Menurut Krismiaji (2002:269 ) pengertian sistem' penjualan adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi 2010:5).

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

PDF created with pdffactory Pro trial version

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

SISTEM PENJUALAN KREDIT

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

SISTEM PENJUALAN KREDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Tujuan Sistem Penjualan 1. Pengertian sistem penjualan Sistem penjualan yang baik sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan, karena sistem penjualan akan membantu kelancar^ groses penjualan, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit mulai dari transaksi pemesanan, pengiriman samapai pembayaran. Dengan diterapkan sistem penjualan yang baik disuatu perusahaan maka penjualan dapat berkembang dan meningkat. Menurut Krismiaji (2002:269 ) pengertian sistem' penjualan adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi yang berhubungan, dengan penyerahan t$rsng dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa tersebut. Sistem akuntansi penjualan " meliputi prosedur prosedur penawaran dan pengiriman barang, penagihan serta penerimaan uang " ( Chairul Marom 2000:28). Menurut Mulyadi (2001 : 209 ) sistem penjualan penjualan terdiri atas Prosedur order penjualan, Prosedur pengiriman barang, Prosedur pencatatan piutang, Prosedur penagihan dan Prosedur pencatatan penjualan.

Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan anahsis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. a. Fungsi yang terkait Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit ialah: 1) Fungsi Penjualan Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat "back order" pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan. 2) Fungsi Kredit Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Karena hampir semua penjualan merupakan penjualan

kredit, maka sebelum order dari pelanggan dipenuhi, harus terlebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit. Jika penolaka pemberian kredit seringkali terjadi, pengecekan status kredit perlu dilakukan sebelum fungsi penjualan mengisi surat order penjualan. Untuk mempercepat pelayanan kepada pelanggan, surat order pengiriman dikirim langsung ke fungsi kredit untuk mendapatkan persetujuan kredit dari fungsi tersebut. Dalam hal otorisasi kredit tidak dapat diberikan, fungsi penjualan memberitahu fungsi pengiriman untuk membatalkan pengiriman barang kepada pelanggan. 3) Fungsi Gudang Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. 4) Fungsi Pengiriman. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pemwian untuk barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembeuan).

5) Fungsi Penagihan. Dalam transaksi penjualan kredit, fiingsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjuatan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. 6) Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitor, serta membuat laporan penjualan. Di samping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan sistem penjualan adalah suatu rangkaian aktivitas bisnis yang diawali dari penawaran penjualan, proses order penjualan, pengiriman barang, pencatatan penjualan dan penerimaan kas. 2. Tujuan sistem penjualan. Menurut Krismiaji (2002:284,305 ) Tujuan sistem penjualan adalah ; l.mendukung kinerja aktivitas bisnis sebuah organisasi dengan meningkatkan efisiensi pemrosesan data transaksi 2. Memberikan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa : a. Semua transaksi telah diotorisasi dengan tepat,

b. Semua transaksi yang dicatat adalah valid, c. Semua transaksi yang valid dan diotorisasi telah dicatat, d. Semua transaksi telah dicatat secara akurat, e. Semua aktiva (kas, persediaan dan data)dilindungi dari kehilangan dan pencurian, f. Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif. B. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Chairul Marom (2000:2) Pengendalian Intern ( Internal Control ) memiliki pengertian secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit merupakan internal check, yaitu melakukan pengujian atas kebenaran perkalian, penjumiahan dan pengurangan angka angka yang tertera dalam formulir, serta penelitian cara penjurnalan (pencatatan ). Dalam pengertian luas, pengendalian intern tidak sekedar menguji kebenaran angka angka dan pencatatan tetapi mencakup mekanisme dari seluruh perangkat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan fungsi pengawasan, Menurut Krismiaji (2002 : 218) Pengendalian Intern adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Mulyadi (2001 : 165) memberikan deflnisi pengendalian intern yaitu Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang digunakan untuk.menjaga kekayaan organisasi, mengecek

10 ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Menurut Theodorus M Tuanakota (1997 : 94) pengertian pengendalian intern adalah : "pengendalian intern meliputi rencana organisasi dan semua metode kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta kekayaannya, menguji ketepatan dan sampai seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan. Definisi di atas merupakan definisi yang lebih luas dari pengertian yang diberikan pada istilah pengendalian intern. Dalam definisi tersebut sistem pengendalian intern tidaklah dibatasi pada metode pengendahan intern yang dianut oleh akuntansi atau keuangan. Dalam sistem tersebut dapat digolongkan pengendalian melalui sistem anggaran {budgetary control), analisa statistic, programprogram latihan untuk membantu pegawai mengerti dan melaksanakan kewajibannya dan adanya sejumlah pegawai yang melaksanakan pemeriksaan intern untuk memberikan keyakinan tambahan bagi pimpinan perusahaan bahwa prosedur prosedur yang digariskan itu sudah cukup dan sampai seberapa jauh mereka dilaksanakan. Menurut Zaki Baridwan (1992:13) pengendalian intern dapat mempunyai arti sempit atau luas. Dalam artian yang sempit, pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar

11 (cross footing) maupun penjumlahan menurun (footing). Dalam artian yang Iuas pengendaiian intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. American Institute of Certified Accountant ( 1949 ) pengertian pengendaiian intern mempunyai arti yang Iuas yaitu ; "Pengawasan intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordmasikan untuk digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi didalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu". Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengendaiian intern piutang usaha adalah suatu sistem, dan prosedur yang digunakan perusahaan dengan melakukan pemisahan fungsi fungsi organisasi yang berhubungan dengan transaksi piutang usaha C. Pengertian Piutang Piutang merupakan tagihan kepada perorangan atau organisasi yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang dagang baru dapat menghasilkan penerimaan kas jika sudah dibayar pada saat jatuh temponya. Jika ada debitur yang tidak membayar sebagaimana mestinya,

12 perusahaan akan, menanggung kerugian dan hal tersebut hams dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai kerugian karena tidak tertagihnya piutang. 1. Klasifikasi piutang. a. Piutang Usaha piutang usaha adalah piutang yang timbul dari hasil penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat dengan mendebit akun. Piutang usaha diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Piutang usaha ialah; " Piutang yang timbul dari penjualan barang dagang atau jasa secara kredit "(warren reeve fees, 2005,392) b.wesel Tagih. Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal, sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel atau wesel tagih biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari enam puluh hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan, maka hal itu kadang-kadang disebut Piutang Dagang.

13 c. Piutang Iain-lain Piutang Iain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang Iain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. 2. Prosed ur Piutang Dagang* Prosedur piutang dagang pada umumnya dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: a. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah piutang kepada tiap-tiap pelanggan. Catatan ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat diketahui sejarah kredit tiap-tiap pelanggan, jumtah maksimum kredit dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Karena bagian kredit bertugas menyetujui setiap penjualan kredit, dalam pengertian lain manajer kredit akan memberikan kredit setelah pemeriksaan yang matang yang menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dibenarkan dan kemudian menagih piutang. Suatu daftar lebih terperinci mengenai tugas bagian kredit adalah sebagai berikut: 1) Penetapan Kebijaksanaan Kredit. Ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: derajat resiko bagaimanakah yang akan diterima, bagaimana ketatnya syarat kredit

14 harus diberlakukan, kebij aksanaan-kebij aksanaan penyesuaian apakah yang akan di ikuti? 2) Penyelidikan Kredit. Ini memerlukan prosedur yang kontinyu untuk memperoleh dan menganalisa informasi mengenai tanggung jawab para pelanggan sekarang dan yang prospektif. 3) Persetujuan Kredit. Ini memerlukan prosedur melalui mana departemen kredit menyetujui kredit atas para pelanggan baru dan meneruskan pemberian kredit dagang kepada pelanggan lama. 4) Penetapan Batas Kredit Biasanya persetujuan dibatasi sampai suatu jumlah tertentu, dan harus dirancang rencana untuk mengecek pemberian kredit pada titik ini, atau setidak-tidaknya, untuk memberitahu kepada yang berwewenang bilamana batas tersebut telah dicapai. 5) Pelaksanaan Syarat Diskon. Diskon yang ditawarkan untuk pembayaran segera sering di ambil oleh para pelanggan setelah masa diskon yang diperkenankan. Harus ditetapkan suatu kebijaksanaan dan prosedur untuk memberlakukan syarat diskon.

