PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

dokumen-dokumen yang mirip
UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

MORTALITAS (KEMATIAN)

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

BAB 2 LANDASAN TEORI

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

MORTALITAS. 1. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

PERTEMUAN 6 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. meninggal saat hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 wanita

BAB 2 LANDASAN TEORI

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TRANSISI EPIDEMIOLOGI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

MUSLIM, MPH 5/8/2010. Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian yang fisiologis/ alamiah, akan tetapi di dalam prosesnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BioStatistik. Amiyella Endista Website :

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks, meliputi hal-hal nonteknis seperti wanita dan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

A. LATAR BELAKANG MASALAH

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

HUBUNGAN FAKTOR SOSIO-DEMOGRAFI SERTA PERILKU PRA DAN PASCA PERSALINAN DENGAN KEMATIAN BALITA. Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si Fakultas MIPA Unud

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

Transkripsi:

PERTEMUAN 9 : MORTALITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Lahir mati: artinya tidak pernah hidup sehingga secara demografi tidak dimasukkan ke dalam definisi mati atau hidup. Termasuk lahir mati adalah abortus (lihat teori fertilitas).

Lahir hidup (live birth): (versi UN & WHO) suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lama dalam kandungan, bayi setelah lahir menunjukkan tanda kehidupan (denyut nadi, jantung, gerakan dll). Lahir mati (still birth): kelahiran bayi dari kandungan yang berumur 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda kehidupan. Abortus: kelahiran bayi dari kandungan yang berumur 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda kehidupan. (Bisa Abortus disengaja, atau spontan).

Lahir mati tidak diperhitungkan sebagai penduduk, tetapi menghitung dan menganalisis lahir mati sangat penting terutama dilihat dari aspek medis dan kesehatan. Studi Mortalitas yang banyak dikaitkan dengan kesehatan

Studi ini lebih dikenal sebagai studi kelangsungan hidup anak (Child Survival) Dikembangkan Mosley dan Chen sejak tahun 1980 memadukan penelitian ilmu sosial dan kedokteran Kerangka konsepsual tersebut didasarkan atas beberapa pandangan sebagai berikut

1. Dalam lingkungan yang terpelihara dengan baik secara optimal, sekitar 98% bayi baru lahir bisa diharapkan bertahan hidup selama lima tahun pertama dalam hidupnya. 2. Mengecilnya probabilitas kelangsungan hidup ini dalam setiap masyarakat disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan.

3. Determinan sosial-ekonomi (variabel pengaruh) harus mempengaruhi melalui mekanisme dasar yang terdekat (variabel antara) yang pada gilirannya akan mempengaruhi risiko penyakit dan hasil dari proses penyakit tersebut. 4. Penyakit tertentu dan kekurangan gizi yang tampak di antara penduduk yang meninggal dan mereka yang masih bertahan hidup tidak dianggap sebagai variabel pengaruh.

5. Terhambatnya pertumbuhan dan pada akhirnya kematian anak dianggap sebagai variabel terpengaruh yang mencerminkan konsekuensi kumulatif yang tidak dapat dihindarkan dari proses berbagai macam penyakit. Kematian seorang anak jarang disebabkan oleh hanya satu penyakit saja.

I. Faktor Ibu terdiri dari 1. Umur, 2. Paritas 3. Jarak kelahiran II. Faktor Pencemaran Lingkungan terdiri dari 1Ud 1.Udara, 2. Makanan/air/jari, 3. Kulit/zat penular kuman penyakit/tanah 4. Serangga pembawa penyakit (vectors)

III.Faktor Kekurangan Gizi terdiri dari 1. Kalori, 2. Protein 3. Gizi-mikro (vitamin dan mineral) IV.Faktor Luka terdiri dari 1. Kecelakaan 2. Luka yang disengaja

V. Faktor Pengendalian Penyakit Perorangan terdiri dari 1. Usaha-usah preventif perorangan, 2. Perawatan dokter

Kematian disebabkan oleh beberapa variabel langsung (terdekat) dan variabel lainnya. Variabel Terdekat (Faktor Area I) 1. Luka 2. Biogenetik dan imunitas 3. Defisiensi nutrisi dan kelemahan psikologis 4. Infeksi dan pola morbiditas 5. Kesehatan dan kehidupan bayi dan anak

Variabel Keluarga (dinamika dan ekonomi) Variabel perkawinan (pola dan kehidupan perkawinan) Variabel orang tua (biologi, sosial, gaya hidup) Variabel konsepsi dan kehamilan (biososial dan pelayanan kehamilan) Variabel Perinatal (pelayanan persalinan, postnatal, demografi) Norma Perawatan Anak (kasih sayang, kelalaian, menyusui, makanan tambahan)

Bencana Alam Kecelakaan dan Peperangan Intervensi 1. Fasilitas infrastruktur 2. Pelayanan preventif 3. Program kuratif 4. Promosi kesehatan 5. Program KIA 6. Program Makanan Tambahan, dll

Politik dan Kebijakan (teknologi, penelitian, pembangunan sosial ekonomi, dll) Ekologi (sanitasi, air, iklim, lingkungan, dll) Budaya (pola kebudayaan, perilaku, dll)

Anak di bawah satu tahun di sebut infant. Kematian bayi yang sangat awal cenderung disebabkan oleh cacat bawaan, trauma kelahiran dan lain kasus yang tidak mudah diatasi oleh tindakan medis yang moderen. Penyebab kematian bayi pada usia yang lebih besar sering disebabkan oleh penyakit infeksi dan gangguan nutrisi, lebih mudah dicegah.

Terdapat fluktuasi jumlah kelahiran yang bersifat musiman, Bayi lahir dan mati pada tahun kalender yang sama sehingga seringkali tidak tercatat sebagai penduduk Pada sensus dan survai cenderung untuk menghitung lebih rendah penduduk bayi yang disebabkan karena perhitungan penduduk yang ditanyakan adalah berapa penduduk d hidup yang tinggal ditempat tersebut.

AKB ini merupakan indikator yang sangat berguna terhadap: -Status kesehatan anak -Status kesehatan penduduk keseluruhan -Kondisi sosial-ekonomi tempat penduduk tersebut tinggal.

Menggambarkan besarnya masalah kesehatan yang bertanggung jawab langsung terhadap kematian bayi misalnya sakit diare, ISPA, malnutrisi sampai kondisi perinatal dan menggambarkan tingkat kesehatan ibu misalnya perawatan antenatal sampai sesudah melahirkan.

Pada umumnya AKB berkorelasi terbalik dengan status ekonomi orangtuanya. Sehingga AKB dapat digunakan untuk indikator yang menilai perubahan kondisi kesehatan suatu negara.

Studi ini lebih dikenal sebagai upaya Safe Motherhood, merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat. Di Indonesia upaya Safe Motherhood ditejemahkan sebagai upaya Kesejahteraan/Keselamatan Ibu.

Tujuan Upaya Safe Motherhood adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, di samping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Upaya ini terutama ditujukan untuk negara berkembang.

WHO mengembangkan konsep empat pilar dalam upaya safe motherhood yaitu 1. Keluarga Berencana, 2. Asuhan antenatal, 3. Persalinan bersih dan Aman dan 4. Pelayanan Obstetri Esensial

Dimaksudkan dengan kematian ibu adalah kematian wanita pada waktu hamil sampai selama 42 hari sesudah terminasi kehamilan (masa nifas) tanpa memandang lama dan tempat melahirkan, kematian tersebut karena kehamilan,,persalinan dan pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab lain karena kecelakaan.

Angka Kematian Ibu ini merefleksikan besarnya risiko mati bagi ibu selama kehamilan dan melahirkan.

Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam: 1. Kelompok orang yang akan diukur (yang dimaksudkan) 2. Tipe peristiwa yang akan diukur (kematian umum, kematian bayi, kematian ibu, dll) 3. Penentuan interval waktu Perbedaan pada setiap faktor dari ketiganya akan menyebabkan banyak perbedaan ukuran kependudukan terhadap kematian Yang penting diperhatikan dalam pengukuran tingkat mortalitas adalah PENYEBUT (denominator)

Konsep jumlah tahun hidup orang (person-years lived) sering untuk menyatakan besarnya jumlah penduduk d yang mengalami risiko suatu peristiwa Perlu diingat: Jumlah penduduk baik pada awal tahun maupun pada akhir tahun adalah suatu angka yang sangat berbeda dengan jumlah tahun hidup orang

Menghitung jumlah tahun hidup orang pada jumlah penduduk d yang besar akan dibutuhkan waktu lama Karena itu dilakukan perkiraan dengan asumsi : jumlah kelahiran, kematian, masuk dan keluarnya penduduk d (migrasi) terjadi merata selama periode yang ingin diketahui. Berdasarkan asumsi tersebut maka jumlah orang yang hidup pada pertengahan tahun (30 Juni atau 1 Juli) adalah perkiraan yang baik terhadap jumlah tahun hidup orang

Penduduk yang hidup pada pertengahan tahun disebut: PENDUDUK PERTENGAHAN (penduduk d sentral) Perlu diperhatikan: Untuk daerah yang jumlah penduduknya sedikit / kecil atau menghitung ukuran mortalitas tertentu maka jumlah penduduk tengah tahun bukan perkiraan yang baik untuk menghitung PYL. Contoh: Angka Kematian Bayi (AKI): - jumlah bayi di suatu daerah biasanya tidak banyak - bayi adalah orang yang baru menjalani kehidupan < 1 tahun - ancaman kematian pada bayi sangat besar

Pada populasi kecil, untuk menghitung penduduk pada tengah tahun biasanya dengan cara: Penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x ditambah dengan penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x+1 kemudian dibagi dua. Contoh: Jumlah penduduk Kota Surabaya tanggal 1 Januari 2000 = 2.599.796 jiwa, sedangkan pada tanggal 1 Januari 2001 = 2.613.315 jiwa. Maka jumlah penduduk tengah Kota Surabaya tahun 2000 = (2.599.796 + 2.613.314) / 2 = 2.606.555 jiwa

Banyaknya y orang yang meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut Biasanya CDR dinyatakan untuk tiap 1000 orang atau (0/00) Persamaan CDR : CDR = Jumlah kematian Jumlah penduduk tengah tahun

D CDR = x k P Keterangan: D = jumlah kematian dalam satu tahun P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun K = konstanta (1000)

Contoh : Jumlah penduduk Kota Malang pada tanggal 31 Desember 2000 = 756.982 jiwa, dan pada 31 Desember 2001 = 763.644 jiwa. Maka penduduk tengah tahun Kota Malang tahun 2001 = (756.982 + 763.644) 644) / 2 = 760.313 jiwa. Apabila ada 856 kematian selama tahun 2001 maka CDR Kota Malang tahun 2001 = (856 / 760.313 ) x 1000 = 1,13 0/00 atau 1,13 tiap 1000 penduduk

CDR adalah angka kasar. Mengapa? Risiko kematian untuk setiap kelompok penduduk : tidak sama untuk semua variabel Meskipun angka kasar, tetapi CDR sudah umum dipakai diseluruh dunia

1. Mudah dihitung dengan cepat, karena itu bisa segera diinformasikan ke masyarakat 2. Dapat memberi kesimpulan awal/ petunjuk pendahuluan mengenai tingkat kematian, serta bisa juga diketahui trend- nya 3. Dapat untuk menyelidiki fluktuasi kematian pada periode waktu tertentu 4. Tidak memerlukan data kematian berdasarkan kriteria tertentu

1. Tidak menggambarkan kematian berdasarkan kriteria / variabel tertentu 2. Hasilnya merupakan angka rata-rata, sedangkan tingkat kematian anata kelompok dalam populasi mungkin berbeda 3. Kurang aman untuk tujuan komparasi / perbandingan, sehingga harus hati-hati

ASDR = k Jumlah kematian penduduk umur i Jumlah penduduk tengah tahun umur i x Di ASDR = x k Pi Di : Jumlah kematian penduduk kel. umur i Pi : Jumlah penduduk tengah tahun kel. umur i k : konstanta (1000) Grafik ASDR mempunyai pola khas yaitu seperti Grafik ASDR mempunyai pola khas yaitu seperti huruf U

CDR adalah jumlah timbangan ASDR yang ditimbang Penimbangnya adalah proporsi jumlah penduduk dalam tiap kelompok umur pada penduduk tengah tahun

Cara penghitungannya : 2000 1000 CDR = ( x 20 ) + ( x 80 ) 3000 3000 40 80 = + 3 3 = 40 per 1000 penduduk ( 40 0/00 ) Hubungan di atas dapat dinyatakan dengan persamaan: P i CDR = Σ ( ) DR i i P

Jumlah penduduk tengah tahun Populasi A B C 0 4 1500 500 500 5 39 4000 5000 4000 > 40 500 500 1500 Jumlah kematian 0 4 120 40 50 5 39 40 50 20 > 40 40 40 60 ASDR ( 0 / 00 ) 0 4 5 39 > 40 80 10 80 80 10 80 100 5 40 CDR ( 0 / 00 ) Populasi A = 33,3 B = 21,7 21,7

Sebagaimana telah disebutkan pada bahasan sebelumnya, bahwa banyak variabel yang mempengaruhi angka kematian, antara lain: Umur / komposisi umur Tempat tinggal (desa, kota) Pekerjaan Jenis kelamin (hampir secara universal wanita lebih rendah tingkat kematiannya dari pada pria, hampir pada semua kelompok umur) Status perkawinan (pada umur dewasa, mereka yang kawin lebih rendah tingkat kematiannya dari pada bujangan, janda / duda, dan cerai )

Standarisasi dilakukan untuk menyingkirkan k / mengendalikan pengaruh berbagai variabel pada pengukuran angka kematian Cara standarisasi ada dua yaitu: 1. Standarisasi langsung (Direct standarisation) 2. Standarisasi tak langsung (Indirect standarisation)