SIARAN PERS BERSAMA BANK INDONESIA, DJLK, BAPEPAM, BPPN DAN BEJ, BERKAITAN DENGAN KASUS PT. BANK LIPPO TBK TANGGAL 17 MARET 2003

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS,UKURAN KAP,DAN OPINI AUDIT TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak lain diluar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia, jumlah perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PASAR MODAL (STUDI KASUS PT BANK LIPPO Tbk)

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQs) PERATURAN BANK INDONESIA NO.15/3/DKBU/2013 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 234/MPP/Kep/6/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/20/PBI/2006 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/47/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No sektor perbankan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan diperlukan pengaturan kembali transparansi kondisi keuangan Bank Perkre

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 28 APRIL 2016

PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola perusahaan.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 23 /PBI/2000 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

SEJARAH BANK INDONESIA : PERBANKAN Periode

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 17 Maret 2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

Bahan Mata Acara RUPSLB Tahun 2017

Kasus Manipulasi Laporan Keuangan Bank Lippo dan Degradasi. Kepercayaan Publik. berbeda ke publik dan manajemen BEJ. Dalam laporan keuangan per 30

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 24 Maret 2016

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL, Tbk. TANGGAL 23 MEI 2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/PBI/2013 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Konsep Dasar Kegiatan Bank

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

Dicabut dengan PBI No. 2/23/PBI/2000 tanggal 6 November 2000 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/1/PBI/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 12 April 2016

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/25 /PBI/2003 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN. BAB I KETENTUAN UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/17/PBI/2006 TENTANG INSENTIF DALAM RANGKA KONSOLIDASI PERBANKAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-36/PM/2003 TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BERKALA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan aktivitas bisnis, suatu perusahaan khususnya pihak

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

BAB I PENDAHULUAN. dan menantang. Laporan keuangan pun menuntut adanya laporan keuangan audit

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/21/PBI/2001 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

-2- Untuk itu, dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas informasi keuangan, Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan harus menj

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun Penyelesaian Bank selain Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya bertujuan untuk memin

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Posisi Desember Pos-Pos

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

No.5/1/SPB/Humas SIARAN PERS BERSAMA BANK INDONESIA, DJLK, BAPEPAM, BPPN DAN BEJ, BERKAITAN DENGAN KASUS PT. BANK LIPPO TBK TANGGAL 17 MARET 2003 1. Koordinasi dengan instansi terkait (Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, BAPEPAM, BPPN serta BEJ) telah dilakukan melalui beberapa kali pertemuan dalam rangka membahas permasalahan PT. Bank Lippo Tbk.. Setiap instansi telah menyampaikan dan bertukar informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugas masing-masing. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai AYDA, Laporan Keuangan dan wewenang instansi-instansi terkait termasuk BPPN sebagai pemegang saham mayoritas. 2. Berdasarkan rangkuman dari serangkaian rapat koordinasi tersebut dapat diketahui adanya beberapa hal pokok mengenai PT. Bank Lippo Tbk. yaitu : 1. Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) a. Latar belakang AYDA a. AYDA merupakan aktiva yang diambil alih Bank dari debitur, yang sebagian dilakukan dalam rangka penyelesaian kredit bermasalah (asset settlement) dan telah tercatat di PT. Bank Lippo Tbk. sebelum dilakukannya program rekapitalisasi tahun 1999. Terhadap AYDA tersebut, PT. Bank Lippo Tbk. melakukan penilaian pada Desember 2001 dan September 2002. b. Berdasarkan Laporan Financial Due Diligence yang disiapkan oleh auditor internasional KPMG per posisi tanggal 31 Desember 1998, nilai AYDA yang dimiliki PT. Bank Lippo Tbk. adalah sebesar Rp. 3,01 trilyun. Nilai pencadangan atas AYDA tersebut adalah Rp. 550 milyar. Dengan demikian, nilai bersih AYDA yang dimiliki oleh PT. Bank Lippo Tbk. adalah sebesar Rp. 2,46 trilyun pada saat pelaksanaan proses rekapitalisasi Bank. c. Pada tanggal 30 Oktober 2002, manajemen PT. Bank Lippo Tbk. telah melakukan presentasi kepada BPPN mengenai rencana strategis PT. Bank Lippo Tbk. antara lain untuk memperkuat struktur permodalannya, terutama untuk mengantisipasi penerapan Basel Accord II. Solusi yang ditawarkan Bank adalah untuk melakkan right issues yang didahului dengan reverse stock. BPPN mengemukakan bahwa untuk reverse stock BPPN dapat menyetujuinya, sedangkan dalam hal penerapan Basel Accord II, BPPN menyarankan Bank untuk berkonsultasi dengan Bank Indonesia. d. Pada tanggal 7 November 2002, PT. Bank Lippo Tbk. mengajukan agenda RUPSLB yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 November 2002 untuk mendapatkan persetujuan BPPN atas agenda sebagai berikut: 1. Perubahan Pengurus PT. Bank Lippo Tbk.

2. Perubahan Anggaran Dasar antara lain perubahan nominal saham termasuk reverse stock 3. Persetujuan Penjualan AYDA. e. Pada tanggal 22 November 2002, sebagai pemegang saham terbesar, BPPN telah memberikan persetujuan di dalam RUPSLB atas rencana manajemen untuk melakukan penjualan AYDA dengan catatan bahwa program penjualan ini dilakukan secara terbuka, mengacu pada praktek pasar yang sehat, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan dalam rangka menjaga kinerja PT. Bank Lippo Tbk.. Pada saat RUPSLB, BPPN tidak mengetahui adanya upaya manajemen untuk melakukan penilaian AYDA. f. Manajemen PT. Bank Lippo Tbk. menunjuk 3 perusahaan penilai yaitu PT. Provalindo Nusa, PT. Pronilai Konsulis Indonesia, dan PT. Satyatama Graha Tara. Berdasarkan penilaian ketiga perusahaan penilai tersebut untuk tanggal penilaian masing-masing yaitu tanggal 25 November, 29 November dan 16 Desember 2002, nilai AYDA mengalami penurunan sebesar Rp. 972 milyar dimana nilai AYDA yang dilaporkan di Laporan Keuangan Bank kepada BEJ per posisi 30 September 2002 menjadi Rp. 1,421 trilyun. Implikasi dari penilaian tersebut adalah kemungkinan penurunan CAR Bank dari 24,77% menjadi 4,23%. g. Berdasarkan kondisi di atas maka BPPN menyatakan tidak dapat menerima hasil penilaian tersebut dan bersama-sama dengan manajemen PT. Bank Lippo Tbk. menyampaikan press release pada tanggal 17 Januari 2003 yang intinya tetap mendasarkan hasil penilaian berdasarkan kondisi CAR Bank sebesar 24,77%, serta meminta manajemen PT. Bank Lippo Tbk. untuk melakukan penilaian ulang atas AYDA dimaksud. h. Pada tanggal 18 Desember 2002, Bank melaporkan ke Bank Indonesia penurunan AYDA tersebut dan pembentukan cadangan yang keseluruhannya berjumlah Rp.1,380 Trilyun yang berdampak sangat material terhadap CAR Bank. Atas laporan tersebut, Bank Indonesia melalui surat tanggal 31 Desember 2002, memberitahukan kepada PT. Bank Lippo Tbk., hal-hal sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembentukan cadangan atas penurunan nilai AYDA dan tambahan PPAP dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan sesuai dengan keputusan internal Bank 2. Pembentukan cadangan tersebut dapat mengakibatkan perlunya tambahan modal bagi Bank, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi komposisi kepemilikan Bank. Untuk itu manajemen PT. Bank Lippo Tbk. diminta

membicarakan hal tersebut dengan pemegang saham mayoritas yaitu Pemerintah/BPPN. 3. Pada waktunya hal-hal yang telah dilakukan tersebut akan menjadi objek pemeriksaan dan apabila dikemudian hari ditemukan adanya penyimpangan akan dilakukan koreksi dan menjadi tanggung jawab pengurus Bank. b. Kebijakan yang berlaku mengenai aktiva produktif dan AYDA Sesuai ketentuan dalam Pasal 12A ayat (1) UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dinyatakan bahwa Bank dapat membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan, atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. Dengan demikian apabila debitur tidak menyerahkan agunan, maka Bank wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dapat berdampak terhadap CAR. Selanjutnya dalam penjelasan Pasal tersebut dinyatakan bahwa perlu adanya Peraturan Pemerintah yang mengatur lebih lanjut masalah ini yang cakupannya antara lain mengenai batas waktu 1 tahun. Selain daripada itu penilaian terhadap asset suatu badan usaha juga diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku, antara lain PSAK No.48 tentang Penurunan Nilai Aktiva/Asset. Ketentuan Bank Indonesia yang khusus mengatur mengenai AYDA belum ada mengingat sampai saat ini Peraturan Pemerintah dimaksud belum dikeluarkan sehingga pengaturan mengenai AYDA hanya mengikuti UU dan PSAK tersebut diatas. Sehubungan dengan pernyataan di media massa yang berkaitan dengan penerapan Basel Accord II, maka perlu ditegaskan bahwa BI belum memberlakukan hal tersebut. c. Dampak penilaian AYDA terhadap kondisi keuangan Bank Pada prinsipnya laporan keuangan Bank adalah tanggungjawab manajemen Bank. Dengan demikian penilaian AYDA sepenuhnya merupakan wewenang manajemen dan dapat dilakukan sepanjang dilaksanakan sesuai standar yang wajar dan untuk

menjalankan prinsip kehati-hatian. Apabila terdapat perubahan yang signifikan atas nilai AYDA harus mendapat persetujuan pemegang saham. Berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang diterima Bank Indonesia dan Laporan Publikasi posisi bulan September 2002, nilai AYDA masih sama dan belum ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan laporan tersebut maka kondisi CAR Bank per posisi 30 September 2002 adalah sebesar 24,77%. 2. Laporan Keuangan Berkaitan dengan laporan keuangan PT Bank Lippo Tbk. per 30 September 2002, Bapepam menemukan 3 (tiga) versi laporan keuangan yang semuanya dinyatakan audited. Berdasarkan penelaahan atas data atau dokumen terkait, dan keterangan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat 1 (satu) Laporan Keuangan PT Bank Lippo Tbk per 30 September 2002 yang diaudit. Opini atas laporan keuangan tersebut dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian oleh Akuntan Publik Drs. Ruchjat Kosasih dari KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja. Laporan Auditor Independen tersebut No. REC-0031/02 dengan tanggal ganda (dual dating), tertanggal 20 November 2002 (kecuali untuk Catatan 40a tertanggal 22 November 2002 dan catatan 40c tertanggal 16 Desember 2002), disampaikan kepada Manajemen PT Bank Lippo Tbk pada tanggal 6 Januari 2003. 3. Sampai dengan saat ini Bank Indonesia, DJLK, Bapepam, BPPN dan BEJ masih tetap melanjutkan pemeriksaan sesuai dengan kewenangannya masingmasing: 1. Bank Indonesia Sehubungan dengan permasalahan PT. Bank Lippo Tbk., Bank Indonesia tetap melanjutkan pemeriksaan umum yang saat ini sedang berlangsung termasuk tindak lanjut dalam penilaian fit & proper dalam kerangka ketentuan dan perundangan yang berlaku. Apabila hasil pemeriksaan menemukan bukti-bukti pelanggaran, maka pihak-pihak yang bertanggungjawab akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan. Sebagaimana diketahui Bank Indonesia setiap saat dapat melakukan Fit & Proper Test (terhadap pemilik, pengurus, dan pejabat eksekutif Bank). Pemeriksaan Fit & Proper dapat dilakukan berdasarkan informasi dari pihak internal maupun pihak eksternal. 2. DJLK Melanjutkan pemeriksaan yang saat ini sedang berlangsung untuk menilai ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh Akuntan Publik dan Penilai dalam memenuhi standar profesi yang berlaku. 3. Bapepam dan BEJ Berkenaan dengan kasus dugaan manipulasi pasar dalam perdagangan saham PT Bank Lippo Tbk, saat ini Bapepam memfokuskan pemeriksaan yang diarahkan untuk mengetahui adanya praktek perdagangan yang melanggar ketentuan perundang-undangan di bidang Pasar Modal 4. BPPN sebagai pemegang saham mayoritas BPPN pada tanggal 7 Maret 2003 telah meminta manajemen PT. Bank Lippo Tbk. untuk menyelengarakan RUPSLB pada tanggal 15 April 2003, dengan salah satu agenda adalah pengesahan dan pengangkatan susunan pengurus PT. Bank Lippo,Tbk yang baru.

4. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, semua pihak perlu menjaga PT. Bank Lippo Tbk. sebagai lembaga kepercayaan masyarakat agar tetap dapat beroperasi dengan baik. Selanjutnya kepada nasabah Bank diharapkan untuk tidak terpengaruh dengan pemberitaan yang ada mengingat Program Penjaminan Pemerintah masih tetap berlaku. Jakarta, 17 Maret 2003