15 6) Metode Penagihan. Hams diatur langkah-langkah penagihan yang pasti untuk piutangpiutang yang lambat dan tertunggak. Ini meliputi penjadwalan pengiriman surat penagihan, prosedur tindak lanjut dan!ain-lain. 7) Penyesuain kredit. ini meliputi penyelesaian piutang, partisipasi dalam panitia kredit, dan mewakili perusahaan dalam urusan pengawasan kurator dan kepailitan. 8) Persetujuan Penghapusan Piutang. Tanggung jawab untuk menghapuskan piutang harus diprakarsai oleh departemen kredit, tneskipun persetujuan terakhir perlu melalui kepala bagian keuangan atau controller, ditinjau dari segi kepentingan pengendalian intern akuntansi yang baik. 9) Catalan Kredit. Dalam pelaksanaan tugas tersebut diatas, perlu diselanggarakan berbagai catatan pembukuan finansial.( J.B Heckert, 1995 ) b. Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan piutang yang merupakan suatu formulir yang menunjukkan piutang pada pelanggan untuk tanggal tertentu dan dalam bentuk surat pernyataan piutang tertentu terdapat dalam perincian pendukungnya, bentuk-bentuk surat pernyataan piutang adalah sebagai berikut:

16 1) Surat Pernyataan Saldo Akhir Bulan. Berisi saldo piutang pelanggan pada tanggal tertentu dan saldo piutang langganan pada tanggal tertentu dan saldo piutang ini dapat dilihat dari rekening-rekening dalam buku pembantu piutang. 2) Surat Pernyataan Elemen-elemen Terbuka. Berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi, beserta tanggal dan jumlahnya dan bentuk ini sebaiknya digunakan bila pelanggan melunasi perfaktur. 3) Surat Pernyataan Tunggal. Ini dikerjakan bersama dengan kartu piutang selama satu periode (biasanya bulanan). Pengerjaannya dilakukan bersamaan dengan memakai karbon untuk mendapatkan tembusan, lembar pertama untuk surat pernyataan dan lembar kedua merupakan kartu piutang. 4) Surat Pernyataan Saldo Berjalan dengan Rekening Konvensional. Menurut Zaki Baridwan (1992:140) Surat pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional ialah surat pernyataan yang Berisi keterangan yang sama dengan surat pernyataan tunggal, perbedaan yang ada adalah tembusan yang merupakan buku pembantu piutang tidak diganti tiap-tiap bulan tetapi dipakai terus sampai penuh. c. Membuat daftar analisa umur piutang (Adging Schedule ) setiap periode. Dari analisa ini pimpinan perusahaan akan dapat melihat berapa dari saldo piutang yang dipunyai, jumlah-jumlah yang telah jatuh tempo dan sampai berapa lama lewat jatuh temponya. Dari analisa umur piutang ini

17 pimpinan perusahaan akan dapat mengambil beberapa tindakan yang perlu dilakukan, misalnya menentukan kerugianyang mungkin timbul oleh karena tidak tertagihnya piutang.( soemarso SR, 1986 ). Untuk menghindari resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan maka sebelumnya perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para pelanggan tersebut. Untuk menilai resiko kredit, departemen kredit harus mempertimbangkan berbagai faktor yang menetukan besar kecilnya kredit tersebut. 3. Metode Pencatatan Piutang Us a ha Menurut Mulyadi (2001:260) Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini: a. Metode Konvensional. Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal. Berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah: 1) Transaksi Penjualan Kredit. Transaksi ini di catat dalam jurnal penjualan atas dasar faktur penjualan yang di lampiri dengan surat order pengiriman dan surat muat yang di terima oleh bagian piutang dari bagian penagihan. Transaksi timbulnya piutang ini di-posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal penjualan tersebut.

18 2) Transaksi Retur Penjualan. Transaksi ini di catat dalam jurnal retur penjualan atas dasar memo kredit yang di lampiri dengan laporan penerimaan barang. Posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan diposting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal retur penjualan. 3) Transakasi Penerimaan Kas dari Piutang. Transaksi ini di catat dalam jurnal penerimaan kas atas dasar bukti kas masuk yang di lampiri dengan surat pemberitahuan (remmittance advice) dari debitur. Posting transaksi berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur ^-posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas. 4) Transaksi Penghapusan Piutang. Transaksi ini di catat dalam jurnal umum atas dasar bukti memorial yang di buat oleh fungsi kredit. Transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di-posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum. b. Metode Posting Langsung. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan; 1) Metode Posting Harian a) Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnai-iranya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci).

19 b) Posting langsung ke dalam karu piutang dan pemyataan piutang. 2) Metode Posting Periodik. a) Posting ditunda. b) Penagihan Bersiklus (cycle billing). 1) Metode Posting Harian. a) Metode Posting Langsung ke dalam Kartu Piutang dengan Tulisan Tangan. Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di-posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian (bukan rincian penjualan harian) yang merupakan jumlah faktur penjualan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total (pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut diposting ke rekening kontrol piutangdalam buku besar. Setiap bulan pula diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan daftar saldo {trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara menangani media yang akan di-posting ke dalam kartu piutang: 1. Media disortasi menurut abjad sebelum di-posting, di-posting satu persatu kedalam kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting (proff tape) dari kartu piutang.

20 Proff tape ini dicocokkan dengan pita draft Xot2i\(pre-list tape) yang menyertai media pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokkan ini dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan. 2. Media di-posting ke dalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan. Pembuktian ketelitian posting dilakukan sama dengan butir 1 di atas. b) Metode Posting Langsung ke dalam kartu piutang dan Pernyataan Piutang. Dalam metode ini, media di-posting ke dalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai tembusannya atau tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang. 2) Metode Posting Period ik a) Metode Posting Ditunda (Delayed Posting) Dalam keadaan tertentu, posting ke dalam kartu piutang akan lebih praktis bila dilakukan sekaligus setelah faktur terkumpul dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian faktur penjualan yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di-posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.

21 b) Metode Penagihan Bersiklus (Cycle Billing) Dalam metode ini, selama sebulan, media disortasi dan diarsipkan menurut nama pelanggan. Pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi: (1) Posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam pernyataan piutang dan kartu piutang; (2) Menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang. Jika semua pelanggan dikirimi pernyataan pada akhir bulan, hal ini akan menyebabkan pekerjaan mem-posting media ke dalam pernyataan piutang dan kartu piutang menjadi menumpuk pada akhir bulan. Untuk menghindari penumpukan pekerjaan posting pada akhir bulan ini, metode penagihan bersiklus digunakan. Metode penagihan bersiklus ini membagi pekerjaan posting ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata ke dalam hari kerja selama sebulan, setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan. Misalnya pelanggan yang namanya dimulai dengan huruf A akan ditagih pada hari pertamasetiap bulannya(misalnya tanggal 1 februari) untuk penjualan kepada mereka sejak tanggal 2 januari sampai tanggal 1 februari. Langganan yang namanya dimulai dengan huruf B akan ditagih pada tanggal 2 setiap bulan(misalnya tanggal 2 februari) untuk penjualan kepada mereka sejak tanggal 3 januari sampai tanggal 2 fabruari. c. Metode Pencatatan Tanpa Buku T*embantu(Ledgerless Bookkeeping) Dalam metode pencatatan piutang ini, tidak digunakan buku pembantu piutang. Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima

22 dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibay&rfunpaid invoice file). Arsip faktur penjualan ini berfiingsi sebagai catatan piutang. Pada saat diterima pembayarannya, ada dua cara yang dapat di tempuh: 1) Jika pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan. Faktur yang bersangkutan diambil dari arsip fakttir yang belum dibay&rfunpaid invoice fail) dan dicap "lunas*, kmadian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar (paid invoice ue). 2) Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalam faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali dalam arsip faktur yang belum dibayar. d) Metode Pencatatan Piutang dengan Komputer Berikut ini diuraikan metode pencatatan piutang dengan komputer yang menggunakan batch system. Dalam batch System ini, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di-posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang. Dalam sistem-sistem komputer dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip indvkfmaster file), pencatatan piutang yang dilakukan secara harian disajikan pada gambar di bawah ini, secara harian pula, arsip transaksi

23 digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang, secara periodik misalnya setiap bulan, arsip induk piutang digunakan untuk menghasilkan berbagai macam laporan bagi manajemen.