2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Inti dari adanya MEA adalah untuk

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

Bab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

2015 ANALISIS DAYA SAING SENTRA INDUSTRI ALAS KAKI CIBADUYUT DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Unit Usaha di Kota Bandung Tahun

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dunia usaha yang mengarah juga pada era

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini kita ketahui bahwa kemajuan di bidang industri sangat pesat, baik

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. industri mendorong perusahaan untuk dapat menghasilkan kinerja terbaik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat. Tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan ekonomi merupakan masalah yang kian mendesak untuk segera diatasi. Sementara itu, daya saing bangsa merupakan indikator keberhasilan suatu bangsa yang maju. Daya saing adalah sebuah konsep yang cukup rumit. Namun demikian daya saing adalah suatu konsep yang umum digunakan di dalam ekonomi, yang biasanya merujuk kepada komitmen terhadap persaingan pasar dalam kasus perusahaanperusahaan dan keberhasilan dalam persaingan internasional dalam kasus negaranegara. Dalam dua dekade terakhir seiring dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan persaingan bebas, daya saing telah menjadi satu dari konsep-konsep kunci bagi perusahaan-perusahaan, negara-negara, dan wilayahwilayah untuk bisa berhasil dalam partisipasinya di dalam globalisasi dan perdagangan bebas dunia. Berbagai indikator menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain dalam pencaturan ekonomi dunia yang sudah mengarah ke era informasi dan globalisasi. Salah satunya dalam lingkup negara-negara Asia Tenggara. Sebagaimana tergambar dalam Tabel 1.1. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 yang dikeluarkan World Economic Forum 2014-2015, Indonesia hanya menempati peringkat ke-35 jauh dari Malaysia yang memiliki daya saing lebih baik pada peringkat ke-20, Brunei Darussalam menempati peringkat ke-28, Thailand berada di peringkat ke-31 bahkan Singapura berada pada peringkat ke-2. Menurut World Economic Forum (WEF) daya saing adalah Competitiveness is defined as the set of institutions, policies and factors that determine the level of productivity of a country. The level of productivity, in turn, sets the level of prosperity that can be earned by an 1

2 economy. (WEF, 2015). Daya saing didefinisikan sebagai seperangkat institusi, kebijakan dan faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara. Tingkat produktivitas pada gilirannya menentukan tingkat kesejahteraan yang dapat diperoleh dengan ekonomi. Tabel 1.1 Daya Saing Negara-negara Anggota ASEAN Tahun 2014-2015 Negara Peringkat Singapura 2 Malaysia 20 Brunei 28 Thailand 31 Indonesia 35 Philipina 52 Vietnam 68 Laos 93 Kamboja 95 Myanmar 134 Sumber : World Economic Forum 2014-2015 (Kemenkeu, 2015) Daya saing bangsa atau daerah ditentukan oleh daya saing sektor-sektor ekonomi, industri, perusahaan serta unit-unit kegiatan usaha yang efisien dari sektor strategis di negara tersebut. Memiliki daya saing berupa keunggulan kompetitif, di era globalisasi ini ditandai dengan adanya produk baik dari dalam maupun luar negeri. Kondisi ini mengharuskan pengusaha harus kompeten dalam menciptakan produk yang memiliki daya saing tinggi. Sebab dalam suatu usaha, persaingan menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dari perusahaan. Menurut Michael E. Porter (2008,hlm.1), mengatakan bahwa Persaingan adalah inti dari keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan. Oleh karena itu, di tengah persaingan yang semakin ketat, menuntut setiap perusahaan harus memiliki daya saing agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Melihat fenomena tersebut untuk meningkatkan daya saing kegiatan ekonomi dan perekonomian di Indonesia diperlukan kerjasama dalam pengembangan berbagai lapisan dan sektor perekonomian. Baik Industri berskala

