Disusun Oleh : Nama : SITI FATIMAH ANWARI NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

M A K A L A H. Disusun oleh : WIWI WIYATI NIM

L I S N I A W A T I NPM

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

Amsih NIM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKALAH Oleh. Idin Jaenudin

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XIX/November 2015

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

SILABUS PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

M A K A L A H. Disusun oleh : IRNA IRAWATI NIM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

PENGARUH MODEL PETA PIKIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika di SD memiliki peranan

SILABUS PEMBELAJARAN

Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif dengan Menggunakan Metode Quantum Learning. Ulfah Nuryani STKIP Siliwangi Bandung

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

UJI COBA PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH PIDATO BERDASARKAN MODEL PENUGASAN DI KELAS VI SDN SUKARAJA 2 KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT MAKALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI MELALUI MEDIA BUKU HARIAN PADA SISWA KELAS VII MTsN SARADANKABUPATEN MADIUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

DANI KURNIA NIM

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

RANI HANDAYANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENULISAN KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE CTL

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT (THINK-PAIR-SQUARE) DI KELAS VIII TUTWURI HANDAYANI CIMAHI TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Disusun Oleh : Nama : SITI FATIMAH ANWARI NIM : 10210727 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA, SASTRA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI - BANDUNG 2012

ABSTRAK Dari judul skripsi ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah teknik berpikir-berpasangan-berempat (think-pair-square) efektif digunakan dalam pembelajaran teks pidato pada siswa kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi? 2. Apakah siswa kelas VIII SMP Tutwuri Handayani dapat meningkatkan kemampuan menulis teks pidato setelah pembelajaran dengan teknik berpikir-berpasanganberempat (think-pair-sqaure)? Dari rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat ( think-pair-square) dalam kegiatan belajar mengajar di kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi cukup efektif. 2. Dengan menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat ( think-pair-square), siswa mampu menulis teks pidato mengajar di kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didk dalam menulis teks pidato sebelum dan sesudah menggunakan teknik berpikir-berpasanganberempat ( think-pair-square). Mendeskripsikan tingkat keberhasilan penggunaan teknik berpikir-berpasangan-berempat ( think-pair-square) dalam pembelajaran menulis teks pidato; mendapatkan tingkat keefektifan teknik berpikir-berpasangan-berempat ( thinkpair-square) terhadap kemampuan menulis teks pidato peserta didik SMP Tutwuri Handayani Cimahi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) teknik berpikir-berpasangan-berempat ( think-pair-square) efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato; (2) siswa mampu menulis teks pidat o setelah pembelajaran dengan teknik berpikir-berpasangan-berempat (think-pair-square). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks pidato peserta didik sebelum menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat (think-pair-square) termasuk cukup. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata pretes sebesar 5,9. Begitu juga kemampuan peserta didik setelah mendapat pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat ( thinkpair-square) masih dikategorikan cukup baik, terlihat dari perolehan skor rata-rata postes 7,8. Berdasarkan hasil analisis data, penulis dapat menyimpulkan bahwa adanya perbedaan rata-rata hasil tes tersebut dan siswa mampu menulis teks pidato setelah pembelajaran menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat ( think-pair-square). Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat (think-pair-square) berhasil.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN- BEREMPAT (THINK-PAIR-SQUARE) DI KELAS VIII SMP TUTWURI HANDAYANI CIMAHI TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Siti Fatimah 10210727 STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Dalam penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Menulis Teks Pidato Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) Di Kelas Viii SMP Tutwuri Handayani Cimahi, Tahun Pelajaran 2011-2012 ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah teknik berpikir-berpasangan-berempat ( think-pairsuare) efektif digunakan dalam pembelajaran teks pidato pada siswa kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi? Dan 2. Apakah siswa kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi dapat meningkatkan kemampuan menulis teks pidato setelah pembelajaran dengan teknik berpikir-berpasangan-berempat ( think-pair-suare)? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran teks pidato dengan menggunakan teknik berpikir-berpasanganberempat (think-pair-suare) pada siswa kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi; dan 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran teks pidato setelah menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat (think-pair-suare) pada siswa kelas VIII Tutwuri Handayani Cimahi. Kata kunci: Teknik pembelajaran, Teks Pidato, Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-suare)

PENDAHULUAN Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain. Kemampuan berkomunikasi inilah salah satu yangmembedakan antara manusia dan mahluk lainnya Kegiatan berkomunikasi tidak hanya melatih keterampilan berbahasa tetapi juga melatih keterampilan berpikit. Misalnya, dengan berkomunikasi, anak-anak bisa berpikir dan berdiskusi untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai caram seperti melalui tulisan atau secara lisan, termasuk berpidato. Dalam kegiatan belajar-mengajar, keterampilan berbicara (berpidato) bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian atau penulisan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan berpidato hanya dengan duduk dan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat apa yang didengarnya. Melainkan keterampilan berpidato memerlukan proses berlatih terusmenerus. Seperti diuraikan dalam pokok-pokok pengajaran bahasa dan kurikulum, bahwa kegiatan dalam bentuk latihan bertubi-tubi dapat membantu siswa memperoleh keterampilan berbicara, tetapi yang paling penting adalah siswa perlu dibawa ke pengalaman melakukan kegiatan berpidato dalam konteks yang sesungguhnya (Depdikbud, 1997:21). pemilihan judul, bentuk, dan gaya (Tarigan, 1986:8). Dalam merangkai atau mengarang naskah dalam berpidato seringkali kita harus memahami jenis kata-kata yang akan kita ucapkan dengan sangat teliti dan terarah agar bisa dimengerti pendengar. Standar kompetensi ini dapat dicapai dengan baik bila guru memiliki kompetensi untuk menumbuhkembangkan kemampuan siswanya. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, seorang guru harus kreatif mencari terobosan baru dalam menciptakan model-model pembelajaran yang dapat diterima baik oleh siswanya dan sesuai dengan standar kompetensi Kajian Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum 2006. Tetapi nyatanya masih banyak guru yang menggunakan cara lama atau cara pendekatan tradisional dalam mengajarkan berbicara atau mengarang. Jadi para guru tersebut belum menrapkan kurikulum 2006 yang menyebutkan bahwa tujuan keterampilan berbicara adalah bahwa siswa mampu berpidato secara efektif dan efisien dalam berbagai jenis berbicara dalam berbagai konteks serta mengapresiasi karya sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan berpidato sebagai hasil kegiatan berbicara. Untuk mengatasi masalah di atas, penulis melakukan penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Menulis Teks Pidato dengan menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan- Berempat ( Think-Pair-Square) pada Siswa Kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi. Tanpa proses berlatih, tidak mungkin muncul keterampilan dalam diri siswa. Lebih lanjut, sebagaimana keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan berbicara merupakan suatu proses perkembangan. Berbicara memerlukan pengalaman, waktu, dan kesempatan latihan keterampilan-keterampilan khusus. Dan pengajaran untuk menjadi seorang pembicara menuntut gagasan yang tersusun secara logis, dideskripsikan dengan jelas, dan ditata secara menarik, memerlukan penelitian rinci, observasi seksama, dan pertimbangan yang tepat dalam KAJIAN TEORI DAN METODE Menurut kamus Besar Bahsan Idonesia, model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang dibuat atau dihasilkan (KBBI, 1989:569). Dalam penelitian ini, model dimaksudkan sebagai pola atau contoh rancangan pembelajaran sesuai dengan silabus berdasarkan kurikulum 2006. Dengan demikian, model atau silabus adalah suatu perangkat tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

Di sisi lain, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2003:100). Dengan demikian, model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pola proses belajar-mengajar atau suatu sistem untuk menggambarkan proses penentuan dan penciptaan situasi khusus yang dapat menyebabkan siswa mampu berinteraksi dengan lingkungan dehingga terjadi perubahan tingkah laku (Komarudin Sagala 2000:152). Model pembelajaran digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran agar tercipta suasana yang baik antara siswa dengan guru, maupun antara siswa dengan siswa. Penerapan model pembelajaran yang tepat akan berpengaruh positif terhadap siswa, yakni meningkatkan kreativitas dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, aktivitas interaksi belajar-mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya, interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu, setidaknya pencapaian tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada suatu mata pelajaran. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Kurikulum 2006 di SMP mencakup empat aspek kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahasa memilikia spek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan teks-teks non-sastra. Sedangkan kemampuan berasatra memiliki aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan teks-teks sastra. Salah satu cara penyampaian pembelajaran bahasa menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat dan metode deskriptif. Metode yang dilakukan dengan dengan menganalisis data teknik berpikir-berpasanganberempat dapat membantu dalam pembelajaran menulis teks pidato. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Morsey dalam Tarigan, 1976:122). Menulis adalah salah satu bentuk berpikir. Karena itu, perlu dikuasai prinsip-prinsip umum cara menulis sehingga akan tercapai maksud dan tujuan menulis. Secarasingkat, belajar menulis adalah belajar berpikir dalam atau dengan cara tertentu (D Angelo dalam Tarigan, 1980:5). Kegiatan menulis merupakan satu proses yang terdiri dari beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Dalam tahap prapenulisan, ditentukan hal-hal pokok yang akan mengerahkan penuli dalam seluruh kegiatan penulisan. Lalu dalam tahap penulisan dikembangkan gagasan dalam kalimat, paragraf, bab, atau bagian. Kemudian dalam tahap revisi penulis membaca dan menilai kembali apa yang ditulis, lalu diperbaiki, diubah, atau bahkan jika perlu diperluas isi tulisan. Senada dengan ini, Cario (1991) menyebutkan bahwa langkah - langkah menulis terdiri dari: 1. Invention (penemuan), 2. Drafting, (Pembuatan draft), dan 3. Editing (pengeditan). Adapun pembelajaran keterampilan menulis secara spesifik tercantum dalam tujuan khusus pembelajaran bahasa Indonesia di SMP, yang terdiri dari: 1. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, dan perasaan secara jelas, 2. Siswa mampu menyampaikan informasi secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan, 3. Siswa memiliki kegemaran menulis, dan 4. Siswa mampu memanfaatkan unsur kebahasaan karya sastra dan tertulis. Pembelajaran menulis atau mengarang dan mengkomunikasikan gagasan atau ide secara tertulis pada siswa SMP biasanya mngacu pada bentuk narasi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi, sesuai dengan gagasan Keraf (1989:5). Secara lbih spesifik, tujuan menulis di SMP adalah: 1. Menulis formulir, 2. Menulis paragraf, 3. Menulis judul dan kerangka, 4. Menulis karangan puisi, 5. Menulis perubahan puisi (mengubah puisi menjadi prosa), 6. Menulis secara fiksi dan non-fiksi, dan 7. Menyusun Laporan. Di sisi lain, menurut alwi Hasan, pidato adalah salah satu bentuk komunikasi lisan oleh seseorang di depan umum atau berorasi untuk

menyampaikan pendapat atau memberi gambaran tentang sesuatu hal. Karena disampaikan secara lisan, unsur-unsur berupa intonasi (tempo, tekanan, dan panjang pendek ucapan), gerakgerik, dan mimik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pidato. Namun, walaupun berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran secara lisan, orator pemula sebelum berpidato perlu mempersiapkan teks pidato. Menurut Steve Putra, langkah-langkah menulis teks pidato mencakup: 1. Menentukan tema atau pokok pembicaraan yang sesuai dengan tujuan menulis pidato, 2. Mendaftar pokok-pokok tulisan yang akan disampaikan dalam pidato, 3. Menyusun kerangka pidato, 4. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato menjadi anskah atau teks pidato dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami. Salah satu teknik menulis teks pidato adalah teknik berpikir-berpasangan-berempat (think-pair-square). Teknik ini adalah teknik pembelajaran yang dikembangkan oleh Kagan, yang diadopsi dari teknik Think-Pair-Square yang dikembangkan pertama kali oleh Lyman (Rustini, 2005). Teknik think-pair-square membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan untuk berbagai informasi dan menarik kesimpulan serta mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari suatu materi pelajaran. Menurut Fogarty dan Robin (1996), teknik think-pair-square mempunyai beberapa keuntungan, ayitu: 1. Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar, 2. Memberi waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran, 3. Memberi waktu kepada siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat sebelum berbagi dengan kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan, dan 4. Meningkatkan kemampuan penyimpanan jangka panjang isi materi pelajaran. Teknik think-pair-square dalam pembelajaran koperatif mempunyai banyak keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi siswa dan pembentukan pengetahuan siswa. Melalui teknik ini, para siswa belajar dari siswa lain dan berusaha untuk mengeluarkan pendapat dalam situasi non-kompetisi sebelum mengemukakannya di depan kelas. Proses dalam pembelajaran koperatif teknik think-pair-square menurut Kagan tediri dari empat tahapan, yaitu: 1. Tahapan pemberian masalah oleh guru, 2. Tahap berpikir (think), yaitu tahap berpikir secara individual, 3. Tahap berpasangan ( pair), yaitu berpasangan dengan teman sebangku, dan 4. Tahap berempat ( square), di mana siswa yang telah berpasangan itu bergabung lagi dengan pasangan lain yang terdekat sehingga terbentuk empat orang (Rustini, 2005). Lebih lanjut, langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan teknik berpikirberpikir-berpasangan-berempat mencakup: 1. Menjelaskan tentang teori pidato, 2. Melaksanakan tanya-jawab (posttest), 3. Menyuruh siswa untuk menulis teks atau naskah pidato dengan teknik berpikir-berpasanganberempat. 4. Menyunting teks pidato yang telah ditulis siswa, 5. Mengumpulkan hasil tes menulis teks pidato, dan 6. Menutup pelajaran. Terlepas dari beberapa keuntungan teknik berpikir-berpasangan-berempat tersebut, teknik ini juga mempunyai beberapa kelemahan, ayitu: 1. Runtutan tahapan-tahapan pada diskusi teknik berpikir-berpasangan-berempat bagi siswa yang biasanya mendominasi diskusi akan dinilai sulit dan mengekang kebebasan, dan 2. Timbulnya rasa ketidaknyamanan bagi siswa yang agresif maupun yang pasif. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dan analisis data tes menulis teks pidato tahap pretes dan tahap postes diperoleh data bahwa untuk skor nilai pretes nilai terendah adalah 4, yang diperoleh 1 siswa; nilai tertinggi 7,2, yang diperoleh 4 siswa; dan nilai rata-rata adalah 5,9. Untuk skor postes,

nilai teendah adalah 7,2, yang diperoleh 6 siswa; nilai tertinggi 9,6, yang diperoleh 1 siswa, dan nilai rata-rata adalah 7,8. Perolehan skor siswa berdasarkan kategori dalam pretes adalah sebagai berikut : kategori 16-20 dengan kriteria penilaian baik diperoleh 10 siswa; kategori 11-15 dengan kriteria penilaian cukup diperoleh 19 siswa; dan kategori 6-10 dengan kriteria penilaian Kurang diperoleh 1 siswa. Perolehan skor siswa dalam postes berdasarkan kategori adalah sebagai berikut : kategori 21-25 dengan kriteria penilaian sangat baik diperoleh 7 siswa; kategori 16-20 dengan kriteria penilaian baik diperoleh 22 siswa; dan kategori 11-15 dengan kriteria penilaian cukup diperoleh 1 siswa. SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Komarudin. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah. Rustini, Intang. 2005. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik Think-Pair-Square. Skripsi Sarjana pendidikan FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. Dari hasil penelitian yang telah telah dilakukan mengenai model pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan teknik berpikirberempat ( think-pair-square) di Kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditarik beberapa simpulan berikut ini : 1. Model pembelajaran dengan menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berempat dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks pidato. Ini ditunjukkan oleh kenaikan signifikan skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam sebelum dan setelah menggunakan teknik berpikir-berpasanganberempat ( think-pair-square), yaitu dari 5,9 menjadi 7,8. 2. Model pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan teknik berpikirberpasangan-berempat telah diterapkan secara efektif dalam kelas VIII SMP Tutwuri Handayani Cimahi tahun pelajaran 2011/2012.