BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

Perencanaan Heat Exchangers pada Sistem Pendinginan Minyak Bantalan Poros Turbin Generator PLTA PB. Soedirman

ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA KONDENSOR DENGAN KAPASITAS m³/ JAM UNIT 4 PLTU SICANANG BELAWAN

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

II. TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

PERPINDAHAN PANASPADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGERDI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA UNJUK KERJA THERMAL ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE PEMANAS TEKANAN RENDAH ( LOW PRESSURE HEATER 1) PADA PLTU UNIT 3 SEKTOR BELAWAN

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE PLATE P41 73TK Di PLTP LAHENDONG UNIT 2

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

EFEKTIVITAS ALAT PENUKAR KALOR PADA SISTEM PENDINGIN GENERATOR PLTA

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

Cara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP KARAKTERISTIK KONDENSOR VERTIKAL TUNGGAL TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT

ANALISA PERFORMANSI KONDENSOR DENGAN KAPASITAS AIR PENDINGIN M 3 /JAM DI PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. energi tanpa mengeluarkan biaya yang relatif banyak dibanding dengan

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER. ALAT DAN BAHAN - Alat Seperangkat alat Double Pipe Heat Exchanger Heater Termometer - Bahan Air

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

ANALISIS ECONOMIZER#2 PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATION (HRSG) DI TURBIN GAS#2 UNTUK PROSES MAINTENANCE DI PT. XXX

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh KNIK NEGERI MEDAN MEDAN

PERANCANGAN ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER) TIPE SHELL AND TUBE 2 PASS UNTUK PENDINGINAN AIR DEMIN KAPASITAS 3, 37 MW

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang digunakan sebagai penggerak mula dari generator dan menghasilkan energi listrik 60 MW tiap unitnya. Dalam operasinya poros turbin generator mendapat beban radial dan aksial yang cukup besar, untuk mengatasinya dipasang sebuah bantalan. Bantalan tersebut adalah bantalan luncur yang bekerja berdasarkan prinsip hidrodinamik dimana komponen yang berputar dan bantalannya dipisahkan oleh suatu lapisan pelumas untuk mencegah kontak logam dengan logam. Dalam kerjanya, bantalan luncur bersifat menghasilkan panas dengan cepat. Sebagai langkah pemeliharaan dari kerusakan akibat panas yang ditimbulkan dan gesekan antar komponan, pelumasan merupakan langkah yang mutlak diperlukan. Pelumasan berfungsi untuk mencegah gesekan (friction), sebagai media pendingin dan membuang kotoran yang ditimbulkan. Oli pelumas harus dijaga temperaturnya agar tidak terlalu tinggi untuk menjaga performanya. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk mendinginkan oli yang beroperasi pada bantalan. (Prasetyo, 2005). 1

2 Pelumas dapat bekerja dengan baik apabila temperatur pelumas dijaga tetap optimal selama proses berlangsung secara terus menerus. Perlu dilakukan pengkondisian pelumas dengan menggunakan suatu alat yang disebut heat exchangers (alat penukar kalor). Proses pelumasan dilakukan dengan sistem tertutup dimana minyak pelumas bersirkulasi dari bantalan ke tangki penampung kemudian menuju heat exchangers pendinginan minyak pelumas bantalan dan kembali lagi ke bantalan, demikian seterusnya. Heat exchangers menggunakan air sebagai media pendingin (cooling water system) dengan sistem terbuka. Air tersebut diambil dari saluran pelimpas yang mempunyai kadar sedimentasi sangat tinggi. Penggunaan air pendingin sistem terbuka yang selama ini digunakan terkendala oleh kotoran dan endapan yang menempel pada dinding pipa pendingin kemudian membentuk lapisan deposit yang menyebabkan efisiensi pendinginan semakin menurun, bila tidak ditangani maka menyebabkan mesin bekerja pada temperatur berlebih (over heat) sehingga mengganggu sistem pembangkitan tenaga listrik secara keseluruhan. (Yunanto, 2005) Jenis heat exchangers yang digunakan adalah jenis shell and tube, 1 pass shell-2 pass tube, tipe AES. heat exchangers kurang dapat bekerja secara efisien karena pengaruh proses pengotoran (fouling) akibat sedimentasi yang berdampak terhadap proses pendinginan minyak bantalan disamping juga berpengaruh terhadap

3 kemudahan dalam pemeliharaan dan perawatan. Maka dari itu timbul gagasan dari penulis untuk merencanakan dan menganalisis heat exchangers mengacu pada pendekatan LMTD (Logarithmic Mean Temperature difference) serta metode Kern.. 1.2. Perumusan Masalah Dalam laporan dibahas alat penukar kalor atau heat exchanger jenis Shell and Tube untuk mendinginkan minyak pelumas bantalan poros turbin generator dari temperatur 60 0 C menjadi 42 0 C, dengan media pendingin air sungai temperatur 25 0 C menjadi 35 0 C. 1.3. Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah dalam perencanaan ini adalah : 1. alat penukar kalor menggunakan shell and tube heat exchanger tipe AES 1-2 pass aliran. 2. Jenis fluida yang digunakan dalam analisis adalah minyak pelumas pada sisi shell dan air sungai pada sisi tube. 3. Analisis perhitungan dibatasi pada sisi tube saja. 4. Analisis perhitungan menggunakan pendekatan LMTD (Logarithmic Mean Temperature difference) dan metode Kern.

4 1.4. Maksud dan Tujuan Perencanaan alat penukar kalor ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui neraca panas, koefisien perpindahan panas, luas perpindahan panas dan jumlah tube yang dibutuhkan serta penurunan tekanan yang terjadi. 2. Mengetahui besarnya pengaruh fouling terhadap penurunan koefisien perpindahan panas keseluruhan. 1.5. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penulisan laporan, penulis mempergunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Observasi, yaitu dengan pengamatan secara langsung pada benda yang akan diteliti, dalam hal ini adalah heat exchangers pendinginan minyak pelumas bantalan poros turbin generator. 2. Metode Interview, yaitu dengan melakukan wawancara dengan nara sumber yang berkompeten dalam bidang ini diantaranya engineer, para teknisi mesin dan operator turbin generator. 3. Metode Studi Pustaka, yaitu dengan mencari referensi sebagai dasar acuan dalam perencanaan. Hal yang dilakukan adalah mengumpulkan sumber buku pustaka, karya-karya ilmiah dan browsing di internet.

5 1.6. Sistematika Penyusunan Laporan Penyusunan laporan ini dibuat dengan sedemikian rupa demi kemudahan dalam pemahaman dengan mengacu pada sistematika berikut: a. BAB I PENDAHULUAAN Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan, metode pengumpulan data serta sistematika penyusunan laporan tugas akhir: b. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip dasar perpindahan panas, penjelasan mengenai proses perpindahan panas konveksi secara lebih mendalam. Dijelaskan secara khusus mengenai pandangan umum alat penukar kalor, jenis-jenis alat penukar kalor dan konstruksi penukar kalor. c. BAB III PENDEKATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL Membahas tentang pendekatan perencanaan alat penukar tube and shell tipe AES yang meliputi penjelasan tentang bagianbagian dari Alat Penukar Kalor. Di jelaskan juga pengertian dan penyebab dari faktor pengotoran (fouling factor). d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang analisa perhitungan dalam perencanaan alat penukar kalor tipe shell and tube.

6 Perencanaan berupa analisis thermal menggunakan prinsip perpindahan panas untuk menghitung neraca panas, koefisien perpindahan panas, penurunan tekanan dan sebagainya. e. BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan akhir dari proses Perencanaan analisis Heat Exchangers pada Sistem Pendinginan Minyak Bantalan Poros Turbin Generator dan saran-saran dari penulis kepada para pembaca berkenaan dengan penyusunan laporan ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN