BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

UJI ANTIDIARE JAMU DNR PADA MENCIT PUTIH JANTAN NETTY FEBRIYANTI SUGIARTO

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). bulan November sampai dengan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

Lampiran 1. Kode etik penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

Mencit dikelompokan secara acak sebanyak 5 kelompok dan diberikan perlakuan. Kelompok III: EDJB dosis 3 572mg/KgBB diberikan sebanyak 0,5 cc

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. B. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Sediaan Uji Jamu DNR Sediaan uji yang digunakan dalam penelitian adalah jamu DNR dalam bentuk kapsul. Jamu DNR mengandung atapulgit, karbon aktif, ekstrak Psidii Folium, ekstrak Curcumae domesticae Rhizoma, ekstrak Coicis Semen, ekstrak Chebulae Fructus, dan ekstrak Granati Pericarpium. b. Hewan Uji Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah mencit putih jantan galur DDY (deutshe yoken) sehat, dengan bobot badan 20-30 gram dan usia berkisar 2-3 bulan. Mencit diperoleh dari peternakan hewan uji IPB, Jawa Barat. Mencit yang digunakan untuk percobaan harus sehat seperti mata jernih bersinar, bulu 17

tidak berdiri, tingkah laku normal, memiliki feses normal, dan berat badan yang tidak menurun. c. Bahan kimia Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian, antara lain: CMC (Brataco Chemika), atapulgit (Soho), karbon aktif (Soho), dan minyak jarak (Brataco Chemika). 2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: timbangan hewan (Metler Toledo), timbangan analitik (Metler Toledo), spuit 1 ml, sonde peroral, toples, kertas saring, dan alatalat gelas. C. CARA KERJA 1. Penyiapan Hewan Uji Sebelum dilakukan perlakuan, hewan uji diaklimatisasi terlebih dahulu selama 2 minggu dalam kandang hewan Departemen Farmasi FMIPA UI. Hewan uji yang sakit atau menunjukkan kelainan tidak diikutsertakan dalam perlakuan. 2. Pembuatan CMC 0,5% 18

Sebanyak 25 mg CMC ditaburkan ke permukaan 1 ml air suling hangat (20% dari volume total), kemudian didiamkan selama 30 menit hingga CMC mengembang. Campuran digerus hingga homogen, kemudian ditambahkan air suling sedikit demi sedikit hingga 5 ml. 3. Sediaan Uji a. Penetapan Dosis Sediaan Uji Dosis lazim jamu DNR adalah 4 kapsul sehari. Tiap kapsul mengandung serbuk jamu dengan berat 524,3 mg sehingga dosis total jamu DNR untuk manusia adalah 2097,2 mg. Faktor konversi dari manusia ke mencit adalah 0,0026 dan faktor farmakokinetik yang digunakan adalah 10 (25). Pada penelitian ini, dosis sediaan uji yang setara dosis manusia dijadikan sebagai dosis 1, sedangkan dosis 2 dan 3 adalah kelipatan dari dosis sebelumnya. Perhitungan dosisnya sebagai berikut: - Dosis 1 : 0,0026 x 10 x 2097,2 mg = 54,52 mg/20 g bb - Dosis 2 : 0,0026 x 10 x 4194,4 mg = 109,05 mg/20 g bb - Dosis 3 : 0,0026 x 10 x 8388,8 mg = 218,10 mg/20 g bb 19

b. Pembuatan Sediaan Uji Kelompok sediaan uji dibuat dengan cara menimbang masingmasing dosis, kemudian disuspensikan dengan larutan CMC 0,5 %. Sediaan uji ini dibuat baru untuk tiap kali pemakaian. 4. Pembuatan Sediaan Pembanding a. Atapulgit Dosis lazim Atapulgit adalah 4800 mg sehari (5). Faktor konversi dari manusia ke mencit adalah 0,0026 dan faktor farmakokinetik yang digunakan adalah 10 (25). Dosis untuk mencit : 0,0026 x 10 x 4800 mg = 124,8 mg/20 g bb. Untuk volume pemberian sejumlah 1,0 ml/20 g bb, sebanyak 624,0 mg atapulgit ditimbang, kemudian disuspensikan dengan larutan CMC 0,5 % sampai volume 5,0 ml sehingga didapatkan konsentrasi atapulgit 124,8 mg/ml. Sediaan dibuat baru tiap kali perlakuan. b. Karbon Aktif Dosis lazim karbon aktif adalah 2250 mg (26). Faktor konversi dari manusia ke mencit adalah 0,0026 dan faktor farmakokinetik yang digunakan adalah 10 (25). Dosis untuk mencit : 0,0026 x 10 x 2250 mg = 58,5 mg/20 g bb. Untuk volume pemberian sejumlah 20

1,0 ml/20 g bb, sebanyak 292,5 mg karbon aktif ditimbang, kemudian disuspensikan dengan larutan CMC 0,5 % sampai volume 5,0 ml sehingga didapatkan konsentrasi karbon aktif 58,5 mg/ml. Sediaan dibuat baru tiap kali perlakuan. c. Campuran Atapulgit dan Karbon Aktif Pada penelitian ini, menggunakan campuran atapulgit dan karbon aktif dengan perbandingan 1:1. Perbandingan dosis ini berdasarkan percobaan pendahuluan yaitu perbandingan yang masih dapat dimasukkan ke dalam spuit. Campuran ini menggunakan dosis lazim atapulgit yaitu 4800 mg dan karbon aktif 2250 mg. Faktor konversi dari manusia ke mencit yaitu 0,0026 dan faktor farmakokinetik yang digunakan adalah 10 (25). Perhitungan dosis adalah sebagai berikut: - Dosis Atapulgit : 0,0026 x 10 x 4800 mg =124,8 mg/20 g bb - Dosis Karbon Aktif : 0,0026 x 10 x 2250 mg= 58,5 mg/20 g bb Untuk volume pemberian 1,0 ml/20 g bb, sebanyak 624 mg atapulgit dan 292,5 mg karbon aktif ditimbang, kemudian disuspensikan dengan larutan CMC 0,5 % sampai volume 5,0 ml sehingga didapatkan konsentrasi Atapulgit 124,8 mg/ml dan karbon aktif 58,5 mg/ml. Sediaan dibuat baru tiap kali perlakuan. 21

5. Minyak Jarak Dosis lazim minyak jarak yang memberikan efek laksatif adalah 15-30 ml (27). Berdasarkan percobaan pendahuluan diperoleh dosis 27,5 ml. Faktor konversi dari manusia ke mencit adalah 0,0026 dan faktor farmakokinetik yang digunakan adalah 10 (25). Dosis untuk mencit : 0,0026 x 10 x 27,5 ml = 0,715 ml/20 g bb. 6. Perlakuan Pada penelitian ini, berdasarkan rumus Federer: (t-1)(n-1) 15, dimana t adalah jumlah hewan uji tiap kelompok dan n adalah jumlah ulangan dari tiap perlakuan, digunakan 80 ekor mencit yang dibagi secara acak dalam delapan kelompok sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor mencit (3). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Kelompok I adalah kelompok normal; kelompok II adalah kelompok induksi; kelompok III, IV, dan V adalah kelompok uji (kelompok yang diberikan sediaan uji pada dosis yang telah ditentukan); dan kelompok VI, VII, dan VIII adalah kelompok pembanding (kelompok yang diberikan atapulgit, karbon aktif, dan campuran atapulgit dan karbon aktif). Mencit yang digunakan dalam tiap kelompok dipuasakan terlebih dahulu selama lebih kurang 20 jam. Sesuai dengan alokasi 22

perlakuan, tiap mencit diberi sediaan oral maksimal 1 ml/20 g bb, kemudian ditempatkan di dalam toples yang beralaskan kertas saring pengamatan yang terlebih dahulu dikeringkan dan ditimbang. Satu jam setelah perlakuan, tiap mencit kecuali kelompok normal diberi minyak jarak (Oleum ricini). Respon yang terjadi pada tiap mencit diamati pada menit ke-30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 300, dan 360 setelah pemberian minyak jarak (3). Parameter yang diamati meliputi waktu terjadinya diare, frekuensi diare, konsistensi feses dan jumlah atau bobot feses serta jangka waktu terjadinya diare. Parameter konsistensi feses dibagi dalam 6 kategori yaitu: - 0 = tidak defekasi - 1 = feses keras - 2 = feses keras lembek - 3 = feses lembek - 4 = berair tetapi masih membentuk massa feses - 5 = berair dan tidak membentuk massa feses 7. Analisis Data Data yang diperoleh diuji homogenitas dan uji kenormalan. Jika data yang diperoleh bersifat homogen dan terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan analisis varian satu arah (one way Anova) dan analisis varian dua arah (two way Anova) untuk melihat apakah ada 23

perbedaan antar kelompok perlakuan. Bila terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan dan untuk mengetahui dimana perbedaannya, analisis dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) dan uji Main Effect Plot (28,29). Penelitian ini menggunakan program statistik Minitab 14.12. 24