3 mikro kecil, menengah hingga industri berskala besar. Bagi negara berkembang salah satu penopang perekonomian adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sebab unit usaha ini merupakan unit usaha yang tanggung menghadapi berbagai goncangan perekonomian. Tabel 1.2 Perkembangan UMKM Tahun 2008-2012 No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah UMKM 2 3 4 5 6 Pertumbuhan Jumlah UMKM Jumlah Tenaga Kerja UMKM Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja UMKM Sumbangan PDB UMKM (harga konstan) Pertumbuhan sumbangan PDB UMKM 7 Nilai Ekspor UMKM 51.409. 612 52.764.603 53. 823.732 55.206.444 56. 534.592 2.52 2.64 2.01 2.57 2.41 94.024.278 96.211.332 99.401. 775 101.722.458 107.657.509 3.90 2.33 3.32 2.33 5.83 1 165 753.20 1 212 599.30 1 282 571.80 1 369 326.00 1 504 928.20 6.04 4.02 5.77 6.76 9.90 178 008.28 Pertumbuhan Nilai Ekspor 8 UMKM Sumber: www.bps.go.id/perkembanganumkm 162 254.52 175 894.89 187 441.82 208 067.00 26.82-8.85 8.41 6.56 11.00 Di Indonesia Unit Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) mulai menunjukkan eksistensinya hal ini tercermin dalam perkembangannya yang pesat dalam kontribusi bagi perekonomian nasional. Tentunya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan solusi bagi Indonesia dan juga bagi negara berkembang lainnya apabila dilakukan pemberdayaan dengan baik. Strategi pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan di Indonesia untuk saat ini (Tedjasuksmana, 2014,hlm. 190-191). Namun dalam Tabel 1.2 tergambar terjadinya perubahan yang signifikan setiap tahunnya dalam pertumbuhan nilai ekspor UMKM di Indonesia. Artinya UMKM di Indonesia belum mampu mempertahankan nilai ekspor ke luar negeri, dimana hal ini menunjukkan minat konsumen luar negeri terhadap produk UMKM dalam negri tidak bergerak konstan ke arah positif tetapi berfluktuasi signifikan. Dengan demikian hal ini menjadi permasalahan sebab pertumbuhan nilai ekspor menunjukkan pangsa pasar

4 produk UMKM dalam negeri belum stabil. Maka daya saing produk yang dihasilkan UMKM belum dapat dikatakan kuat untuk bertahan ditengah gempuran persaingan dengan negara lain. Salah satu unit UMKM di Kota Bandung adalah Unit UMKM Alas Kaki Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung merupakan unit usaha yang bergerak dibidang industri, supplier dan perdagangan umum yang memproduksi sepatu, sandal, tas, tali pinggang, dan lain-lain. Industri Alas Kaki Cibaduyut yang sudah berdiri sejak 1920 memiliki pangsa pasar yang cukup besar, dengan adanya pangsa pasar yang besar maka akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Industri alas kaki di Indonesia saat ini menunjukkan persaingan dengan berbagai produk impor terutama dari negara anggota ASEAN dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Seperti yang dikutip dari internasional.kompas.com bahwa impor sepatu dari Vietnam menunjukkan angka yang luar biasa. Aprisindo mencatat total impor alas kaki Indonesia dari ASEAN pada tahun 2012 sekitar 74,3 juta dollar AS. Dari jumlah itu, sekitar 53,9 juta dollar AS diimpor dari Vietnam. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha alas kaki di Indonesia harus terus membenahi usahanya agar dapat bersaing dengan produk impor di pasar dalam negri maupun luar negeri. Namun, industri alas kaki Cibaduyut tengah mengalami penurunan penjualan, dimana hal ini mengindikasikan adanya penurunan pangsa pasar pengusaha alas kaki cibaduyut. Dimana seperti yang dikemukakan Tambunan (2008, hlm 11) bahwa salah satu indikator daya saing adalah pangsa pasar. Tabel 1.3 Data Hasil Penjualan di Sentra Alas Kaki Cibaduyut Bandung Tahun Jumlah Penjualan (unit) Persentase Pertumbuhan (% ) 2010 2.831.480-2011 1.624.000-43 2012 1.587.200-2 2013 1.406.340-11 2014 1.280.310-2 Sumber: Data Pra-Penelitian, data diolah

5 Berdasarkan Tabel 1.3 tercermin bahwa pangsa pasar usaha mikro Sentra Alas Kaki Cibaduyut ini cenderung fluktuatif dan pada tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Dengan demikian terjadi penurunan daya saing UMKM alas kaki di Sentra Alas Kaki Cibaduyut. Porter (2008, hlm. 3) mengemukakan bahwa keunggulan bersaing pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang bersedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari tawaran harga yang lebih rendah dari pesaing untuk manfaat yang sepadan atau memberikan manfaaat yang unik yang lebih dari sekedar mengimbangi harga yang lebih tinggi. Maka hal tersebut dapat diwujudkan melalui inovasi yang diberikan oleh produsen terhadap barang yang dihasilkan. Seorang pengusaha Industri fesyen yaitu alas kaki dituntut untuk dapat berpikir kreatif dan mengembangkan ide-ide baru. Penurunan tersebut berpengaruh terhadap penurunan kemampuan daya saing UMKM Alas Kaki Cibaduyut. Dengan demikian berbagai faktor tersebut mengindikasikan adanya penurunan daya saing produk dari kawasan Cibaduyut. Melihat fenomena yang terjadi pada UMKM Alas Kaki Cibaduyut dimana daya saing industri Alas Kaki Cibaduyut akhir-akhir ini mengalami penurunan dikarenakan terjadinya penurunan jumlah penjualan setiap tahunnya. Sedangkan jumlah penjualan menentukan pangsa pasar yang berimplikasi pada kemampuan daya saing. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis akan mengambil sebuah judul yang akan dijadikan judul skripsi Pengaruh Kompetensi Pengusaha, Inovasi Dan Kualitas Produk Terhadap Daya Saing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kota Bandung (Studi Kasus Pada Umkm Alas Kaki Cibaduyut 1.2. Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana pengaruh kompetensi pengusaha terhadap daya saing usaha pada UMKM Alas Kaki Cibaduyut?

6 2. Bagaimana pengaruh antara inovasi terhadap daya saing usaha pada UMKM Alas Kaki Cibaduyut? 3. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap daya saing usaha pada UMKM Alas Kaki Cibaduyut? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pengusaha terhadap daya saing usaha pada UMKM Alas Kaki Cibaduyut. 2. Untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap daya saing usaha pada UMKM Alas Kaki Cibaduyut. 3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap daya saing usaha pada UMKM Alas Kaki Cibaduyut. 1.4. Manfaat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis berharap hasil penelitian ini akan memberikan manfaat pada beberapa instansi sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, dengan adanya penulisan skripsi ini mudah-mudahan dapat memberikan sumbangsih referensi keilmuan dalam mengidentifikasi daya saing suatu industri. 2. Bagi Dinas terkait, penulis sangat berharap skirpsi ini akan dijadikan masukan data dalam menciptakan perekonomian yang lebih baik. 3. Bagi Masyarakat, penulis ingin sekali karya ini dijadikan bahan informasi ringan untuk masyarakat yang awam sekalipun dalam kegiatan ekonomi. 1.5. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, bab ini terdiri dari pengertian yang berkaitan dengan pembahasan mengenai konsep UMKM, karakteristik UMKM, peran UMKM, permasalahan UMKM, konsep daya saing, konsep kompetensi

7 pengusaha, konsep inovasi serta konsep kualitas produk, pengukuran daya saing, pengukuran kompetensi pengusaha, pengukuran inovasi, pengukuran kualitas produk, pengaruh kompetensi pengusaha terhadap daya saing, pengaruh inovasi terhadap daya saing, pengaruh kualitas produk terhadap daya saing, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. BAB III METODE PENELITIAN, bab ini meliputi desain penelitian, partisipan, populasi, sampel, prosedur penelitian, operasional variabel, teknik analisis data dan pengujian hipotesis. 4. BAB IV PEMBAHASAN, bab ini berisikan pembahasan yang merupakan inti dari penelitian. Berupa jawaban para responden dan analisis kompetensi pengusaha, inovasi dan kualitas produk terhadap daya saing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada pengusaha alas kaki Sentra Alas Kaki Cibaduyut serta implikasi penelitian. 5. BAB V KESIMPULAN, bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan.