99. Berdasarkan analisis diketahui bahwa pemeliharaan ternak sapi pada musim kemarau bila dilakukan secara tradisional tidak layak untuk diusahakan. Hal ini disebabkan karena pakan yang disediakan baik dari segi jumlah dan mutunya tidak mencukupi sehingga pertumbuhan terhambat. Oleh karena itu pemeliharaan ternak sapi pada musim kemarau perlu penanganan dan pengelolaan yang lebih intensif misalnya dengan penyediaan dan penyusunan pakan lengkap. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa teknologi yang diintroduksikan lebih baik karena menghasilkan produksi yang lebih baik dan akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Beberapa hasil penelitian lain yang dilaporkan nilai R/C yang dihasilkan dari pemeliharaan ternak sapi berkisar antara 1,12 1,3. Hasil pengkajian yang dilaporkan SUNANDAR et al. (1999) diketahui hasil analisis finansial usaha penggemukan selama 90 hari pemeliharaan dengan skala 12 ekor diperoleh nilai R/C 1,13 dengan pakan yang diberikan hijauan 20 kg/ekor/hari dan ampas tahu 5 kg/ekor/hari dengan jenis sapi PO. Hasil pada kegiatan ini meskipun nilai R/C yang dihasilkan tidak terlalu tinggi, namun bila dilihat pendapatan yang dihasilkan dari usahatani ternak sapi sebesar Rp /ekor per tiga bulan. Jumlah ini cukup besar dan mempunyai prospek yang cerah apalagi didukung dengan potensi alam, limbah pertanian yang melimpah dan permintaan konsumen akan daging yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada bahasan di atas diketahui bahwa PBHH yang dihasilkan dari ternak kelompok kontrol yang dipelihara pada musim kemarau rata-rata hanya 0,14 kg/ekor/hari, namun pada pemeliharaan di luar musim kemarau PBHH yang dihasilkan lebih tinggi yaitu berkisar antara 0,1 0,5 kg/ekor/hari dengan rataan 0,22 kg/ekor/hari. Berdasarkan data di atas dilakukan analisis biaya dan pendapatan dari usaha ternak sapi yang dipelihara di luar musim kemarau. Hasil yang diperoleh (Tabel 3), diketahui bahwa pendapatan yang disumbangkan dari penggemukan ternak sapi sebesar Rp /ekor per tiga bulan dengan nilai R/C yang diperoleh sebesar 1,03. Pemeliharaan ternak di luar musim kemarau masih layak untuk diusahakan karena nilai R/C yang dihasilkan di atas 1. Tabel 2. Analisis biaya dan pendapatan usaha pemeliharaan ternak sapi di lahan kering pada musim kemarau selama 90 hari, skala 20 ekor, Desa Sumber Mulia, Kec. Pelaihari, Kab. Tanah Laut Uraian Input Bibit sapi Pakan lengkap Hijauan UMB Obat-obatan Tenaga kerja Kandang Jumlah Output Bibit sapi Kotoran Jumlah Kooperator Kontrol Fisik Nilai Fisik Nilai 152 kg 3,52 kg 2 kg 0,038 kg Rp 5.000/ekor 0,025HOK/ekor Rp 2.790/ekor 197 kg 300 karung kg - 15kg - Rp 5.000/ekor 0,05 HOK/ekor Rp 2.790/ekor 163,6 kg 10 karung Pendapatan R/C 1,19 0,99 190

6 Peningkatan pendapatan melalui sistem integrasi Pada Tabel 4 diketahui bahwa sistem integrasi dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani. Kontribusi pendapatan dari pemeliharaan ternak sapi dalam sistem integrasi jagung dan ternak yang dilakukan pada musim kemarau sebesar 49,96%. Peningkatan pendapatan yang diperoleh petani dari sistem non integrasi ke sistem integrasi sebesar Rp ,600/musim atau 124,69%. Selain pendapatan, nilai R/C yang dihasilkan meningkat dari 1,14 menjadi 1,32 atau sebesar 15,79%. Hal ini sesuai dengan pernyataan KUSNADI dan PRAWIRADIPUTRA (1993) bahwa integrasi ternak dan tanaman dapat meningkatkan pendapatan antara 14,9 129,4%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem integrasi layak untuk diusahakan karena dapat meningkatkan pendapatan petani, manfaat lainnya yaitu menekan biaya produksi dan berkesinambungan (LEISA: Low External Input Sustainable Agriculture). Menurut PAMUNGKAS dan HARTATI (2004), sistem integrasi ternak dalam usahatani merupakan salah satu upaya untuk mencapai optimalisasi produksi pertanian. Upaya ini Tabel 3. Analisis biaya dan pendapatan usaha ternak sapi kelompok kontrol yang dipelihara di luar musim kemarau selama 90 hari dengan skala 20 ekor Uraian Fisik Nilai (Rp) Jumlah (Rp) Input Bibit sapi 151 kg x 20 ekor Hijauan 15 kg/ekor/hari Obat-obatan 20 ekor Tenaga Kerja 90 HOK Kandang 20 ekor Jumlah Output Bibit sapi 170,8 kg x 20 ekor Kotoran sapi 100 zak Jumlah Pendapatan R/C 1,03 Tabel 4. Analisis biaya dan pendapatan dari sistem integrasi dan non integrasi di lahan kering dengan luas tanam jagung 3 ha dan 20 ekor ternak sapi per musim Uraian Integrasi Kontrol Nilai (Rp) % Nilai (Rp) % Input Jagung , ,36 Sapi , ,64 Jumlah , ,00 Output Jagung , ,09 Sapi , ,91 Jumlah , ,00 Pendapatan Jagung , ,51 Sapi , ,51 Jumlah , ,00 R/C 1,32 1,14 191

7 telah banyak dilakukan yang secara signifikan mampu memberikan nilai tambah baik pada hasil tani maupun terhadap produktivitas ternak. Usaha ternak sapi terpadu dapat menekan biaya produksi, terutama terhadap penyediaan hijauan pakan, sebagai sumber tenaga kerja serta dapat memberikan kontribusi dalam penghematan pembelian pupuk. KESIMPULAN Kesimpulan dari pengkajian ini adalah: 1. Kontribusi pendapatan yang dihasilkan dari ternak sapi dengan sistem integrasi sebesar 49,96%. 2. Nilai R/C yang dihasilkan dari sistem integrasi antara jagung dan ternak sapi sebesar 1,32 sedang pada sistem non integrasi sebesar 1, Sistem integrasi dapat meningkatkan pendapatan sebesar 124,69% per musim dibanding cara lama/kontrol/non integrasi dengan skala luas tanam 3 ha dan jumlah sapi 20 ekor. DAFTAR PUSTAKA AMALI, N., A. DARMAWAN, SUMANTO, A. SUBHAN, PAGIYANTO dan S. NURAWALIYAH Pengkajian adaptif sapi potong dalam sistem usahatani tanaman pangan di lahan kering Kalsel. BPTP Kalimantan Selatan. Banjarbaru. AMALI, N., E.S. ROHAENI, A. DARMAWAN, SUMANTO, A. SUBHAN, PAGIYANTO dan S. NURAWALIYAH Pengkajian adaptif sapi potong dalam sistem usahatani tanaman pangan di lahan kering Kalsel. BPTP Kalimantan Selatan. Banjarbaru. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Integrasi Sapi di lahan Pertanian (Crop Livestock Production Systems). Jakarta. DINAS PETERNAKAN PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Buku Saku Peternakan. Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. DIWYANTO, K. dan B. HARYANTO Integrasi Ternak dengan Usaha Tanaman Pangan. Makalah disampaikan pada Temu Aplikasi Paket Teknologi di BPTP Kalimantan Selatan. 8-9 Desember 2003 di Banjarbaru. KUSNADI, U. dan B.R. PRAWIRADIPUTRA Produktivitas ternak domba dalam sistem usahatani konservasi lahan kering di DAS Citanduy. Risalah lokakarya penelitian dan pengembangan sistem usahatani konservasi di DAS Citanduy, Linggarjati, 9 11 Agustus hlm NAJIB, M., E.S. ROHAENI dan TARMUDJI Peranan ternak sapi dalam sistem usahatani tanaman pangan di lahan kering. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, Nopember Jilid II. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm PAMUNGKAS, D. dan HARTATI Peranan ternak dalam kesinambungan sistem usaha pertanian. Pros. Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman Ternak. Denpasar, Juli Puslitbang Peternakan, BPTP Bali dan CASREN. hlm SUNANDAR, N., E. SUJITNO dan N.S. DIMYATI Keragaan usaha penggemukan sapi Peranakan Onggol jantan di pondok Pesantren Darunnajah Desa Argapura Kecamamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1 2 Desember Jilid II. hlm DISKUSI Pertanyaan: 1. Apa keuntungan lainnya supaya usaha ini lebih menarik? 2. Apakah hanya tongkol jagung saja yang dimanfaatkan? ekor/3 ha, apa sudah merupakan jumlah yang optimal, kira-kira berapa? 4. Jumlah sapi yang dapat dipelihara agar tidak mengganggu kegiatan lainnya? 192

8 5. 20 ekor sapi/3 ha apa sudah cukup efisien hasilnya bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan? 6. Analisis apa yang digunakan dalam dasar penetapan budidaya ini? 7. Apa yang dimaksud dengan lahan kering? ekor sapi/3 ha untuk berapa peternak? 9. Satu peternak mampu mengolah berapa ha jagung dan berapa ekor sapi? 10. Apa sarannya untuk meningkatkan R/C? 11. Mengapa kotoran sapi tidak masuk dalam hitungan? 12. Berapa banyak pupuk yang dihasilkan dari seekor sapi dan berapa kebutuhan pupuk untuk 1 ha lahan? 13. Mohon dijelaskan, mengapa dalam kegiatan ini tenaga kerja lebih hemat? Jawaban: 1. Keuntungan yang diperoleh: a. Menekan biaya pembelian pupuk sebesar Rp /ha (7,55%) (dari kotoran ayam ke kotoran sapi). Penghematan total sebesar 2,9 M/tahun dengan asumsi luas tanaman jagung di Kabupaten Tanah Laut 10,404 ha dan dosis pupuk 3 ton/ha. b. Menekan biaya tenaga kerja (sekitar 50%). c. Membuka cabang usaha baru yang menjual pakan lengkap. 2. Yang dimanfaatkan hanya tongkol jagung saja dalam kajian ini karena limbah lain seperti daun dan batang kering di pohon sulit didapat, hal ini berkaitan dengan kebiasaan petani yang memanen jagung kering di pohon karena hemat biaya penjemuran, tenaga kerja dan gudang. 3. Satu ha jagung menghasilkan 1 ton tongkol jagung, bila diberikan 2 kg tongkol jagung per hari maka dapat menampung ternak sebanyak 5-6 ekor sapi selama 3 bulan. 4. Dengan luas tanam jagung 3 ha dan 20 ekor sapi, maka pertanian dapat berlanjut (sustainable) Yang menjadi dasar karena kegiatan ini adalah integrasi tanaman jagung dan ternak sapi maka teknologi yang diintrodukisikan yang terkait dengan budidaya jagung, budidaya sapi dan satu teknologi yang mengaitkan antara 2 komoditi yaitu pengolahan kotoran sapi menjadi fine compost untuk digunakan sebagai pupuk jagung. 5. Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang miskin hara, defisit akan air dan relatif rentan erosi 6. Dalam kajian ini 3 ha dan 20 ekor sapi dikelola oleh 1 kelompok ternak yaitu Rumpun Pemuda Tani, tidak atas nama pribadi peternak. 7. Kelompok tani mampu mengolah lahan antara 1-5 ha (rata-rata 1,5 ha/kk) dan ternak sapi antara 3-10 ekor (rata-rata 8 ekor). 193

9 8. Saran untuk meningkatkan R/C dari ternak sapi, terutama dengan cara perbaikan dari segi manajemen, bibit dan pakan. Khusus untuk pakan adalah dengan memanfaatkan limbah pertanian secara optimal melalui pengolahan dan pengawetan. 9. Kotoran sapi sudah masuk dalam hitungan output dan sudah tercantum di dalam makalah lengkap. 10. Dari hasil kajian diketahui bahwa kotoran sapi sebanyak 5 kg/ekor/hari, dalam bentuk kering, siap untuk difermentasikan. Kebutuhan pupuk untuk lahan jagung khusus di Kabupaten Tanah Laut antara 2,5-5 ton/ha. Dalam kajian ini dosis pupuk sapi yang digunakan 2,5 ton/ha (hasil fermentasi/fine compost). 11. Tenaga kerja khusus untuk sistem integrasi lebih hemat karena ternak sapi dikandangkan, jadi waktu petani yang menggembala, mencari rumput/pakan, mencari lokasi diperolehnya rumput tidak diperlukan lagi. Ternak sapi dikandangkan dan diberi pakan lengkap yang dibuat secara kelompok. 194

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN ENI SITI ROHAENI, N. AMALI, A. SUBHAN, A. DARMAWAN dan SUMANTO BPTP Kalimantan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 PROFIL USAHA DAN KONTRIBUSI TERNAK SAPI DALAM SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI LAHAN KERING (STUDI KASUS DI DESA SUMBER MULIA KECAMATAN PELAIHARI TANAH LAUT) (Company Profile and Livestock Contribute

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib, Sumanto dan Nelson H. Kario. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Balai

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH (Feasibility Analysis of Alabio Duck Farm with Lanting System at Hulu Sungai Tengah) ENI SITI ROHAENI Balai Pengkajian

Lebih terperinci

cara-cara sederhana dapat diubah menjadi pakan ternak (BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, 2000). BPTP telah meneliti dan mengkaji SITT diant

cara-cara sederhana dapat diubah menjadi pakan ternak (BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, 2000). BPTP telah meneliti dan mengkaji SITT diant HASIL KAJIAN DAN PROSPEK PENERAPAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK DI KALIMANTAN SELATAN ENI SITI RoHAENi I, M. SABR AN' dan E. HANDIWIRAWAN2 'Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan JI.

Lebih terperinci

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca INTEGRASI TANAMAN PADI - SAM PERAH DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT AGUS NURAWAN, A. GUNAWAN, HASMI B dan IGP. ALIT D Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jaiva Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 21 MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG (Introduction of New Maize Varieties, as

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU (Feasibility Study of Cattle Through Management Improvement at Kawasan Baru Group) ENI SITI ROHAENI,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI INTEGRASI ANTARA TANAMAN TERUBUK (SACCHARUM EDULE HASSKARL) DENGAN TERNAK SAPI

ANALISIS USAHATANI INTEGRASI ANTARA TANAMAN TERUBUK (SACCHARUM EDULE HASSKARL) DENGAN TERNAK SAPI ISSN Online 2407-6279 Jurnal Galung Tropika, 4 (1) Januari 2015, hlmn. 36-41 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS USAHATANI INTEGRASI ANTARA TANAMAN TERUBUK (SACCHARUM EDULE HASSKARL) DENGAN TERNAK SAPI The Analysis

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Potensi dan Peluang Pengembangan Sistem Integrasi Komoditas Jagung dan Ternak Sapi di Lahan Kering Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Potensi dan Peluang Pengembangan Sistem Integrasi Komoditas Jagung dan Ternak Sapi di Lahan Kering Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Potensi dan Peluang Pengembangan Sistem Integrasi Komoditas Jagung dan Ternak Sapi di Lahan Kering Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Rosita Galib Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong di Lahan Sawah

Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong di Lahan Sawah Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong di Lahan Sawah Ruli Basuni 1, Muladno 2, Cecep Kusmana 2, dan Suryahadi 2 Ringkasan Sistem integrasi padi-ternak merupakan salah satu upaya meningkatkan pendapatan petani,

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya

Lebih terperinci

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG Moh. Saeri dan Suwono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Sampang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein

Lebih terperinci

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) R. H. MATONDANG dan A. Y. FADWIWATI Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Gorontalo Jln. Kopi no. 270 Desa Moutong

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,

Lebih terperinci

PROFIL DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI SAPI POTONG DI KALIMANTAN SELATAN

PROFIL DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI SAPI POTONG DI KALIMANTAN SELATAN PROFIL DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI SAPI POTONG DI KALIMANTAN SELATAN ENI SITI ROHAENI dan AKHMAD HAMDAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru

Lebih terperinci

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi Syafri Edi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Abstrak Budidaya tanaman jagung di Provinsi Jambi dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI KEONG MAS KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS)

ANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI KEONG MAS KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS) ANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI KEONG MAS KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS) Judy. M. Tumewu *, V. V. J. Panelewen **, A.D.P. Mirah

Lebih terperinci

MODEL SISTEM INTEGRASI PADI-SAPI POTONG DI LAHAN SAWAH. (Model on The Crop Livestock System in the Paddy Field) ABSTRACT

MODEL SISTEM INTEGRASI PADI-SAPI POTONG DI LAHAN SAWAH. (Model on The Crop Livestock System in the Paddy Field) ABSTRACT Model Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong Di Lahan Sawah (Ruli Basuni et al.) MODEL SISTEM INTEGRASI PADI-SAPI POTONG DI LAHAN SAWAH (Model on The Crop Livestock System in the Paddy Field) Ruli Basuni 1),

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala) Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : 978-979-8940-29-3 Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

Lebih terperinci

POTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA

POTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA Seminar Nasional Serealia, 2013 POTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA Rusdin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara ABSTRAK Pola integrasi tanaman dan ternak atau pertanian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK (Impact of Compost Production from Cow Manure on the Income

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara faktorial (Gomez dan

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan pertanian secara nasional maupun regional serta terhadap ketahanan pangan dan perbaikan perekonomian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul) VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul) Retno Utami H. dan Eko Srihartanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Agus Hasbianto dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK Jagung

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK

Lebih terperinci

Seminar Oplimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawn dan industri Olahannya sebagai Pakan Ternak setelah tahun 2004 sudah mencapai luasan

Seminar Oplimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawn dan industri Olahannya sebagai Pakan Ternak setelah tahun 2004 sudah mencapai luasan POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN SAWIT SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK SAPI PADA MUSIM KEMARAU DI KABUPATEN TANAH LAUT AHMAD SUBHAN, ENI SITI ROHAENI dan AKHMAD HAMDAN Balai PengkajIan Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING

TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING HERY SURYANTO DAN SUROSO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Dalam mengusahakan tanaman lada (Piper nigrum L) banyak menghadapi kendala

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian 11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI DEWI SAHARA, YUSUF DAN SUHARDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara ABSTRACT The research on increasing farmer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan terintegrasi yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor ini bertujuan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK Pengembangan pertanaman jagung akan lebih produktif dan berorientasi pendapatan/agribisnis, selain

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH Yakob Bunga T, Saidah 1) dan Amran Muis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2)

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan

Lebih terperinci

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING Seminar Nasional Serealia, 2013 KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan Rosita Galib Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jln. Panglima Batur Barat No: 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan Telp :

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK Bambang Kushartono dan Nani Iriani Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Tanamanjagung (ZeamisL) mempunyai nilai

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Sukmaraga salah satu varietas jagung bersari bebas yang

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Suharno *), Rusdin *) dan Sumarni Panikkai **) *)Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG SITI AMINAH, DAN ZULQOYAH LAYLA Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Pengenalan pemanfaatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT A. MUZANI dan MASHUR Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat, PO Box 1017, Mataram ABSTRAK Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN (Studi kasus Desa Panggang Marak, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah) Rosita Galib Balai

Lebih terperinci

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan INTRODUKSI BEBERAPA JAGUNG KOMPOSIT VARIETAS UNGGUL PADA LAHAN KERING DALAM UPAYA MENUNJANG KEDAULATAN PANGAN DI KABUPATEN SRAGEN (The assessment of introduction of corn composite high yield varieties

Lebih terperinci

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Lilkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak apu), Ipomou aquatica (kangkung), Paspalidium punctatum (kumpai bab

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Lilkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak apu), Ipomou aquatica (kangkung), Paspalidium punctatum (kumpai bab PEMANFAATAN LAHAN RAWA DALAM SISTEM INTEGRASI DI KABUPATEN TANAH LAUT ENI SITI ROHAENI I, M. NAJIB2 dan E. HANDIWIRAWAN3 'Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI-KELAPA SAWIT DI PROVINSI BENGKULU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI-KELAPA SAWIT DI PROVINSI BENGKULU POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI-KELAPA SAWIT DI PROVINSI BENGKULU GUNAWAN dan AZMI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 ABSTRAK Permintaan

Lebih terperinci

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak yang Iebih besar. Selain itu jumlah bagian dagingnya lebih banyak d

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak yang Iebih besar. Selain itu jumlah bagian dagingnya lebih banyak d Lokakatya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak PEMELIHARAAN TERPADU TIKTOK DENGAN PADI SAWAH DI WILAYAH DKI JAKARTA D. ANDAYANI, U. SENTE dan B. BAKRIE Balai Pengkajian

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG 8 Highlight Balitsereal 2008 INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG PTT Jagung pada Lahan Sawah Sub Optimal Untuk peningkatan produksi jagung, komponen-komponen teknologi yang telah dihasilkan dari penelitian

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Budidaya tanaman jagung di Provinsi Jambi dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR ABSTRAK PENDAHULUAN

HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR ABSTRAK PENDAHULUAN HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR I Nyoman Adijaya dan I M. R. Yasa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali e-mail: n_adijaya@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi beternak babi di Indonesia kebanyakan berasal dari negaranegara sub tropis yang sering kali membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi. Teknologi beternak babi

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

PROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG

PROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG PROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG (Profitability of Fattening Ongole Cross Breed Cattle on Rice Farming System Area In Subang District) UKA KUSNADI,

Lebih terperinci

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan BAB VII PENUTUP Perkembangan industri kelapa sawit yang cepat ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : (i) secara agroekologis kelapa sawit sangat cocok dikembangkan di Indonesia ; (ii) secara

Lebih terperinci

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan usahatani jagung yang lebih

Lebih terperinci

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Oleh: Mildaerizanti, SP, M.Sc Peneliti Muda Ahli pada BPTP Balitbangtan Jambi Pendahuluan Kebutuhan terhadap jagung diproyeksikan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG (Utilization of Low Cost Ration for Beef Cattle Fattening at Prima Tani Location of Tulang Bawang Regency)

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci