BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

dokumen-dokumen yang mirip
RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Lampiran Meningkatnya cakupan

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

1.1. LATAR BELAKANG...

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014)

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Tabel 9.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Bali

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target SD/MI/ Paket A.

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Bali

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

DATA PENDUKUNG ELEMEN DATA IKK KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN III PELAKSANAN KEBIJAKAN CAPAIAN KINERJA URUSAN WAJIB DA

KATA PENGANTAR. Probolinggo, Maret 2017 BUPATI PROBOLINGGO. Hj. P. TANTRIANA SARI, SE

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN UNTUK PEMERINTAH KOTA

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % ton/ha pertanian,perkebunan dan

INDIKATOR KINERJA KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TAHUN 2013 ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013

PENETAPAN KINERJA PEMERNTAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB 9 PENTAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2011

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2014

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Sasaran IKU Penjelasan Sumber Data. Pengembangan sektor pertanian dan perikanan daerah

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

PEDOMAN PEMBERDAYAAN RUMAH TANGGA MISKIN BERBASIS GEOGRAFIS WILAYAH TAHUN BAB 1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015

KABUPATEN: CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

c. Statistik; d. Kearsipan; e. Komunikasi dan Informatika. f. Kependudukan dan Catatan Sipil; g. Pertanahan. 6. Meningkatkan keamanan dan

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992.

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Transkripsi:

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sementara itu capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan. 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografis Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7 40 s/d 8 10 Lintang Selatan dan 111 50 s/d 113 30 Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau Giliketapang dengan luas wilayah 0,6 km². Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0-2500 m diatas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750-2500 m diatas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150-750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil. 2.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas : a). Pemukiman : 147,74 km² b). Persawahan : 373,13 km² 8

c). Tegal : 513,80 km² d). Perkebunan : 32,81 km² e). Hutan : 426,46 km² f). Tambak/Kolam : 13,99 km² g). Lain-lain : 188,23 km² Sementara Luas wilayah kabupaten probolinggo ditinjau dari luas 24 kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut : Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan No. Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Sukapura Sumber Kuripan Bantaran Leces Tegalsiwalan Banyuanyar Tiris Krucil Gading Pakuniran Kota Anyar Paiton Besuk Krasakan Krejengan Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Tongas Sumber Asih 10.208,53 14.188,13 6.674,76 4.212,83 3.680,97 4.173,56 4.569,63 16.566,69 20.252,66 14.684,64 11.385,00 4.258,00 5.327,94 3.503,63 3.779,75 3.442,84 2.134,35 5.139,27 3,.61,48 3.113,54 4.566,84 9.271,00 7.795,20 3.025,41 6,02 8,36 3,94 2,48 2,17 2,46 2,69 9,77 11,94 8,66 6,71 2,51 3,14 2,06 2,23 2,03 1,26 3,03 2,16 1,84 2,69 5,46 4,61 1,78 Jumlah 169.616.65 100% Sumber : Probolinggo Dalam Angka, 2011 Letak geografis daerah berbatasan dengan : - Utara : Selat Madura - Timur : Kabupaten Situbondo 9

- Barat : Kabupaten Pasuruan - Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo. 2.1.1.2. Topografi Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu : a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 1.000 m diatas permukaan laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro. 2.1.1.3. Hidrologi Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun. 10

Tabel 2.2 Sungai di Kabupaten Probolinggo No. Nama Sungai Baku Panjang Lebar Debit Air Lokasi Cabang Dinas Lahan Pengairan (Km) (M) (Minimum) (Ha) 1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.36 Cabdin. Kraksaan 2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.85 Cabdin. Kraksaan 3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570.00 Cabdin. Kraksaan 4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507.00 Cabdin. Kraksaan 5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173.00 Cabdin. Kraksaan 6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465.00 Cabdin. Kraksaan 7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.30 Cabdin. Kraksaan 8 K. Legundi 12,50 6,00 - - Cabdin. Probolinggo 9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454.00 Cabdin. Kraksaan 10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786.00 Cabdin. Kraksaan 11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240.00 Cabdin. Kraksaan 12 K. Curah Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34.00 Cabdin. Probolinggo 13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53.00 Cabdin. Probolinggo 14 K. Lumbang/Bayeman 17,50 13,00 ± 75 125.00 Cabdin. Probolinggo 15 K. Blibis 20,00 15,00 - - Cabdin. Probolinggo 16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213.00 Cabdin. Probolinggo 17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5-10 183.00 Cabdin. Probolinggo 18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72.00 Cabdin. Probolinggo 19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564.00 Cabdin. Probolinggo 20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697.00 Cabdin. Probolinggo 21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 - Cabdin. Probolinggo 22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 - Cabdin. Probolinggo 23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.98 Cabdin. Probolinggo 24 Afour Bujel 2,00 5,00 - - Cabdin. Probolinggo 25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369.00 Cabdin. Probolinggo Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2011 & Laporan Akhir Master Plan Air Bersih 2007 Keterangan : -) Tidak ada data Selain sungai di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Segaran Duwas dan Ranu Gedong yang belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Lokasi semua danau tersebut berada di Kecamatan Tiris, sedang lokasi desanya dapat dilihat pada Tabel. 2.3., berikut : Tabel. 2.3 Danau atau Ranu di Kabupaten Probolinggo No Nama Danau Luas (Ha) Lokasi 1. Ranu Segaran* 30.000 Desa Segaran, Kecamatan Tiris 2. Ranu Agung* Segaran Agung 20.813 Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris 11

3. Ranu Segaran Duwas* 23.000 Desa Tlogoargo, Kecamatan Tiris 4. Ranu Merah* 18.000 Desa Andungsari 5. Ranu Gedang* 10.000 Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Citakan* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Kembar* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Bintaro* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris 6. Danau Ronggojalu 2.5 Kecamatan Tegalsiwalan Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2011 & Lembar Koreksi FGD Kec. Tiris 2009 Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3-30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan. Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 % dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17 % kedalaman air tanahnya antara 60 90 m; dan selebihnya 26,27 % mempunyai kedalaman air tanah < 60 m. 2.1.1.3. Klimatologi Seperti juga daerah tropis lainnya, iklim yang ada berupa iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan April. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2011 berkisar antara 800 1.500 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.500 2.850 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan sebesar 22,226 mm/hari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan ratarata 75.41 hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27 C hingga 32 C pada bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5 C hingga 15 C. 12

2.1.1.4. Jenis Tanah Jenis tanah penting untuk diketahui terutama usaha pengembangan budidaya pertanian. Dilihat dari tekstur tanahnya, maka jenis tanah yang mendominasi adalah tanah latosol yang berasal dari tanaman perkebunan, sawah dan hutan tropika. Jenis tanah lainnya adalah alluvial, regosol, andosol, mediteran dan gromossol. 2.1.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha) No Peruntukan Luas Prosen 1. Hutan 55.796,68 32,89 2. Tegal 52.801,95 31,13 3. Sawah 38.509,00 22,70 4. Perkampungan/Permukiman 12.904,04 7,60 5. Perkebunan Swasta/Rakyat 2.009,30 1,18 6. Tanah Rusak/Padang Rumput 2.413,96 1,42 7. Tambak 1.320,06 0,77 8. Kebun Campur 1.186,57 0,69 9. Industri 866,56 0,51 10. Hutan Rakyat 625,32 0,37 11. Danau/Rawa 138,00 0,08 12. Lain-lain 1.045,36 0,66 Jumlah 169.616,80 100 Sumber :Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2011 Dari tabel 2.4 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89 %), tegalan (31,13 %), serta persawahan (22,70 %). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60 % dari seluruh luas lahan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2019, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.5 13

Tabel 2.5 Luas Kawasan Budidaya (Ha) No Kawasan Budidaya Luas Kawasan Prosen 1. Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00 2. Kawasan Pertanian & Peternakan 40.081,07 23,63 3. Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79 4. Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90 5. Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00 6. Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76 7. Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93 8. Kawasan Pertambangan 10,00 0,01 9. Kawasan Khusus 1.550,00 0,91 10 Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93 11 Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100 Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo 2.1.1.6. Kawasan Lindung Yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata. Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 tahun kedepan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 2.6. 14

Tabel 2.6 Kawasan Lindung No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Prosen 1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25 2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08 3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94 4. Sempadan Pantai 625,00 1,73 Jumlah 36.068,03 100 Sumber : RTRW Kabupaten Probolinggo 2.1.1.7. Kawasan Rawan Bencana Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan. Wilayah rawan bencana alam dan wilayah kritis merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, Angin Gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Beberapa wilayah rawan berancana di Kabupaten Probolinggo dapat diidentifikasi diantaranya, sebagai berikut: a. Letusan Gunung Berapi Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi disamping sebagai obyek wisata, juga dapat menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo. Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo. 15

b. Gerakan Tanah (Longsor) Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanahtanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris. c. Banjir Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar. d. Daerah Rawan Abrasi Pantai Kabupaten Probolinggo memimiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai. Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat domininan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan penting dalam menciptakan ketahan pantai adalah keberadaaan dari hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut. Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton. 16

Tabel 2.7 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah No. Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Prosen 1 0-2 % 48.070,55 28,34 2 2 15 % 41.721,36 24,59 3 15 40 % 20.968,52 12,36 4 > 40 % 58.856,22 34,69 Jumlah 169.616,65 100 Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka Tahun 2011 (Diolah) Dari tabel 2.7 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69 %) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35 %) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20 %). 2.1.1.8. Potensi pengembangan wilayah Sesuai dengan RTRW Kabupaten Probolinggo penetapan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo dan skenario pengembangan wilayah, maka ditetapkan rencana pengembangan kawasan strategis prioritas, yaitu: a. Prioritas I : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ecowisata, Industri guna mendukung pengembangan wilayah barat. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian barat mempunyai potensi yang besar karena terdapat beberapa kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain: Kawasan agropolitan bagian barat yang terdiri dari Kecamatan Tongas, Lumbang, Sukapura, Sumber. Jalur Pariwisata Nasional-Internasional Tanaman Nasional Bromo Tengger Semeru, Pengembangan kawasan industry di Kecamatan Tongas. Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian barat merupakan prioritas I pengembangan. Pengembangan kawasan strategis bagian barat ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industri. 17

b. Prioritas II : Pengembangan Kawasan Strategis pada Sistem Perkotaan Pendukung Sistem perkotaan pendukung merupakan kawasan Perkotaan Kraksaan dan kawasan pusat-pusat pelayanan. Pengembangan kawasan ini meruakan prioritas pengembangan karena kawasan system perkotaan pendukung ini fungsinya sebagai sentra-sentra pengembangan, simpul distribusi pelayanan dan simpul penarik keterkaitan antar antar wilayah. Pengembangan kawasan ini diarahkan sesuai dengan fungsi dan perannya seperti telah dirumuskan rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo. c. Prioritas III: Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, Industry guna mendukung pengembangan wilayah timur. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian timur mempunyai potensi pengembangan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain: Kawasan agropolitan bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Tiris, Krucil, Gading. Kawasan wisata Pegunungan Argopuro/Dataran Tinggi Hyang, arung jeram Sungai Pekalen, Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Paiton. Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian timur merupakan prioritas III pengembangan. Sama halnya dengan kawasan bagian timur, pengembangan kawasan strategis bagian timur ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industri. d. Prioritas IV: Pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan Selain potensi pertanian, industri dan pariwisata, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi yang besar di sektor perikanan. Potensi perikanan meliputi perikanan laut disekitar laut Pantai Utara dan perikanan darat berupa budidaya tambak. potensi perikanan tersebut juga telah didukung oleh sentra-sentra pengolahan. Tetapi potensi perikanan kurang diperhatikan terutama untuk perikanan laut. Sehingga kawasan perikanan laut dan kawasan tambak disekitar Pantai Utara banyak yang mengalami alih fungsi ke industri, permukiman dan perdagangan. Sehingga pengembangan kawasan strategis minapolitan berupa 18

pengembangan sentra-sentra perikanan sangat diperlukan dan menjadi prioritas pengembangan. Pengembangan kawasan strategis minapolitan meliputi: Pengembangan kawasan tambak disekitar Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton. Pengembangan kawasan budidaya laut tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton. 2.1.2 Aspek Demografi Menurut hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 tercatat 1.141.856 Jiwa, yang tersebar di 24 kecamatan. Dengan rincian jumlah Laki-laki sebanyak 561.789 Jiwa dan Perempuan 580.067 Jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Kotaanyar sebanyak 72.721 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sukapura yaitu sebanyak 20.714 jiwa. Tabel 2.8. Tabel. 2.8 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil registrasi Tahun 2010 KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH Sukapura 10,190 10,524 20,714 Sumber 12,887 13,549 26,436 Kuripan 15,063 15,930 30,993 Bantaran 20,570 22,155 42,725 Leces 26,598 27,719 54,317 Tegalsiwalan 26,912 28,207 55,119 Banyuanyar 35,035 34,734 69,769 Tiris 26,339 26,195 52,534 Krucil 24,279 24,943 49,222 Gading 23,218 23,814 47,032 Pakuniran 16,422 17,273 33,695 Kotaanyar 35,872 36,849 72,721 Paiton 22,115 23,035 45,150 Besuk 35,299 36,254 71,553 Kraksaan 20,393 21,065 41,458 Krejengan 16,342 16,769 33,111 Pajarakan 32,465 33,548 66,013 Maron 20,883 21,412 42,295 Gending 24,430 24,772 49,202 Dringu 17,113 18,674 35,787 Wonomerto 30,780 31,283 62,063 19

Lumbang 20,638 21,448 42,086 Tongas 32,323 33,682 66,005 Sumberasih 15,623 16,233 31,856 JUMLAH 561,789 580,067 1,141,856 Sumber : Kabupaten Probolinggo dalam Angka, 2011 2.1.3. Aspek Sumber Daya Manusia Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Probolinggo. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2.9 Besarnya Nilai IPM dan Komponennya Indeks 2010 2011 IPM 62.79 63.67 Indeks Harapan Hidup (Tahun) 60,22 60.60 Indeks Pendidikan (Persen) 64.98 65.97 IndekPengeluaran Per Kapita (Persen) 63.78 64.3 Sumber : BPS Propinsi Jatim Sedangkan mengenai sebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.10 Sebaran Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Probolinggo Hasil PPLS 2008 KRITERIA RTM KECAMATAN SM M HM JUMLAH Sukapura 201 506 814 1.521 Sumber 527 1.018 821 2.366 Kuripan 787 1.479 1.356 3.622 Bantaran 1.153 1.721 621 3.495 Leces 1.397 1.936 758 4.091 Tegalsiwalan 490 1.372 700 2.562 Banyuanyar 1.681 3.091 1.183 5.955 Tiris 1.327 3.354 2.527 7.208 Krucil 1.216 2.742 3.653 7.611 Gading 672 2.279 3.291 6.242 Pakuniran 246 1.401 4.336 5.983 Kotaanyar 112 1.068 3.441 4.621 Paiton 573 3.239 4.312 8.124 20

KRITERIA RTM KECAMATAN SM M HM JUMLAH Besuk 921 3.972 2.570 7.463 Kraksaan 1.543 2.386 764 4.693 Krejengan 591 2.322 1.828 4.741 Pajarakan 808 1.835 1.261 3.904 Maron 1.651 4.272 2.798 8.721 Gending 960 2.220 967 4.147 Dringu 919 1.617 478 3.014 Wonomerto 379 951 807 2.137 Lumbang 223 672 956 1.851 Tongas 1.332 2.388 918 4.638 Sumberasih 951 2.164 1.130 4.245 Jumlah Total 20.660 50.005 42.290 112.955 Sumber : PPLS tahun 2008 2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, terdiri dari kondisi makro ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial. A. PDRB Dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir peningkatan PDRB Kabupaten Probolinggo baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai tambah barang dan jasa yang diindikasikan dengan pesatnya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp. 10,262 Milyar,- pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 11,834.2 Milyar pada tahun 2008, pada tahun 2009 sebesar Rp. 13,196.2 Milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,896.3 Milyar dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 17,331.08 Milyar. Kenaikan PDRB ini mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara makro khususnya produksi barang dan jasa mengalami peningkatan. pencapaian PDRB Kabupten Probolinggo dapat dikatakan cukup berhasil seiring dengan usaha penguatan ekonomi rakyat melalui pembinaan terhadap usaha kecil/wirausaha baru dan penguatan ekonomi melalui sektor yang lain. 21

B. Pertumbuhan Ekonomi Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan, artinya kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan pertumbuhan yang positif. Mulai tahun 2008 sampai dengan 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan, yakni 4,74% tahun 2008, naik menjadi sebesar 5,72% tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan mencapai 6,19%. Adapaun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo Tahun 2011 sebesar 6,23%. Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2007-2011 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini : PERTUMBUHAN EKONOMI & INFLASI KAB. PROBOLINGGO (%) 14.00 12.70 Gambar 2.1 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 7.94 8.68 8.06 4.21 4.03 4.45 4.73 9.99 5.69 7.02 5.97 10.10 4,74 5.48 6.30 5.96 5.72 6.19 6.23 2.00 0.00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Sumber data: Buku PDRB Kabupaten Probolinggo Tahun 2006-2010 Catatan : Tahun 2011 data sangat sementara 22

C. PDRB Per Kapita Salah satu indikator ekonomi yang cukup penting penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan daerah dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi adalah PDRB per kapita yang biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan rakyat. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. Namun demikian gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi sangat dominan baik dalam pembentukan PDRB maupun pendapatan regional. Adapun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2008 sebesar Rp. 9.966.152,90 Tahun 2009 adalah sebesar Rp. 11.022.140,09,- Tahun 2010 sebesar Rp. 12.350.009,89,- sedangkan pada Tahun 2011 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 15.721.005,99,-. D. Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi. Pada tahun 2008 angka Inflasi sebesar 9,02%, Tahun 2009 menurun menjadi 5,48%, Tahun 2010 kembali meningkat sebesar 6,03% antara lain diakibatkan oleh kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas serta kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010. Sedangkan pada Tahun 2011 berdasarkan angka sementara inflasi di Kabupaten Probolinggo tercatat sebesar 5,96%. 23

Tabel 2.11 Inflasi PDRB Kabupaten Probolinggo 2006 2010 (Prosen) Indeks 2006 2007 2008 2009 2010 PERTANIAN 11,09 3,96 10,24 6,74 6,43 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5,63 5,06 4,55 3,45 3,47 INDUSTRI PENGOLAHAN 7,05 8,12 9,43 6,34 8,41 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 5,79 2,53 2,11 1,06 2,54 BANGUNAN 10,48 6,49 10,80 5,14 7,61 PERDAG, HOTEL, RESTORAN 11,68 9,17 8,30 4,05 5,11 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6,16 7,54 1,77 2,96 2,91 KEU. PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 8,56 5,79 8,48 4,25 5,05 JASA-JASA 8,57 7,12 10,27 6,20 4,97 INFLASI KAB. PROBOLINGGO 9,99 7,02 9,02 5,48 6,30 Sumber data: Buku Produk Domestik Regional Bruto Kab. Probolinggo 2006-2010 E. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk: 1. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; 2. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah; 3. Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka. Angka Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo secara resmi menggunakan data rumah tangga miskin (data RTM) yang merupakan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2008 oleh BPS Kabupaten Probolinggo. Angka RT Sangat Miskin sejumlah 20.660 KK, RT Miskin sejumlah 50.005 KK dan RT Hampir Miskin sejumlah 42.290 KK, sehingga jumlah RTM di Kabupaten Probolinggo adalah 24

112.955 KK. Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 yang disusun oleh Bappeda Kabbupaten probolinggo merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: Tahap pertama (2010-2012) diprioritaskan pada sector yang mampu menjadi landasan dalam memerangi kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar dan kualitas kesehatan. Tahap kedua (2012-2014) diprioritaskan pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat pada arus mikro, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, serta percepatan pengembangan wilayah. Tahap ketiga (2014-2015) menitik beratkan pada kegiatan yang bersifat monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun-than sebelumnya. Tabel 2.12 Tabel Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Probolinggo Hasil Sensus Tahun 2009-2010 No. Uraian 2009 2010 1 Jumlah Penduduk Miskin (000) 280.10 276.60 2 Jumlah Penduduk Miskin (%) 27.69 25.22 3 Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln) 225,151.00 255,757.00 Data : BPS Jawa Timur Tabel 2.13 TPT Kabupaten Probolinggo No. Uraian 2009 2010 1 Pengangguran 12,190 18,218 2 Angka Kerja 603,228 569,592 3 TPT 2,02 3,20 Data : BPS Jatim 25

F. Angka Kriminalitas Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas dalam mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (kepolisian). Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun 2007-2010 dapat dilihat pada table 2.11, sebagai berikut: Tabel 2.14 Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2007-2010 NO U R A I A N satuan 2007 2008 2009 2010 A Jumlah kriminalitas 1. Uang palsu Kasus 2 2 2-2. Pembunuhan Kasus 9 3 4 9 3. Perkosaan Kasus 8 8 8 10 4. Curas Kasus 26 30 55 42 5. Penganiayaan berat Kasus 6. Curanmor Kasus 99 115 97 110 7. Narkotika Kasus 19 11 31 39 8. Curat Kasus 85 130 80 111 9. Curhewan Kasus 157 98 74 45 10. Pengrusakan tempat ibadah Kasus - 11. Penimbunan BBM Kasus 5 4-12. Unjuk rasa Kasus 7 8-13. Curwatpon Kasus 49 33 19 24 Jumlah A Kasus 461 443 374 390 Sumber : Polres Probolinggo 26

Matrik mengenai gambaran umum kondisi daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat lainnya secara rinci dapat diliihat pada tabel 2.15 berikut ini: Tabel 2.15 Matrik Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2006 2010 Aspek Kesejahteraan Masyarakat No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 SKPD Penanggung Jawab ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.1 ADHB 10,262 M 11,834,2 M 13,196,2M 14.896,2 M 17.331,08 M BPS 1.2 Laju inflasi 7,02 9,02 5,48 6,30 - BPS 1.3 PDRB per kapita 9.585.000 9.966.152,90 11.022.140,09 12.350.009,89 25.721.005,99 BPS Fokus Kesejahteraan Sosial 1 Pendidikan 1.1 Angka melek huruf 78.85 78.24 77.97 77.63 79.13 Dinas Pendidikan 1.2 Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA) 12.18 12.16 12,15 12.11 12.09 Dinas Pendidikan 1.3 Angka partisipasi kasar 1.3.1 1.3.2 1.3.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C 119.02 119.26 119.50 119.74 119.98 Dinas Pendidikan 92.67 92.86 93.05 93.23 93.42 Dinas Pendidikan 60.08 60.20 60.31 60.44 60.56 Dinas Pendidikan 1.4 Angka pendidikan yang ditamatkan - - - - - Dinas Pendidikan 1.5 Angka Partisipasi Murni 1.5.1 1.5.2 1.5.3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C 98.47 98.67 98.86 99.47 99.47 Dinas Pendidikan 71.73 71.87 72.08 72.35 72.35 Dinas Pendidikan 39.04 39.12 39.19 39.35 39.35 Dinas Pendidikan 27

2 Kesehatan 2.1 Angka kelangsungan hidup bayi - 7.02 6.48 - Dinas Kesehatan 2.2 Angka usia harapan hidup tahun 61.14 60,8 61,06 - Dinas Kesehatan 2.3 Persentase balita gizi buruk - - 2,36% 3,3% 2,3% Dinas Kesehatan 3 Ketenagakerjaan 3.1 Rasio penduduk yang bekerja 1:1.00 1:1.10 1:1.10 1:1.11 - Disnakertrans Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1 Kebudayaan 1.1 Jumlah Grup Kesenian 55/10.000 60/10.000 62/10.000 73/10.000 80/10.000 Disbudpar 1.2 Jumlah Gedung 9/10.000 10/10.000 12/10.000 14/10.000 16/10.000 Disbudpar 2 Olah raga 2.1 Jumlah klub olahraga 64 82 88 98 117 Kanpora 2.2. Jumlah gedung olahraga 1 1 1 1 1 Kanpora 2.1.5 Aspek Pelayanan Umum Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek pelayanan umum, terdiri dari fokus urusan layanan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan pemerintah daerah, sesuai dengan SKPD yang mempunyai tupoksi kewenangan masing-masing. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini: 28

Tabel 2.16 Data Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 2011 Aspek Pelayanan Umum No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian kinerja Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 SKPD Penanggungja wab ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Pelayanan Urusan Wajib 1 Pendidikan 1.1 Pendidikan dasar 1.1.1 1.1.2 Angka partisipasi sekolah (SD s/d SMA) Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah % 87.21 87.38 87.56 87.73 87.84 Diknas % 118.89 119.16 119.45 119.20 119.18 Diknas 1.1.3 Rasio Guru terhadap murid 1: 1:13 1:17 1:19 1:20 1:21 Diknas 1.1.4 Rasio guru/murid per kelas rata rata 1:. 27 28 28 30 27 Diknas 1.3 Fasilitas Pendidikan: 1.3.1 1.3.2 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik % 86.13 86.30 86.47 85.79 85.95 Diknas % 87.17 86.99 86.82 86.65 86.80 Diknas 1.4 Pendidikan Anak Usia Dini 1.4.1 Rasio Jumlah Siswa Paud/Julah Anak usia 2-4 Tahun % 47.71 43.38 39.44 35.85 44.92 Diknas 1.5 Angka Putus Sekolah 1.5.1 1.5.2 1.5.3 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 0.85 0.65 0.51 0.90 0.02 Diknas % 2.51 2.37 2.24 2.11 0.023 Diknas % 1.13 1.07 1.02 0.97 0.03 Diknas 1.6 Angka Kelulusan 1.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 93.46 94.21 94.97 95.74 100 Diknas 29

1.6.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 96.37 96.85 97.34 97.83 100 Diknas 1.6.3 1.6.4 1.6.5 1.6.6 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 97.38 97.77 98.17 98.56 100 Diknas % 78.57 79.28 80.21 80.73 91.85 Diknas % 69.24 69.50 69.80 70.08 70.98 Diknas % 48.36 54.58 56.17 57.64 67.89 Diknas 2 Kesehatan 2.1 Rasio posyandu per satuan balita - - - 1,44 1,44 Dinkes/Bappe mas 2.2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk /100.000 11,21/ 100.000 11,03/ 100.000 10,95/ 100.000 1,81 1,81 Dinkes 2.3 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk /100.000 0,37/ 100.000 0,46/ 100.000 0,46/ 100.000 0,45 0,45 Dinkes 2.4 Rasio dokter per satuan penduduk /100.000 2,78/ 100.000 3,03/ 100.000 3,74/ 100.000 6,28 7,55 Dinkes 2.5 Rasio perawat per satuan penduduk /100.000 56,84/ 100.000 56,72/ 100.000 45,28/ 100.000 35,93 38,94 Dinkes 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin % - 86,47% 60,59% 60,59 80,61 Dinkes % 92,97% 94,70% 97,50% 97,50 97,37 Dinkes % 91,82% 90,91% 92,42% 95,45 92,73 Dinkes % 100% 100% 100% 100,00 100,00 Dinkes % 81,91% 81,59% 78,40% 73,37 84,93 Dinkes % 100% 100% 100% 100,00 100,00 Dinkes % 100% 100% 100% 41,22 50,20 Dinkes 2.13 Cakupan kunjungan bayi % 100,32% 89,40% 93,81% 100,20 97,73 Dinkes 30

3 Pekerjaan Umum 3.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 80.11 80.11 68.20 68,26 74,62 DPU Bina Marga 3.2 Rasio Jaringan Irigasi 22,50 22,50 22,50 - DPU Pengairan 3.3 Jumlah tempat ibadah 9,927 9,927 9,579 9,925 Bagian Kesra 3.4 Persentase rumah tinggal bersanitasi 44% 45% 45% 46% DPU Ciptakarya 3.6 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk - - 0,86 m 3 /th - BLH DPU 3.7 Rasio rumah layak huni - - - - Ciptakarya DPU 3.8 Rasio permukiman layak huni 38% 38% 38% 38% Ciptakarya 3.9 Panjang jalan dilalui Roda 4 785,819 785,819 785,819 785,819 785,819 DPU Binamarga 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15 3.17 Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4) Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m) Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik 15,211 17,835 86,972 12,836 91,230 DPU Binamarga 604,548 629,530 647,850 536,392 586,385 DPU Binamarga 120,562 150,231 175,821 200,690 235,746 DPU Binamarga 3,621 4,791 5,312 6,342 7,858 DPU Binamarga - - 0,01 - - DPU Pengairan 11,220 12,124 15,233 18,671 23,575 DPU Binamarga 67,00 68,00 68,00 68,00 68,00 DPU Pengairan 4 Perumahan 4.1 Rumah tangga pengguna air bersih (PDAM) 10,680 11,222 11,819 - DPU Ciptakarya 4.2 Rumah tangga pengguna listrik 135,460 119,285 126,931-4.3 Rumah tangga ber-sanitasi 44% 45% 45% 36% DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya 31

4.4 Lingkungan pemukiman kumuh - - - - 4.5 Rumah layak huni 65% 65% 65% 65% 5 Penataan Ruang DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya 5.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB DPU Ciptakarya 5.2 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 0.16 0.15 0.16 0.14 DPU Ciptakarya 5.3 Ruang publik yang berubah peruntukannya Bid Fisrana Bappeda 6 Perencanaan Pembangunan 6.1 6.2 6.3 6.4 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda TIDAK ADA ADA ADA ADA Bappeda 7 Perhubungan 7.1 Rasio ijin trayek 450/jml pnduduk 445/jml pnduduk 747/jml pnduduk 404/jml pnduduk 250/jml pnduduk Dinas Perhubungan 7.2 Jumlah uji kir angkutan umum 1039 1128 1195 1287 1392 Dinas Perhubungan 7.3 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 3 3 3 3 3 Dinas Perhubungan 7.4 Angkutan darat 4691 5050 5368 5547 5756 Dinas Perhubungan 7.5 Kepemilikan KIR angkutan umum 1039 1128 1195 1287 1392 Dinas Perhubungan 7.6 7.7 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Biaya pengujian kelayakan angkutan umum 15 menit 15 menit 15 menit 10 menit 10 menit Dinas Perhubungan 41.000 41.000 41.000 41.000 41.000 Dinas Perhubungan 7.8 Pemasangan Rambu-rambu 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Perhubungan 8 Lingkungan Hidup 8.1 Persentase penanganan sampah 1.2 1.2 1.3 1.4 BLH 32

8.2 Persentase Penduduk berakses airminum 10,680 11,222 11,819 - BLH 8.3 Pencemaran status mutu air 20 30 40 50 BLH 8.4 8.5 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk 100 100 100 100 BLH 0.6 0.60 0,77 0.8 BLH 8.6 Penegakan hukum lingkungan 75 75 80 100 BLH 9 Pertanahan 9.1 Penyelesaian izin lokasi 80 100 100 100 4 Kantor Perijinan 10 Kependudukan dan Catatan Sipil 10.1 Rasio bayi (penerbitan) berakte kelahiran 19,951 26,439 47,207 19,700 11,901 10.2 Kepemilikan (penerbitan) KTP 13,868 24,879 20,788 13,185 12,624 10.3 11 Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ada ada ada ada Ada Dinas kependudukan dan Capil Dinas kependudukan dan Capil Dinas kependudukan dan Capil 11.1 11.2 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Partisipasi perempuan di lembaga swasta 3.621 4.064 3.939 3,939 3,939 BPP & KB 22,7% 25% 29,6% 97,4% 97,4% BPP & KB 11.3 Rasio KDRT 0,58% 0,99% 0,81% 0,81% 1,11% BPP & KB 11.4 11.5 11.6 12 12.1 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur Partisipasi angkatan kerja perempuan Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rata-rata jumlah anak per keluarga - - 3.040 3,071 3,071 BPP & KB 24% 25% 27% 19,61% 16,65% BPP & KB 45% 50% 65% 77% 96% BPP & KB 63,97% 63,42% 79,68% 110,78% 105,82 % BPP & KB 12.2 Rasio akseptor KB 13,117% 14,35% 14,76% 14,76% 17,20% BPP & KB 12.3 Cakupan peserta KB aktif 72,26% 73,11% 72,94% 72,95% 75,64% BPP & KB 33

12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 59,42% 59,11% 54,64% 54,64% 59,27% BPP & KB 13 Sosial 13.1 13.2 13.3 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Total PMKS (yg memperoleh bantuan sosial) Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 89 96 107 133 55 Dinsos 125.703 114.866 113.998 113.219 113,02 Dinsos 868 779 691 Dinsos 14 Ketenagakerjaan 14.1 Angka angkatan kerja 571,603 578,766 585,711 592,765 608,125 Disnakertrans 14.2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 73.81 74.57 75.32 76.07 - Disnakertrans 14.3 Pencari kerja yang terdaftar 4,670 7,138 3,657 3,445 3,025 Disnakertrans 14.4 Tingkat pengangguran terbuka 20,863 20,304 3,657 2,06 - Disnakertrans 14.5 Keselamatan dan Perlindungan 80 100 159 159 - Disnakertrans 15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 15.1 Persentase koperasi aktif 35 36 37 50 Diskop dan 64,70% UKM 15.3 Usaha Mikro dan Kecil 2,115 2,425 2,704 3,004 Diskop dan 13,416% UKM 16 Penanaman Modal 16.1 16.2 16.3 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) 17 Kebudayaan 22 22 22 21 22 295,887M 317,150M 533,109M - 52,357 T - Rp. 21,26M Rp. 215,96M - Rp.0,014 T Kantor Perijinan dan Penanaman Modal Kantor Perijinan dan Penanaman Modal Kantor Perijinan dan Penanaman Modal 17.1 17.2 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Kali - 14 8 12 17 Disbudpar Buah 100 100 100 100 100 Disbudpar 18 Kepemudaan dan Olahraga 18.1 Jumlah organisasi pemuda 762 762 1057 1081 1096 Kanpora 34

18.2 Jumlah organisasi olahraga (kab/kecamatan) 60 63 63 63 63 Kanpora 18.3 Jumlah kegiatan kepemudaan 23 23 56 36 43 Kanpora 18.6 Lapangan olahraga 64 64 64 65 65 Kanpora 19 19.1 19.2 20 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (jumlah orsospol) Kegiatan Pembinaan Politik Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 146 208 251 227 259 14 14 13 13 13 Badan Kesbanglinma s Badan Kesbanglinma s 20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 1.70 1.72 1.83 2.03 Kantor Satpol PP 20.2 Jumlah Linmas 13,615 15,869 15,439 Kantor Satpol PP 20.3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 5,869/32 5 5,273/325 4,623/325 Kantor Satpol PP 20.4 Pertumbuhan ekonomi 5.97 5.78 5.72 5.99 20.5 Kemiskinan (RTM) 112,095 112.095 112.095 112.095 20.6 Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah ada ada ada ada ada 20.7 Penegakan PERDA 75 81 114 95 Bid. Ekonomi Bappeda Bid. Ekonomi Bappeda Kantor Perijinan dan Penanaman Modal Kantor Satpol PP 20.8 Cakupan patroli petugas Satpol PP (jml Satpol/Jumlah Pdduk) 1.70 1.72 1.83 2.03 Kantor Satpol PP 20.09 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten 13,615 15,869 15,439 Kantor Satpol PP 20.10 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 3 7 5 8 Kantor Satpol PP 20.11 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik 92.30 92.30 97.23 97.23 Bagian Pemerintahan 20.12 Sistim Informasi Manajemen Pemda Ada Ada Ada Ada Ada Bagian Kominfo 35

21 Ketahanan Pangan 2007 2008 2009 2010 2011 21.1 Ketersediaan pangan utama 854,912 529,626 177.067,21 217.986,79 BKP & PPP 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 22.1 LPM Berprestasi 3 3 3 3 3 Bapemas 22. Kelompok LPM 330 330 330 330 330 Bapemas 22.2 PKK aktif - 100% 100% 100% 100% Bapemas 22.3 Posyandu aktif - 100% 100% 100% 100% Bapemas 22.4 Kader Posyandu Aktif - 88% 88% 88% 93,13% Bapemas 22.5 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat - 10,44% 10,26% 10,49% 10,53% Bapemas 23 Statistik 23.1 Buku kabupaten dalam angka ADA ADA ADA ADA ADA 23.2 Buku PDRB kabupaten ADA ADA ADA ADA ADA 24 Kearsipan Bid. Dalap Bappeda Bid. Dalap Bappeda 24.1 24.2 Pengelolaan arsip secara baku/ Laporan data Kearsipan (SKPD) Peningkatan SDM pengelola kearsipan (SKPD) SKPD 63 117 117 117 117 orang 63 117 117 117 117 Kantor Arsip daerah Kantor Arsip daerah 25 Komunikasi dan Informatika 25.1 Jumlah surat kabar nasional/lokal 6 8 10 10 10 Bagian Kominfo 25.2 Jumlah penyiaran radio/tv lokal 10 12 14 12 9 Bagian Kominfo 25.3 Web site milik pemerintah daerah 1 1 1 1 1 Bagian Kominfo 25.4 Pameran/expo 1 1 1 1 1 Bagian Kominfo 26 Perpustakaan 26.1 26.2 26.3 Jumlah perpustakaan (sekolah/ponpes/desa) Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 110 120 132 227 259 33,280 42,380 47,037 62,789 31,463 7,658 6,374 9,084 5,565 33.009 Kantor Perpustakaan daerah Kantor Perpustakaan daerah Kantor Perpustakaan daerah 36

Fokus Layanan Urusan Pilihan 1 Pertanian 1.1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Ha 54,62 57,19 56,83 56,5 51,32 Diperta/Dibun hut 1.2 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB 37.58 36.76 36.36 36.03 29,32 Diperta/Dibun hut 1.3 Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB 29.85 29.13 28.83 28.59 - Diperta/Dibun hut 1.4 Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB 3.40 3.30 3.23 3.17 - Diperta/Dibun hut 1.5 Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB 1.84 1.82 1.81 1.80 - Diperta/Dibun hut 1.6 Cakupan bina kelompok petani 984 984 1.523 1.640 1.658 Diperta/Dibun hut 2 Kahutanan 2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Ha 1150 2097 5092 3578 13000 Disbunhut 2.3 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1,16 1,17 1,16 1,12 - Disbunhut 3 ESDM 3.1 Pertambangan tanpa ijin PU Pengairan 4 Pariwisata 4.1 Kunjungan wisata 174.153 204.167 240.016 243.381 244.644 Disbudpar 4.2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 0.83 0.89 0.94 0.95 0.96 Disbudpar 5 Kelautan dan Perikanan 5.1 Produksi perikanan 5.2 Konsumsi ikan 5.3 Cakupan bina kelompok nelayan 5.4 Produksi perikanan kelompok nelayan 6 Perdagangan Ton 16.063,3 16.917,40 17.173,3 17.575,54 17.924,2 Kg/Kapita /Th 17,69 17,72 17,91 18,23 18,75 % % - 33,33 33,33 37,50 68,00-9,7 9,6 9,5 12,10 Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan 6.1 Kontribusi sektor Perdagangan 22.37 22.88 23.11 - - Disperindag 37

6.2 terhadap PDRB Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal 0.6 0.8 0.9 0.9 0.9 Disperindag 7 Perindustrian 7.1 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 12.75 12.57 12,39 12.20 Disperindag 7.2 Pertumbuhan Industri. 0.5 0.1 0.2 0.06 0.06 Disperindag 7.4 Cakupan bina kelompok pengrajin 0.8 0.8 0.10 0.12 0.12 Disperindag 8 Ketransmigrasian 8.1 Transmigran swakarsa 21 KK = 76 jiwa Disnakertrans 2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek daya saing daerah, terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah, iklim investasi dan sumberdaya manusia. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.17. berikut ini: Tabel 2.17 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 2011 Aspek Daya Saing Daerah No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 SKPD penanggungjawab ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.1 1.2 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita BPS BPS 1.3 Produktivitas total daerah BPS 38